Ayu sudah lama menikah dengan Reno dan dikaruniai seorang anak perempuan cantik yang berusia tujuh tahun yang bernama Sela. Reno adalah suami yang perhitungan pada anak dan istrinya tapi royal kepada orang lain. berkali - kali sikap Reno yang lebih perhatian pada orang lain daripada keluarganya sendiri membuat ayu merasa gemas dan juga marah. Tapi Reno seolah tidak peka dengan perubahan sikap istrinya itu. Apakah Ayu akan kuat menjalani rumah tangganya dengan Reno. sedangkan sudah ada Sela diantara mereka.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Vinta NaNa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Memanfaatkan Dewi
Bu Retno langsung syok mendengar bahwa Reno tidak mendapatkan gajinya secara utuh. Selama ini dia memang mengandalkan gaji Reno untuk menyombongkan diri di depan teman - temannya. Sehingga dia malu kalau sampai tidak bisa ikut kegiatan kumpul bersama teman - temannya hanya karena tidak punya uang.
"Ren, apa yang sebenarnya terjadi hingga kamu harus kehilangan sebagian gajimu sekarang?"
Reno menghembuskan nafas panjang sebelum mulai bercerita.
"Kemarin Reno melakukan kesalahan yang fatal hingga perusahaan mengalami kerugian yang cukup besar. mereka kehilangan investor yang cukup penting gara - gara Reno yang lupa membuat laporan. Dan parahnya waktu itu Reno sedang cuti dan tidak bisa dihubungi karena HP aku matikan seharian. Sehingga bosku sangat marah dan akibatnya aku harus Rela kehilangan separuh gajiku selama enam bulan ke depan. Atau kalau aku menolak maka aku akan diturunkan kembali jadi staf biasa."
"Apa, kamu turun jabatan?"
Tanya Bu Retno dengan wajah tidak terima.
"Aku juga tidak mau kalau harus kembali jadi staf biasa. Oleh karena itu aku lebih memilih mendapatkan separuh gaji selama enam bulan Bu. mau di taruh dimana mukaku kalau sampai harus turun jabatan."
Bu Retno menghempaskan punggungnya ke sofa yang sedang dia duduki sekarang sambil memijat kepalanya.
"Lalu gimana dengan jatah kita selanjutnya Ren?"
"Yang pasti selama gajiku masih dipotong aku tidak bisa kasih kalian jatah bulanan."
"Terus siapa yang akan bayar cicilan motor mbak Ren?"
Sindi memang punya cicilan motor matik yang baru dibelinya enam bulan yang lalu. Dan dia mengandalkan uang jatah bulanan dari Reno untuk membayar cicilan itu karena uang suaminya sudah habis untuk bayar cicilan rumah KPR dan biaya hidup mereka sehari - hari.
"Mbak minta dulu sama suami mbak untuk cicilan motornya."
"Suami mbak mana ada uang untuk bayar cicilan motor. Untuk biaya sehari - hari saja sudah pas - Pasan. Bukankah kamu tahu sendiri gaji guru PNS berapa. Selain itu juga sudah buat bayar cicilan rumah."
"Pokoknya mbak usaha dulu saja buat bayar selama enam bulan ke depan. Yang pasti aku tidak akan bisa membantu mbak lagi selama gajiku belum kembali utuh."
"Iya nih mas Reno Giman sih, nanti siapa yang bakal beliin aku skincare. Nanti kalau aku gak pake skincare lagi bisa - bisa mukaku jadi kusut dan jelek."
"Kamu kan bisa minta sama suami kamu Ga."
"Gak bisa gitu lah mas, uang dari suamiku kan beda. Itu mau aku belikan perhiasan baru. Buat nambah koleksiku."
Reno sampai meremas rambutnya kasar karena kesal dengan tingkah keluarganya.
"Sudah - sudah, aku ada ide."
"ucap Sindi tiba - tiba sambil tertawa misterius."
"Ide apa mbak?"
"Kita minta uang jatah bulanan ke Dewi saja."
seketika Reno membelalakkan matanya mendengar ide gila kakaknya. Bisa - bisanya dia berfikir untuk meminta uang pada Dewi. Reko merasa malu kalau sampai Dewi tahu saat ini dia tidak punya uang.
"Kamu benar mbak, kenapa kita tidak minta sama mbak Dewi saja. Secara mbak Dewi kan orang kaya pasti uang segitu tidak ada apa - apanya buat dia. Gimana Bu?"
"Kamu pinter Sin, tapi gimana caranya kita minta ke Dewi?"
"nanti kita cari caranya, yang penting ibu setuju kan sama ideku."
"Tapi aku gak setuju mbak, kasihan Dewi nanti kalau kalian minta uang sama dia. Lagian kan Dewi belum tentu mau kasih ke kalian."
Reno khawatir dengan tingkah keluarganya ini akan membuat Dewi jadi berfikiran negatif padanya, bisa - bisa dia gak jadi nikah sama Dewi nanti. Selain itu baru tadi Dewi mengeluhkan ibu yang meminjam uangnya. Kalau sampai nanti mereka jadi meminta uang lagi pada Dewi, mau di taruh dimana mukanya yang katanya jabatannya manager.
"Pasti Dewi mau Ren, mbak bisa jamin. Kalau sampai gak mau berati dia gak akan dapat restu dari mbak buat nikahi kamu. Lagian uang Dewi itu kan banyak, kami sebagai calon iparnya tentu berhak ikut menikmati uangnya yang banyak itu kan."
"pokoknya kamu tenang saja Ren, biar kami yang akan mengurus Dewi. Kamu tinggal terima beres saja."
Reno hanya bisa diam karena kehabisan kata - kata untuk mencegah ide gila keluarganya itu, dia cuma berharap kalau semuanya akan baik - baik saja nantinya.
***
Kamu mau minum apa mbak Dewi?"
Tanya Mega dengan sangat ramah saat Dewi yang diundang sudah datang dan duduk di sofa depan.
"Terserah Mega, kalau ada yang dingin saja."
"Baiklah, aku ambilkan dulu ya."
Lalu Mega bergegas ke dapur untuk membuat minuman.
Disinilah mereka sekarang, di rumah Bu Retno.
"Wi, ibu mengundangmu kesini karena ada yang mau ibu katakan sama kamu."
"Ada apa Bu?"
"Sebenarnya ibu agak malu bilang ke kamu tapi biar bagaimanapun kamu harus tahu."
"Ada apa sih Bu, ngomong aja."
"Ternyata mantan istri Reno, si Ayu itu pergi meninggalkan hutang yang banyak untuk Reno. kemarin orangnya datang menagih ke rumah Reno karena kata ayu nanti suaminya yang akan membayarnya. Tentu saja Reno kaget dan bingung karena sebelumnya tidak tahu kalau Ayu sampai berhutang banyak padanya dengan menjaminkan surat mobil yang ternyata dia ambil secara diam - diam. Kemarin orangnya datang dan bilang kalau sampai tidak di lunasi maka mobil Reno akan diambil. Ibu kasihan kalau sampai Reno tidak punya mobil untuk bekerja. Apalagi kan jabatannya seorang manager. Tapi Reno sendiri saat ini tidak punya tabungan karena uangnya dibawa pergi sama si Ayu. Apa kamu bisa bantu Reno Wi, kamu kan calon istrinya Reno pasti bisa bantu kan ya?"
Ucap Bu Retno panjang lebar dengan muka memelas untuk menarik simpati Dewi.
"Keterlaluan sekali si Ayu itu Bu, memangnya berapa hutangnya?"
"Hutangnya 30 juta Wi, kamu pasti ada kan uang segitu?"
Dewi diam sesaat sebelum dia menjawab Bu Retno.
"Wi, gimana, kamu bisa bantu Reno kan Wi?"
"Ya, aku bisa bantu mas Reno Bu, tapi aku punya satu syarat?"
Wajah Bu Retno kelihatan semangat menyimak syarat dari Dewi. Dia cukup senang karena Dewi mau mengeluarkan uang yang dia minta sekarang.
"Syaratnya adalah mas Reno segera menikahiku secepatnya. Cukup mudah kan?"
"Itu pasti Wi, Reno akan segera menikahimu setelah perceraiannya dengan Ayu selesai. Ibu juga tidak sabar punya mantu seperti kamu."
"Aku minta mas Renon segera mengurus perceraiannya karena aku ingin secepatnya segera mengadakan pernikahan."
"Baiklah, ibu akan pastikan dia akan mempercepat proses perceraiannya."
"Baiklah, besok aku akan bawakan uangnya. Agar masalahnya cepat selesai."
"Terima kasih ya Wi, ibu gak tau kalau gak ada kamu pasti Reno masih bingung sekarang."
"Ya sudah aku pulang dulu ya Bu."
Setelah beramah tamah sebentar Dewi pamit pulang.