NovelToon NovelToon
Bidadari Mr. Kenzo

Bidadari Mr. Kenzo

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintapertama / Mafia / Anak Genius / Harem
Popularitas:710k
Nilai: 4.5
Nama Author: Tsabita

Menutupi jati dirinya sebagai pemimpin dari dunia bawah yang cukup ditakuti, membuat seorang Kenzo harus tampil dihadapan publik sebagai CEO dari perusahaan Win's Diamond yang sangat besar. Namun sikapnya yang dingin, tegas serta kejam kepada siapa saja. Membuatnya sangat dipuja oleh kaum wanita, yang sayangnya tidak pernah ia hiraukan. Dengan ditemani oleh orang-orang kepercayaannya, yang merupakan sahabatnya juga. Membuat perusahaan serta klan mereka selalu mencapai puncak, namun Kenzo juga hampir setiap hari menjadi sakit kepala oleh ulah mereka.
Hingga pada akhirnya, Kenzo bertemu dengan seorang wanita bernama Aira. Yang membuat hidupnya berubah begitu drastis, bahkan begitu memujanya sampai akhirnya Aira harus pergi dari kehidupan Kenzo dan membawa dua darah daging yang tidak ia ketahui.

Bagaimana kehidupan Kenzo saat kepergian Aira dari kehidupannya serta mengetahui darah dagingnya tumbuh dan hidup dan menjadi anak yang sangat berpengaruh?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tsabita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BMr.K 21.

Ketika kondisi Aira mulai membaik, Kenzo merasa sangat senang. Terbesar dalam pikirannya dalam mempercepat keinginannya untuk mengikat Aira ke kehidupannya, bagaimana pun apa yang menjadi keputusan wanitanya tetap ia nomor satukan.

"Sayang, aku akan pergi sebentar. Ada urusan yang tidak bisa digantikan oleh Ansel, kamu tidak apa-apakan disini sendirian?" Kenzo berhadapan dan menatap wajah Aira yang saat ini sudah bisa turun dari tempat tidur.

"Ada urusan pekerjaan kantor? Atau urusan yang lain, tuan?" Tanya Aira yang dalam beberapa hari ini selalu bersama dan mulai belajar memahami kesibukan Kenzo.

"Bukan, hanya saja sebuah urusan dengan orang yang telah membuatmu berada disini. Bunda sebentar lagi sampai, setelah pulang dari rumah sakit. Kita percepatan saja pernikahannya." Kenzo melingkarkan kedua tangannya pada pinggang kecil Aira.

"Hah, apa?! Kenapa tuan selalu suka mengambil keputusan sendiri? Ini bukan sebuah candaan, tuan." Geram Aira memukul tangaan Kenzo agar terlepas dari dirinya.

"Siapa bilang candaan, sayang. Bunda dan Shaka sudah memberikan restunya, semua persiapan sudah berjalan. Apa kamu rela selalu membuatku menahan diri untuk tidak menerkamu? Kamu hanya perlu mempersiapkan diri." Bisik Kenzo ditelinga Aira dan membuat Aira bergidik geli.

"Tuan, lepas. Kita bisa berbicara tidak dalam keadaan seperti ini, nanti ada orang masuk." Aira merasa belum pantas jika mereka berdua sedekat itu.

"Kenapa? Apa kamu juga sangat tidak sabaran?" Kenzo semakin menggoda Aira.

"Tuan, lepas! Kalau tuan masih seperti ini, pernikahan kita batal." Aira menegaskan ucapannya.

"Hah! Oh tidak bisa sayang, kamu menolak pun acaranya akan tetap berjalan." Kenzo terus menggoda Aira, namun bersamaan itu suara ketukan terdengar. Dan itu berhasil membuat Kenzo melepaskan tangannya dari pinggang Aira.

"Assalamu'alaikum." Bunda masuk ke dalam ruangan tersebut.

"Wa'alaikumussalam. Bunda." Aira merasa senang, karena bundanya ia bisa terlepas dari Kenzo.

"Aku pamit ya, bunda." Kenzo berpamit pada keduanya.

Selepas itu, kepala Aira terasa begitu berat akan persoalan baru yang ia hadapi saat ini. Kenzo mengatakan mereka akan menikah, bahkan dirinya saja sebagai calon penggantinnya saja tidak mengetahui rencana tersebut, setelah Kenzo menghilang dari pandangannya. Aira pun mempertanyakan hal tersebut kepada sang bunda.

"Niat yang baik itu tidak boleh ditunda ,nak. Apalagi tujuan nak Kenzo itu baik, Shaka sudah setuju. Dengan berbicara perlahan padanya, restu itu ia berikan." Jelas bunda.

"Tapi bun, kami berdua sangat jauh berbeda. Kami tidak saling mencintai satu sama lain, ini hanyalah keputusannya sendiri tanpa bertanya pada Aira." Protes itu Aira berikan.

"Percayalah, nak Kenzo benar-benar tulus. Bunda dan Shaka juga merasa senang, karena putri bunda ini sudah mau menikah." Bunda mengusap kepala Aira.

"Masih ada abang dan bunda yang bisa jagain Aira, Aira takut bun sama bun. Dunia kami jauh berbeda."

"Tidak baik berbicara seperti itu, kita tidak tahu umur manusia. Dalam beberapa jam kedepan ini saja kita tidak tahu nak, percayalah." Bunda pun memeluk Aira dengan begitu hangat.

"Bunda berharap, kamu bisa menjalani kehidupan berumah tangga nanti dengan baik. Jangan mementingkan ke egoisan yang nantinya akan menjadi bumerang untukmu sendiri, jika ada permasalahan. Bisa dibicarakan dengan baik-baik, bunda percaya padamu dan nak Kenzo." Pelukan itu terlepas, membuat Aira berlinangan airmata.

.

.

.

.

"Selamat datang tuan." Sambut beberapa anggota klan Dark Black saat Kenzo memasuki markas.

Wajah dingin itu tidak bisa berubah, kakinya terus melangkah menuju sebuah ruangan dimana orang yang ingin ia habisi berada disana.

"Tuan." Hormat Andre dan juga Vero yang berjaga di luar pintu.

"Dimana mereka?" Kenzo benar-benar sudah dalam keadaan menahan amarahnya.

"Didalam tuan, ada Ricky yang sedang memberikan hukuman." Ujar Vero.

Pintu ruangan itu terbuka, ruangan yang cukup pengap itu sudah berubah menjadi tempat untuk memberikan hukuman sebagai efek jera. Terdapat beberapa orang yang dalam keadaan cukup mengenaskan, disaat mengetahui kedatangan Kenzo. Ricky menghentikan semuanya, mereka mempersilahkan Kenzo untuk menyelesaikannya.

"Tuan." Hormat Ricky.

"Hmm, apa mereka sudah memberikam informasinya?" Kenzo menatap dingin.

"Belum tuan, mereka masih bungkam." Ricky mempersilahkan Kenzo.

Berjalan dengan kedua telapak tangan berada dalam saku celananya, Kenzo berdiri dihadapan tawanan mereka. Kembali lagi pertanyaan yang sama Kenzo katakan kepada mereka, untuk memberikan informasi mengenai siapa yang telah mengirim mereka untuk menyerang Kenzo. Akan tetapi orang-orang tersebut tetap setia menutup mulutnya, tanpa berpikir jika nyawa mereka sedang terancam.

Tangan Kenzo menadah pada Ricky, lalu dengan cepat Ricky memberikan apa yang di inginkan oleh tuannya. Tanpa mengucapkan hal tersebut, Ricky mengetahui apa yang Kenzo inginkan. Sebuah katana yang begitu menyilaukan mata untuk melihatnya, dengan tatapan mematikan. Kenzo menyeringai, membuat para tawanan tersebut merasa ketakutan yang sangat besar.

"Waktu kalian hanya satu menit, jika tidak ada yang membuka suara. Katana ini akan buktikan ketajamannya, silahkan kalian berpikir." Kenzo sudah cukup memberikan kesempatan.

Satu menit bukanlah waktu yang lama, begitu singkat dan bisa memberikan keputusan.

"Heh, rupanya dengan rela memberikan nyawa kalian untuk katana ini. Waktu kalian sudha habis." Katana itu melesat bagaikan anak panah yang lepas dari busurnya begitu cepat.

Crash!!

Dua orang meregang nyawa dengan begitu cepat, anggota tubuh yang terpisah dari tempatnya. Memberikan suasana yang begitu mengerikan, sengaja Kenzo tidak melakukannya sekaligus. Agar bisa memberikan reaksi dari rekan dari tawanan tersebut, atas bungkamnya mereka. Semakin besar amarah yang Kenzo miliki, hingga batas kesabarannya telah habis.

Tendangan dari kaki jenjang itu melesat bahkan Kenzo menghantamkan pukulan kekesalan dirinya kepada tawanannya. Dan seringai terkahir yang ia berikan, menatap sinis sembari melayangkan katana yang sudah tidak sabar.

Crash!!

Crash!!

Hitungan detik, semua tawanan itu meregang nyawa. Genangan cairan berwarna merah itu mengalir seperti air, dengan nafas yang memburu. Membuat Kenzo melemparkan katana yang telah ia gunakan, percikan darah segar mengenai pakaian yang ia kenakan. Bau amis pun terendus oleh indera penciuman, membuat gejolak pada perut ingin dikeluarkan. Namun hal itu sudah biasa dihadapi oleh mereka.

"Urus semuanya, pastikan informasi mengenai siapa yang telah mengirim mereka kalian dapatkan." Kenzo berjalan keluar dari ruangan itu.

"Baik tuan." Ricky memberikan hormat kepada Kenzo, lalu ia melakukan apa yang telah diperintahkan kepadanya.

"Loh, sudah selesai toh. Hem telat dah, gara lu Ndre." Vero menyerahkan Andre.

"Terserah mulut lo deh Ver, Rick." Andre mempertanyakan hasilnya.

"Tugas kamu melacak mereka, tuan ingin hasil secepatnya." Ricky berbicara seiringan mengambil katana yang dilemparkan oleh tuannya.

Mendapatkan perintah, Andre pun menelusuri para ma**t dari tawanan mereka. Mencari beberapa petunjuk untuk ia gunakan, rupanya mereka begitu ahli dalam menyembunyikan identitas tersebut. Akan tetapi, mata elang Andre tidak dapat dipungkiri dalam meneliti targetnya.

"Heh, bo**oh." Andre mendapatkan petunjuk.

Melihat kedua temannya berlalu, membuat Vero tertinggal akibat dari sikapnya yang selalu ingin tahu apapun.

"Eh, aku ditinggal."

(Mohon maaf semuanya, outhor sedang masa revisi bab. Mohon dukungannya ya semua.)

1
Susi Susiyati
mampir kak
Siti Ramsah
Kecewa
Siti Ramsah
Buruk
wifashaa
trimksih bnyak thor
Nani Nuraeni
ihh jangan tamat duluuu masih da si kembar kan belom ampe ke temu jodohnya nya lanjut thorr🙏🙏🙏
Layly Inayah
terimakasih author. berharap ada season 2 nya.. buat triple k mencari cinta
Jamaliah
terimakasih Thor atas karya tulis mu semoga authornya sehat selalu dan dapat mempersembahkan hiburan yang menyenangkan bagi kami semua yang suka membaca🙏👍👍👍👍👍👍
Al Fatih
baba Kenzo hanya ngprank, tapi syukurlah baba ga knapa2
Al Fatih
baba Kenzo 😭😭😭
Melia Gusnetty
kalah muluu perasaan si kenzo dr Ryu..
Armalia Utama
Kecewa
Armalia Utama
Buruk
Siti Aisyah Aisyah
lanjut up lg
Jamaliah
semoga Kenzo selamat
Siti Aisyah Aisyah
up lg thor jangan bikin penasaran.
Nani Nuraeni
tpi jngn bikin meninggal thor babanya😣😣😣
Al Fatih
baba Kenzo 😭😭😭,, tolong selamatkan baba Kenzo thor
Dwika Wahyu
come on zo ayo bangkit jangan bikin keluargamu sedih.
Nani Nuraeni
thor harus selamat baba kenzonya awas ya😁😁😁
Siti Aisyah Aisyah
lanjut up lg thor dn smnga baba baik2 aja. 😭😭😭😭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!