NovelToon NovelToon
CINTA DAN AMARAH

CINTA DAN AMARAH

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama
Popularitas:3.8k
Nilai: 5
Nama Author: Aghie Yasnaullina Musthofia

Saat istri tidak ingin memiliki bayi, saat itulah kekecewaan suami datang, ditambah lagi istrinya selingkuh dengan sahabatnya sendiri, sampai akhirnya mereka bercerai, dan pria itu menjadi sosok yang dingin dan tidak mau lagi menyapa orang didekatnya.
Reyner itulah namanya, namun semenjak bertemu dengan perempuan bernama Syava hidupnya lebih berwarna, namun Reyner todak mau mengakui hal itu.

Apa yang terjadi selanjutnya pada mereka?
saksikan kisahnya ya...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aghie Yasnaullina Musthofia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 22 TERKEJUT

"Berarti kakak ipar itu selama ini tinggal di panti asuhan ya kak?", diperjalanan menuju panti di penuhi dengan pertanyaan Rena.

"Iya, sejak usianya 10 tahun, ia ditinggal kedua orang tuanya, dia yatim piatu", jawab Rey.

"Oo, kasihan sekali,,, terus kenapa bisa sampai bekerja di perusahaan kakak?", tanya Rena lagi.

"Ya karena waktu itu dia melamar pekerjaan di perusahaan kakak, makanya dia kerja disitu", jawab Rey sekenanya.

"Maksud Rena tuh,,, apa tidak kejauhan kak, ini saja lama sekali nggak sampai-sampai loh kak", keluh Rena.

"Kau itu baru pertama kali makanya rasanya seperti masih jauh, 20 menit lagi juga sampai, kalau sudah terbiasa juga rasanya deket banget apalagi naik motor seperti Syava nggak bakal kena macet seperti sekarang", jawab Rey sembari melihat sekeliling luar mobil.

"Hah, kak Syava naik motor setiap hari kekantor kakak?"

"Awalnya emang iya, tapi yang kakak tahu sekarang Syava tinggal bareng dirumah sahabatnya didekat kantor", jawab Rey lagi yang masih mau menanggapi pertanyaan Rena.

Sementara Hanafi menyimak pembicaraan mereka dengan tangannya yang masih fokus menatap ponsel.

Hanafi sedikit pendiam jika tidak diajak bicara duluan walau sudah bertahun-tahun menikah dengan Rena namun ia masih terbilang sungkan karena ia merasa derajatnya dibawah mereka.

Dibalik Pendiamnya Hanafi tersimpan banyak rahasia, namun siapa sebenarnya dalang dibalik berhasilnya Hanafi mendapatkan Rena?.

"Mungkin kak Rey sudah jodoh nya kak Syava kali,, makanya kalian dipertemukan,,, ", celetuk Rena.

Wajah Rey sedikit memerah menahan malu, namun tidak ia tampakkan bisa-bisa Rena semakin menggodanya.

"Ya semoga kali ini kakak berhasil membangun rumah tangga yang selama ini kakak impikan", tutur Rey penuh harap.

"Amiin, aku penasaran sama wajah kakak ipar secantik apa sih dia, sampai bisa bikin kak Rey terpesona?", goda Rena lagi.

"Sudah diam Ren,,, kau ini cerewet banget sih. Han,,, kenapa kamu betah banget sih jadi suami Rena yang cerewet dan bawel ini?", canda Reyner matanya melirik pada Hanafi yang duduk disamping kemudi, kali ini Rey menyetir sendiri, sementara kedua orang tuanya bersama pak Tomi.

Rena yang dibilang cerewet itu pun segera mengerucutkan bibirnya.

"Itulah yang membuat saya jatuh cinta kak, karena duniaku semakin berwarna", gombal Hanafi sembari tersenyum menatap Rena.

"Tuh kan kak, mas Hanafi aja suka kalau aku cerewet, emang kak Syava nggak cerewet?, nanti kalau kak Syava cerewet baru tahu rasa", ujar Rena bete, namun sedikit bercanda.

Reyner seketika terdiam, ia mengingat kejadian kemarin saat Syava yang banyak tanya dan bawel sama seperti adiknya.

'Hah,, aku juga sebenarnya suka jika Syava cerewet dan bawel, Syava terlihat menggemaskan', batin Rey bibirnya sedikit menyungging.

Reyner kembali tersadar dan fokus menyetir tanpa ada perbincangan lagi.

Rena menatap jalanan yang penuh pohon-pohon besar, sepertinya daerah ini sangat terpencil tidak banyak orang yang tinggal disini, batin Rena dengan sesekali kagum dengan pemandangan yang ia lihat.

***

Tidak terasa perjalanan mereka telah usai, mereka sudah sampai di panti asuhan, dan ada halaman yang tidak begitu luas sudah di hias dengan rapi.

Mereka semua turun dan disambut oleh beberapa pelayan dan pengawal.

"Tuan, Nyonya kalian sudah sampai?" Jai sedikit berlari menghampiri Arini dan Bima.

Mereka memandang ke arah Jai dan tersenyum seraya mengangguk.

"Jai, kau sudah disini?", tanya Bima.

"Iya tuan, dari pagi saya sudah disini untuk membantu para pelayan", jawab Jai.

Mereka mengangguk serempak.

Para pelayan sudah berjejer menyambut kedatangan mereka, Rey yang melihat Jai pun segera bergabung dengan kedua orang tuanya.

"Apa semuanya baik-baik saja Jai?", tanya Reyner.

"Semua aman terkendali bos", ujar Jai semangat.

"Oke, kau akan mendapatkan bonus nanti", Rey menepuk pundak Jai pelan.

"Terimakasih bos, mari silahkan!", Jai mempersilahkan semua orang ke tempat acara.

Semua menuju tempat acara lamaran, mereka masih menunggu acara dimulai, mereka duduk dikursi yang sudah disediakan.

Santi yang melihat kedatangan keluarga Reyner seketika menghampiri dan sedikit tergopoh.

"Nak Reyner sudah sampai?", ujar Santi dan tersenyum ramah pada Arini dan Bima, tak lupa juga pada Rena dan Hanafi.

Mereka semua membalas senyum Santi dan mengangguk ramah.

Namun ada yang aneh dengan wajah Arini saat melihat Santi.

"Emm apa anda ibunya Syava?", tanya Arini.

"Oh iya nyonya, maaf saya belum memperkenalkan diri, saya Santi, ibu asuhnya Syava", sembari mengulurkan tangannya dan di balas Arini.

"Kenapa sepertinya saya pernah melihat anda ya, tapi dimana?, apa kita pernah bertemu sebelumnya?", tanya Arini lagi, tentu saja membuat Santi salah tingkah.

"Emm saya juga tidak tahu nyonya, mungkin nyonya pernah melihat saya di pasar atau mungkin dimana gitu ya?, jawab Santi sekenanya karena ia juga bingung.

"Oh ya sudah lupakan saja ya bu Santi, maaf jika membuat bu Santi bingung", Arini menghentikan pertanyaan yang berputar di kepalanya.

"Baik nyonya silahkan di cicipi dulu hidangannya Tuan, Nyonya!", perintah Santi sopan.

"Iya terimakasih bu Santi, Syava dimana bu?", tanya Arini.

"Syava masih berdandan Nyonya, mungkin sebentar lagi selesai", jawab Santi yangasih canggung.

Reyner sudah duduk didepan acara pertukaran cincin, ia duduk menahan nervous.

'Ini masih lamaran Rey,, belum nikah, belum malam pertama juga, tapi kenapa jantung rasanya ingin melompat saja', batin Rey gugup.

Para tamu undangan yang diundang pun hanya sedikit, keluarga besar Reyner dan beberapa tetangga desa sekitar panti asuhan, tidak lupa sahabat Reyner Kevin (Doker yang memeriksa ibunya Reyner), dan Gerry (pemilik hotel di bali yang dulu dibuat ena-ena Siska dan Doni), masih ingat kan!!!

Syava yang masih berdandan bersama MUA terkenal dan ditemani oleh Leni seketika tersentak saat Santi memanggilnya.

"Syava ayo cepat acara sudah dimulai", ujar Santi antusias.

"Ya bu sebentar lagi, Syava masih deg-degan, gimana kalau nanti Syava pingsan", manja Syava.

"Haduh Syava, acara kayak gini itu nggak bakal bikin kamu pingsan, sudah ayo keluar, Leni cepat bawa Syava keluar!", perintah Santi.

Leni mengangguk dan seketika menggandeng tanga Syava erat.

"Ayo Sya,,,!", tangan Leni sedikit menarik Syava yang masih duduk.

"Len,, gue takut,,, ", rengek Syava lagi.

"Lo harus berani demi ibu dan adik-adik lo Sya, lo kan wonderwomen masa baru lamaran aja udah ketakutan kayak gini sih, apalagi nanti pas nikah?, atau pas lagi malam pertama hah,,, lo pasti kejang-kejang", canda Leni.

"Ish lo malah nakut-nakutin gue sih,, gue nggak bakal mau diajak malam pertama, pokoknya nggak mau", ujar Syava frustasi.

"Bener,,, nggak mau,,, dosa lo kalau nggak mau ngasih itu sama suami", goda Leni lagi.

Mata Syava melotot menatap Leni, leni tertawa puas.

"Sudah ayo cepat kita sudah ditunggu banyak orang, nggak lucu jika lo nanti tiba-tiba kabur", Leni menggandeng kuat tangan Syava dan sedikit menyeretnya.

"Iya iya, lo temenin gue pokoknya", pinta Syava sembari mengikuti langkah Leni menuju tempat acara.

"Iya, gue temenin", jawab Leni singkat.

Syava dan Leni akhirnya sampai di tempat acara, Leni masih setia mendampingi Syava, Syava pun juga menggandeng kuat tangan Leni karena nervous.

Mereka semua yang menyadari kedatangan Syava pun menoleh penuh penasaran pada calon istri Reyner.

Reyner menatap Syava terkejut, ia berdiri dari duduknya melihat kecantikan Syava yang bertambah dari biasanya dengan balutan make-up natural, dan gaun pink yang melekat ditubuhnya menambah keindahan di sekitar wajahnya, rambutnya tergelung rapi dengan helaian sedikit rambut disamping kanan kiri pipinya.

Bima pun yang melihat mereka pun sontak berdiri dan ternganga, ia melihat Syava yang tak asing diwajahnya.

'Hah dia, wajah itu, matanya, kenapa bisa?, apa aku tidak salah lihat, matanya kenap sangat mirip dengan Arya?', batin Bima.

Bima tersadar saat istrinya menariknya untuk kembali djanga

"Pa, dia itu calon istri Reyner jangan menatapnya seperti itu, nanti Syava takut", bisik Arini.

"Nggak gitu ma, papa itu cuma kaget kenapa mata calon menantu kita itu mirip banget sama Arya sahabat kita?", jawab Bima.

"Itu dia pa yang ingin mama omongin sama papa, mama itu selalu memperhatikan Syava setiap kali kita bertemu, matanya Syava itu mirip banget sama Arya, tapi ketika dia bicara bibirnya itu mirip sama Rania pa, apa ini kebetulan apa memang hanya mirip saja, mama lupa mau cerita ini sama papa", jelas Arini yang sama-sama menyadari kemiripan Syava dengan sahabatnya.

"Yah papa juga kaget ma, kan  baru kali ini papa ketemu dia", ujar Bima.

"Ya sudah kita bicarakan nanti dirumah pa, sekarang kita fokus saja pada acara lamaran Reyner", tutur Arini.

Bima pun mengangguk patuh.

1
Konny Rianty
lanjuttt thorrr" sedihhhhh cerita nyaaa
Konny Rianty
lanjuttt thorrr" sedihhhhh cerita nyaaa..
Tuti asih
suka ...tp syg g tuntas
Tuti asih
kecewa...
Arisu75
Keren, thor udah sukses buat cerita yang bikin deg-degan!
Haris Saputra
Kereen! Seru baca sampe lupa waktu.
Coralfanartkpopoaf
Bukan sekadar cerita, tapi pengalaman. 🌈
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!