NovelToon NovelToon
DiJadikan Budak Mafia Tampan

DiJadikan Budak Mafia Tampan

Status: sedang berlangsung
Genre:Duniahiburan / Mafia / Balas Dendam / Lari Saat Hamil / Berbaikan / Cinta Terlarang / Roman-Angst Mafia
Popularitas:3.6k
Nilai: 5
Nama Author: SelsaAulia

Milea, Gadis yang tak tahu apa-apa menjadi sasaran empuk gio untuk membalas dendam pada Alessandro , kakak kandung Milea.
Alessandro dianggap menjadi penyebab kecacatan otak pada adik Gio. Maka dari itu, Gio akan melakukan hal yang sama pada Milea agar Alessandro merasakan apa yang di rasakan nya selama ini.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SelsaAulia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 22

Gelap menyelimuti kamar rumah Gio. Hanya cahaya remang lampu tidur yang menerangi wajah Aulia dan Gio.

Gio tertidur pulas di samping Aulia, lengannya melingkar erat di pinggang gadis itu. Bau khas antiseptic masih menyengat hidung, namun bagi Gio, aroma tubuh Aulia jauh lebih menenangkan. Sayangnya, ketenangan itu sirna begitu Aulia membuka mata.

Dunia berputar. Kepalanya terasa berat, seperti tertimpa batu besar. Pandangannya masih kabur, namun ia cukup sadar untuk melihat selang infus yang tertancap di lengannya. Sebuah gerakan impulsif, tanpa pikir panjang, Aulia menarik selang itu keluar.

"Argh!!!" Jeritannya menggema di ruangan sunyi itu, rasa perih menusuk lengannya.

Gio tersentak bangun. Ia melihat Aulia memegangi lengannya dengan wajah pucat pasi. Kekhawatiran langsung membanjiri dadanya.

"Ada apa?" tanyanya, suaranya masih berat karena kantuk.

"Kenapa kau cabut?" Gio menatap selang infus yang tergeletak di lantai, kemudian kembali menatap Aulia dengan mata penuh tanya.

"Aku tidak suka diinfus," jawab Aulia dingin, suaranya datar tanpa sedikitpun rasa menyesal. Ia sedikit menjauhkan diri dari Gio, menciptakan jarak di antara mereka. "Aku sudah baik-baik saja."

Tatapan Gio berubah tajam. Amarah mulai menggelegak di dalam dirinya. "Apa kau merasa begitu kuat? Sampai-sampai kau tidak bisa memohon untuk dikeluarkan dari kamar mandi itu?" Suaranya meninggi, kata-katanya menusuk seperti pisau.

Aulia menatap balik Gio dengan tatapan menantang, tidak sedikitpun menunjukkan rasa takut. "Agar kau puas jika aku kenapa-kenapa di dalam sana," jawabnya, suaranya bergetar, namun tetap teguh.

"Milea!" Suara Gio rendah, namun beratnya mampu membuat Aulia terdiam. Ia menarik napas panjang, mencoba menenangkan amarah yang membuncah.

Angin malam yang masuk melalui jendela sedikit meredakan kepanasan di ruangan itu.

 Setelah beberapa saat, Gio menghembuskan napas kasar. Ia mengusap wajahnya, mencoba meredakan amarahnya.

"Tidurlah kembali," katanya lembut, suaranya jauh lebih tenang. "Aku tidak ingin berdebat malam ini."

Dengan hati-hati, Gio menarik Aulia ke dalam pelukannya. Aulia diam, tidak melawan, tidak juga menolak.

Ia hanya pasrah, seperti boneka tanpa nyawa dalam dekapan hangat Gio, menyerahkan semua beban dan sakitnya pada pria yang kini menjadi satu-satunya tempat bergantungnya.

Milea masih terjaga. Gelapnya malam tak mampu membuai lelapnya. Pikirannya melayang pada perselisihan Gio dan kakaknya, sebuah misteri yang mengusik hatinya. Dengan hati berdebar, ia memberanikan diri.

"Gio," panggilnya lirih, wajahnya masih terbenam di dada bidang Gio. Lengan kekar itu melingkupinya, sebuah pelukan yang terasa hangat namun menyimpan teka-teki.

Gio hanya berdehem, matanya terpejam. Milea menunggu, jantungnya berdetak kencang.

"Apa kau… membenciku?" tanyanya, suara sedikit gemetar. Pertanyaan itu terlontar ragu, seakan takut akan jawabannya.

Mata Gio terbuka, menatap bola mata Milea yang berkaca-kaca. Tatapannya tajam, menusuk. "Kenapa bertanya seperti itu?"

Milea menghela napas. "Apa aku boleh tahu… apa yang dilakukan Kak Ales sehingga kau… nekad membalas dendam dengan cara ini?"

Pertanyaan itu bagai percikan api yang membakar bara amarah yang terpendam dalam diri Gio. Pelukannya terlepas.

Tatapannya berubah menjadi tajam, menusuk, seakan menembus jiwa Milea. Kenangan pahit empat tahun terakhir membayangi pikirannya; penderitaan Berlin, adiknya yang tercinta. Rasa sakit itu begitu nyata, begitu mengakar.

Gio menggigit bibirnya. Ia menyadari, tindakan nya terlalu baik akhir akhir ini. Milea hanyalah alat, sebuah pion dalam rencananya untuk membalaskan dendam.

"Keluar!" suaranya menggelegar, menggema di ruangan itu. "Tidur di sofa luar malam ini!" Ia menunjuk ke arah pintu, tatapannya tetap tajam, tak berkedip.

Milea sudah menduga reaksi Gio. Pertanyaannya telah membuka luka lama. Dengan langkah gontai, tubuhnya lemas, ia bangkit dari ranjang.

Selimut tebal dilemparkan Gio, sebuah gerakan yang terasa dingin dan tanpa belas kasihan. Milea menerimanya, membungkus tubuhnya yang gemetar. Langkahnya menuju pintu, meninggalkan Gio yang terpaku di tempatnya.

Gio meninju dinding dengan keras, suaranya teredam oleh amarah. Pertanyaan Milea telah membangkitkan kembali bayangan penderitaan Berlin.

Menyiksa Milea, sedikitpun tak akan mampu menandingi rasa sakit yang telah diderita adiknya. Dendam, sebuah api yang membakar jiwanya, menghancurkan apa pun yang ada di hadapannya.

*

*

*

Mentari pagi menyinari kamar Gio, namun kehangatannya tak mampu menembus dingin yang merasuk tulang Milea.

Ia masih meringkuk di sofa, tubuhnya menggigil hebat, keringat dingin membasahi dahinya. Demam menggigitnya.

Gio melihatnya dari kejauhan. Sekejap, rasa iba mengusik hatinya. Bayangan untuk menggendong Milea ke kamar, membawanya ke tempat yang hangat dan nyaman, muncul sebentar. Namun, dendam—api yang membara di dalam dadanya—segera memadamkan rasa iba itu.

"Pelayan!" suaranya menggema, keras dan dingin. "Bawa dia ke kamar! Rawatlah! Aku masih banyak pekerjaan, tidak ada waktu untuk mengurus wanita manja yang lemah itu!"

Kata-kata Gio, tajam dan menusuk, menghantam hati Milea. Ia mendengarnya, rasa sakit fisik bercampur dengan sakit hati yang mendalam.

Gio berlalu menuju ruang makan. Beberapa pelayan wanita, termasuk Susi, menghampiri Milea. Susi, dengan wajah penuh simpati, mengulurkan tangan.

"Nona, ayo kami bantu," ucap Susi lembut.

"Terima kasih, Susi," jawab Milea, memaksakan senyum yang terlihat pucat.

Tiga pelayan dengan hati-hati membantu Milea menaiki tangga. Di kamar Gio, mereka membaringkannya di ranjang yang empuk. Susi segera mengompres dahi Milea yang terasa panas. Dua pelayan lain bergegas membuat bubur dan minuman hangat.

"Nona, kenapa semalam tidur di luar? Sepertinya Nona masuk angin, sampai demam begini," tanya Susi, khawatir.

"Tidak apa-apa, Susi," jawab Milea, matanya terpejam, menahan perih dan panas yang menusuk kepalanya.

Senyumnya masih dipaksakan, namun raut wajahnya menunjukkan betapa lelah dan sakitnya ia.

Susi memeriksa suhu tubuh Milea. Demamnya tinggi. Ia ingin segera melapor pada Gio, namun Milea menahannya.

"Jangan katakan apa pun padanya," bisik Milea, menahan sakit. "Bilang saja aku hanya demam biasa. Aku akan baik-baik saja setelah minum obat."

Susi mengangguk ragu. Tak lama kemudian, pelayan lain datang membawa semangkuk bubur hangat, minuman, dan sebutir Paracetamol. Susi menyuapi Milea, namun beberapa suapan kemudian, Milea menggeleng.

"Berikan obatnya, Susi. Aku sudah kenyang," ucap Milea, suaranya lemah.

"Baik, Nona," jawab Susi, segera memberikan obat penurun demam.

"Kamu boleh keluar dulu. Aku ingin istirahat," kata Milea, matanya mulai berat.

"Baik, Nona. Panggil saja jika butuh sesuatu," kata Susi, lalu keluar meninggalkan Milea yang langsung tertidur lelap, berharap demamnya segera hilang dan mimpi buruknya berakhir.

1
it's me NF
lanjut... 💪💪
Siti Hadijah
awalnya cukup bagus,, semoga terus bagus ke ujungnya ❤️
SelsaAulia: terimakasih kaka, support terus ya ☺️❤️
total 1 replies
Elaro Veyrin
aku mampir kak,karya pertama bagus banget dan rapi penulisannya
SelsaAulia: terimakasih kaka
total 1 replies
Surga Dunia
lanjuttt
Theodora
Lanjut thor!!
Surga Dunia
keren
Theodora
Haii author, aku mampir nih. Novelnya rapi enak dibaca.. aku udah subs dan like tiap chapternya. Ditunggu ya update2nya. Kalau berkenan mampir juga yuk di novelku.
Semangat terus kak 💪
SelsaAulia: makasih kakak udh mampir 🥰
total 1 replies
✧༺▓oadaingg ▓ ༻✧
karya pertama tapi penulis rapi bget
di tunggu back nya 🥰
SelsaAulia: aaaa.. terimakasih udah mampir☺️
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!