NovelToon NovelToon
Pendekar Sakti Thung Seng

Pendekar Sakti Thung Seng

Status: tamat
Genre:Tamat / Fantasi Timur / Balas Dendam / Kelahiran kembali menjadi kuat / Dunia Lain / Dendam Kesumat / Penyeberangan Dunia Lain
Popularitas:38.4k
Nilai: 5
Nama Author: Pencari keabadian

Thung Seng seorang jenius beladiri yang juga memiliki seorang istri yang cantik jelita, dimana hal tersebut memancing iri dan dengki dari kakak seperguruannya sendiri.

Dengan memanfaatkan kekuasaannya sebagai seorang Raja dan melakukan kolaborasi dengan orang kepercayaannya Thung Seng, maka kakak seperguruan Thung Seng berhasil menangkap bahkan menghancurkan ilmu kungfu yang dimiliki oleh Thung Seng.

Sanggupkah Thung Seng yang kehilangan ingatan dan kehilangan kungfunya melakukan balas dendam?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pencari keabadian, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 24.Sketsa Wajah,

Thung Seng segera berjalan menuju ke suatu desa di depannya, sedangkan burung raksasa menutupi tubuhnya dengan sayap dan tak lama kemudian pemandangan berubah menjadi gundukan tanah yang ditumbuhi oleh rerumputan.

Berjalan sekitar satu jam kemudian duduk di kursi sebuah kedai makan.

“Maaf Nak, apakah Kamu hendak memesan makanan di kedai Kami?”tanya seorang pelayan.

“Oh Iya Kakak.”

“Mana orang tuaMu Nak?”

“Wah Aku sendirian saja tanpa orang tua.”

Pelayan tersebut sesaat dengan seksama memandang ke arah Thung Seng, terlihat wajahnya yang curiga karena baju yang dikenakan Thung Seng robek-robek.

“Nak apa Kamu bawa uang? Kalau iya, tunjukkan uangMu, kalau tidak ada lekas enyah dari sini!”

Thung Seng segera mengeluarkan tiga koin uang perak tapi pelayan tersebut menggelengkan kepalanya dan Thung Seng mengeluarkan lagi tiga uang koin perak.

“Nak jangan bercanda, uangMu tidak berlaku di negeri Kinten, yang Kau tunjukkan itu uang dari negeri Ming dan negeri Yinhwiejh. Lebih baik Kau kembali ke orang tuaMu dan bawa uang yang benar bila datang kembali ke sini!”ucap Pelayan itu dengan jengkel.

“Pelayan buatkan satu porsi tongseng untuk Anak itu, nanti Aku yang akan membayarnya,”ucap seorang Gadis yang mejanya di sebelah meja Thung Seng.

“Baik Nona,”ucap Pelayan tersebut dengan hormat karena Gadis yang tadi bicara adalah pelanggan setia di kedai makan.

“Aku harus waspada, dahulu Aku baik dan ramah terhadap Wanita, malah kantong uangKu dicuri di restoran,”pikir Thung Seng.

“Hihihi Adik kenapa Kau diam saja, apakah Kau salah makan obat? Oiya siapa namaMu?”

“Oh eh namaKu Thung Seng.”

“Hihihi Thung Seng makan Tongseng,”canda Gadis itu.

“Nama Kakak siapa?”

“NamaKu Ying Yi,”ucapnya sambil tersenyum manis ke arah Thung Seng.

“Kakak terima kasih sudah membayari Aku, suatu saat akan Aku kembalikan.”

“Oh tidak perlu, lebih baik kalau Kau ada uang berikan kepada yang tidak mampu.”

“Baik Kakak.”

“Aku akan pergi dulu, ini Kuberikan uang untukMu,”ucap Ying Yi yang kemudian meletakkan sebuah kantong di atas meja Thung Seng.

Ying Yi kemudian naik ke atas kuda dan pergi meninggalkan kedai makan.

Dalam perjalanan pulang sayup-sayup terdengar suara yang memanggil namanya, membuat Ying Yi menghentikan laju kudanya.

Makin lama suara yang memanggilnya semakin jelas, terlihat seorang Pria yang berlari ke arahnya.

“Adik Ying Yi, untung Kau berhenti setelah mendengarkan panggilanKu.”

“Ada apa Kakak memanggilKu?”

“Ini sketsa gambar reproduksi dari anak cabang partai Surga, orang dari partai Surga meminta partai Kita membantu memberi informasi bila menemukan orang yang sesuai dengan sketsa yang tadi Aku berikan kepadaMu.”

“Kakak, bukankah ini sketsa seorang anak kecil, serta tertulis level dasar tingkat enam bernama Thung Seng, apakah Dia murid dari partai Surga?”tanya Ying Yi sambil menyembunyikan keterkejutannya.

“Kau salah, Anak ini konon membunuh tiga orang murid dari tetua partai Surga, bahkan yang lebih mengejutkan lagi, satu dari tetua partai Surga juga terbunuh oleh rekan wanita dari anak itu.”

“Apa? Mustahil tingkat dasar enam mampu menghabisi sekaligus tiga orang murid dari partai Surga, apakah ini sebuah lelucon?”

“Adik Ying Yi, kalau bukan guru yang memberikan sketsa-sketsa gambar anak itu, Aku pun pasti menganggapnya sebagai sebuah lelucon. Baik, Aku pergi dulu untuk menyebarkan sketsa ini kepada yang lain.”

Kakak seperguruan Ying Yi pun berlari meninggalkan Ying Yi yang masih terpaku di tempat.

“Sketsa ini mirip sekali dengan anak yang tadi Kutemui di kedai, tapi level anak tadi di level sembilan bukan enam,”pikir Ying Yi sambil membalikkan arah kudanya kembali ke kedai makan.”

Ying Yi merasa kecewa karena tidak menemukan Thung Seng di kedai makan dan setelah bertanya kepada pelayan, Ying Yi kembali melarikan kudanya.

“Berhenti!”teriak Ying Yi kepada Thung Seng yang sedang berjalan di depannya.

Thung Seng segera membalikkan badannya dan wajahnya terlihat senang setelah melihat Ying Yi.

“Ah Kakak yang baik, ada perlu apa?”tanya Thung Seng dengan sebuah senyuman.

Sesaat Ying Yi merasa ragu setelah melihat senyuman dari Thung Seng yang polos seperti orang yang tidak berdosa.

“Apakah benar Anak ini seorang pembunuh? Tidak, hatiKu tidak boleh lemah.”

Ying Yi melompat dari kudanya dan tapaknya mengarah ke dada Thung Seng, sebuah serangan yang dapat dihindari oleh Thung Seng dengan cara mundur ke belakang.

“Kakak Kurasa ada kesalah pahaman.”

Ying Yi tidak menjawab, malahan menyerang dengan lebih gencar dan dengan terpaksa Thung Seng membalas serangan Ying Yi.

Thung Seng yang bertarung dengan setengah hati mendapat beberapa pukulan yang mengenai tubuhnya.

“Desh, desh, desh!”bunyi telapak tangan dan juga tangan Ying Yi yang membentuk paruh burung ketika bertemu dengan tubuh Thung Seng.

Ying Yi adalah murid dari perguruan Bangau Terbang dan jurus yang dipakainya adalah jurus bangau.

Dan tingkat ilmu Ying Yi pada tahap menengah ke tiga.

“Pantas Anak ini menjadi buronan dari partai Surga, tanganKu seperti memukul batu karang.”

“Aku tidak tahu tingkat ilmu Kakak ini, tapi pukulannya tidak berarti untukKu, hanya saja jurusnya sangat luwes dan aneh bagiKu, tidak seperti jurus cakar naga yang ganas.”

“Untuk sementara Thung Seng melayani jurus bangau dengan jurus phoenixnya.”

“Heii kenapa Kau tidak sungguh-sungguh menghadapiKu, setiap pukulan yang hampir mengenai tubuhKu, Kau selalu merubah arahnya?!ucap Ying Yi yang merasa diremehkan.

“Kakak diantara Kita tidak ada dendam dan permusuhan, sebab apa Kakak langsung menyerangKu tanpa alasan?”

“Huh tanpa alasan kataMu? Kau telah membunuh tiga murid partai Surga dan teman wanitaMu telah membunuh satu tetua dari partai Surga.”

“Teman wanita? Mustahil…mustahil, wanita yang bersamaKu sudah dibunuh oleh tetua Naga Hijau.”

“Huh cukup dustaMu, terima pukulanKu.”

Pukulan bertubi-tubi menghantam tubuh Thung Seng dan Thung Seng diam saja tanpa membalas.

Pukulan Ying Yi membuat tubuh Thung Seng tergeser ke sana ke mari tanpa melukai diri Thung Seng.

“Kenapa Kau diam saja?!”teriak Ying Yi.

“Karena Kakak orang baik. Kuberitahu Kakak bahwa murid-murid Naga Hijau memfitnah diriKu dan hendak membunuh diiKu, jadi Aku hanya membela diri.”

“Pergi Kau dari hadapanKu!”seru Ying Yi.

“Baiklah Kakak, selamat tinggal.”

Ying Yi memperhatikan Thung Seng yang berjalan menjauh.

Thung Seng berjalan mendekati sebuah gundukan tanah dan menepuk-nepuk gundukan tanah tersebut sambil berbicara,”Ayo burung besar Kita berangkat sekarang.”

“Apakah Anak ini sebenarnya gila?”pikir Ying Yi setelah melihat Thung Seng berbicara dengan gundukan tanah.

Tak lama kemudian gundukan tanah tersebut bergerak dan menjadi bentuk burung setelah sayapnya dibentangkan .

Thung Seng dengan wajah sedih naik ke atas punggung burung raksasa, dan Mereka pun terbang mengangkasa.

“Thung Seng!”teriak Ying Yi dengan sedih.

“Nak jangan bersedih, itulah wanita kadang lain di mulut lain di hati,”ucap Burung raksasa.

Sementara itu seorang tua muncul dari balik pohon dan menghampiri Ying Yi.

“Guru sejak kapan Guru berada di sini?”

“Guru sudah ada ketika Kau bertarung, tapi Guru tidak berani turun tangan karena merasakan adanya bahaya tersembunyi, ternyata insting Guru benar, burung raksasa itu sangat mengerikan.”

“Guru, Aku tidak merasakan hal yang mengerikan dari burung raksasa tersebut.”

“MuridKu, itu karena tingkat kungfuMu masih rendah.”

Bersambung :))

1
Jimmy Avolution
up...up...up...
Jimmy Avolution: semangat Thor...💪
RisingPhoenix: Iya sabar… lg cari inspirasi… udah ngebul niyy kepala, takut botak 😂🤣😜
total 2 replies
Jimmy Avolution
lanjut
Jimmy Avolution
hajar
Jimmy Avolution
hancurkan
Jimmy Avolution
terus
Jimmy Avolution
lanjut
Jimmy Avolution
terus
Jimmy Avolution
lanjut
Jimmy Avolution
terus
Jimmy Avolution
lanjut
Jimmy Avolution
josss
Jimmy Avolution
sayang sekali harta Karunnya gk bisa dibawa
Jimmy Avolution
OKB
Jimmy Avolution
ayo
Jimmy Avolution
terus
Jimmy Avolution
lanjut
Jimmy Avolution
katanya MC waspada tetep aja tergantung di atas pohon...🤔
Jimmy Avolution
lanjut
Jimmy Avolution
ayo
Jimmy Avolution
terus
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!