NovelToon NovelToon
Kapten, Wo Ai Ni

Kapten, Wo Ai Ni

Status: sedang berlangsung
Genre:nikahmuda
Popularitas:47.8k
Nilai: 5
Nama Author: lizbethsusanti

Menikah dengan gadis yang dicintai adalah impian semua pria. Namun, Anggasta Bimantara, seorang kapten polisi harus menelan kekecewaan karena lamarannya ditolak oleh kekasihnya. Kekasih yang sudah dia pacari selama lima tahun lebih memilih pria kaya raya demi untuk kemajuan karir modelingnya.
Di tengah keterpurukannya putus cinta, dia terpaksa menikahi gadis tengil yang bernama Intan hanya karena kesalahpahaman.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lizbethsusanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kejutan

Intan bangkit berdiri lalu dia berkeliling kamar, "Kamar ini jarang ditempati makanya nggak ada foto apapun di sini. Padahal aku ingin menemukan album foto dan melihat Mas Angga waktu masih kecil. Aku penasaran waktu kecil dia seperti apa"

Intan kemudian duduk di tepi ranjang di dekat nakas untuk memasukkan aksesori yang tadi dia beli di toko baju dia membuka laci nakas dan sontak tertegun saat dia melihat ada sebuah buku dan ada foto menyembul sedikit dari buku itu.

Intan meletakkan semua aksesoris ke dalam nakas lalu mengambil buku itu.

Buku catatan harian berukuran sebesar foto ukuran 5R dan berwarna cokelat tua itu Intan buka dengan perlahan.

Intan membaca catatan harian di halaman pertama buku itu, "Oh, Mas Angga dan model itu satu sekolahan ternyata"

Intan lalu membuka halaman kedua buku catatan harian itu, "Mas Angga romantis banget ternyata. Dia nembak model itu di gunung Bromo, pas, sunrise" Intan lalu menarik foto yang menyembul sedikit itu dan saat dia melihat foto Anggasta memeluk wanita super cantik dengan outfit baik gunung yang super keren, hati Intan tiba-tiba terasa perih tak berdarah.

Intan mengusap dadanya lalu memasukkan buku catatan harian itu ke dalam laci nakas dengan kesal. Kemudian dia menutup kasar laci nakas sambil bergumam, "Aku akan memakai outfit yang lebih keren dari model itu. Aku tidak boleh kalah keren dengan model itu. Pas aku foto dengan Mas Angga nanti, posenya juga harus lebih keren dan background pemandangannya juga harus lebih oke"

Intan lalu bangkit berdiri dan mulai memilih dan memilah outfit naik gunung yang akan dia pakai bersama Anggasta nanti. Dia terus cemberut karena masih terbakar api cemburu setelah membaca buku catatannya Anggasta dan melihat foto mesranya Anggasta dengan model super cantik yang bernama Berliana.

Akhirnya Intan memilih celana panjang warna Khaki dan sweater berwarna hijau tua lalu dia menata sweater hijau tua untuk Anggasta di sebelah sweater-nya sambil bergumam, "Aku harus memakai outfit couple dong biar fotoku dengan Mas Angga nanti lebih keren daripada fotonya Mas Angga dengan cewek di foto tadi"

Lalu, Intan tidak jadi menata bucking hat warna hijau couple karena di foto yang dia lihat tadi cewek yang dipeluk oleh Anggasta memakai bucking hat warna hijau. "Ih! Ogah banget aku foto memakai bucking hat yang sama dengan cewek di foto tadi" Intan kemudian mengambil dua topi rajut hangat berwarna Khaki di atas tumpukan baju yang dia tata sambil bergumam, "Pakai ini aja. Lebih keren pastinya dari outfit cewek di foto tadi"

Setelah menata outfit naik gunung untuk dirinya dan Anggasta nanti, Intan duduk di tepi ranjang lalu menepuk jidatnya, "Ponselku masih dibawa sama Mas Angga. Aduh! Kenapa aku bisa lupa memintanya? Lalu, aku mesti ngapain di dalam kamar selama lima jam? Apa aku keluar saja, ya? Nonton TV di ruang tengah nggak papa kali, ya, daripada manyun di dalam kamar nggak ngapa-ngapain"

Saat Intan membuka kamar, dia dikagetkan dengan suara riuh di halaman depan. Intan sontak berlari kecil ke halaman depan dan tersentak kaget ketika kedua bola mata indahnya yang jernih menangkap Nala dan Gilang tengah bertarung sengit melawan puluhan pria berbadan kekar dengan setelan jas berwarna hitam.

"Kenapa ke sepuluh pria kekar itu aneh banget. Mau duel kok nggak lepas kemeja. Gerah, kan, pastinya" Gumam Intan sambil melangkah pelan ke rerumputan.

Intan langsung mendapat pukulan dari salah satu berandalan itu. Craasshh darah segar mengucur dari bibir. Namun, saat salah satu dari gerombolan pria berjas hitam itu ingin memukul Intan di bagian perut, dengan sigap Intan menangkap tangan pria itu lalu dia menarik tangan pria itu ke depan, kemudian membungkuk dengan cepat, dan terakhir gadis manis istri kecilnya Anggasta itu membanting pria itu sambil berteriak kencang, "Ciaaattttt!!!!!"

Bruk! Pria berjas itu langsung pingsan tak bergerak di atas rerumputan dan Intan menginjak dada pria berjas itu dengan senyum bangga. "Aku kuat dan hebat juga ternyata" Intan melebarkan senyum bangganya sembari mengusap pelan sudut bibirnya yang terasa perih.

Nala sontak menoleh kaget ke Intan dan berteriak sambil terus meladeni pria yang masih menyerangnya, "Kau! Kenapa kau keluar kamar, hah?!" Nala mendengus kesal.

"Shiiiit!!!!! Masuk kembali sana!" Teriak Gilang tak kalah kesal.

Alih-alih masuk ke dalam rumah, Intan justru berteriak, "Aku bisa taekwondo! Aku akan bantu kalian! Jangan khawatirkan aku!!!"

"Shiiiiitttttt!" Nala dan Gilang bersitatap dan mengumpat secara bersamaan. Namun, mereka tidak bisa keluar dari kepungan untuk menarik Intan ke dalam rumah.

"Maju kalian !" kata Intan sambil mengayunkan tangan menyuruh ketiga pria berjas hitam yang ada di depannya untuk mulai menyerang.

Ketiga pria berbadan kekar itu langsung mengepung Intan, lalu mereka melancarkan tendangan, pukulan dan tinju ke arah Intan tetapi dengan lincahnya Intan bisa menangkis semua serangan mereka. Saat mereka lengah, dengan kecerdasannya Intan memanfaatkan celah itu untuk melancarkan serangan balik dan satu persatu dari pria berjas itu pun jatuh tersungkur terkena tendangan mautnya Intan.

Gilang yang berhasil berlari ke arah Intan setelah berhasil menjatuhkan keempat pria yang mengepungnya, berdiri tegap di depan Intan lalu dia menyeringai lebar dan berkata di tengah deru napasnya, "Wah, hebat juga kau"

Intan tersenyum lebar lalu berkata, "Akhirnya aku bisa mempraktekan taekwondoku"

Nala kemudian berlari ke arah Gilang dan Intan saat dia melihat ada seorang pria dengan outfit mahal melangkah pelan memasuki halaman depan markas The Black Puma.

"Siapa dia?" Bisik Gilang.

"Entahlah" Sahut Nala yang sudah berdiri tegak di samping Intan.

Intan yang berdiri di tengah-tengahnya Gilang dan Nala bergumam, "Dia orang kaya pastinya lihat saja outfitnya"

"Akhirnya kita bisa bersitatap, Intan" Pria berjas mahal dan berwajah sangat tampan itu tersenyum di depan Intan dan pria itu menatap Intan rak berkedip.

"Kau kenal dia?" Nala menoleh ke Intan.

"Tidak" Sahut Intan.

"Tapi, kenapa dia bisa tahu nama kamu?" Gilang menoleh ke Intan.

Intan menoleh ke Gilang, "Ya, resiko punya wajah cantik, ya, begini, ini"

Gilang lalu bersitatap dengan Nala dan mereka berdua menghela napas kesal secara bersamaan.

"Iya, kamu ternyata jauh lebih cantik dari foto kamu" Sahut pria berjas yang masih berdiri tegak di depan Nala, Intan, dan Gilang.

"Siapa kamu?! berani sekali kamu memuji-muji perempuan yang sudah bersuami" Intan melotot penuh amarah.

"Apa?! Kamu sudah bersuami?!"

"Iya! Ini buktinya!" Intan menunjukan cincin pernikahannya dan itu membuat Nala menatap jari manis Intan dengan hati perih.

"Tapi, mana mungkin? Aku ini calon suami kamu. Kamu kabur di hari pernikahan kita dan aku akan membawamu pulang untuk melanjutkan pernikahan kita"

"Arjuna? Apa kamu yang bernama Arjuna?"

Nala dan Gilang kembali bersitatap dengan wajah penuh tanda tanya.

"Iya. Aku Arjuna. Aku harus membawamu pulang bagaimana pun caranya. Karena aku sangat menyukai kamu setelah melihatmu secara dekat begini. Kamu bukan hanya cantik, tapi juga imut, dan tangguh. Aku suka"

"Jangan mimpi! Aku sudah menikah dan jangan terus memujiku! Pulanglah sendiri sana, cih!" Intan menggeram penuh amarah.

"Eh! Anak kecil dilarang mengumpat" Sahut Gilang dan Intan sontak menoleh tajam ke Gilang.

Gilang menautkan kedua alisnya dan berkata, "Itu benar! Anak kecil dilarang mengumpat"

Nala sontak menepuk punggung Gilang dengan sangat keras sembari berteriak, "Kenapa kau malah bercanda, hah?!"

"Aduh! Aku nggak bercanda" Gilang melotot kesal ke Nala.

"Diam kalian berdua! Dia masih punya sepuluh pria berbadan kekar!"Teriak Intan sambil memasang kuda-kuda.

Nala dan Gilang sontak mengarahkan pandangan mereka ke depan dan mengumpat secara bersamaan, "Shiiiiitttttt!!!!!"

Sementara itu, Anggasta tengah mengejar cewek yang beberapa hari lalu hampir dia tangkap dan digagalkan oleh Intan. Cewek itu adalah gembong narkoba jenis baru dan narkoba itu bisa membuat orang menjadi sekuat monster tapi hanya bisa bertahan menjadi monster selama tiga kali dua puluh empat jam dan setelah tiga kali dua puluh empat jam orang yang mengonsumsi narkoba jenis baru itu akan mati.

Anggasta berhasil mengejar cewek itu di sebuah gang sempit dan saat cewek itu berbalik badan dia berhadapan dengan Awan.

"Kau sudah tersudut. Lebih baik menyerah" Ucap Awan dengan seringai lebar.

Cewek itu kemudian melompat ke bak sampah lalu melompat ke anak tangga balkon dan berhasil berdiri tegak di atas atas rumah.

Anggasta yang sedari awal ikut melompat ke atas langsung mengejar cewek itu yang berlari lincah di atas atap rumah.

"Sial! Kenapa dia licin banget kayak belut!" Teriak Awan sambil mengikuti laju lari Anggasta dan Intan dari bawah karena dia takut ketinggian.

Cewek itu kemudian melompat di atas truk yang membawa jerami dan Anggasta berhasil menyusulnya.

Cewek itu menyeringai lebar, "Kau hebat juga Kapten"

"Kau juga hebat" Anggasta bersiap menyerang.

Sementara itu dari kejauhan Awan yang melajukan mobil Jeep berucap kesal di balik kemudian, "Kenapa mereka harus berada di ketinggian terus, sih?! Bisa mampus aku kalau harus duel di ketinggian seperti itu. Shiiiiittttt!!!!" Awan mengumpat sambil menekan lebih dalam pedal gas mobil Jeep.

Dan di saat Anggasta dan timnya sedang bertarung mati-matian, lalu Intan bersama Nala dan Gilang juga tengah dihadang bahaya, orang suruhan gembong narkoba jenis baru itu berhasil membunuh dua orang anak buahnya Anggasta yang ditugasi Anggasta menjaga ibu dan adiknya, dan orang suruhan gembong narkoba jenis baru itu berhasil menangkap ibu dan adiknya Anggasta.

1
F.T Zira
2🌹🌹 buat ka author
F.T Zira
intan yg deg deg an aku yg senyum seyum sendiri🤭🤭
F.T Zira
rasain...🤣🤣🤣🤣
anggita
👍👌.. iklan
F.T Zira
prmintaan up dan 2🌹😁😁✌️✌️✌️
Rahma AR
selamat y intan anggasta
🌺Fhatt Trah🌺
awas jangan sampe keterusan ya
🌺Fhatt Trah🌺
benar sekali. gk sia² ya punya teman kek gini☺️
anggita
like+🌹bunga utk intan/cinta? 🤔
F.T Zira
🌹 buat ka author
F.T Zira
yg gini kan bikin iri
Nabil abshor
lanjuuuuttttttt,,,,,,, truuuuuussssss,,,,,, pantang mundurrrrrrrr
Rahma AR
like sama iklan
Nabil abshor
haaaaah seru bangetttt,,,,,,, tak kumpulin mpe 10 bab baru tak baca, gegara g sempet baca.😁😁😁✌️✌️
Nabil abshor: 😁😁😁 sama²,,,,,, 🙏🏻🙏🏻🙏🏻
Elisabeth Ratna Susanti: 🤣iya santai saja, baca pas longgar dan santai biar lebih dapat deg-degannya 😂 makasih banyak untuk supportnya selama ini 🙏🤗
total 2 replies
🌺Fhatt Trah🌺
ketemu lagi dong setelah 5 tahun
🌺Fhatt Trah🌺
siapa sih nih orang😲
F.T Zira
5iklan untukmu kaka🫰🫰
Elisabeth Ratna Susanti: waaah banyak banget😍terima kasih banyak untuk supportnya 🙏🤗
total 1 replies
Rahma AR
smg roy dan anggast selamat
Rahma AR
bantu intan
Rahma AR
sayangnya anggasta de gan intan
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!