NovelToon NovelToon
Istri Kontrak Tuan Impoten

Istri Kontrak Tuan Impoten

Status: tamat
Genre:Tamat / Cinta setelah menikah / Nikah Kontrak / Menikah Karena Anak / Disfungsi Ereksi
Popularitas:50.6k
Nilai: 5
Nama Author: YoungLady

Perhatian : Membaca Novel ini bisa membuat anda baper sampai sakit kepala.🤭


Diselingkuhi oleh tunangannya, membuat Dika patah hati dan mengalami trauma mendalam pada wanita hingga menderita impoten.

Takdir mempertemukan Dika dengan Diva, anak dari teman baiknya yang belum lama meninggal dunia. Impoten Dika mendadak sembuh dan mereka melakukan one night stand karena pengaruh obat terlarang.

Satu bulan kemudian Diva hamil, mereka pun melakukan pernikahan kontrak. Diva terpaksa mau menikah kontrak dengan Dika agar anaknya memiliki sosok Ayah untuk diakui, juga agar dia bisa membalas dendam pada sang Tante yang telah menindasnya dan keluarganya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon YoungLady, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pria Posesif

Diva duduk disisi ranjang, dia mengumpulkan sisa sisa tenaga yang ada setelah tidur beberapa jam. Rasa malas masih menyelimutinya, padahal perutnya sudah berbunyi minta sarapan.

Dika baru saja selesai mandi, dia lupa membawa baju mandi hingga hanya melilitkan sebuah handuk di pinggangnya. Diva tak menyangka keinginannya untuk bisa melihat perut rata seorang Dika terwujud. Betul kata Dika, miliknya jauh lebih bagus daripada milik pria yang Diva lihat di apk T!k Tok semalam.

Untuk beberapa saat Diva tak berkedip, dia memperhatikan tiap sudut tubuh Dika yang indah seperti atlet olahraga. Anehnya, Dika seperti sengaja memancing hasrat istrinya dengan memasang berbagai macam gaya dan aksi.

"Om, suratnya kemana mana. Cepat ambil baju ganti dan pergi ke kamar mandi!" Perintah Diva.

"Aurat yang mana? Kamu adalah istriku, mau tampil polos di depanmu pun bukanlah sebuah kesalahan,"

"Istri? Istri kontrak maksudnya?"

Diva mengingatkan status hubungan Dika dengannya. Pada akhirnya mereka berdua akan bercerai, harusnya mereka tidak berhubungan terlalu dekat apa lagi terlalu intim. Diva sudah mulai takut akan jatuh cinta pada Dika, jika hal itu sampai terjadi maka rasa sakit yang teramat sangat akan dia rasakan saat keduanya harus berpisah sesuai isi surat perjanjian pra nikah.

Dika terdiam saat Diva menyinggung soal kontrak pernikahan mereka, seolah ada sesuatu yang sedang dia pikirkan.

"Bangun dan cuci wajahmu, Ibu sudah menunggu kita untuk sarapan bersama," tiba tiba saja Dika mengalihkan topik pembicaraan. Diva bangkit dari duduknya, dia berjalan lambat menuju kamar mandi untuk membersihkan diri.

🍁🍁🍁

Dika pergi ke kantor, Diva diam diam mengajak Tasya bertemu di luar. Dia sudah rindu pada teman baiknya itu, banyak hal yang ingin dia bagi dan ceritakan padanya.

Kedai Bakso samping Mall X...

Diva duduk termangu menunggu kehadiran Tasya, dua puluh menit telah berlalu tapi sosok Tasya tidak jua muncul didepannya. Entah sejak kapan Tasya jadi hobi telat, padahal biasanya dia selalu one time.

"Diva..." Panggil seseorang. Diva menoleh, dia melihat Tasya sedang berjalan menghampirinya.

"Maaf ya, lama," Tasya menepuk pundak Diva dan duduk dikursi sebelahnya.

"Tidak apa apa, biasanya juga aku yang telat,"

"Sudah pesan makanan dan minuman?"

"Belum, aku menunggu kamu datang,"

"Baiklah, tunggu disini. Biar aku yang pesan, hari ini aku akan mentraktir mu,"

"Bukannya dari dulu juga selalu begitu, tiap kita makan diluar pasti selalu kamu yang bayar." Diva tertawa. Dia nampak manis dengan dua lesung pipi diwajahnya.

Beberapa menit kemudian, Tasya kembali sambil membawa nampan berisi dua gelas es jeruk dan dua mangkuk bakso urat. Ada juga satu porsi otak otak ikan dengan saus kacang diatasnya.

"Apa suamimu tau kamu keluar denganku?" Tanya Tasnya. Dia takut kena omel suami sahabatnya karena biasanya pria kaya itu sangat posesif dan cerewet.

"Dia tidak tau, tapi Ibu mertuaku tau,"

"Sebenarnya wanita hamil tidak boleh makan dan minum yang seperti ini, kurang sehat. Tapi aku mengiyakan ajakanmu karena siapa tau kamu sedang ngidam," celetuk Tasya.

"Aku memang sedang ngidam, sejak semalam hidungku selalu mencium aroma bakso,"

"Makanlah yang banyak, kalau kurang aku pesankan lagi,"

"Terimakasih sayang, kamu memang temanku yang paling baik."

Diva mencoba meracik baksonya agar lebih enak, dia menaruh sambal, saos cabai dan kecap diatas mangkuknya. Warna dari kuah bakso jadi lebih cantik, belum memakannya saja Diva sudah merasa kalau bakso yang dihadapannya itu rasanya enak.

Diva mencaplok bakso ukuran sedang, kepalanya bergoyang goyang menandakan kalau dia menyukai makanan itu. Tasya tertawa melihat tingkah lucu temannya, tapi tawa itu pudar saat melihat seorang pria berjalan lambat menuju arah mereka dengan tatapan tajam.

"Ada apa?" Tanya Diva. Dia sadar ada yang berubah dari ekspresi wajah temannya.

"Lihatlah ke belakang," Tasya menunduk.

Diva menoleh, alangkah syoknya dia saat melihat Dika sedang berdiri dibelakangnya. Dia menatap mangkuk bakso milik Diva dan wajah Diva secara bergantian. Sepertinya pria itu tidak suka Diva mengkonsumsi makanan yang kurang sehat.

"Aku... Aku sedang ngidam. Biarkan aku makan bakso ini sedikit saja," lirih Diva.

"Sudah masuk berapa suap?" Tanya Dika.

"Baru satu suap,"

"Makan satu suap lagi, setelah itu berikan mangkuk bakso itu padaku,"

"Hanya satu suap? Tapi aku lapar,"

"Aku akan memesankan makanan yang lebih sehat nanti."

Diva terpaksa harus menurut pada Dika, dia tidak mau Dika marah dan menceramahinya didepan umum. Sementara Tasya cari aman saja, selesai makan dia langsung pamit pulang dan mengurungkan niatnya untuk jalan jalan bersama Diva.

"Kenapa tidak izin padaku kalau kamu mau keluar rumah?" Tanya Dika sambil memakan sisa makanan istrinya.

"Aku sudah pamit pada Ibu,"

"Kan pada Ibu, bukan padaku,"

"Maaf. Ngomong ngomong, kenapa Om ada disini?"

"Leon sedang dirawat dirumah sakit, dia ingin makan Bakso dan aku ingin membelinya untuknya,"

"Curang! Kenapa Leon boleh makan bakso?"

"Dia tidak sedang hamil!"

Jawaban Dika yang singkat itu cukup membuat bibir Diva bungkam. Sepertinya selama dalam masa kehamilan Diva harus banyak bersabar dalam segala hal, Dika terlalu bersikap over protektif padanya. Meskipun kesal, Diva merasa sedikit senang. Itu berarti Dika perhatian dan tidak ingin terjadi sesuatu yang buruk padanya dan anak yang sedang dikandungnya.

"Jadi, menu makan siang ku kali ini apa?" Tanya Diva.

"Nasi bungkus, kita cari warteg dekat kantor. Masakan rumahan jauh lebih sehat untukmu dari pada makanan bermicin ini."

Bersambung...

1
Mas Tista
Luar biasa
Kamiem sag
kalau cerdas Diva bisa temui dokter, bidan utk konsult agar tak hamil
tau setidanya ke apitek atau toko obat beli pil KB utk mencegah kehamilan
tapi kalo othor membuat Diva bodoh ya mau gimana lagi
Kamiem sag
tapi impoten kenapa menggagahi perawan??
Ran Tea
Luar biasa
🌺🏵️YoungLady🏵️🌺
Hallo, pantengin terus ceritanya ya. Jangan lupa untuk memberikan like sebanyak banyaknya agar Author tetap semangat menulis...😘
Teti Nurhayati
seruuu
Galih Adrian
lanjutkan
bintang hidayat
wau bagus sekali ceritanya
🌺🏵️YoungLady🏵️🌺: Terimakasih sudah mampir, nantikan terus kelanjutan ceritanya ya.☺️
total 1 replies
Irin Ka
❤️❤️
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!