NovelToon NovelToon
Menantu Sableng Mertua Gendeng

Menantu Sableng Mertua Gendeng

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cintamanis / Konflik etika / Keluarga / Cinta Murni / Pelakor jahat
Popularitas:68.6k
Nilai: 5
Nama Author: Santi Suki

Sabrina rela meninggalkan status dan kekayaannya demi menikah dengan Zidan. Dia ikut suaminya tinggal di desa setelah keduanya berhenti bekerja di kantor perusahaan milik keluarga Sabrina.

Sabrina mengira hidup di desa akan menyenangkan, ternyata mertuanya sangat benci wanita yang berasal dari kota karena dahulu suaminya selingkuh dengan wanita kota. Belum lagi punya tetangga yang julid dan suka pamer, membuat Sabrina sering berseteru dengan mereka.

Tanpa Sabrina dan Zidan sadari ada rahasia dibalik pernikahan mereka. Rahasia apakah itu? Cus, kepoin ceritanya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Santi Suki, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 35

"Mah, aku ke depan dulu katanya ada tamu yang cariin aku. Jadi mau lihat dulu," kata Sabrina kepada Bu Maryam.

"Apa, tamu?" Bu Maryam terkejut. Dia pun melemparkan cangkulnya, lalu menyusul Sabrina. Wanita paruh baya itu takut kalau orang yang tidak dikenal.

Sabrina mengintip lewat jendela untuk melihat siapa yang datang. Matanya terbelalak ketika melihat siapa orang yang bertamu.

"Mami ... Papi!" Sabrina langsung memeluk kedua orang tuanya.

Bu Maryam terkejut ketika tahu tamu yang datang adalah besannya. Dia pun menyuruh mereka untuk masuk ke rumah.

"Ternyata orang tua Sabrina masih kelihatan muda," batin Bu Maryam.

Mami Martha menelisik Bu Maryam. Dia teringat kalau putri kesayangannya sudah dijadikan babu di rumah ini.

"Kok, Papi dan Mami tidak bilang-bilang mau datang hari ini?" tanya Sabrina.

"Mami mau buat kejutan sama kamu," jawab Mami Martha tersenyum manis.

"Oh, Papi bawa oleh-oleh buat kalian. Tapi, masih di dalam mobil," kata Papi Prabu.

Sabrina penasaran dengan oleh-oleh yang dibawa kedua orang tuanya. Lalu, dia minta kunci mobil, biar ambil sendiri.

"Bawa semua yang ada di bagasi," kata Papi Prabu.

"Oke, Papi!" Sabrina dengan semangat berlari menuju mobil yang terparkir di pinggir jalan.

"Aku dengar Sabrina mengerjakan pekerjaan rumah?" Mami Martha menatap Bu Maryam dengan sinis.

"Iya, benar. Dia menantu yang hebat! Aku bangga punya menantu seperti Sabrina," balas Bu Maryam.

Papi Prabu yang hendak marah, tidak jadi setelah mendengar pujian dari Bu Maryam. Jarang ada orang yang mengatakan Sabrina adalah orang hebat.

"Heh, putriku itu bukan pembantu!" Mami Martha marah tidak terima putrinya melakukan pekerjaan yang berat.

"Kata siapa Sabrina pembantu? Dia itu menantuku," balas Bu Maryam juga tidak terima menantunya dibilang pembantu.

"Kalau kamu menyuruh anakku untuk nyapu, ngepel, masak, atau nyuci, itu namanya pembantu." Mami Martha nyolot sambil mengacungkan jari-jarinya menghitung pekerjaan yang dilakukan oleh Sabrina.

"Kata siapa itu pekerjaan pembantu. Di sini tidak ada pembantu. Semua bekerja sama merawat dan menjaga rumah ini. Jika Sabrina menyapu, aku masak, lalu Zidan nyuci baju. Tidak ada yang duduk ongkang-ongkang."

"Mami sudah. Kita hormati penghuni rumah ini. Selagi Sabrina tidak mengeluh atau menderita, kita biarkan. Kecuali, jika putri kita terluka dan sakit. Baru kita ambil tindakan," ujar Papi Prabu mencoba menenangkan istrinya.

Mami Martha mendengus. Suaminya terlalu lembek, seharusnya memarahi Bu Maryam yang sudah menyuruh-nyuruh Sabrina layaknya pembantu.

Zidan pulang ke rumah karena kedua mertuanya datang. Dia tidak menyangka mereka akan berkunjung ke kampung. Dahulu, mereka menekan dirinya dan Sabrina agar pergi dari ibukota.

"Assalamualaikum, Neng," salam Zidan begitu melihat Sabrina mengeluarkan banyak barang dari bagasi mobil Papi Prabu.

"Wa'alaikumsalam. Akang, sudah pulang!" Sabrina mencium tangan dan memeluk Zidan. 

"Tadi, akang melihat mobil papi dan mami lewat depan toko. Jadi, langsung pulang," kata Zidan sambil membantu membawa barang-barang ke dalam rumah.

Zidan mencium tangan Papi Prabu dan Mami Martha. Ayah mertua tersenyum tipis, berbeda dengan Mami Martha yang terlihat memasang wajah ketus.

"Kenapa kamu suruh Sabrina bawa-bawa barang? Itu berat!" ucap Mami Martha dengan ketus.

"Ini tidak berat, Mami. Sekarang aku ini kuat," balas Sabrina. Lalu, dia mengangkat kedua tangannya seperti seorang binaragawati. 

Zidan tersenyum tipis melihat kelakuan istrinya. Tubuh Sabrina memang kuat sekarang. Memijat juga sudah bertenaga, berbeda dengan dahulu, rasanya seperti dielus-elus.

"Jangankan sekeranjang buah-buahan, aku bisa gendong Mami." Sabrina membopong Mami Martha. Tentu saja ibunya itu berteriak ketakutan.

"Turunkan Mami, Sabrinaaaaaaa!" Mami Martha malah merangkul kuat leher putrinya karena takut jatuh. 

Sementara Sabrina malah tertawa geli. Dia berputar-putar dan membuat Mami Martha semakin berteriak kencang. "Ini seru Mami!"

"Seru apanya? Kamu ingin membunuh Mami! Cepat turunkan!" teriak Mami Martha.

Papi Prabu menganga karena tidak percaya putrinya bisa menggotong orang. Selama ini Sabrina kerjanya duduk manis di depan komputer.

Bu Maryam menahan tawa. Dia tidak menyangka kalau besannya penakut. Anak-anak di sini malah saling berebutan jika digotong atau diangkat tinggi-tinggi oleh Sabrina.

"Neng, jangan begitu! Kasihan Mami." Zidan berusaha menasehati istrinya.

Jika Zidan sudah bersabda, maka Sabrina akan menuruti. Dia pun menurunkan ibunya.

"Mami enggak seru, tidak bisa diajak senang-senang!" ujar Sabrina.

"Senang-senang apanya, Sabrinaaaaaaa!" Mami Martha gemas pada anaknya.

Papi Prabu dan Mami Martha membawa banyak makanan kesukaan Sabrina. Membawa banyak barang bermerek juga.

"Mami, mana hadiah untuk Kang Zidan dan Mamah?" Sabrina memeriksa satu persatu barang yang tadi diambil dari mobil.

"Itu, paper bag warna oranye sama warna hitam," balas Mami Martha.

"Kok, masing-masing cuma dikasih satu. Seharusnya kalau bawa dua puluh, sepuluh untuk Mamah dan sepuluh untuk Kang Zidan," ujar Sabrina sambil melihat isi paper bag warna oranye.

Bu Maryam dan Zidan hanya diam. Mereka tidak pernah mengharapkan pemberian dari orang lain. 

"Wah!" Sabrina melihat isinya. Sebuah kotak berisi satu set perhiasan. "Mamah, ini pakai, ya! Dijamin emas berlian asli. Tuh, ada sertifikatnya!"

Mata Bu Maryam melotot ketika melihat isi kotak berwarna merah. Seumur hidupnya dia belum pernah memiliki set perhiasan mewah dengan batu permata asli.

"Ini pasti mahal," ucap Bu Maryam ketika menyentuh batu permata pada liontin kalung.

"Ini murah, kok!" balas Sabrina.

"Itu harganya 350 juta, Sabrina! Jangan kamu bilang murah," bantah Mami Martha. Takutnya disangka barang murahan.

"Apa?" Tubuh Bu Maryam mendadak kaku. Dia tidak pernah membayangkan punya perhiasan semahal itu.

"Murah, lah! Perhiasan Mami harganya di atas 500 juta. Bahkan ada yang miliaran," celetuk Sabrina dan membuat Mami Martha mendengus.

Kemudian Sabrina membuka paper bag untuk Zidan. Ada sebuah kotak juga. Begitu dibuka, mata dia langsung berbinar. 

"Keren, mobil Pajero series terbaru dan limited edition!" ujar Sabrina sambil memeriksa kelengkapan kendaraan itu. Surat-suratan sudah atas nama Zidan.

"Akang, nanti kita bisa jalan-jalan sekeluarga!" lanjut wanita itu sambil memberikan kunci mobilnya.

"Neng, ini mobil kemahalan," kata Zidan menerima kotak itu dengan tangan bergetar.

"Ini, masih termasuk murah dibandingkan mobil butut yang Papi beli dari kolektor," balas Sabrina.

Papi Prabu hanya bisa menghela napas. Mobil tua antik dikatai mobil butut oleh putrinya. 

Bu Maryam mendadak membuat ikan bakar, ayam bakar, lalapan, sambal, nasi liwet, dan tempe-tahu goreng. Karena ada bahan untuk buat sayur asam, akhirnya buat juga. Dia tidak tahu makanan kesukaan orang kota.

"Mamah, aku bantu buat sambal dan goreng tempe-tahu, ya?" ucap Sabrina yang datang ke dapur saat sang mertua sedang membersihkan ikan.

"Boleh," balas Bu Maryam. Dia sudah mengakui sambal buatan sang menantu itu enak.

Sementara itu, Papi Prabu dan Mami Martha sedang menginterogasi Zidan di ruang depan. Keduanya terlihat serius.

"Bukannya kamu sudah berjanji akan menjaga dan melindungi Sabrina ketika meminta restu saat akan menikahinya. Tapi, buktinya dia ditabrak orang sampai keguguran!" Papi Prabu terlihat marah.

Laki-laki paruh baya itu menatap tajam kepada sang menantu yang duduk di hadapannya. "Jika kamu tidak bisa menjaga Sabrina, maka kami akan bawa kembali."

***

1
biby
gedeeeg banget sm dua org ini. pnginx d bejeg bejeg. ga tau malu ngelunjakkk aja kelakuanx. kenapa ya wktu operasi ga keliru tindakan dokterx biar lgsg out gitu dr dunia outhor knp msh d kasih hidup juga wkkkk
🌸Santi Suki🌸: 😅😅😅😅😅
total 1 replies
Hary Nengsih
zidan jngn mau d manfaat kan m bpk nya ,,tuh kn modal dr sabrina jg
sryharty
Zidan kamu juga harus tegas Napa,kenapa mau banget seh di manfaatkan bapakmu
ya walaupun pak Yadi bapak kandung kamu
tapi setidaknya hargai perasaan ibu kamu
🌷Vnyjkb🌷
zidan jgn jd kepala rmhtgga yg menyalahgunakan kepercayaan istri, apalagi soal keuangan,, bisa kaco rmhtgga mu!! bijak!!
🌷Vnyjkb🌷
punyalahhhh rasa Maluuu dikit aja yadiiii,,, gada rasa bersalah jg pd bumar, eeee msh jg ngrecokin dg hal² materi,financial,,, Maluuu Maluuu lah sbg laki², klu km sdh gak pya malu sbg mantan suami dan seorg bapak!!
🌷Vnyjkb🌷
zidan yg tegas,,, ya memang suami istri berbagi, tp km hrs jg tahu diri dikit, sabrina loooo yg byk mengeluarkan keuangan u usaha dan kemakmuran hdp kalian saat ini, bkn lantas u d bagi kan pd yadi,niken yg manfaatin hub anak bapak, ingat!! hya hubungan looi, bkn yg berjasa membesarkan
🌷Vnyjkb🌷
pya rasa malu dan hormat dikit dong klu bertamu u ngemis,,, attitude!!!
🌷Vnyjkb🌷
kaan kaannnn d kasi ampla minta paru🤧 mental kok peminta minta, ya meski k anaj, tp kannn anakmu d besarkan ibu yg single parent saat km geletakkkan anak istrimu yadiiii
🌷Vnyjkb🌷
pak, kok ngemis muluuuu,,,
🌷Vnyjkb🌷
bkn kewajiban jg sih u tahu, krn masing² pya urusan rmhtgga sendiri,, ya sekedar empati lahhh, krn hub darah bapak - anak
🌷Vnyjkb🌷
nahhh berarti emang jatuh tempo utang anda exprd,,, piyeee🤧😜😜
Uswatun Hasanah
lanjut
bunda aya
jijik sama niken dan pk yadi, muka tembok gk punya malu
mau enaknya sendiri pingin ngulek mukanya 😡😡
retiijmg retiijmg
iiih pngn tak ulekin sambel aja trs tak
becek2 ke mulut pak yadi & niken biar kapok
Istiana
kurang panjang cerita nya
edelweis🌻
emang yadi sama niken ngk tau malu
Putu Suciptawati
lanjut lanjut kak
🌸Santi Suki🌸: sudah update, masih nunggu review
total 1 replies
Wandi Fajar Ekoprasetyo
bener banget ini ucapan sabrina
Wandi Fajar Ekoprasetyo
emang Buto ijo doyan ayam serundeng ya.....wkkwkwkwkwkkw
Wandi Fajar Ekoprasetyo
apaa. ya yg bangun
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!