NovelToon NovelToon
The Villainess Wants To Retired

The Villainess Wants To Retired

Status: sedang berlangsung
Genre:Romansa Fantasi / Fantasi Wanita / Cinta Istana/Kuno
Popularitas:1.8k
Nilai: 5
Nama Author: Venus Earthly Rose

Si Villainess tiba-tiba berubah?
Yrina Lavien, si penyihir yang dapat julukan Gadis Beracun sangat mencintai Anthony, Si Putra Mahkota, namun Anthony mencintai Margareth Thatcher. Suatu malam, Yrina tak sadarkan diri dan dia berubah ketika dia bangun. Dia yang awalnya suka pada Bunga Lily of The Valley jadi menyukai Bunga Mawar, dia yang dulunya tergila-gila pada Anthony malah jatuh hati kepada Dimitry Thatcher, kakak laki-laki Margareth yang telah 'merebut' kekasihnya. Dengan dalih 'lupa ingatan' dia benar-benar berubah. Tak banyak yang tahu, jika Yrina Lavien bukanlah dirinya yang asli dan merupakan jiwa lain yang sedang bertransmigrasi. Kini, Yrina yang baru hanya ingin hidup tenang. Mampukah dia mewujudkannya jika dia menjadi gadis paling dibenci dan paling jahat di seluruh kerajaan? Lalu sebenarnya dimanakah jiwa Yrina yang asli?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Venus Earthly Rose, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 9 : Negeri yang Kini Berbisik Namaku

Jadi, Yrina, inilah yang namanya keluarga, ya? Terima kasih karena telah memberiku kesempatan untuk merasakannya. Akan ku pastikan memperbaiki semua kesalahanmu.

Setelah melewati hutan dan memakan waktu yang cukup lama akhirnya kami mulai sampai di ibukota Kerajaan Yugoos, Kota Zugus. Hari ini kami tak jadi pergi ke kediaman Keluarga Amber dan akan langsung menuju istana. Sejujurnya aku sedikit penasaran bagaimana wajah Putra Mahkota dan bagaimana megahnya istana itu mengingat Kota Zugus sangat indah.

Kota Zugus sendiri kota yang diapit pegunungan dan hutan belantara. Hutan itu merupakan hutan tempat menara sihir tempatku tinggal, hutan Siccara. Sedangkan pegunungan tersebut, Pegunungan Vizares merupakan daerah pertambangan. Kedua wilayah ini juga masih termasuk ke dalam kawasan kerajaan Yugoos. Setelah Hutan Siccara ada pedesaan kecil dan terpencar-pencar, dan setelah Pegunungan Vizares ada pantai. Kota Zugus sendiri kota yang bisa dibilang sangat maju untuk dunia ini. Bangunannya kebanyakan sudah dari marmer dan tata letaknya rapi. Banyak pepohonan dan taman tempat banyak orang berkumpul menghabiskan waktu mereka. Sungguh tata letak kota yang indah. Pasti saja, karena ini memang ibukota kerajaan. Bangunan di sini dicat seragam dengan warna putih.

Kota Zugus, seperti jantung kerajaan Yugoos, seperti sebuah lukisan yang hidup. Bangunan-bangunan megah dari marmer putih menjulang tinggi, menghadap ke sebuah danau kristal yang berkilau. Jembatan-jembatan kuno melintasi danau, menghubungkan berbagai sudut kota. Taman-taman yang indah dengan aneka bunga berwarna-warni menghiasi setiap sudut, semilir angin membawa aroma harum bunga-bungaan. Di pusat kota berdiri megah istana raja, sebuah bangunan yang dihiasi dengan ukiran-ukiran rumit dan patung-patung dewa. Warga Zugus hidup rukun dan damai. Mereka dikenal ramah dan suka menolong. Pasar-pasar tradisional selalu ramai dengan berbagai macam barang dagangan, dari rempah-rempah yang harum hingga kain-kain sutra yang indah. Setidaknya itu yang dikatakan mama.

Kami melewati balai kota, pasar, dan juga danau. Jalanannya juga sudah dibangun dengan sangat baik dari semen dan pasir putih yang dikeraskan. Ah, sejak tadi banyak mata yang memandang ke arah kereta kuda yang kami naiki. Mungkin karena ada lambang Keluarga Lavien di kereta ini. Sejujurnya tatapan orang-orang membuatku tak nyaman. Mereka mulai berbisik dan menghentikan aktivitas mereka saat kami lewat. Pandangan mata yang takut dan tak suka. Aku terdiam seketika dan memandangi mama dan Galliard bergantian. Mereka tampak tak terganggu sama sekali. Galliard membuang pandangannya keluar jendela dengan bosan sedangkan mama langsung menatapku sambil tersenyum saat sadar aku menatap mama.

"Ada apa, cintaku? Apa kau tak nyaman? Atau adakah sesuatu yang lain yang mengganggumu?" Tanya mama.

"Tidak, ma. Sama sekali tidak." Kataku sambil tersenyum.

Aku lalu mengalihkan pandanganku lagi keluar jendela. Aku mengurungkan niatku untuk bertanya mengapa mereka terlihat tak menyukai kedatangan kami. Lebih baik ku tanyakan saja ke Galliard nanti. Aku tak ingin mendengar jawaban yang menyakitkan atau membuat mama sedih. Aku takut ini memang ada hubungannya dengan Yrina.

Tak lama kemudian kami tiba di istana. Istana ini berdiri megah di jantung kota, bagaikan mahkota yang berkilau. Bangunan megah ini adalah perpaduan sempurna antara seni arsitektur yang rumit dan keindahan alam yang memukau. Dinding-dindingnya juga terbuat dari marmer putih yang berkilauan di bawah sinar matahari, dihiasi dengan ukiran-ukiran rumit yang menggambarkan kisah-kisah para pahlawan dan dewa-dewi. Ukiran-ukiran yang terbuat dari emas.

Atap istana menjulang tinggi, dihiasi dengan menara-menara yang elegan. Dari kejauhan, istana tampak seperti sebuah kue pengantin yang terbuat dari gula-gula keemasan. Di malam hari, istana menyala terang dengan ribuan lampu, memantulkan cahaya ke permukaan danau yang tenang di sekitarnya, menciptakan pemandangan yang sangat romantis. Setiap malam, istana menyala terang dengan ribuan lilin, memantulkan cahaya ke permukaan danau.

Taman-taman yang indah mengelilingi istana. Bunga-bunga bermekaran sepanjang tahun, menciptakan aroma yang semerbak. Pohon-pohon rindang memberikan keteduhan bagi mereka yang ingin bersantai. Di tengah taman terdapat sebuah air mancur yang menari-nari, menyemprotkan air ke udara.

Di dalam istana, ruangan-ruangannya dihiasi dengan perabotan mewah dan karya seni yang indah. Lantai-lantai dilapisi dengan karpet tebal yang lembut, dinding-dindingnya dihiasi dengan lukisan-lukisan yang menggambarkan pemandangan alam yang indah. Cahaya matahari masuk melalui jendela-jendela besar, menerangi setiap sudut ruangan.

Istana Zugus bukan hanya sebuah bangunan, tetapi juga sebuah simbol kekuasaan dan kemegahan kerajaan Yugoos. Istana ini adalah tempat di mana raja dan keluarganya tinggal, serta tempat di mana para tamu penting dijamu.

Setelah kami tiba dan menyampaikan maksud kedatangan kami kepada penjaga, kami dipandu untuk ke selasar bagian barat, di dekat taman bunga kerajaan. Mataku sibuk melihat ke sana kemari mengagumi tempat ini. Jika aku menikah dengan Putra Mahkota maka aku akan tinggal di tempat ini dan bukan hanya itu, aku juga akan menjadi Ratu saat ia naik tahta. Kami lalu dipersilahkan untuk duduk di paviliun yang sangat indah dan megah.

Di meja di hadapan kursi kami duduk, sudah tersaji berbagai kue dan minuman yang sangat lucu dan menggiurkan. Ah, sayangnya aku tak suka makanan manis meskipun sejujurnya stroberi di atas krim merah muda muffin coklat itu sangat cantik dan seakan meminta untuk segera ku makan. Mungkin segigit tak masalah. Aku mengambilnya segigit dan meletakkannya di atas piring. Ah, sangat manis. Aku tak suka. Daripada manis aku lebih memilih asin. Saat aku memandang sekeliling, banyak juga penjaga istana yang diminta berjaga di dekat kami.

Ini serius? Kenapa aku malah merasa jika kami diperlakukan seperti tahanan sekarang? Apakah ini memang konsepnya tahanan kehormatan atau apa? Apakah memang begini sistem keamanan istana ini? Apakah di dunia ini sesuatu yang berlebihan memang wajar, ya? Apakah memang seperti ini cara mereka menjaga calon Putri Mahkota mereka? Aku tidak tahu banyak hal karena ini pertama kalinya aku melakukan transmigrasi menjadi  sosok orang lain seperti ini. Aku sering membaca novel dan komik bertema kerajaan di duniaku dulu. Itu kegiatan yang sangat menyenangkan dan membahagiakan. Menikmati setiap gambar di panel komik yang menghadirkan gadis cantik dengan gaun indah seperti yang ku gunakan sekarang. Namun ku rasa aku belum menemukan sesuatu yang berlebihan dan berkesan mengintimidasi seperti ini.

Aku melirik ke Galliard yang memakan kue dengan santai. Dia sama sekali tak ketakutan dan terlihat terbiasa. Matanya menyapu sekeliling, menikmati pemandangan asri yang ada di sekeliling kami. Satu hal yang sedikit ku sadari, Galliard terlihat lebih dingin dan pendiam dari saat dia di menara atau saat kami bertengkar di kereta kuda tadi. Aku bahkan ragu jika dia orang yang sama yang mengaduh manja saat kesakitan dipukul Mama. Dia terlihat berusaha 'melindungi', entah dari apa.

1
Retno Isma
🌹🌹🌹
Retno Isma
🌹🌹🌹🌹
Retno Isma
☕☕☕
Retno Isma
🌹🌹🌹🌹
Retno Isma
jangan Hiatus ya please... selesaikan sampe tamat.. 🌹🌹🌹🌹🌹
Venus Earthly Rose: siap kakak cantik 🥰
total 1 replies
Anonymous
lanjuddd semangat/Rose/
Venus Earthly Rose: makasih kakak ganteng 🫶🏻
total 1 replies
MiseryInducing
Seru banget, thor harus cepat update lagi dong!
Venus Earthly Rose: makasih kakak keren🫶🏻
total 1 replies
Celeste Banegas
Aku tidak bisa tidur sebelum membaca kelanjutannya, jadi cepat update ya thor! 😴
Venus Earthly Rose: makasih kakak imut 🥰
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!