Nurmala Larasati yang lebih dikenal dengan nama Lala adalah seorang OB Antam Group yang terkenal sangat lugu.
Pekerjaan itu Lala dapatkan karena sebuah keberuntungan. Setelah Lala bertaruh nyawa menyelamatkan seorang wanita tua yang hendak ditabrak mobil.
Di dalam lingkungan bekerja banyak yang menyukai Lala, namun tidak sedikit pula yang mengerjai Lala karena keluguannya.
Termasuk Ethan Agam, CEO sekaligus pemilik Antam Group.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kuswara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 22 Lala, Si OB Lugu
Lala menyimak setiap apa yang dikatakan Grandma tentang wanita yang duduk di kursi roda yang tadi dilihat Lala. Lala mengerti kalau pria yang telah menyatakan perasaan cinta padanya pernah menjalin hubungan dengan wanita itu cukup lama. Karena suatu keadaan hubungan mereka harus kandas dan kini wanita itu datang untuk menjelaskan semuanya.
Sam pun sedikit memberikan gambaran tentang sosok Laura yang dikenalnya sangat baik dan sangat mencintai Ethan. Itu cukup membuat Lala galau akan perasaannya sendiri setelah sampai di rumah.
Memang, baik Grandma atau pun Sam tidak ada yang tidak menyukai hubungan Lala dan Ethan. Hanya saja mereka memberitahu keadaan Ethan sebelum memiliki hubungan bersamanya.
"Apa sekarang Lala harus putus dari Tuan Ethan?." Tanyanya pada Ethan yang baru tiba di kamarnya.
Ethan mengambil posisi duduk di dekat sofa, kursi tunggal yang cukup besar untuk dirinya dan Lala.
"Grandma dan Sam yang mempengaruhi mu?."
Lala menggeleng sambil mendaratkan bokongnya di atas pangkuan Tuan Ethan.
"Itu cerita masa laluku, sekarang masa depan ku bersamamu. Aku benar-benar cinta sama kamu, La." Ucap Ethan sambil mengusap lembut pipi Lala.
"Tapi Laura sedang sakit dan membutuhkan Tuan Ethan."
Ethan menggeleng sambil melingkarkan tanganya pada pinggang Lala. Meletakkan dahunya pada pundak Lala. Menghirup dalam-dalam aroma wangi Lala yang memberinya ketenangan.
"Yang Laura butuhkan hanya dokter bukan aku."
"Tapi..."
"Aku dan kamu tidak perlu ikut campur pada urusan Laura. Biarkan dia mengurus dirinya sendiri. Aku juga tahu, pasti Laura tidak ingin dikasihi oleh siapa pun."
Lala mengangguk, mengerti dan mengikuti apa yang dikatakan Tuan nya.
"Sekarang beri aku sebuah kecupan sebelum tidur."
"Mana bisa begitu?."Lala bangkit berdiri dan berusaha menghindari. Namun pegangan tangan Tuan nya begitu kencang hingga Lala kembali jatuh pada pangkuan Tuan nya.
"Ayo, lakukan dengan benar!" Ethan mengarahkan wajahnya pada Lala. Sangat berharap kalau Lala akan menciumnya dengan berani.
Lala menggeleng pelan, merasa sangat malu dengan permintaan Tuan nya.
"Lala, cepat!." Karena sudah tidak sabaran lagi. Ethan segara menangkup kedua sisi wajah Lala lalu mengucap bibir Lala yang mengerucut.
Cup
Bibir tipis nan mungil itu kini telah menjadi sangat candu. Keinginannya untuk segera memiliki Lala semakin besar saja seiring dengan Lala yang begitu menggoda dan selalu membuatnya bergairah.
"Emmphh..." Lala memukul dada bidang Tuan nya dikarenakan tidak ada pasokan oksigen.
Ethan melepas ciumannya, kemudian membiarkan Lala meraup oksigen sebanyak-banyaknya sebelumnya nanti dia cium kembali.
Malam semakin larut, Ethan masih betah berlama-lama di dalam kamar Lala. Kini pria dewasa itu sedang berbaring sambil memeluk Lala dengan sangat posesif.
"Jangan khawatir, tidak akan melakukan lebih padamu, tidur lah sekarang!." Ethan mengusap-usap lembut selamat punggung Lala. Gadis itu sudah berulang kali menguap, mencoba menahan kantuknya sampai Tuan nya mau keluar dari kamar. Alih-alih keluar, pria nya lebih memilih ikut merebahkan tubuhnya bersamanya.
"Tidak seperti yang pernah Lala lihat di dalam laptop Tuan Ethan kan?." Tanyanya.
"He...he...he..." Ethan tertawa pelan sambil menenggelamkan wajahnya pada helian rambut Lala yang tergerai. "Tidak sayang, mana mungkin aku berani melakukannya padamu. Terkecuali kamu sendiri yang memintanya." Lanjut Ethan sambil mengangkat wajahnya. Menatap Lala dengan sangat dalam dan penuh cinta.
Lala segera memukul lengan Ethan namun pelan, "Tidak boleh. Kata Grandma, jangan pernah berikan apapun pada Ethan sebelum kalian halal." Jujur Lala, gadis polos itu mendapatkan banyak wejangan dari Grandma tentang hubungan mereka.
"Iya, sayang. Makanya cepat kita menikah!." Ucap Serius.
Lala hanya mengangguk namun dengan perasaan yang sangat malu. Tidak lama dari situ, Lala memposisikan dirinya untuk tidur tanpa takut Ethan akan menyentuhnya lebih.
.....
Elena yang sudah berada di kantor menerima kunjungan dari Nadia dan juga Laura. Bagaimana pun mereka saling mengenal dan pernah dekat. Walau setelahnya menjadi renggang karena kecelakaan yang menimpa Elena.
"Apa yang bisa aku bantu untuk Tante Nadia dan Laura?." Tanyanya dari kursi kebesarannya. Kursi yang membuatnya merasa bangga dan itu ditunjukkannya pada Luara.
"Kau bisa mendamaikan Ethan dan Laura?."
"Ma!!!" Protes Laura. Luara tidak mengemis pada siapapun tentang perasaannya. Apalagi tahu kalau Ethan sudah tidak mencintainya lagi.
Elena tersenyum kecil sambil menatap Nadia dan Laura. "Mungkin kalian juga tahu, Ethan sudah memiliki pengganti Laura. Ya, walaupun sangat tidak sepadan."
"Itu kami tahu. Karena itu kau bantu Laura untuk kembali pada Ethen."
Elena diam sejenak, bagaimana dia bisa membantu Laura? Kalau dia sendiri ingin mendapatkan Ethan.
"Bagaimana, Elena?."
Kini Elena memfokuskan pandangannya pada Laura yang cukup santai, wanita itu memang tidak lagi terlalu menggebu-gebu seperti waktu dulu.
Sedangkan Ethan dan Lala yang baru sampai di lobby perusahaan, langsung disambut oleh Sebastian yang meminta waktu Ethan sebentar.
"Ada apa?." Tanya Ethan setelah cukup jauh dari Lala.
Sebastian langsung menyerahkan amplop berwarna coklat dan Ethan segera menerimanya.
"Semua informasi yang Tuan Ethan ada di dalam semua. Aku sudah mendapatkan beberapa bukti lagi. Selanjutnya terserah Tuan Ethan saja. Oh iya, satu lagi. Di atas sedang ada tamu, di ruangan Ibu Elena."
Ethan yang mengerti pun langsung mengangguk tanpa bicara. Dia segera memegang kuat amplop itu lalu kembali pada Lala.
"Ayo! Aku akan mengantarmu sampai ruangan." Ethan menarik lembut tangan Lala lalu menggandengnya. Ethan tidak ingin membuat Lala bersedih karena ucapan mereka yang sangat melukai hati kekasihnya.
"Tidak usah digandeng" tolak Lala sambil menarik tanganya lagi.
"Mau aku cium?." Dengan cepat Lala menggeleng sembari pasrah pada kelakuan Ethan.
Ethan sudah memastikan sang kekasih tercinta sudah berada di dalam ruangan. Dia pun segera pergi dan menuju ruangannya.
Langsung saja Ethan membuka amplop dan melihat beberapa catatan yang diberikan Sebastian.
"Kalian harus membayar semunya." Ucap Ethan begitu geram atas apa yang menimpa Lala beberapa waktu lalu karena ulah orang-orang yang sudah ada dalam genggamannya.
Ethan yang hendak menyalakan layar monitornya dikejutkan dengan kedatangan Nadia tanpa permisi ke dalam ruangannya.
"Sebagai seorang Ibu, aku tidak ingin melihat putri ku bersedih karena cinta. Dan kau cintanya bagi Laura."
Ethan menahan geram atas sikap lancang orang pernah sangat dihormatinya.
"Aku tidak bisa, tapi kalau kau ingin mengobati Laura dan membawanya ke dokter yang paling bagus sekali pun tidak masalah. Aku masih bisa membantunya. Namun bukan tentang perasaan ku lagi."
Sedangkan di ruangan Lain, Lala yang baru selesai mengenakan seragamnya langsung mendapatkan kunjungan dari Elena dan Luara.
"Kalau kau masih punya hati nurani, pergi yang jauh dari hidup Ethan karena masih ada Laura dalam hidup Ethan. Dan mereka masih saling mencintai" Ucap Elena yang berdiri di samping Laura.
Bersambung
Terima kasih untuk dukungannya 🙏🙏😘😘