NovelToon NovelToon
My Ex Beloved

My Ex Beloved

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cintapertama / Cintamanis / Romansa
Popularitas:84.1k
Nilai: 5
Nama Author: fieThaa

Gamil Arfan Wiguna sangat mengharamkan untuk balikan dengan mantan. Bahkan, dia memiliki jargon yang masih dia pegang teguh sampai saat ini.

"Buanglah mantan pada tempatnya."

Namun, kedua orangtuanya mendesak Apang untuk segera menikah karena Apang sudah dilangkahi adiknya. Di saat seperti itu, semesta malah mempertemukan Apang dengan mantan pertamanya. Perempuan yang belum Apang buang pada tempat semestinya.

Apakah Apang akan membuangnya juga ke dalam bak sampah sama seperti mantan-mantannya? Atau malah terjadi cinta lama belum kelar di antara mereka berdua.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon fieThaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

22. Kesalahpahaman

Apang melajukan mobil dengan kecepatan tinggi. Rasa kesalnya sudah di ubun-ubun. Dia melihat dengan mata kepalanya sendiri jikalau Naira dipeluk oleh Ibra. Hatinya ingin sekali meledak.

"Pada bang sat!"

Wajahnya sudah memerah. Tangannya pun begitu kencang memegang kemudi mobil. Mulutnya terus mengumpat kasar.

Mobil berhenti di sebuah rumah besar. Dia langsung menaiki anak tangga yang berada di samping rumah tersebut. Wajahnya yang menyeramkan membuat penghuni kamar tersebut berdecak kesal.

"Mohon maap, ini kamar bukan tempat pembuangan amarah," ujar Abang Er yang tengah fokus pada laptopnya.

"Berisik!"

Jas yang Apang bawa dilempar hingga mengenai wajah Abang Er. Sontak anak singa garang itupun mengomel.

"Bang ke kali!" omelnya sambil tolak pinggang.

"Mending pergi Sono!" usirnya.

Namun, si pelempar jas itu tak mengindahkan Omelan Abang Er. Dia sudah merebahkan tubuhnya di atas sofa. Matanya pun sudah dia pejamkan.

"Udah sih kelarin!" titah Abang Er dengan penuh kemurkaan.

"Mobil bak sampah Bang Er kasih free buat lu."

"Cukup gak tuh mobil bak sampah buat dua orang?"

Dahi Abang Er pun mengkerut. Dia menatap bingung ke arah Apang. Terlihat wajahnya begitu berantakan.

"Mantan lu emang berapa?"

Apang pun mendudukkan tubuhnya. Dia menatap anak dari kakak sepupunya dengan begitu dalam.

"Bukan cuma Naira yang pengen gua masukin ke mobil itu."

"Terus?" Abang Er penasaran.

"Ibra juga."

"Ibra?"

Sebenarnya apa yang Apang lihat itu salah. Naira datang seorang diri ke danau. Tanpa dia tahu juga ternyata Ibra ada di sana. Dia sering ke danau tersebut karena dia tahu itu adalah tempat favorit Naira semasa sekolah. Ibra begitu merindukan Naira yang tak pernah dia ketahui kabarnya sampai sekarang. Dia berharap dia akan bertemu Naira di tempat itu. Dan ternyata benar, dia melihat Naira. Memanggilnya dengan suara lantang hingga yang empunya nama menoleh. Ibra pun berlari menghampiri Naira dan berhambur memeluk tubuh Naira yang sama sekali tak membalas pelukan Ibra. Baru saja Ibra memeluk tubuhnya, Apang datang dan kembali salah paham.

Naira masih berdiri di tempat di mana mobil Apang terparkir tadi. Rencana untuk mendekati Apang gagal kembali. Wajah sendunya kembali hadir.

"Naira!"

Ibra menghampirinya. Dia mendekat dengan wajah bahagia. Dia pun hendak meraih tangan Naira, tapi Naira menjauhkan tangannya.

"Udah ya, Braa. Aku mau pulang."

Jawaban Naira membuat Ibra sedikit kecewa. Apalagi melihat wajah Naira yang sama sekali tak menatapnya.

"Rumah kamu di mana sekarang? Kamu kerja di mana? Biar nanti aku--"

"Non, Naira!"

Ibra terkejut ketika mendengar seorang pria berbadan tegap memanggil Naira dengan sebutan Non. Dia menatap ke arah Naira yang sudah mengangguk ke arah pria tersebut.

"Iya, Pak."

Tanpa pamit Naira meninggalkan Ibra yang masih terkejut. Dia belum juga tersadar hingga mobil yang ditumpangi Naira menghilang dari pandangannya.

Selama di perjalanan, Jari jemari Naira terus menari-nari di atas layar ponsel. Dia menjelaskan semuanya kepada Apang melalui pesan. Bukannya dia tidak mau menjelaskan melalui panggilan telepon. Apang adalah orang yang sangat tidak suka dipaksa. Maka dari itu, Naira harus melakukan cara lain.

Sampai jam dua belas malam, pesan yang dia kirim tak berubah warna. Sama sekali tak Apang baca. Dia memberanikan diri untuk menghubungi Apang, tapi tak dijawab oleh lelaki yang masih dia cintai.

"Kamu salah paham, Fan."

Baru saja hendak meletakkan ponsel pemberian Apang, sang bunda membuka suara.

"Sopir sudah menunggu kamu di bawah. Dia akan membawa kamu ke tempat di mana Arfan berada sekarang."

"Selesaikan kesalahpahaman kalian."

Naira menceritakan semua apa yang terjadi di danau. Bertemunya dia dengan Ibra juga marahnya Apang. Bunda Nena tak lantas tinggal diam. Dia menyuruh orang-orang kepercayaannya untuk mencari keberadaan Apang. Dia tidak ingin melihat putrinya semakin tersiksa.

Mobil melaju dengan kecepatan cukup tinggi karena di tengah malam kondisi jalanan sedikit lenggang. Naira tidak mengenal arah jalan yang dilalui oleh mobil tersebut. Dia tidak pernah ke sana sebelumnya.

"Kita mau ke mana, Pak?"

"Rumah Pak Restu Ranendra."

Naira sedikit terkejut. Kenapa Apang berada di sana sampai tengah malam begini? Dia melihat jam di layar ponselnya. Sudah jam setengah satu.

Mobil pun berhenti di depan pagar rumah besar singa garang keluarga Wiguna. Naira tercengang ketika pihak security membukakan pintu untuknya.

"Tuan Restu sudah memberikan ijin."

Sudah pasti ini berkat sang bunda yang juga ikut turun tangan. Pihak security menunjukkan di mana Apang berada.

"Di atas adalah kamar Abang Erzan, putra pertama Tuan Restu. Mas Arfan sering ke sana melalui tangga itu."

"Apa boleh aku ke atas?"

"Tuan Restu hanya berpesan, Non hanya boleh menunggu di bawah tangga."

Demi untuk menyelesaikan kesalahpahaman, Naira rela menunggu hingga satu jam lebih. Beberapa kali dia melihat ke arah atas, berharap Apang sudah turun. Dan suara langkah kaki pun terdengar. Naira segera melihat ke arah tangga dan benar Apang sedang menuruni anak tangga. Langkah Apang pun terhenti karena dia terkejut melihat Naira.

"Naira!"

Apang segera turun karena Naira sama sekali tak memakai jaket. Padahal, angin malam ini bertiup cukup kencang.

"Ngapain lu--"

"Aku ingin menyelesaikan kesalahpahaman kita."

"Ini udah malam, Ra."

"Aku gak peduli, Fan. Aku ingin semuanya selesai."

Arfan menghela napas kasar. Padahal dia ingin segera pulang karena tubuh dan pikirannya sudah sangat lelah. Melihat, wajah Naira yang begitu sedih membuat hati Apang kembali tak tega.

"Gua ikut bahagia atas hubungan lu sama Ibra karena dia kan yang membawa lu pergi dan juga--"

"Aku gak punya hubungan apa-apa sama dia, Fan. Aku pergi sama dia karena aku sengaja biar ada yang laporan ke kamu dan kamu benci aku, ninggalin aku." Suara Naira kembali bergetar.

"Pada saat itu aku gak tahu siapa kamu. Pada saat itu juga Ayah tahu kalau aku punya pacar. Di situlah Ayah menggunakan kesempatan untuk mengambil perusahaan atas nama aku dengan mengancam akan membunuh kamu." Apang terkejut mendengarnya.

"Aku menyerahkan perusahaan itu juga rela diusir agar kamu tak disakiti Ayah. Setiap kali aku disakiti Ayah, aku bersyukur karena bukan kamu yang mengalaminya."

"Ra--"

"Aku terus menghindar bukan karena aku gak cinta sama kamu, Fan. Aku kasar kepada kamu supaya kamu selamat dari keganasan ayah aku. Aku gak mau kamu kenapa-kenapa. Cukup aku aja yang terluka."

Naira berkata dengan suara yang bergetar dan juga air mata yang kembali menetes.

"Maafin aku, Fan. Harusnya aku jujur dari awal supaya kamu gak terluka sedalam ini. Dan aku baru sadar ternyata caraku untuk melindungi kamu itu salah."

Apang berhambur memeluk tubuh Naira. Tangis Naira pun pecah di dalam pelukan lelaki tinggi itu.

"Kamu boleh benci aku, tapi aku gak akan pernah benci kamu. Karena aku masih cinta sama kamu, sama seperti rasa cintaku sepuluh tahun yang lalu."

Apang tak bisa berkata. Hanya tangannya semakin memeluk erat tubuh Naira. Begitu juga dengan Naira yang membalas pelukan Apang tak kalah erat. Mereka berpelukan di tengah angin yang menerpa tubuh mereka berdua. Sebuah kalimat pun terucap kembali dari bibir Naira.

"Aku masih cinta kamu, Fan."

Apang masih tak.menjawab. Namun, pelukannya semakin erat dari sebelumnya. Dan suara seseorang pun terdengar begitu lantang di tengah malam.

"Pang-pang! Gimana nasib mobil bak sampah yang udah Bang Er pesen?"

...***To Be Continue***...

Udah double nih, masa iya gak mau komen?

1
Salmi Ati
semoga saja ibra tidak berbuat yang macam2 sama naira karena di tolak.
Dien A
abang Er jangan kebangetan donk wkwkwk masa apang yang ganteng dan baik hati mau di bawa ke mobil sampah hheeee.... lanjuttt kak... double up donk
Lusi Hariyani
ya ampun s enjan bnr2 dh hbs kesabaran y sm apang jd krm mobil bak sampah buat angkut yg CLBK ha...ha...
Noey Aprilia
Pst krjaan para singa.....
Glirn udh blikn sm mntan,mlah d sruh naik mbil smpah.....
nsibmu y pang pang... 🤣🤣🤣
Arieee
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Medy Jmb
Kena Lo Pank😀😀😀
Haura Az Zahra
lanjut othor 😄😄😄
Haura Az Zahra
whahaha aduh kasian bang Ibra ,cari cewek lain ya bang 😁😁
Lusia
apang
Sri Lestari
Haha kene karma ini si pang pang kemarin² buang mantan sekarang dibuang Adx sepupu,,,
Elia Erawati
lucu banget masuk bak sampah ber 2
Rahmawati Abdillah
hahahah dendam banget dan niat banget Abang er ingin membuang Apang dan Naira ke mobil bak sampah😂
Ita Rosdiana
lanjuut ka
Lovita BM
waduuuuhh
Valen Angelina
ibra terlalu sakit hati.. bisa jdi penjahat nnti
Yus Nita
😃😃😃😃😃....
kereeen abang Er....
Salim S
/Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/abang Err udah bawa mobil bak sampah....buat s ibra aja abang Er....buar mobil bak sampah nya ga sia2...pasti Apang panik karena abang Ee ga pernah main2 dengan ucapa nya/Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Kasih Sklhqu
Abang ER mantap rasain tuh pang pang di buang ke mobil bak sampah 🤣🤣🤣🤣
Ida Lestari
lnjut trus thor
semangat.....
Salmi Ati
🤣🤣🤣🤣🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!