NovelToon NovelToon
JANGAN AMBIL ANAKKU

JANGAN AMBIL ANAKKU

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Single Mom / Hamil di luar nikah / Pernikahan Kilat / Kelahiran kembali menjadi kuat / Fantasi Wanita
Popularitas:24.2k
Nilai: 5
Nama Author: Anita Jenius

Berawal dari kesalahan Mike dan Sandra yang menyebabkan Sandra harus hamil di luar nikah. Mike pun di usir dari rumah. Lalu Mike membawa Sandra kabur dari rumah orang tua Sandra dan menikah tanpa restu orangtua. Lalu papa Mike berusaha membuat hidup mereka menderita agar Mike meninggalkan Sandra dan balik padanya.
Suatu saat Sandra kontraksi. Tak satu pun warga mau menolong mereka. Mike hanya menemukan gerobak dan membawa Sandra dalam kondisi hujan ke rumah sakit. Mike meminta tolong pada pihak rumah sakit untuk menolong Sandra dengan kekuatan terakhirnya lalu Mike pun pingsan. Lalu keduanya langsung di tangani. Mike pun meninggal. Sandra melahirkan bayi laki-laki yang lucu.
Mengetahui anaknya meninggal, Pak Anwar pun mengambil mayatnya Mike beserta anak mereka. Sandra yang masih lemah tidak dapat mengejar Pak Anwar dan terjatuh.
“Jangan Ambil Anakku” Ucap Sandra saat dia terjatuh .
Bagaimanakah nasib Sandra dan anaknya? Apakah Sandra masih bisa bertemu dengan anaknya itu?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anita Jenius, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 22. Mike Di Interview Intan.

“Ekhem.. !! Udah doh salamannya. Mike nya nggak mau di interview dulu Intan?? Atau kamu mau menerima Mike tanpa interview terlebih dahulu.” Pak Budi yang melihat Intan dengan tampangnya Mike pun terdiam dan menyadari kesalahannya.

“Eh iya. Maaf Pakde. Intan jadi lupa.!” Intan melepaskan salamannya dengan Mike saat Pak Budi mengingatkannya.

“Iya. Iya. Pakde ngerti kok..!!” Pak Budi mengedipkan satu matanya pada Intan yang semakin membuat Intan salah tingkah.

“Ahh Pakde bisa saja. Intan nggak seperti itu kok. Intan ini sangat professional dalam bidang pekerjaan loh pakde.” Intan membela dirinya sendiri.

“Hahaha… Iya.. Iya..” Mike hanya memandangi interaksi antara Intan dan Pak Budi saat ini tanpa tahu harus berkata apa.

“Ya sudah.. Ya sudah.. Ayo kita masuk ke dalam penginapan saja. Kita bisa bicara di ruangan saya yang ada di dalam penginapan ini.”Ajak Intan.

“Baik bu Intan.!” Mike bersikap formal pada Intan.

“Nggak perlu bicara seformal itu Mas Mike. Panggil saja nama saya Intan atau mbak Intan pun boleh. Kelihatannya usia saya lebih tua dari usianya kamu.” Intan menebak usianya Mike.

“Tapi mbak masih kelihatan muda kok. Nggak nampak kalau mbak sudah tua. Kalau mbak nggak bilang barusan.” Puji Mike tulus.

“Hahaha.. Kamu bisa saja memuji saya.”

“Ini bukan pujian loh mbak. Memang kenyataan nya gitu. Mbak memang terlihat muda walaupun mbak berpakaian formal ala wanita kantoran seperti yang mbak pakai sekarang.”

“Hahaha.. Baiklah. Baiklah. Ayo kita masuk saja ke dalam. Nanti kalau kelamaan di sini dan mendengar pujian kamu terus yang ada saya akan terbang ke langit ke tujuh karena kegeeran kamu buat.” Intan pun memutuskan mengakhiri basa-basi dengan Mike karena ingin mempersingkat waktu.

Walaupun Intan masih berusia sekitar dua puluh lima tahun. Tapi kesibukannya sudah melebihi orang-orang yang seusianya. Di saat teman-temannya masih sibuk mencari jati diri di perkuliahan, Intan sudah bekerja dengan giat dan menjadi seperti ini sekarang. Intan menjadi salah seorang eksekutif muda yang punya pengaruh di perusahaan yang bergerak di bidang perhotelan. Karena Intan adalah seorang asisten dari seorang CEO pemilik beberapa bisnis perhotelan dan penginapan di wilayah Bandung dan sekitarnya. Intan di beri kewenangan untuk membuat keputusan di perusahaan tersebut mewakili sang CEO.

Intan pun kemudian membukakan pintu samping penginapan tersebut yang dapat berhubungan langsung dengan ruangannya tanpa harus membuka semua ruangan penginapan tersebut. Intan membawa mereka masuk ke ruangan kerja nya.

“Silahkan masuk Pakde. Silahkan masuk Mas Dave”Ucap Intan dengan sopan.

“Terima kasih Intan..!”

“Terima kasih mbak Intan..!”

Kata Pak Budi dan Mike bersamaan. Keduanya pun mengikuti Intan yang masuk duluan ke ruangan tersebut.

“Baiklah. Silahkan kalian duduk dulu. Saya akan membuatkan teh untuk Pakde dan mas Mike dulu.”

“Nggak usah repot-repot mbak.” Ucap Mike dengan cepat.

“Iya Intan. Nggak usah repot-repot. Mending kamu langsung saja menginterview Mike. Pakde tahu kamu orangnya sibuk dan banyak jadwal lainnya. Pakde tidak ingin mengganggu kamu terlalu lama.”

“Baiklah Pakde kalau itu maunya Pakde. Memang benar apa kata pakde, Intan masih punya janji lain setelah dari sini jadi nggak bisa lama-lama di sini.” Intan berkata jujur.

“Pakde sudah menebaknya Intan. Ya sudah pakde akan berjalan melihat-lihat penginapan ini. Pakde akan memberi waktu kamu menginterview Mike.”

“Makasih banyak pakde atas perhatian dari pakde.”

“Sama-sama Intan. Ya sudah silahkan di mulai. Pakde keluar sekarang.” Intan pun mengangguk mengiyakan apa yang di bilang Pak Budi.

Tanpa menunggu lama, Pak Budi pun keluar dari ruangan tersebut dan memberi ruang dan waktu pada Intan dan Mike.

Setelah kepergian Pak Budi, pandangan Intan pun beralih ke Mike. Dia melihat pemuda yang di bawa oleh Pakde nya itu. Mike yang tadinya memang sudah gugup jadi tambah gugup dilihat oleh Intan yang ada di sana.

“Ekhem. Baiklah mas Mike. Saat ini saya akan mulai menginterview mas Mike. Apa mas Mike sudah siap?” Tanya Intan pada Mike.

“Su.. sudah Mike..!” Belum mulai di interview, Mike sudah gugup duluan saat bicara dengan Intan di sana. Aura yang dipancarkan Intan seperti membuat Mike nggak bisa bernafas.

“Santai saja mas Mike. Jangan tegang gitu. Saya nggak makan orang kok. Hahaha..!” Intan berusaha mencairkan suasana di ruangan tersebut.

“I..Iya mbak. Saya santai kok..!” Walau wajahnya di buat sesantai mungkin namun dari ekspresi dan caranya ngomong, Mike masih kelihatan gugup.

“Oke mas Mike . Saya akan mulai.” Intan duduk persis di depan Mike dan menatap Mike dengan pandangan tajam.

“Iya mbak.”

“Boleh saya tahu pendidikan terakhir mas apa?” Tanya Intan to the point.

“Hmm.. Saya hanya tamatan SMA saja mbak.”

“Loh.. mas nggak lanjut kuliah. Dari penampilan dan perawakan mas Mike saya bisa melihat kalau mas Mike sama sekali bukan dari keluarga sederhana atau susah. Kenapa mas Mike nggak kuliah?”

“Sebenarnya saya kuliah mbak, tapi saya terpaksa cuti karena ingin mencari pekerjaan dulu. Ada hal yang mendesak dan lebih penting saya urus dibanding kuliah mbak. Dan untuk itu semua saya perlu uang. Makanya saya nekat datang ke sini untuk menguji peruntunganku. Mana tahu saya dapat pekerjaan di sini.” Jelas Mike tanpa ada yang ditutup-tutupi.

“Kalau saya boleh tahu, urusan apa yang sedang mas Mike urus sampai-sampai harus meninggalkan bangku kuliah mas Mike.”

“Maaf mbak. Itu adalah masalah pribadi saya dan nggak mungkin saya ceritakan ke mbak. Nanti mbak mengira saya menjual cerita sedih untuk mendapatkan pekerjaan di sini.”

“Iya juga ya. Hahaha. Maaf saya jadi kelihatan kepo ya.!”

“Iya mbak nggak apa-apa.”

“Trus apa mas pernah bekerja sebelum ini? Atau apa mas punya pengalaman kerja?” Tanya Intan lagi.

“Nggak mbak. Saya juga belum pernah bekerja sekalipun seumur hidup saya.” Mike jujur pada Intan.

Intan pun memandang ke arah Mike. Di satu sisi dia nggak bisa menerima Mike karena tidak adanya pengalaman kerja sama sekali. Di sisi lain, Intan juga menyadari bahwa apa yang dikatakan Mike benar-benar jujur dan semestinya harus diapresiasi. Intan pun jadi dilemma di buatnya.

“Jadi kalau semisal mas Mike diterima di penginapan ini, apa yang bisa mas lakukan untuk menghidupkan kembali penginapan ini.” Tanya Intan lebih lanjut.

“Terus terang saya belum tahu apa yang harus saya lakukan pada penginapan ini mbak. Tapi kalau mbak memberi saya kesempatan saya akan mencaritahu apa yang harus saya lakukan untuk penginapan ini dengan melakukan riset terlebih dahulu.” Ucap Mike dengan tegas dan yakin.

“Apa saya bisa pegang omongan kamu?” Intan melihat ke dalam matanya Mike untuk mengetahui Mike ini tipe orang yang gimana.

“Mbak boleh pegang omongan saya dengan memberi saya kesempatan membuktikannya.”

“Baiklah kalau kamu yakin. Saya akan berikan kamu waktu satu bulan untuk memikirkan cara memajukan penginapan ini. Tenang saja selama waktu itu makan dan tempat tinggal kamu akan di tanggung oleh pihak penginapan dan ada sedikit uang saku buat kamu. Gimana? Kamu setuju”

“Iya mbak, saya setuju. Saya janji akan berbuat yang terbaik.” Janji Mike

“Bagus. Kalau gitu silahkan mas mencobanya.”

“Baik mbak,. Terima kasih karena sudah memberikan saya kesempatan” Mike menyalam Intan dengan perasaan bahagia.

“Sama-sama mas. Ingat jangan mengecewakan saya.”

“Iya mbak, Saya janji.”

Intan pun tersenyum melihat tingkah Mike saat itu, intan jadi teringat pada kenangan dia saat pertama kali di terima bekerja. Rasanya ya seperti ini. Bahagia sekali.

1
Amelia
aku dukung per bab ya ❤️👍
Lukalama
kirim /Rose//Rose/ untukmu 😘
Lukalama
/Rose//Rose/meluncur..../Pray/
Pena dua jempol
more like 👍🏿 and 1 🌹 for you ❤️
Pena dua jempol
kejamnya bapak mertua melebihi emak mertua 🤣😭
Pena dua jempol
seriusan ini /Sob//Sob/
Pena dua jempol
ya Allah pak Anwar... jaharaaaa sekali 😭😭
Zara Rahmi
update lagi
Elisabeth Ratna Susanti
tiga like plus iklan 👍
November
lanjut
Elisabeth Ratna Susanti
like 👍
Lukalama
5 iklan untukmu thor 🫰
Lukalama
pasti si Mike ini...😂
Dewi Payang
5 🌹buat kak Anita🙏🫰
Dewi Payang
Gemes sama pak Riko
Dewi Payang
Ucapan pak Riko ada benarnya sih
Dewi Payang
Keras kepala.si pak Riko, terus gimana calon anak perutnya Sandra
Pena dua jempol
5 like + 2 🌹 untuk kakak 🫰🏿 ceritanya semakin menegangkan ❤️
Syiffitria
semangat dia mawar untukmu
Lukalama
5 iklan meluncur
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!