Benih Rahasia CEO Cassanova

”APA? Jadi kau berbohong sampai sejauh itu? Gila!” Johan yang tadinya santai bersender dengan beberapa botol minuman mahal di depannya itu berubah menjadi syok. ”Apa kau benar benar Saka yang aku kenal?” Johan terus menerus menyerca Saka.

Sementara pria yang diajak berbicara hanya menegak botol paling besar di meja itu dan meminumnya dalam sekali tarikan napas. Walau terlihat sangat lelah Saka tetap terlihat tampan dengan kemeja putih yang kancing bagian atasnya sudah terlepas memperlihatkan otot dadanya.

”Apa kau akan menyangkalnya lagi kalau kau sudah jatuh hati pada wanita itu bahkan sejak 7 tahun lalu?”

Saka terdiam ketika mendengar ucapa Johan. Keduanya sedang berada di private lounge di sebuah bar paling terkenal du kota yang hanya didatangi orang orang penting. Saka sering mengunjungi tempat ini bahkan sering tidur disini ketika dia bertengkar dengan Meira.

Entah sudah berapa botol alkohol dia habiskan untuk bisa mengeluarkan Layla dari pikirannya tetapi tidak bekerja. Wajah Layla ketika kesal, ketika tersenyum, rambut panjang bergelombangnya, caranya memperhatikan Saka dengan cara yang tidak pernah Meira lakukan berputar di otaknya bahkan lebih intens ketika pengaruh alkohol itu mulai bekerja.

”Aku pasti sudah gila, Jo.” Saka akhirnya berucap dengan nada beratnya. Dia barusaja melihat notifikasi dari kalau Meira istrinya menghabiskan uang 1 milliar dari blackcrad yang dia berikan tetapi dia tidak bereaksi sama sekali seakan itu bukan apa apa. Itu semua karena Layla memenuhi pikirannya hingga Saka tidak bisa memperdulikan hal lain lagi.

Johan hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat tingkah sahabatnya ini. Dia menegak minumannya sembari menyenderkan tubuhnya lagi. Dia melihat tangan kanan Saka yang diperban dan bertanya, ”Apa perban itu juga pekerjaannya?”

Saka mengangguk kembali memperhatikan berban di tangannya dan teringat bagaimana wajah ketakutan wanita itu ketika dia mendekat. Oh, Saka bisa gila jika mengingat hal itu lagi, bagaiamana bisa seseorang bisa terlihat cantik saat dalam keadaan apapaun?

Saka tidak mejawab tapi Johan sudah tau apa jawabannya. ”Jadi kau mengarang cerita untuk dinas keluar kota hanya untuk memastikan Layla tidak punya hubungan apa apa lagi dengan mantan suaminya?” tanya Johan.

Saka menatapnya tajam. ”Memang ada pekerjaan disana,” elaknya membuat Johan terkekeh pelan, dia kenal betul Saka tidak mudah mengakui itu.

”Pekerjaan apa Saka?” kekeh Johan. ”Aku tahu betul itu bisa dikerjakan oleh bawahanmu tanpa kau datang ke sana dan membawa sekretaris pribadimu itu,” ledek Johan dengan senyum manis di wajahnya.

Saka menghela napasnya. ”Aku berencana untuk mencoba saran dokter Gilang.”

Hening.

Johan bahkan menghentikan kegiatannya. Dia menatap Saka tidak percaya. ”Tunggu. Jadi kau berencana menjebak Layla?” tanyanya dengan nada tinggi.

”Cinta hanya omong kosongmu saja Jo. Aku pasti hanya penasaran dengan wanita itu karena dia bisa membuatku tidur untuk pertama kalinya. Kali ini aku akan mencari tahu apa yang ada pada wanita itu dan melaporakannya ke Dokter Gilang,” ujar Saka membuat Johan semakin melototkan matanya.

”Saka kau benar benar gila! Apa kau benar benar menganggap dia wanita murahan yang mau tidur sukarela denganmu hah?” kesal Johan.

”Memang apa lagi? Dia hanya mementingkan uang sama seperti dulu. Jika aku menyebut uang dia pasti dengan sukarela melepas pakaiannya untukku,” ucap Saka dengan nada sombongnya.

Johan menarik napasnya. ”Aku tidak pernah meragukan kepintaranmu sejak dulu kau tau? Tapi kali ini kau pasti sudah dibodohi karena cinta.”

Saka menaikkan alisnya bertanya tanya apa maksud Johan. ”Apa kau tidak berpikir sama sekali? Jika memang dia wanita murahan kenapa dia tidak bekerja menjadi pelacur saja di bar? Kenapa dia harus repot repot menjadi sekretaris bos killer sepertimu hah?” Johan benar benar keheranan.

Saka terkekeh pelan. ”Lalu apa tujuannya? Kau tau ibunya sudah sembuh dia memang hanya mata duitan saja.”

Johan terdiam. Dia sangat ingat dia sudah mengirim semua data pribadi Layla dan jumlah uang yang dia keluarkan setiap bulan dan dia baru ingat belum memberitahu Saka ada sesuatu yang sangat penting di data yang dia kirim.

Karena melihat dari pertanyaan Saka sepertinya dia belum tahu fakta itu. ”Kau belum membacanya? Layla....dia memiliki seorang put—

Drt!

Saka langsung mengambil ponselnya dari sakunya dan melihat nama istrinya tertera disana. Tanpa pikir panjang dia langsung meninggalkan Johan yang hendak mengatakan kalau Layla memiliki seorang putra tapi pria itu lebih dulu pergi mencari istrinya pulang.

Johan menghela napasnya. Dia sejak awal tahu betul kalau Saka tidak enar benar mencintai Meira, itu hanya karena Meira mengingatkannya dengan almarhum ibunya saja sisanya tidak ada hal yang baik tentang wanita itu tapi Saka selalu tidak mau mendengarkannya selama ini.

**

Saka membanting stir mobil bugatti hitam yang dia bawa dan dia langsung keluar dengan membanting pintunya. Salah satu pengawalnya kemudian masuk untuk memarkikannya.

Langkah kaki Saka bagai sebuah ancaman bagi semua pekerja di mansion itu hingga tidak ada yang berani menatap pria itu. Pintu terbuka lebar lebar saat Saka hampir sampai di dalam.

”Dimana?” Saka langsung membuka suaranya. Dia tidak perlu diberitahu apa yang terjadi karena Meira hanya akan menelpon jika dia sedang mengamuk dan membuat kekacauan di rumah. Sudah hampir 7 tahun kehidupan pernikahannya berubah sepeti ini dan Saka sudah terbiasa dengan itu.

Kepala pelayan itu menjawab, ”Tuan....nyonya ti—

”Katakan saja dia dimana. Jangan membuat saya mengulang pertanyaan dua kali,” ucapnya dengan nada dingin tanpa menatap wanita itu.

Kepala pelayan itu langsung menunduk lebih rendah lagi. ”Maaf Tuan, Nyonya ada di kamar anda.”

Saat itulah Saka terdiam. Dari seluruh tempat di mansion ini Meira memilih mengamuk di kamarnya? Ini sangat aneh karena biasanya dia hanya melakukannya di tempat lain selain di kamarnya ada apa kali ini?

Merasa ada sesuatu yang tidak beres Saka segera melangkahkan kakinya naik ke lantai 3. Dia melangkah dengan langkah lebar dan penuh antisipasi. Walau dia sedang tidak dalam suasana hati untuk bertengkar kali tapi setidaknya alkohol tadi membuatnya bisa melakukannya.

Pintu degan gaya klasik itu terpampang di depan Saka. Itu kamar utama di rumah ini tepatnya menjadi kamarnya walau hanya dia gunakan untuk menyimpan baju saja karena Saka jarang tidur dirumah karena pekerjaannya dan juga tidak ada gunanya juga karena dia tidak pernah bisa tidur.

Perlahan tapi pasti Saka membuka pintu itu sudah siap untu bertengkar dengan Meira tetapi saat dia membukanya seluruh tubuhnya mematung dan langkahnya terhenti.

”Sayang...sudah pulang?”

Tepat di ujung tempat tidur, Meira duduk dengan pakaian yang sangat seksi. Gaun satin dengan renda berwarna merah yang memperlihatkan dengan jelas belahan dadanya. Saka menatapnya dengan tatapan datar.

Lagi?

Sejujurnya dia lebih memilih Meira mengamuk sepuasnya bahkan menghancurkan seluruh propertinya disini atau menghabiskan seluruh uangnya Saka tidak peduli tapi tidak dengan ini. Dia sudah sangat lelah dengan masalah yang satu ini.

”Sayang...ada apa? Kenapa kau berdiri di sana kemarilah,” ucap Meira dengan nada rendah sembari mengalunhkan kedua lengannya di leher Saka dan menariknya menuju ke atas tempat tidur.

Pria normal akan sangat senang melihat istrinya bertingkah manja dengan memakai pakaian seksi tapi itu pengecualian untuk Saka karena dia sudah afal apa yang akan terjadi setelah dia melakukan hubungan intim dengan Meira.

Belum sempat Saka bergerak, Meira sudah dengan cepat menaggalkan pakaiannya dan mulai membuka kemeja Saka dengan gerakan yang sangat cepat dan cenderung kasar.

Meira sudah sepenuhnya telanjang di depan matanya tetapi Saka menahan tangan istrinya ketika ingin membuka kemejanya. ”Apa yang kau lakukan? Kenapa kau menahanku? Apa aku sudah tidak menarik lagi di matamu begitu?”

Mulai. Saka menghembuskan napasnya. ”Meira....sudah berapa kali aku katakan, aku tidak akan menyentuhmu jika kau melakukannya hanya untuk mengamuk besok karena kau tidak kunjung bisa hamil dan malah menyalahkanku untuk semuanya.” Saka menatapnya dalam dalam.

Namun Meiraa terlihat semakin marah dan frustasi. ”KENAPA? APA KAU SENANG AKU TIDAK BISA HAMIL?” teriaknya sambil memukul dada bidang Saka dengan sangat keras dan pria itu hanya diam menerimanya.

”Sentuh aku Saka! Sentuh aku lakukan semuanya! Lakukan 10 ronde atau 100 ronde aku tidak peduli asal aku bisa hamil oke?” Meira menatap Saka persis seperti seorang psikopat. Saka mengepalkan tangannya.

”Sebenarnya sudah lama sekali aku berpikir tentang ini Meira. Apa kau benar benar ingin hamil hanya karena ingin punya anak dan mendapatkan warisan atau ada hal lain yang aku tidak tahu?” Pertanyaan Saka membuat Meira terdiam.

”Jadi kau menuduhku? AKU INGIN PUNYA ANAK DARIMU APA ITU SALAH? APA KAU SELAMA INI TIDAK MENCINTAIKU SAKA?” Meira mengamuk seperti oran gila sembari memukul mukul Saka dan pria itu kali ini menahan tangan Meira dan mencengkeramnya kuat.

”Berhenti memutarbalikkan fakta kau tahu semuanya! Atau kau ingin aku yang mencari tahu sendiri?”

Deg!

Meira terdiam sepenuhnya. Saka benar benar menatapnya dengan tatapan dingin tidak seperti biasanya. ”Pakai pakaianmu kembali, aku tidur di kantor.” Saka keluar setelah menutup pintu dengan kasar.

Meira hanya bisa duduk termenung diatas lantai dingin itu. Sebuah pesan yang selalu menganggunya selama ini muncul di saat yang sangat tepat.

XXXX567: Wow, kau memang sepertinya punya banyak uang. Aku akan menghapus semuanya jika kau memberikanku langsung 1 Triliun.

”ARGH!! SIAL!” Meira mengacak acak rambutnya.

XXXX567: Atau kau ingin semua video ini dikirim ke kantor suamimu langsung?