NovelToon NovelToon
Ketika Xinyu Terbang Bersamaku

Ketika Xinyu Terbang Bersamaku

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Identitas Tersembunyi / Perperangan / Persahabatan / Ahli Bela Diri Kuno
Popularitas:3.7k
Nilai: 5
Nama Author: Xiao Chuhe

Seorang jenderal wanita pertama dari Kota Yunan bernama Liang Xinyu, terlibat aksi perampokan di dalam Kantor Jiandu, dia menyelamatkan perampoknya yang ternyata adalah pemuda dari dunia persilatan yang memiliki reputasi tinggi, Yi Xuan.

Karena merasa memiliki maksud yang sama, Yi Xuan memutuskan untuk membantu Liang Xinyu memecahkan masalahnya.

Padahal sebenarnya, Pendekar berjulukan Weihu Zhengyi ini memiliki niat tersembunyi dari kemunculannya. Dia adalah putra dari Wang Qingshu, seorang pengkhianat yang dipenggal karena membantai 57 orang Keluarga Liang dalam semalam.

Dia menjelajah dunia persilatan untuk menegakkan keadilan demi ayahnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Xiao Chuhe, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bertanya Kepada Pelayan yang Lewat

Pertarungan jarak dekat terjadi begitu segerombolan orang yang tombak panjang itu berlari mendekati Yi Xuan dan Xinyu.

Orang-orang ini sangat tangguh, ilmu bela dirinya tidak biasa. Yi Xuan bahkan berani bersumpah kalau dia tidak pernah melihat bela diri sejenis ini di mana pun selama dia berkeliling dunia persilatan beberapa tahun terakhir.

Yi Xuan bahkan tidak mengenali dari mana asal pendekar-pendekar tombak ini dan siapa namanya. Orang-orang ini selain misterius, juga terlalu tangguh untuk dilawan hanya berdua.

Yi Xuan meminta Xinyu untuk mundur dan berlari sejauh mungkin untuk menghindari pertarungan. Mereka melompat ke atap-atap rumah warga untuk menghindari beberapa orang pemegang tombak panjang itu.

Nahasnya, setelah menghindar cukup jauh, orang-orang itu masih mengejar dan tidak membiarkan mereka melarikan diri dengan leluasa.

"Kita terpaksa harus bertarung lagi, Xinyu." Yi Xuan menghentikan langkahnya di atap rumah besar yang masih tampak bagus itu.

Rumah ini pernah mereka lihat saat menyusuri jalan besar pertama beberapa menit lalu, sebelum akhirnya berbelok dan berpapasan dengan orang-orang aneh yang kini gila-gilaan menyerang mereka.

Pertempuran kembali meletus di atap rumah besar, beberapa orang pemegang tombak terlempar ke luar arena, terluka dan jatuh berdebam, tapi sepertinya jatuh dari ketinggian bukan masalah bagi mereka.

Orang-orang yang berhasil dipukul jatuh akan kembali melompat ke atap rumah dan menyerang Yi Xuan dan Xinyu dari arah yang berbeda.

Beberapa menit bertahan, Xinyu memahami teknik bertarung orang-orang ini. Mereka tidak bisa dikalahkan, hanya bisa dipukul mundur untuk melindungi diri dari serangan mereka yang kejam dan tidak ada ampun.

Xinyu meminta Yi Xuan untuk tidak menyerang lagi. Asalkan terus menghindar dan membuat mereka lengah, baru memiliki kesempatan untuk menjatuhkan mereka bersamaan sekaligus.

Sayangnya, terus menghindar pun tidak cukup untuk membuat mereka lelah menyerang dan menjadi lengah. Justru membuat orang-orang ini menyerang lebih buas dan menyudutkan Xinyu dan Yi Xuan hingga tidak memiliki kesempatan lagi untuk menghindar.

Yi Xuan menarik napas panjang, menatap orang-orang di sekeliling mereka dengan tatapan menusuk, lantas tanpa ampun mulai memberikan serangan balik.

Dia benar-benar tidak bisa lagi hanya menghindar saja. Harus melawannya bagaimana pun hasil akhir yang akan dia dapatkan nantinya.

"Yi Xuan, tindakanmu sangat berbahaya." Xinyu berbisik pelan, dia tidak suka tindakan gegabah Yi Xuan yang menyerang tiba-tiba, "Salah langkah sedikit saja, kita bisa mati di sini."

"Tenang saja. Aku sudah memahami taktik orang-orang ini. Sepertinya mereka pelanggan Pasar Wuye, yang katanya orang-orang tak biasa dengan teknik bela diri aneh yang dikatakan Yi Yusha waktu itu." Yi Xuan bergerak maju mundur menghindar dan menyerang.

Dua buah tombak siap menusuk perutnya bersamaan, di detik yang sama dia mengayunkan pedangnya dari bawah ke atas, membuat kedua tombak langsung terlepas dari tangan pemiliknya.

Di kesempatan berikutnya, Yi Xuan terpaksa menarik keluar Pedang Linghuo yang sejak awal perjalanan di sembunyikan Xinyu di balik ikat pinggang yang melekat pada pakaiannya.

"Maafkan aku, Xinyu, ini mendesak." Yi Xuan melempar pedang beracun itu ke arah orang-orang pemegang tombak yang kasih berdiri tegak.

Pedang itu menggores leher empat orang sekaligus dalam satu serangan. Yi Xuan bergegas mengembalikan pedang kepada pemiliknya, "Aku ingin kau mengurus sisanya. Empat orang yang sudah terkena racun ini, aku akan mengurusnya dengan benar." Yi Xuan menendang keempat orang itu turun dari atap rumah, lalu menyerangnya bertubi-tubi.

Setelah sepuluh serangan berhasil dia layangkan dengan sempurna, Yi Xuan merasakan sebuah keanehan dari aura tenaga dalam yang dimiliki empat orang di depannya.

Tanpa aba-aba lagi, dia melompat ke atas dan menyeret Xinyu untuk berlari menghindar lagi.

"Ada apa? Kau menyuruhku mengatasi sisanya." Xinyu terlihat heran saat Yi Xuan tiba-tiba menyeretnya menjauhi pertarungan.

"Orang-orang itu sungguh tidak bisa kita kalahkan dengan senjata apapun. Mereka kebal racun," Yi Xuan berbicara dengan napas menderu.

Sesekali menoleh ke belakang, dan melihat orang-orang itu masih mengejar mereka.

"Xinyu, sepertinya hidup kita benar-benar akan berakhir di sini." Yi Xuan menoleh ke belakang sekali lagi, dia mendengus kesal.

Baru kali ini menemukan lawan kuat yang tidak bisa dia kalahkan dengan cara apapun.

"Hei, kau menyumpahiku berumur pendek." Xinyu bersungut-sungut.

"Ini bukan saatnya berdebat, ini saatnya melarikan diri sekuat tenaga jika kamu benar-benar tidak ingin mati di tempat bobrok ini. Bisa-bisa seorang jenderal agung sepertimu, tidak ada yang menguburkan mayatmu dan memberikan upacara pemakaman terbaik. Mungkin mayatmu akan digunakan orang-orang toko obat kuno itu untuk membuat—"

"Berhenti berbicara omong kosong, Yi Xuan. Ucapanmu itu sama sekali tidak membantu kita berlari lebih cepat. Jika ingin, lebih baik kau saja yang mati, aku yakin nasib mayatmu akan lebih baik jika kau yang mati, setidaknya ada Yi Yusha yang akan mencarimu di lingkungan bobrok ini jika kau—"

Bruk!

"Yi Xuan!" Xinyu refleks menghentikan larinya, lalu menoleh ke belakang dan melihat Yi Xuan sudah tergeletak dengan tombak panjang menembus dadanya dari belakang.

"Yi Xuan!" Dia berlari menghampiri pemuda bernasib buruk itu.

"Yi Xuan! Aku tidak menyuruhmu mati sungguhan! Hei, kau tidak mendengarkanku, ya? Yi Xuan, dengarkan! Aku benar-benar tidak menyuruhmu mati sungguhan. Setidaknya, setidaknya, jangan mati sekarang, Yi Xuan. Aku tidak bisa menguburkan mayat dengan baik, kau ini berat dan besar, aku benar-benar tidak mampu—"

"Kamu benar-benar ingin aku mati, ya?" Yi Xuan bergumam pelan, matanya terbuka perlahan.

"Yi Xuan? Kau masih hidup? Syukurlah, ayo kita lari lagi." Xinyu menarik tangan Yi Xuan dan memintanya untuk berlari bersamanya.

"Kau pikir aku masih punya tenaga untuk berlari, heh? Cepat lari, tinggalkan aku di sini!" Yi Xuan mendorong tubuh Xinyu dan memintanya berlari lebih dulu.

Tapi Xinyu sungguh tidak bisa meninggalkan Yi Xuan dengan kondisi yang begitu mengenaskan. Dia mendongak, melihat orang-orang yang membawa tombak itu sedang mengambil kuda-kuda untuk melempar tombak berikutnya.

Xinyu berdiri, bersiap untuk bertarung yang ketiga kalinya. Meski tidak bisa mengalahkannya, setidaknya Xinyu sudah berusaha membela diri sendiri dengan melawan selama yang dia mampu.

Xinyu melihat Yi Xuan yang sudah kehilangan kesadaran, dia menyerang dan menghindar selama beberapa kali, sebelum akhirnya tumbang karena tusukan dalam di bagian kiri perutnya.

Dia terjatuh tak jauh dari Yi Xuan, wajahnya bersimbah darah. Matanya samar-samar melihat orang-orang ini siap mengangkut mereka berdua ke dalam markas besar mereka.

Xinyu benar-benar hanya bisa bertaruh pada langit, entah akan selamat atau berakhir di sini, dia tidak lagi peduli.

•••

"Kedua orang, energinya sudah mulai pulih, mungkin hari ini sudah bisa sadarkan diri. Orang yang tertusuk itu juga sudah membaik, seharusnya memang tidak lama lagi akan bangun. Kepala Desa harap tidak terlalu cemas lagi."

Xinyu sayup-sayup mendengar pembicaraan orang di ruangan yang berbeda. Perlahan dia membuka mata, lalu menyadari dirinya ada di atas ranjang di dalam sebuah kamar yang luas.

Ada bau harum dari pedupaan di atas meja, aroma ini sangat asing, tapi tercium sangat lembut di hidung, membuat tubuh lebih rileks dan nyaman.

Xinyu beringsut duduk, lalu menyadari kalau Yi Xuan tidak berada di kamar yang sama dengannya. Dia langsung panik dan menerobos keluar kamar untuk mencari Yi Xuan.

Lalu melihat ada seorang wanita muda berpakaian bangsawan berdiri dengan seorang pria paruh baya berpakaian seperti tabib resmi sedang membicarakan hal penting di samping kamarnya.

Kedua orang itu langsung menoleh mendengar pintu terbuka lebar dan orang yang sedang mereka bicarakan sudah berdiri di depan mereka.

"Sudah kubilang, Kepala Desa, kedua orang ini bertubuh kuat, buktinya setelah menerima serangan orang-orang Wuye, mereka masih baik-baik saja." Tabib itu terkekeh, laku mengucapkan permisi pada Kepala Desa yang ternyata seorang wanita.

"Di mana temanku?" Xinyu bertanya dingin.

Kepala Desa tersenyum, "Kamu bisa menemuinya di Halaman Barat, bertanya pada pelayan yang lewat tentang pria yang ditusuk Tombak Wuye, kamu akan langsung diantar untuk menemuinya. Seharusnya temanmu itu juga sudah hampir siuman setelah dua hari tak membuka mata. Jika temanmu sudah bangun, tolong segera temui aku di Aula Utama, bertanya pada pelayan yang lewat tentang tempat tinggal Kepala Desa, kamu akan langsung diantar untuk menemuiku." Wanita berusia awal tiga puluhan itu berbalik dan pergi.

Xinyu benar-benar mengkhawatirkan Yi Xuan, tidak bisa berterima kasih kepada orang yang telah menyelamatkannya dan Yi Xuan sekarang, yang penting adalah memastikan Yi Xuan baik-baik saja dulu.

Dia bertanya pada pelayan yang lewat, pelayan itu langsung mengantarkannya menuju Halaman Barat tempat Yi Xuan beristirahat.

Dalam perjalanan menuju Halaman Barat, Xinyu menanyakan hal lain pada pelayan ini, "Ini hari apa?"

"Ini hari Rabu."

Xinyu terdiam sejenak, berarti dia sudah dua hari tak sadarkan diri di tempat ini. Dia menanyakan hal lain lagi, "Kau ingat dua hari yang lalu, bagaimana majikanmu menyelamatkanku dan temanku dari orang-orang yang membawa tombak itu?"

Pelayan itu merendahkan tubuhnya sedikit, "Maaf, Nona. Pertanyaanmu di luar pembahasan yang bisa kujawab, kau bisa menanyakannya pada Kepala Desa kelak saat menemuinya," lantas kembali melanjutkan jalannya tanpa berbicara apapun lagi.

Xinyu mendengus pelan, apakah pelayan di sini juga punya aturan tentang menjawab pertanyaan tamu? Demi menjawab rasa penasarannya itu, dia bertanya sekali lagi, "Apakah majikanmu ini benar-benar seorang Kepala Desa?"

Pelayan ini bahkan tidak mengeluarkan suara sedikitpun selama sisa perjalanan, bahkan tak berniat menjawab pertanyaan Xinyu yang terakhir.

"Baiklah, maaf jika aku banyak bicara." Xinyu mendengus.

"Halaman Barat ada di balik Pohon Begonia besar ini, hamba hanya bisa mengantar hingga sini, karena wilayah Halaman Barat bukan lagi tempatku bekerja. Bertanya pada pelayan yang lewat tentang kamar tempat pria yang tertusuk Tombak Wuye, Nona akan langsung diantar hingga ke dalam kamar teman Nona." Pelayan itu membungkukkan badan sekali lagi.

Xinyu menggaruk tengkuk, "Apa gaya mereka yang tinggal di kediaman ini semuanya sama? Bertanya pada pelayan yang lewat, kamu akan langsung diantar menuju kamar Yi Xuan. Huh, konyol sekali," Xinyu menirukan nada bicara pelayan dan majikannya, lalu memasuki pintu gerbang kecil di bawah Pohon Begonia untuk memasuki Halaman Barat tempat Yi Xuan beristirahat.

Dia bertemu pelayan yang pertama, dia seorang laki-laki, dan menanyakan di mana kamar pria yang tertusuk Tombak Wuye, pelayan laki-laki itu langsung mengantarnya ke kamar yang dimaksud.

Setelah berjalan lebih dalam ke Halaman Barat, sepertinya dia mengerti kenapa pelayan perempuan yang tadi mengantarnya ke sini tidak berani masuk.

Ternyata Halaman Barat dikhususkan untuk pria saja. Tidak ada satu pun pelayan wanita yang berlalu lalang di halaman ini. Mungkin dia satu-satunya perempuan yang memasuki halaman ini.

Pantas saja Yi Xuan ditidurkan di tempat yang jauh sekali darinya, ada peraturan tak tertulis yang memisahkan tempat antara laki-laki dan perempuan di kediaman Kepala Desa yang mewah ini.

1
NurAzizah504
Aduh, patah hati lagi /Facepalm/
NurAzizah504
Lanjut, Kak /Grin/
NurAzizah504
Pastilah keturunan terakhir itu Xinyu
NurAzizah504
Pepet terus, jgn lepas /Facepalm/
NurAzizah504
Cemburu, ya, Bang, ya /Joyful/
Floricia Li
eeh lucu bangett
Floricia Li
seleranya yi xuan saaangat tinggi
Floricia Li
banyaknya selirnya 😅
NurAzizah504
Oh, wow sekali, Yi Xuan /Chuckle/
Floricia Li
hmmm dua duanya sama sama licik 😌
NurAzizah504
Lanjut, Kak. Buat Yi Xuan makin merasa bersalah /Joyful/
NurAzizah504: /Joyful//Joyful/
Xiao Lianhua: nanti aku yang merasa bersalah beneran/Sob/
total 2 replies
mama Al
nah bisa jadi
mama Al
nona jika dia pendekar tampan apa kamu akan jatuh cinta
mama Al
betul betul betul
NurAzizah504
Aku berharap Yu Shan bisa sembuh
Xiao Lianhua: doain ya kak:)
total 1 replies
NurAzizah504
Makin bikin penasaran sama alurnya /Sob/
NurAzizah504: Eh, jgn, dong /Sob/
Xiao Lianhua: bersabarlah menantikan bab berikutnya😭😭 sepertinya besok bolos up lagi🤣
total 2 replies
Floricia Li
ngakak, kasihan banget 😂
NurAzizah504
Aih, kok, malah jadi gini? /Sob/
NurAzizah504
Ampun, deh, Ziqian /Sob/
Ryo Manawa
rajin bener upload nya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!