NovelToon NovelToon
Bukan Mauku Hamil Di Luar Nikah

Bukan Mauku Hamil Di Luar Nikah

Status: tamat
Genre:Tamat / Hamil di luar nikah / Cerai / Penyesalan Suami / Ibu Mertua Kejam / KDRT (Kekerasan dalam rumah tangga)
Popularitas:215.8k
Nilai: 4.9
Nama Author: Rositi

Hidup Aranti sudah hancur sejak 1 bulan lalu, setelah siswi kelas 2 SMA itu diperkosa oleh Davin—kakak kelasnya. Namun, Aranti harus menegakkan bahunya lantaran kejadian tersebut menghadirkan seonggok janin yang akhirnya tumbuh di dalam rahimnya.

Ketika semua orang termasuk orang tua Aranti memaksa Aranti untuk menggugurkan janinnya kemudian menganggap tidak pernah terjadi apa-apa. Demi masa depan sang janin, Aranti terpaksa menerima tanggung jawab Davin yang sangat ia benci, atas perbuatan pemuda itu kepadanya.

Setelah menikah, Aranti tinggal bersama keluarga Davin, sementara Davin melanjutkan kuliahnya di luar kota. Namun, meski orang tua Davin merupakan orang paling terpandang di desa Aranti tinggal, mereka justru memperlakukan Aranti layaknya budak. Fatalnya, kepulangan Davin tiga bulan kemudian, justru dibarengi dengan seorang wanita bernama Anggita.

“Anggita sedang hamil anakku dan aku akan menikahinya, apalagi orang tuaku sangat setuju. Jadi, jika kamu tidak suka, aku akan langsung menceraikanmu!” ucap Davin tanpa merasa bersalah sedikit pun.

Lantas, apakah kali ini Aranti masih akan bertahan di tengah kenyataannya yang berjuang sendiri?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rositi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Dua Puluh Dua

Hal terberat dalam hidup Aranti ialah, meyakinkan dirinya bahwa ia merupakan sebatang kara, meski kedua orang tuanya masih ada. Sungguh, kenyataan tersebut selalu mengukir luka jauh di lubuk hati bahkan mental seorang Aranti. Terlebih bagi Aranti, meski dirinya jauh dari sempurna, dukungan orang tuanya akan selalu menjadi sumber kekuatannya. Dengan demikian, kini Aranti yang memang berjuang sendiri juga tidak memiliki kekuatan lantaran sumber kekuatannya saja tak mau menjadi bagian dari hidupnya lagi.

“Ya Allah, ... sesulit apa pun nanti. Semoga hamba tetap bisa menjadi orang tua yang baik untuk anak hamba. Semoga, hamba juga selalu memiliki rezeki agar hamba bisa mencukupi kebutuhan anak hamba. Iya, ... hamba akan bekerja keras agar anak hamba tak kekurangan sedikit pun. Hamba juga bersumpah tidak akan mengungkit jasa-jasa hamba dalam memperjuangkan nasibnya. Sebab sejatinya hamba percaya, memastikan anak sejahtera sebelum akhirnya melepasnya ke gerbang kesuksesan, sudah menjadi tugas sekaligus kewajiban orang tua kepada anak-anaknya.”

“Dan semoga, ... memang hanya hamba yang memiliki orang tua seperti orang tua hamba. Jangan sampai orang lain juga mengalaminya karena memang, rasanya sangat menyakitkan.”

“Mungkin ketika aku dicaci, dipukul, bahkan Di—KDRT termasuk diperkosa, aku masih bisa berusaha tegar. Namun ketika aku dibuang sendiri oleh kedua orang tuaku untuk ke sekian kalinya, ... rasanya beneran sesakit ini. Sekadar napas saja, ... rasanya sangat menyiksa!”

Aranti yang jadi sibuk berbicara hati, juga jadi kerap menghela napas pelan sekaligus dalam. Bersamaan dengan itu, di bawah teriaknya siang hari ini, air mata Aranti juga berjatuhan membasahi pipi.

“Aku bisa ... iya, ... aku pasti bisa!” ucap Aranti meyakinkan sekaligus menyemangati dirinya sendiri.

Sepanjang perjalanan menggunakan motor, hingga akhirnya Aranti sampai di rumah makan, semuanya masih bisa Aranti jalani. Aranti kembali bekerja layaknya biasa. Namun selama itu juga, Aranti menyadari bahwa tatapan teman kerjanya kepadanya, jadi berbeda. Hanya saja, alasan teman-teman Aranti mengawasi Aranti dengan tatapan berbeda, tak lain karena dari meja kerjanya yang ada di seberang kasir, mas Narendra jadi sibuk mengawasi Aranti.

“Hari yang melelahkan. Ayo mandi, terus salat, habis itu langsung tidur biar pas bangun besok, badan lebih sehat! Dalam keadaan seperti sekarang, aku enggak boleh baperan! Aku harus tahan banting! Aku harus terbiasa menanamkan konsep hidup masa bodo! Asal aku sudah bekerja dengan semestinya, aku beneran enggak perlu peduli ke yang lain, termasuk tanggapan teman-teman kepadaku!” Dalam hatinya, Aranti terus meyakinkan dirinya sendiri. “Orang tuamu saja tega, apalagi orang lain?!” batin Aranti lagi lantaran semenjak pulang mengantar pesanan siang tadi, teman kerjanya jadi menjauhinya. Sekarang saja, dua teman sekamarnya sudah langsung meliriknya sebal. Semuanya kompak menyikapinya dengan dingin.

Aranti memilih diam. Ia tak mau berkomentar bahkan sekadar bertanya. Aranti takut suaranya malah memperkeruh keadaan. “Mereka cemburu kepadaku karena pak Narendra dan ibu Arimbi memperhatikanku? Ya Allah, ... kenapa mereka hanya melihat perhatiannya, tanpa melihat alasan keduanya memperhatikanku?” batin Aranti.

Terlepas dari semuanya, Aranti juga baru ingat, bahwa ponsel miliknya merupakan pemberian dari Davin. Kini, ia yang refleks mengecek ponselnya, jadi bengong. Selama hampir tiga bulan memegang ponsel pemberian Davin, Aranti memang terbiasa memastikan notifikasi di ponselnya. Hal pertama yang Aranti lakukan setelah kesibukannya pasti mengecek notifikasi di ponselnya. Hingga kini pun Aranti jadi refleks mengecek notifikasi ponselnya. Aranti takut ada pesan dari Davin dan ia bisa terkena masalah jika telat membalasnya.

“Oh iya ... sekarang sudah enggak penting. Malahan seharusnya aku balikin ponsel ini!” batin Aranti yang akhirnya sadar. “Namun andai aku enggak pakai ponsel ini, aku kerja online-nya gimana? Bisa repot kalau aku enggak sampai pegang ponsel!” batin Aranti mendadak galau.

“Harusnya Davin enggak menagih ponsel ini. Nanti lah aku pakai dulu selagi aku belum beli yang baru. Toh, Davin saja sudah pakai uangku!”

“Berarti sekarang, aku cukup blokir nomor Davin dan nomor ibu Susi!” Aranti segera melakukan apa yang ia niatkan dan itu memblokir nomor ponsel Davin maupun ibu Susi. Kebetulan, kedua nomor tersebut masuk di nomor darurat ponsel Aranti.

Omong-omong Davin dan ibu Susi, keduanya tengah bersuka cita mengajak Anggita dan kedua orang tuanya masuk ke dalam rumah. Setelah menjalani perjalanan panjang dari Yogyakarta, akhirnya keduanya sampai.

“Vin, ... mereka mabok perjalanan? Katanya orang kaya? Kok bisa mabok?” bisik ibu Susi merasa aneh kenyataan Anggita dan kedua orang tuanya. Ketiganya tampak lemas khas orang mabok perjalanan. Andai dibawa ke rumah sakit atau setidaknya klinik, ketiganya ibu Susi yakini pasti diinfus

Mendengar bisik-bisik sang mama, Davin hanya menghela napas sekenanya. “Ya ... namanya juga perjalanan jauh, Ma.” Davin juga sengaja berbisik-bisik dalam menjaga sang mama. Terlepas dari semuanya, ia sengaja melindungi Anggita sekaligus kedua orang tuanya.

“Lah, kamu bilang rumah mereka mirip istana? Otomatis semacam perjalanan jauh harusnya juga biasa buat mereka. Malahan harusnya mereka terbiasa naik pesawat atau malah ... atau malah jet pribadi!” yakin ibu Susi.

Davin tak mau ambil pusing dan buru-buru menggeleng. “Yang penting mereka kaya, Ma!” yakinnya yang kemudian merangkul sekaligus agak mendorong tubuh mamanya agar pergi dari sana. “Ayo, kita siapkan teh manis panas dulu Ma. Soalnya kalau bukan kita yang menyiapkan, siapa lagi? Mama bilang, Aranti sudah enggak di sini?” bisik Davin.

Menyinggung Aranti, taring tak kasatmata ibu Susi seolah langsung keluar. Ibu Susi buru-buru menatap sang putra. “Kamu harus ceraikan Aranti karena dia sudah sangat kurang aj.ar!”

Mendengar itu, Davin langsung menghela napas dalam. “Lihat saja nanti Ma. Kalau memang sia mau dimadu sekaligus merangkap jadi pembantu di rumah ini, ya enggak aku cerai. Namun jika dia tetap enggak mau urus keluarga kita, ... mau enggak mau, aku harus cerein dia!” yakinnya pasrah.

Ditinggal Davin dan ibu Susi, Anggita dan kedua orang tuanya yang mirip pakaian lecek belum diseterika, buru-buru menatap satu sama lain. Kebetulan, ketiganya berada di sofa terpisah dengan keadaan agak meringkuk. Bantal sofa di sana juga mereka gunakan untuk mengganjal kepala maupun kaki. Karena mabok perjalanan yang mereka jalani memang membuat mereka tak berdaya.

“Anggita, ... kok rumah Davin kecil, enggak sebesar rumah nyonya Maria?”ucap ibu Cici dan tak lain mama Anggita. Ia sengaja berbisik-bisik kepada sang putri.

“Namun dari semua rumah di sekitar sini, rumah ini paling gede, kan, Mah? Lihat tuh, ada tingkatnya, ada anak tangga. Belum lagi, orang tuanya Davin juga punya dua toko!” balas Anggita benar-benar pongah.

“Kalian apaan, sih, malah bahas yang lain. Ini gimana ceritanya, kepala Bapak pusing banget!” rengek pak Markus yang dengan santainya tidur terlentang di sofa panjang yang ada di sana. Benar-benar seperti rumah sendiri.

1
Nuryanti Yanti
pura pura ky...nyahok sidavin
Nuryanti Yanti
duhhh....mirip si Nina nih ceritanya...beda status aja....byk air mata
Nuryanti Yanti
dah kabur aja....
RieNda EvZie
/Good//Good//Good//Good//Good/
Danny Muliawati
kemana yah Thor kok sepi lanjutan nya mana
IG : Rosit92❣️❣️🏆🏆💪🤲: Kakak enggak lihat novel ini sudah ada label tamat?
total 1 replies
Haira Latifa
ceritanya sangat bagus, sampai tamat aku baca..!
Nur Halima
Luar biasa
Natasya Lia
sangat puas thor
Nazla Awalia
sejak membaca karya dari ka ros... aq jd males baca novel yg lain,, soalny nyambung bacaan ny wlaupun judul ny beda2 bikin penasaran sama kisah2 selanjutnya.. 👍👍
IG : Rosit92❣️❣️🏆🏆💪🤲: Hooohhhh aku nangis baca ini. Makasih banyak Kak 😭😭😭😭❤️
total 1 replies
Dede Yulli
Luar biasa
azka karim
ternyata anak pembokat 🤣🤣🤣
azka karim
👍👍👍👍 sampai gak bisa ngomong sangking nyeseknya tuh cerita, dan best banget dah .
Restoe Alive
Luar biasa
Susi Akbarini
pantesan bisa bayarin Desy saat kecelakaan...
Atmita Gajiwi
/Smile//Determined//Smirk//Kiss//Rose//Rose/
Sabaku No Gaara
Luar biasa
Firli Putrawan
yeeeey bs bc elra sm syukur athan gmn dia bs berpisah sm syukur
Dessy Sugiarti
Okey ditunggu kisah mereka...
Yasna Khaira AZzahra
belum berani AQ baca.. apalgi mala2m gini .hhii...
Rini Wulandari
oke tpi besok aj akh baca a siang horor bnget kalau bca sekarang mna MLM Jum'at lagi😆
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!