"Tapi mas..."
"Udah diam, kamu itu cuma bisa malu-maluin aku ya! nyesel aku nikah sama kamu!" Arzan berdiri dari sofa akan meninggalkan ruang televisi tapi di cegah oleh Ruby.
"Mas aku mau izin kerja sama Luli."
"Ya udah sana kerja! malah bagus kalau kamu kerja jadi kamu enggak numpang gratis dan jadi beban di sini!"
Ruby mulai meneteskan air matanya yang sudah dia tahan sedari tadi. Hatinya sakit mendengar semua perkataan yang di lontarkan oleh Arzan.
JANGAN LUPA LIKE DAN KOMEN YA MAN TEMAN! 🤗
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon VivianaRV, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 22
"Wah makasih banget loh ya kalau pemberian kamu pasti aku makan" Reynand tersenyum senang lalu memakan sandwich buatan Ruby dengan lahap.
Ruby hanya menanggapi dengan senyuman, suasana mobil hening. Reynand sibuk menikmati sandwich sedangkan Ruby menatap luar jendela. Saat mulai mendekati kantor Ruby menyuruh Reynand agar memberhentikan mobil.
"Rey tolong berhenti di sini saja aku enggak mau nanti dilihatin banyak orang."
"Ngapain berhenti di sini, capek loh jalan kaki dari sini sampai kantor lagian kalau ada yang ngeliatin kamu nanti enggak usah dihiraukan."
"Tapi..." Ruby akan menjawab tapi langsung berhenti saat Reynand memelototkan matanya yang pertanda tidak menerima bantahan. Ruby akhirnya kicep sampai di depan kantor.
Saat mobil baru saja tiba para penggemar Reynand mulai mengerubungi mobilnya. "Bagaimana ini fans kamu datang kesini, seharusnya kamu nurunin aku di sana tadi terus bagaimana cara aku keluar dari mobil kamu?" omel Ruby dengan wajah sebal.
"Tenang aku bisa ngatasin kok, sebentar lagi bodyguard aku bakal datang dan mengusir mereka dari sini jadi mereka enggak akan tahu kamu ada di mobil bersamaku" ucap Reynand tenang.
Memang benar apa yang dikatakan Reynand, sesudah Reynand berkata tadi dua mobil Van hitam datang lalu keluar orang-orang berbadan besar dan berbaju hitam. Mereka langsung mengamankan lokasi, setelah dirasa aman Ruby dan Reynand keluar dari mobil.
"Benarkan apa kataku, ayo kita masuk ke dalam sepertinya kita sudah ditunggu" mereka masuk ke dalam dengan berjalan beriringan.
Sampai di ruangan divisi pemasaran sudah banyak orang bahkan Luli sudah ada di sana, Ruby segera menghampiri Luli.
"Maaf ya aku telat."
"Enggak apa-apa kamu juga belum terlalu telat kok, ayo keruang makeup" Ruby masuk ke sana dan langsung di dandani.
Selesai di dandani Ruby duduk sebentar di ruang makeup menunggu persiapan para kru.
Pintu ruang makeup terbuka dan menampilkan Luli, ditangannya terdapat dua minuman dingin lalu yang satunya di berikan ke Ruby.
"Ruby kok kamu bisa datangnya barengan gitu dengan Reynand kalian enggak berangkat bareng kan?" tanya Luli menyelidik.
"Shtt...aku ceritain tapi kamu jangan bilang siapa-siapa ya?" Luli mengangguk.
"Iya tadi aku berangkat bareng sama Reynand" ucap Ruby dengan berbisik.
"Kok bisa? suami kamu tahu apa enggak kalau kamu berangkat sama pria?"
"Tenang suami aku tahu kok bahkan dia juga ngizinin, aku bisa berangkat bareng Reynand itu karena dia yang memaksa aku agar aku berangkat sama dia ke kantor dan kamu tahu enggak tadi pas baru aja sampai di depan kantor penggemar Reynand datang mengerubungi mobilnya."
"Terus gimana? kamu enggak ketahuan kan sama fans yang anarkis itu?" tanya Luli panik.
"Tenang aja untung para bodyguard Reynand datang tepat waktu jadinya mereka enggak tahu kalau aku ada di dalam mobil Reynand."
Luli pun bernafas lega, "besok-besok lagi kamu jangan ulangi kejadian ini Ruby bisa bahaya kalau sampai orang-orang tahu" ucap Luli khawatir.
"Aku juga enggak segila itu untuk mengulangi kejadian hari ini."
"Mbak Ruby dipanggil keluar pemotretannya udah mau mulai" panggil salah satu kru.
"Iya sebentar lagi aku keluar" kru itu mengangguk dan meninggalkan Ruby.
"Ayo Ruby" mereka berdua keluar bersama dari ruang makeup.
Persiapan memang sudah selesai Reynand pun sudah siap sebelum dilakukan pemotretan Ruby di touch up tipis-tipis. Ruby mulai berpose di depan kamera, pose kali ini masih aman-aman saja tidak seperti pose yang kemarin terlalu intim.
Beberapa jepretan kamera akhirnya sesi pertama telah selesai, Ruby dan Reynand beristirahat sebentar sambil membenahi penampilan mereka. Saat Ruby tengah asik beristirahat di kursinya Reynand tiba-tiba mendekat kearahnya.
"Ruby ini ada coklat buat kamu yang tadi asistenku beli" Reynand memberikan satu kotak besar coklat yang beraneka ragam rasa.
"Loh kok kamu kasih aku?"
"Enggak papa ini sengaja aku suruh asisten aku beli buat kamu" Ruby ragu-ragu apakah harus menerima coklat itu atau tidak, dia menolehkan kepalanya ke arah Luli meminta pendapat dan diangguki oleh Luli.
"Makasih ya, kenapa kamu repot-repot beliin aku coklat?"
"Tadi iseng aja suruh asisten aku beli, gimana kamu suka enggak?"
"Suka banget, sekali lagi terima kasih ya" Reynand mengangguk dan tersenyum lalu kembali ke tempat duduknya semula.
Orang-orang yang berada di dalam ruangan itu hanya memperhatikan interaksi antara Ruby dan Reynand. Mereka bingung kenapa Reynand bisa seperhatian itu dengan Ruby karena yang mereka tahu Reynand itu seorang model yang angkuh dan tidak tersentuh.Mereka yang ada di sana mulai berspekulasi yang tidak-tidak antara Ruby dan Reynand.
Ruby tidak terlalu memperdulikannya, dia mulai membuka dan mencoba semua rasa coklat itu. "Wah ini enak banget Luli rasanya sungguh sangat berkelas tidak seperti coklat yang biasanya aku makan, kamu mau mencobanya?"
"Apakah aku boleh mencobanya sepertinya enak?" Luli ikut menahan air liur melihat berbagai macam coklat itu.
"Coba saja kalau kamu mau, semuanya yang ada di sini kalau ingin coklat ini ambil saja" mereka semua yang memang mencoba coklat itu pun mulai mengambil satu persatu.
Pemotretan pun kembali dilakukan, hanya saja pemotretan set kedua ini hanya Ruby saja, Reynand di potret secara terpisah.Tidak lama kemudian waktu istirahat makan siang pun tiba semua kru membubarkan diri menuju ke kantin, begitu juga Ruby dan Luli.
sebelum keluar dari ruangan Reynand menghampiri Ruby kembali. "Ruby kamu mau makan siang bareng aku enggak?" tawarnya.
"Maaf Reynand aku enggak bisa aku udah janji sama Luli buat makan siang bareng di kantin" raut muka Reynand langsung keruh.
"Ya sudah kalau begitu lain kali aja kita makan siang bareng" Ruby hanya menanggapi dengan anggukan saja.
Mereka pun melanjutkan jalan menuju kantin. Keadaan kantin sudah ramai seperti biasanya, meja-meja pun mulai penuh. "Kamu cari meja saja By biar aku yang ambil makan, kamu mau aku ambilkan makanan apa?"
"Agak banyak nih aku pesannya, aku pengen kebab, bakso sama roti bakar dan minumnya es jeruk."
"Banyak banget, perut kamu aman enggak makan itu semua kamu aja habis makan coklat banyak banget."
"Tenang perut aku akan tetap kecil walaupun aku makan banyak" Luli hanya memutar bola matanya malas, walaupun begitu dia tetap mengambilkan semua pesanan Ruby.
Ruby juga telah mencari meja untuk mereka berdua, tidak lama kemudian Luli datang membawa semua makanan di bantu oleh penjaga kantin. "Makasih ya pak udah bantuin saya bawa banyak makanan ini" ucap Luli sambil tersenyum kepada bapak penjaga kantin.
Jangan lupa ya baca cerita author ya lain 🤗 see you next story 😉
Walau Aslan salah, tapi Aslan bersikap orang yg mencintai 👍👍
memberikan sepenuhnya rasa nyaman, kasih sayang, dan pengertian dengan membantu Ruby dan menyayangi Ano seperti keluarga nya sendiri 👍👍👍
Semoga nantinya Ruby tetap Jadinya sama Aslan yaa Thor ...
Jangan dipisahkan mereka 👍🙏🙏🙏