naresh membenci nara, begitu pun sebaliknya. tapi apa jadinya jika keduanya menikah karena tak sengaja kepergok tidur bersama?
pernikahan kilat itu membuat naresh marah besar karena satu bulan lagi dia akan menikahi kekasihnya.
dengan keadaan pernikahan yang buruk, bagaimana nara menjalani pernikahan nya apalagi dengan naresh yang malah bertunangan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DnieY_ls, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bertemu vania part 2
Pagi harinya setelah kemarin kejar kejaran sampai kasus tikus, nara dan naresh tak bisa akur. Keduanya kembali ke mode semula saling menatap tajam dan mengejek.
Nara siap dengan pakaian kerjanya pun sama dengan naresh. Wanita itu memilih pergi lebih pagi dan sarapan di jalan, dia sedang ingin bubur ayam.
“Inget kesepakatan!” peringat naresh sebelum dia pergi.
Nara melayangkan tatapan tajamnya, lalu mengejek pria itu dengan meniru ucapannya. “Ingit kisipikitin! Nyenye nye, bye!”
Nara menutup pintu apartemen dengan tak santai. Biarlah dia di sebut durhaka, toh bukan cuma dia yang durhaka, naresh juga durhaka padanya.
Udara pagi masih sangat segar dan dingin secara bersamaan. Kebetulan di tengah jalan menuju kantornya Nara menemukan penjual bubur ayam, dia mampir ke sana untuk sarapan.
“Mang, bubur nya satu jangan pake kacang” nara memesan.
Si mang bubur mengacungkan jempolnya. Masih pagi jadi masih sepi pelanggan, nara di layani cepat. Wanita itu mengaduk buburnya bersama dengan sambal yang dia tambahkan dua sendok tadi.
Drt… . Drt…
Nara melirik ponselnya yang berbunyi menandakan ada telepon masuk. Dia mengambil tisu dan mengelap tangannya lalu meraih gawainya. Ternyata si vania sang siluman biawak, nama kontaknya yang tidak di ganti.
“Apa?” tanya nara langsung to the point.
“bisa kita ketemu? Ada yang pengen gue omongin”
“gak bisa sekarang, gue sibuk kerja. Kalau mau, nanti sore aja sepulang gue kerja”
“Oke, gue tunggu di kafe kemarin”
“Hm”
“Jang-
Tut!
Nara mematikan telepon nya tanpa menunggu vania selesai. Dia tak ada waktu meladeni perempuan itu, apalagi ini masih pagi mendengar suara wanita siluman yang kayak kaleng jatuh malah membuat mood kerjanya hilang.
“Ganggu aja” gumam nara kesal. Dia sudah menebak isi pembicaraan nanti pasti tentang naresh.
“Mang, ini berapa?”
“Dua belas neng”
Nara mengangguk. Menyodorkan uang berwarna hijau dan menerima kembalian nya. Tadi nara memesan ojek, jadi dia pergi ke kantor dengan ojek itu.
…
Sepulang kerja nara kembali ke kafe kopi belinang untuk bertemu dengan vania. wanita itu sudah stay di sana sejak beberapa menit sebelum dia sampai.
“Lo mau pesen apa?” tanya vania begitu dia sudah duduk.
Nara menghentikan pergerakannya karena terkejut, dia menatap wanita itu dengan bingung dan horor secara bersamaan. “Apa? Gue gak salah denger?” nara menunjuk kupingnya.
“Enggak lah.”
“Enggak enggak, bentar.” nara yang tak yakin berdiri dan mengecek dahi wanita itu.
“Ck, lo apa apaan sih? Main sentuh aja!” ujar vania kesal dengan apa yang di lakukan nya. Apalagi dia sudah menata poni rambut supaya rapih tadi.
“Ternyata lo sehat sehat aja. Gue kira lo sakit atau kesambet, tiba tiba nawarin gue makanan” jelas nara kembali duduk.
“Baik salah jahat juga salah. Mau lo apa sih?”
Nara menoleh dan menjentikkan jarinya. “Gak ada. Gue gak ada mau, cuma kalau bisa lo bego aja udah” ucap nara.
“Sialan! Lo ngatain bego?” vania naik pitam.
Nara mengerdikan bahunya dengan tangan yang terbuka dan mengangkat. Dia lalu memanggil seorang pelayan wanita.
“mbak! Saya mau pesen”
Sang pelayanan memberikan menu selembaran yang dia pegang. Nara melihatnya satu persatu, lalu menunjuk salah satu menu.
“Saya mau ini deh, udon original satu. Um, sama minumnya ini aja, greentea. Banyakin es nya ya bak” nara memberikan kembali selembaran menu itu.
“tunggu sebentar ya kak” Si pelayan pergi.
Nara beralih menatap vania di seberang meja yang memandangnya dengan angkuh. “Lo gak pesen?”
“udah” singkat vania.
Nara menyimpan tasnya di pangkuan dan mengambil ponselnya. Mengecek siapa tahu ada yang memberinya pesan.
“to the point aja, lo mau ngomong apa?” tanya nara melipat tangan di pangkuan.
Vania menyunggingkan bibirnya dan lebih dekat pada meja. “Gue pengen tahu soal apa yang kemarin lo bilang. Emang bener naresh masih suka sama gue?”
Huh! Nara menarik nafas panjang dan bersiap bercerita. “Oke, begini. Naresh masih mau perjuangin lo, dia masih cinta sama lo dan pengen balikan. Tapi dia bilang lo gak bisa di hubungi karena lo blokir semua kontak dia. Dan lo nggak mau ketemu sama dia sampe naresh terus nyalahin gue” tandas nara panjang lebar.
“jadi, supaya ini lebin simpel. Lo harus terima dia dan kalian cepet cepet nikah” tambahnya lagi.
Dia tak peduli vania mau berpikir seperti apa tentang dirinya karena membiarkan suaminya menikah lagi. Tetapi yang pasti dia ingin bebas dari pernikahan paksaan ini.
Vania agak terkejut. Tetapi kemudian tersenyum senang. “terus lo gimana? Lo mau di madu?”
Nara menggelengkan kepalanya dengan mata tertutup. Tangannya bergerak gerak kiri dan kanan.
“Ogah banget gue di madu, apalagi sama lo. Ya pasti gue minta cerai lah sama naresh” ujar nara.
naresh ketemu nara yh sdg jalan sm adam..posisi jadinya seri ya naresh
lanjut thor