Delanta Elman seorang pembisnis yang tidak peduli dengan pernikahan. Baginya kehidupan pernikahan begitu memuakkan dengan masa lalunya yang kelam. Delanta pernah menikah akan tetapi dia memilih menceraikan istrinya di sebabkan istri selingkuh dengan sahabatnya sendiri. Hal itu membuat Delanta menganggap bahwa wanita tidak berguna dalam hidupnya.
Sebuah peristiwa terjadi dan tidak terduga...
Penasaran, mari kita saksikan 🤭
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aloha_Zahra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 22 - Rindu
#Jika menyukai like dan comment ya#
Eva menunggu papa nya untuk segera sadar dari pingsan nya. Akan tetapi beliau belum juga terbangun. Hingga di pagi hari seseorang membangunkannya.
"Eva bangun, kata dokter ada yang mau di sampaikan, " ucap seseorang tersebut.
Eva pun bangun dan menuju kamar mandi untuk mencuci wajahnya. Saat dua keluar terkejut yang dilihatnya adalah El. Laki-laki yang tidak ingin dilihatnya beberapa hari ke depan.
"Kamu kenapa kesini bos El? bukankah seharusnya memeriksa resto, "ucap Eva dengan wajah masam.
"Saya hanya mengkhawatirkan mu saja dan aku rindu Eva " batin El.
"Kenapa anda jadi diam? "tanya Eva.
"Ehm saya kesini, untuk melihat papa kamu saja," ucap El.
"Aduh, kenapa aku tidak padanya kalau rindu, "ucap El dalam hati.
"Ya sudah, aku titip papa sebentar ya, aku saya mau ke ruang dokter, " ucap Eva pergi begitu saja.
El bernafas lega, El berbicara sendiri tanpa dia sadari tuan Sanders mendengar semua ucapan El. Hingga tuan Sanders pun mulai bersuara.
Tidak lama dari itu, Eva datang berserta dokter sebab El memberikan pesan pada Eva. Setelah itu papa Eva bisa di ajak bicara. Hingga tuan Sanders pun berkata.
"El, tolong antar anak saya pulang, dia pasti belum mandi dan sarapan, " ucap tuan Sanders.
"Ih papa kenapa sih? aku bisa pulang sendiri tanpa bos El, yang jaga papa siapa kalau aku pergi, " ucap Eva mendengus kesal.
"Sebentar lagi anak buah papa datang, jangan lupa bawakan pakaian papa ya, " ucap tuan Sanders.
Saat mereka lagi bicara, anak buah tuan sanders dengan membawa buah-buahan. El pun mengajak Eva untuk pulang.
"Ayo, masuk ke mobil, " ucap El.
" Tidak, saya tidak mau satu mobil dengan bos El, hubungan kita sudah selesai jika saya berhenti dari pekerjaan saya nanti, "ucap Eva mendengus kesal.
"Aku harus berbuat apa Eva? " ucap El bertanya dengan serius.
"Jangan ganggu hidup gue lagi bos El, semoga anda paham!!, " ucap Eva dengan tegas.
"Katakan kemauan mu apa dari ku, " tanya El.
"Keinginan ku, tidak ingin melihat bos El sekarang, " ucap Eva.
Karena El sudah terlanjur kesal, dia pun menggendong Eva dan memasukkan nya ke dalam mobil. Eva terus berontak tapi tidak bisa dan dikunci oleh El. Eva pun manyun dengan wajah yang ditekuk delapan. El tidak peduli hal itu.
Hingga sebuah tanjakkan yang membuat Eva terkejut. Saat itu El pun mengerem dan menyetop ke arah samping jalan kosong.
"Bagaimana kondisimu Eva? ada yang terluka, "ucap El khawatir.
Tiba-tiba saja Eva memeluknya, dia pun menangis sejadi-jadinya, El bingung harus berbuat apa sebab selama pacaran dengan Santi tidak pernah melihatnya menangis adanya manja. Beda hal nya dengan Eva, dia wanita unik yang pernah dikenal oleh El.
"Diam saja, jangan banyak berbicara, aku pinjam bahu mu sebentar, " ucap Eva melepaskan pelukannya dan mengusap air matanya.
"Kamu kenapa menangis? apa ads yang sakit? atau tadi membuatmu terkejut, aku minta maaf ya, " ucap El merasa bersalah.
Setelah selesai menghapus air matanya, aku tiba-tiba Eva bercerita mengapa dia menangis. Hal itu membuat El merasa sedih melihat Eva. Ada rasa sayang terhadap Eva akan tetapi melebihi dari pertemanan. Akan tetapi El tidak ingin mengatakan hal itu, aku karena dia ini memastikan hal tersebut.
"Kita pulang saja, aku sudah selesai menangis kok, kalau ketahuan menangis pasti papa akan sedih juga, " ucap Eva.
El pun mengangguk saja dan meneruskan perjalanan mereka menuju ke rumah Eva. Aku Sesampainya di rumah Eva, Eva menyuruh El untuk duduk. Tidak lama bibi mengantarkan untuk El.
Setelah selesai Eva pun menemui El di ruang tamu.
"Huuuachim, "
"Kalau sakit jangan ke rumah sakit deh, " ucap El khawatir.
"Ih kamu siapa yang mengkhawatirkan ku? "tanya Eva sambil menyeruput minuman yang di sediakan.
"Ih kok kamu bilang begitu sih Eva, "ucap El.
Eva pun mendekati El, El salah tingkah melihat Eva dari dekat bahkan jantungnya berdegup kencang. Eva pun hanya tersenyum dan kembali ke tempat duduknya. Hal itu membuat El bernafas lega.
Setelah selesai makan, Eva meminta El untuk mengantarkan nya kembali ke rumah sakit. Kedunya pun segera menuju ke mobil dan pergi.
Di tempat berbeda.
Caca berinisiatif datang ke perusahaan Al. Saat di resepsionis di tanya oleh karyawan tersebut.
"Anda mau bertemu dengan siapa?" tanya resepsionis tersebut.
"Sa-ya, belum janjian dengan sih, apakah tidak bisa disampaikan bahwa Caca datang?" tanya Caca.
"Baik, akan saya sampaikan pada tuan Al," ucap resepsionis tersebut.
Resepsionis tersebut mengatakan bahwa tuan Al tidak bisa diganggu. Caca pun menitipkan makanan tersebut pada resepsionis.
Caca pun pergi dengan yang kecewa, tidak lama tuan Al memanggil Caca.
"Sa-yang," teriak Al.
Semua karyawan terbelalak dengan panggilan tersebut termasuk resepsionis itu. Caca yang tidak merasa bahwa dirinya di panggil dia tetap pergi begitu saja. Akan tetapi Al terus mendekati nya.
"Cintaku Caca, apakah kamu mendengarkan ku memanggil mu dari tadi?" tanya Al.
Caca pun menoleh dia pun terkejut, dan mendekati Al serta menutupi wajahnya.
"Sayang, jangan teriak begitu dong, aku malu kalau begitu," bisik Caca.
Al pun tersenyum malu dengan sikap Caca yang malu. Al pun mengajak Caca untuk ke kantornya dan mengambil makanan tersebut di bawa ke kantornya.
Keduanya pun berbicara dengan nyaman di kantor. Al pun berkata :
"Sayang, kalau besok ke kantor kasih tahu aku ya, kalau resepsionis ku tidak menyebutkan nama mu tadi aku tidak akan menghentikan rapat," ucap Al.
"Apa? jadi rapat di tunda karena kedatangan ku, maaf kan aku sayang," ucap Caca.
"Tidak apa-apa sayang, aku malah senang banget kamu datang, lagian dengan kedatangan mu hari ini, karyawan ku malah bernafas lega," ucap Al.
"Serius kamu sayang," ucap Caca dengan tersenyum.
Al hanya tersenyum dengan sikap Caca yang tersenyum. Saat keduanya asyik bicara papa Al datang ke dalam kantor nya. Caca pun mengulurkan tangan nya, pada papa Al.
"Wah, boleh dong papa cicipi masakan Caca," ucap papa Alster.
"Boleh papa, Caca kan calon istri ku, hanya dia seorang," ucap Al.
"Boleh papa cicipi," ucap Caca.
Ketiganya pun menikmati makanan yang sudah disajikan. Saling canda tawa satu sama lain.
Caca pun izin untuk pulang, Al pun meminta pada nya untuk tidak datang ke rapat lanjutan karena dia inginkan menemani Caca ke mall. Awalnya Caca tidak ingin, akan tetapi karena desakan papa Alster sehingga Caca mengikuti kemauan beliau.
🍃 Bersambung 🍃
"Terus optimis sehingga kamu menggapai impianmu," author _ Aloha-Zahra.
🌹 untukmu thor