"Kenapa hidupku harus semenyedihkan ini? Aku bukan hanya kehilangan suamiku, tapi aku juga harus memupus harapanku untuk menjadi seorang ibu karena aku mandul. Apa aku tidak pantas bahagia?"
Maharani adalah seorang wanita yang menjadi istri dari seorang pria yang bernama Rendy Wijaya. Awal pernikahan mereka terjalin dengan begitu bahagia dan penuh keromantisan. Namun, setelah 5 tahun menikah dan selama itu juga mereka masih belum juga dikaruniai seorang pun anak, perlahan sikap Rendy mulai berangsur berubah hingga akhirnya ia menghadirkan Celine dalam pernikahan mereka dan mengakibat pernikahannya harus berujung dengan perceraian.
Bagaimana kisah Maharani dalam menjalani kehidupan keduanya dan menyembuhkan luka di hatinya atas pengkhianatan yang dilakukan oleh suaminya? Apakah Maharani akan memperoleh kebahagiaan yang begitu diimpikan? Lantas bagaimana dengan kemandulannya, akankah ada mukjizat yang Tuhan akan berikan untuknya atau selamanya harapan untuk dapat menggend
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eka Pradita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Cerita Vania
Selamat membaca!
Setelah menyelesaikan sarapan bersama Vania, kini Maharani segera merapikan meja makan untuk membantu pelayan yang bekerja di rumahnya. Ya, begitulah Maharani, ia memang senang melakukan semua itu, walau di rumahnya sudah ada pelayan yang ditugaskan untuk mengerjakannya. Namun, ternyata hal itu tak disukai oleh Vania karena ia tidak ingin putrinya sampai kelelahan.
"Rani, kamu duduk saja ya, istirahat. Biar semuanya Bibi Mei yang beresin!" titah Vania memanggil putrinya yang sedang sibuk di dapur saat ini.
"Iya nih Mba, sudah Mba, biar Bibi saja ya. Mba Rani istirahat saja, betul itu kata Ibu." Mei menimpali ucapan majikannya karena merasa memang tidak sepantasnya bila anak majikan sampai membantu pekerjaannya.
"Enggak apa-apa Mah, aku tuh bantuin, agar pekerjaan Bibi Mei itu cepat selesai." Maharani terus merapikan meja makan, hingga tampak bersih dari piring-piring kotor di atasnya.
Perkataan Maharani benar-benar membuat Mei yang memang sudah bekerja di rumah itu selama 5 tahun lamanya, semakin dibuat kagum oleh kepribadian Maharani yang sama sekali tak memiliki sikap yang angkuh dan sombong kepada pelayan yang dipekerjakan di rumahnya.
"Ya sudah kalau kamu tidak keberatan. Oh ya, Mama mau ke rumah Tante Dini dulu ya, mau ada perlu sebentar aja."
"Oke, Mah. Salam ya buat Tante Dini dari aku!" jawab Maharani untuk mengiyakan perkataan Vania yang telah meminta izin padanya.
Vania pun segera keluar dari rumah dan mulai menyebrangi jalan menuju rumah sahabatnya. Setibanya di depan gerbang rumah Dini, ternyata kedatangannya memang sudah ditunggu oleh Dini sejak tadi.
"Assalamualaikum." Vania memberi salam saat akan masuk ke dalam rumah.
"Wa'alaikumsalam. Ayo sini masuk, Nia!" Dini langsung menarik tangan sahabatnya dan menuntun langkahnya hingga berlabuh di ruang tamu. Tanpa membuang banyak waktu, Dini pun langsung mempersilahkan sahabatnya itu untuk duduk di sofa.
Setelah keduanya duduk di sofa dan saling berhadapan. Kini langsung mencerca Vania dengan berbagai pertanyaannya, selayaknya seorang wartawan. "Cepat ceritakan apa yang terjadi pada Maharani dan suaminya? Kenapa kamu bilang dia sedang menjalani masa iddah? Memang apa yang membuatnya bercerai?" tanya Dini yang sudah tidak sabar atas rasa penasarannya yang sejak tadi terus bertahta di pikirannya.
Sementara itu, Dion yang baru saja selesai membuat jus di dapur dan hendak kembali ke kamarnya yang berada di lantai dua, seketika langsung menghentikan langkah kakinya saat mendengar nama Maharani menjadi perbincangan antara sang ibu dengan Vania.
"Kok Mama ngomongin Maharani sama Tante Vania sih? Ada apa ya sebenarnya?" batin Dion yang bertanya-tanya dalam hatinya.
Dion pun memilih untuk kembali menuruni anak tangga dengan perlahan untuk mendengar percakapan yang sedang terjadi di antara keduanya. Ia sangat berharap, jika indera pendengarannya dapat mendengar semua percakapan yang sedang dibahas antara Vania dan Dini di ruang tamu.
"Ceritanya panjang banget, Din. Pokoknya Rani itu lagi dikasih ujian yang cukup berat sama Allah. Suaminya ternyata menikahi wanita lain secara diam-diam di belakangnya. Bahkan wanita itu kini tengah mengandung anak Rendy."
Dini sangat terkejut mendengar kabar buruk itu, ia pun segera menekan dadanya yang terasa begitu menyakitkannya. "Astagfirullah. Aku enggak nyangka banget Rendy bisa berbuat setega itu sama Rani. Padahal anakku itu sangat baik dan penurut. Ya Allah, kasihan Rani." Dini terlihat begitu sedih karena ia memang sudah menganggap Maharani seperti anaknya perempuannya sendiri.
"Terus Van, Rani tahu darimana soal hubungan Rendy dengan wanita lain itu?" sambung Dini setelah berhasil menepikan rasa sedih yang seketika menyelimuti hatinya.
Vania pun kembali menuturkan secara perlahan setiap cerita yang telah didengarnya dari Maharani pagi tadi.
"Jadi kemarin itu Maharani rencananya mau diajak liburan sama Rendy ke London, harusnya sih kalau jadi ya berangkat hari ini, tapi semua batal karena Maharani telah mengetahui semua pengkhianatan yang Rendy tutup-tutupi selama 1 bulan belakangan ini," ungkap Vania sesuai dengan apa yang diceritakan oleh Maharani.
"Jangan setengah-setengah dong Van kalau cerita. Lebih detail lagi!" protes Dini kepada sahabatnya itu dengan penuh tuntutan.
"Kamu itu udah kaya penyidik saja, harus detail segala," keluh Vania yang sudah tahu watak sahabatnya memang seperti itu.
"Harus dong Van, jadi aku bisa tahu jelasnya. Aku 'kan kasihan sama Rani dan aku benci banget sama Rendy, awas aja dia kalau ketemu aku!" Dini terlihat sangat geram dengan Rendy karena ternyata pria yang dianggapnya baik, ternyata diam-diam menorehkan luka yang teramat dalam pada hati Maharani.
"Ya sudah, aku ceritain lagi. Jadi waktu itu Maharani menginap di hotel saat kondisi masih siang hari, tapi tiba-tiba aja pas sore Rendy pamit sama Rani pakai alasan ada meeting dadakan di Bandung yang enggak bisa diwakili. Berangkatlah si Rendy dan diam-diam Rani mengikutinya dengan menaiki taksi. Nah, ternyata kecurigaan Rani benar, kalau ternyata Rendy tengah membohonginya. Dia itu, enggak pergi ke Bandung, tapi dia malah datang ke klinik ibu dan anak yang ada di Jl. Harapan."
"Itu 'kan klinik tempat Dion tugas! Terus, apa yang Rendy lakukan di klinik itu?" tanya Dini dengan perasaan gemas karena ingin sekali memberi pelajaran kepada Rendy karena telah berani menyakiti Maharani.
"Ternyata istri keduanya itu dirawat di sana, namanya Celine dan dia adalah sekretaris Rendy di kantor. Begitu Maharani tahu tentang hubungan suaminya dengan wanita lain, dia langsung minta pisah dan Rendy pun menjatuhkan talak tiga padanya. Makanya semalam itu pas Maharani datang ke rumah sendirian aku sudah curiga, tapi Rani menolak untuk memberitahuku dan tadi pagi aku tanya lagi, akhirnya Rani mau cerita juga sama aku dan Alhamdulillah sekarang Rani memutuskan untuk berhijab."
Setelah mendengar cerita dari Vania, raut wajah Dini semakin diliputi kesedihan, hingga membuat kedua matanya berkaca-kaca karena ia dapat merasakan rasa sakit yang saat ini tengah dirasakan oleh Maharani. Sebuah kehancuran yang pastinya akan meninggalkan ketraumaan dalam hidup Maharani.
"Ya Allah, kasihan banget Maharani, kenapa harus dia yang mengalami semua itu? Kenapa Rendy tega banget menyakiti Maharani yang sangat baik seperti itu?" tanya Dini yang sudah tak kuasa menahan air matanya, hingga wanita itu pun meluapkan kesedihannya dengan menangis dalam dekapan Vania.
Sedangkan Dion yang mendengar semua percakapan itu, dibuat sangat terkejut. Saat ini kedua kakinya bahkan tak mampu lagi menahan raganya dan pria itu pun memutuskan untuk duduk di anak tangga yang sejak tadi dipijaknya.
"Astagfirullah, kasihan sekali Maharani. Jadi itu alasan kenapa dia ada di klinik tempatku bekerja dan tidak sadarkan diri, setelah dia keluar dari ruangan tempat wanita yang bernama Celine itu dirawat. Pantas saja raut wajah Maharani terlihat sangat menyedihkan seperti sedang menanggung masalah yang sangat berat, tapi yang aku kagum darinya adalah dia tidak menceritakan masalah rumah tangganya kepadaku," batin Dion yang dapat merasakan hancurnya hati Maharani kala itu.
...🌺🌺🌺...
Bersambung ✍️
📢 Yuk penuhi kolom komentar.
Berikan gift kalian juga ya.
Terima kasih banyak atas dukungannya.
Follow Instagram Author juga ya : ekapradita_87
makasih ya Thor ceritanya bagus 👍