NovelToon NovelToon
Ceo Casanova Dan Gadis Tengil

Ceo Casanova Dan Gadis Tengil

Status: tamat
Genre:CEO / Nikah Kontrak / Dijodohkan Orang Tua / Tamat
Popularitas:934.9k
Nilai: 4.7
Nama Author: Ekadewi01

Luna Olivia, seorang mahasiswi semester akhir yang memiliki sifat bar-bar harus menerima kala dirinya dijodohkan karena balas budi Ayahnya.

Bara Adi Wijaya, seorang Ceo Casanova yang tidak ingin mempunyai komitmen dengan wanita, tetapi malah dijodohkan dengan orang tua nya.

***
Bagaimana jadinya jika seorang Ceo Casanova di jodohkan dengan gadis tengil yang bar bar?
Apakah mereka bisa bersatu dan saling menerima ?
Atau malah sebalik nya, mereka tidak akan bisa bersatu karena perbedaan yang ada ?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ekadewi01, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 26. Kegundahan Bara

Selesai makan siang, mereka semua kembali ke kantor. Luna langsung naik ke lantai enam menuju keruang divisi keuangan.

"Makasih ya, Om, Bangke. Gue balik keruangan gue dulu," pamit Luna setelah pintu lift terbuka.

Bara menganggukkan kepalanya begitupun dengan Kenan.

Luna berjalan menuju ke meja kerja nya. "Makan siang dimana, Lun? Tadi di cafe depan nggak ketemu, " tanya Puput.

"Nggak makan siang di cafe depan, Mba. Tadi aku diajak makan bareng pak Bara dan pak Kenan," jawab Luna dengan jujur.

"Oh, pantes nggak ketemu," sambung Puput.

"Pak Kenan itu aslinya kaya gimana sih, Lun?" Puput bertanya membuat Luna mengerutkan dahinya.

"Kenapa memang nya, Mba? jangan-jangan mba naksir ya sama Pak Kenan?" selidik Luna.

"Nggak kok, cuma yang mba liat kaya nya Pak Kenan itu nggak pernah punya pacar, nggak kek Pak Bara yang gosip nya udah terdengar kemana-mana." Puput menutup mulutnya keceplosan.

"Maaf ya Lun, mba nggak maksud singgung kamu," ucap Puput tidak enak hati.

"Nggak papa Mba, toh memang kenyataan nya seperti itu. Yang namanya masa lalu kan nggak bisa kita rubah," jawab Luna begitu bijak.

"Ya, Lun. Mba doain biar rumah tangga kamu sama Pak Bara langgeng cepet dapet momongan juga."

"Aamiin." Luna pun mengaminkan nya, karena doa yang baik harus di aamiin kan.

Luna hanya mengikuti alurnya saja, kedepannya bakal seperti apa dia tidak tahu.

"Kirain aku mba suka sama Bangke, biar aku salamin nanti." Luna cengengesan saja.

"Kok bangke sih, Lun?" tanya Puput heran.

"Oh, itu Bangke anggilan aku buat Pak Kenan. Bangke itu singkatan abang Kenan." Jawaban Luna membuat Puput tertawa.

"Ya ampun, kamu ada-ada aja." Puput tidak habis pikir dengan istri boss nya itu.

Jam makan siang berlalu begitu cepat, semua karyawan sudah memulai pekerjaannya kembali.

***

Luna kembali mengerjakan pekerjaannya, terkadang jika ada yang tidak dia mengerti, dia akan langsung bertanya dengan Puput atau Indah.

Di ruangan nya Bara sedang fokus memandang layar laptop, sedangkan jari-jarinya menari diatas papan keyboard.

Tiba-tiba Bella datang tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu membuat Bara menggeram kesal.

"Kebiasaan main masuk sesuka hati, kalo nggak ada kepentingan mending keluar!" Belum apa-apa Bara sudah tidak bisa bersikap baik dengan Bella.

"Kamu kenapa sih, Bar? kayanya semenjak punya istri kamu jadi berubah, padahal kamu sama istri kamu tuh cuma nikah karena terpaksa," celetuk Bella kemudian mencebikkan bibirnya.

"Bukan urusan kamu!" bentaknya.

Bella tidak putus asa dengan penolakan secara terang-terangan yang dilakukan oleh Bara.

Perempuan itu langsung duduk di pangkuan Bara melumat rakus bibir pria tampan itu. Bara terdiam karena masih shock dengan apa yang di lakukan oleh Bella.

Luna masuk keruangan Bara tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu, karena dia pikir Bara hanya sendiri.

Bara yang melihat Luna masuk buru-buru mendorong Bella dari pangkuan nya, dia tidak ingin Luna salah paham.

"Auh," rintih Bella saat terjatuh di lantai.

"Gue mau nyerahin laporan keuangan pembangunan resort di Bali, Om." Luna meletakan berkas itu di atas meja kerja suaminya.

Setelah itu Luna keluar tanpa menoleh kearah Bara dan juga Bella. Luna jelas bisa melihat dari samping saat wanita itu sedang melumat bibir suaminya dengan rakus.

Luna tidak akan memikirkan suaminya, dan dia sudah berjanji akan menutup rapat-rapat hatinya agar tidak jatuh cinta dengan suaminya yang seorang casanova.

Biarlah, walaupun harus terikat selamanya dengan Bara. Yang penting dia tidak akan menyerahkan dirinya pada laki-laki yang berstatus suaminya itu.

"Udah, Lun?" tanya Dini saat melihat Luna telah kembali.

"Beres, Mba," jawabnya lalu mulai mengerjakan pekerjaan nya kembali.

Sementara Bara di ruangan nya sedang memaki-maki Bella karena ulahnya.

"Lancang ya, kamu! jangan mentang-mentang saya bersikap baik sama kamu dan kamu bisa seenaknya," maki Bara dengan lantang.

"Sekarang keluar dan jangan pernah datang kesini lagi!"

"Tapi, Bar." Belum sempat Bella melanjutkan perkataannya, Bara sudah lebih dulu berteriak.

"Keluar sekarang juga! atau mau saya panggil security buat seret kamu keluar." Bella langsung pergi meninggalkan ruangan Bara dengan penuh kekesalan.

"Aargghhh, sial," teriak Bara frustasi.

Bara tau image nya sebagai casanova sudah diketahui banyak orang, tetapi dia tidak ingin sang istri jijik dengan kelakuan nya. Dia tidak ingin Luna berpikiran buruk tentangnya.

Bara kembali duduk di kursi kebesarannya dan memijat dahinya yang tiba-tiba berdenyut.

Bara merasa nyaman berada di dekat Luna dan saat mengobrol dengan istrinya pun dia merasa klop. Bara ingin hubungan dengan sang istri bisa semakin dekat tanpa adanya jarak. Bara hanya takut Luna malah menjauh karena kejadian tadi.

***

Luna sedang dalam perjalan menuju ke cafenya setelah jam pulang kantor usai. Begitu juga dengan Devan dan Ajeng yang langsung pergi ke cafe sebelum nanti malam ke arena.

"Juleha, mobil lo udah di servis belum?" Tanya Devan saat ini mereka sedang berada di rungan Luna.

"Belom sempet gue, Van."

"Ya udah, gue bawa ke bengkel dulu, ya," ujar Devan yang di anggukan kepala oleh Luna.

Devan mengambil kunci mobil sport milik Luna lalu membawanya ke bengkel biasa tempat mereka servis motor atau mobil.

"Gue mau buat jus, lo mau sekalian nggak?" tawar Ajeng.

"Okay, bawa dessert juga!" titahnya.

"Siap, Bu boss." Ajeng lalu turun kebawah menuju ke dapur.

Ponsel Luna berdering ada panggilan masuk dari nomer tidak di kenal. Luna mengangkat telepon itu takutnya ada urusan yang penting.

"Halo, selamat sore," sapa Luna saat sudah mengangkat panggilan itu.

"Sore, benar ini dengan pemilik cafe Olivia?" tanya orang itu dari sebrang sana.

"Ya betul, ada yang bisa saya bantu?"

"Begini, saya ada perlu dengan pemilik cafe Olivia karena ada hal yang ingin saya tanyakan mengenai makanan yang ada di cafe anda. Rencananya saya ingin memakai cafe anda untuk tempat meeting dan ingin membooking makanan untuk acara event kantor saya, apa kita bisa bertemu?" tanya penelpon itu.

"Oh, bisa, Tuan. Kebetulan saya sedang ada di cafe. Kalau tuan bersedia bisa langsung menemui saya disini!" jawab Luna.

"Baiklah, mungkin 1 jam lagi saya baru sampai di sana."

"Baik, saya tunggu kedatangan anda." Setelah mengatakan itu Luna mematikan panggilan telepon nya.

Ajeng masuk membawa jus melon dan juga cake tiramisu kesukaan Luna.

"Telepon dari siapa, Lun?" Tanya Ajeng yang memang mendengar Luna sedang menerima telepon.

"Nggak tau, katanya mau booking cafe atau apa gitu minta ketemu langsung. Katanya sih 1 jam lagi baru sampe sini."

"Ya udah, minum tuh!"

Setelah minuman dan cake yang di bawa habis, Ajeng turun ke bawah mengecek keadaan dibawah.

"Gue kebawah dulu." Luna menganggukkan kepalanya.

Luna membuka laptopnya mengecek keuangan cafe yang semakin hari omset cafe semakin bertambah.

Karena keasyikan mengerjakan tugasnya, Luna tidak sadar bahwa sudah 1 jam dia berkutat dengan laptopnya.

Tina karyawan nya datang memberitahu bahwa ada yang ingin menemui Luna.

"Bu Luna, ada yang nyari Bu Luna dibawah katanya udah buat janji sama Ibu," beritahu tahu.

"Okay, saya segera turun." Lalu Luna menutup laptopnya dan turun kebawah.

Saat sampai dibawah di menghampiri pria yang sedang duduk di kursi nomer 4 sesuai yang Tina katakan.

"Selamat malam." Sapa Luna menghampiri pria itu yang ternyata masih muda dan tampan.

"Malam, kamu yang punya cafe ini?" tanya pria tersebut.

"Betul, perkenalkan nama saya Luna Olivia pemilik cafe Olivia." Luna menjabat tangan pria tersebut sebagai bentuk perkenalan.

"Saya Dony Michael," jawabnya tersenyum.

Dony terpesona dengan kecantikan alami Luna dan dia baru ingat jika Luna ini istrinya Bara. Walaupun saat di pesta pernikahan Luna full menggunakan make up, namun dia masih bisa mengenali Luna walaupun sekarang tanpa memakai make up.

"Silahkan duduk!"

Setelah berkenalan Dony duduk kembali, dia mulai berbicara rencananya yang ingin dia sampaikan.

"Begini, saya ingin membooking ruang meeting untuk besok di jam makan siang dan rencana nya juga saya ingin memesan dessert yang ada disini untuk acara event di kantor saya lusa."

"Kalo boleh tau, untuk besok meeting room nya mau untuk berapa orang, Tuan? biar saya siapkan dan untuk dessert mau yang apa ya?" tanya Luna lebuh detail.

"Untuk meeting besok sekitar 10 orang dan dessert nya saya suka tiramisu cake, karena kebetulan itu cake favorit saya. Menurut saya cake tiramisu disini benar-benar benar enak pas di lidah saya daripada di toko cake langsung."

"Wah, terimakasih kalau anda menyukai cake tiramisu yang ada di cafe saya. Saya senang dengarnya dan untuk besok saya akan siapkan meeting room dan jamuan untuk para peserta meeting yang hadir."

"Kamu istri nya Bara, kan?" tanya Dony memastikan.

"Betul, Tuan. Tuan mengenal suami saya?"

"Jelas saya kenal dengan Bara, Bara itu sahabat saya. Waktu kalian nikah juga saya datang makanya saya bisa mengenali kamu."

"Maaf ya tuan, saya kurang mengenal teman-teman suami saya, jadi saya kurang tau." Luna meminta maaf.

"Santai, udah nggak usah formal begitu santai aja."

Luna menangguk ternyata orang yang ingin membooking cafenya itu sahabat suaminya sendiri.

"Gue nggak nyangka kalo cafe yang sering gue datengin ini tenyata punya istri sahabat gue sendiri." Celetuk Dony masih tidak menyangka dengan istri sahabatnya itu yang ternyata bukan hanya cantik namun juga mandiri.

"Gue panggil nya apa ini? secara lo pasti lebih tua dari gue."

"Senyaman nya lo aja."

"Okay, Bang Dony. Jadi lo mau pesan cake tiramisu buat event kantor lo berapa banyak?"

"200 deh, biar nanti nggak kekurangan." Ujar Dony sembari meminum kopi yang tadi dia sudah pesan.

"Okay, bisa. Nanti lo kirim aja alamat kantor lo terus mau dikirim jam berapanya."

"Okay gue langsung payment aja nih ya biar enak."

"Boleh dong, tapi keren lo bang turun tangan langsung buat urus masalah ginian, basanya kan lewat asisten atau sekertaris gitu." Puji Luna kepada pemuda tampan di hadapan nya itu.

"Ya, karena gue suka sama cafe lo ini, kek udah sreg aja itu. kalo nyuruh asisten gue nanti nggak sreg sama gue," jawab Dony apa adanya.

Setelah Dony sudah deal dan melakukan pembayaran, mereka lanjut mengobrol dan ternyata Luna sangat asyik diajak ngobrol.

Bara datang langsung masuk kedalam cafe karena ingin berangkat bareng ke arena.

Namun, dia memicingkan matanya saat melihat sang istri sedang tertawa dan mengobrol dengan Dony sahabatnya.

Buru-buru dia melangkahkan kakinya menghampiri mereka berdua.

"Hem." Bara berdehem membuat mereka berdua mengalihkan pandangan nya ke arah Bara.

"Lah lo, Om." Ucapan Luna membuat Dony tertawa.

"Om? Hahaha. Pantes sih lo Bar dipanggil om, soalnya muka loe keliatan udah tua." Ledek Dony.

Bara duduk di sebelah Luna kemudian bertanya. "Lo ngapain disini?" tanya Bara kepada sahabatnya.

"Ada urusan sama Luna?"

"Urusan apaan?" tanyanya lagi.

"Urusan bisnis, kenapa sih kepo aja lo."

Bara tidak menghiraukan ucapan Dony, dia beralih menatap istrinya.

"Ayok, udah jam 8 berangkat sekarang!" ajak Bara.

Luna melihat arloji ditangan nya yang memang sudah menunjukan pukul 8 malam.

"Bang, gue pamit dulu ya, nanti gue suruh karyawan gue siapin semua yang lo perluin," pamit Luna.

"Okay, thanks, Lun. Gue balik dulu ngeri gue liat muka si Bara." Guyon Dony membuat Bara mendengus sebal.

Setelah Dony pergi Luna mengajak Bara keruangan nya terlebih dahulu, sembari menungggu Devan kembali dari bengkel.

1
Asih Dwi Amandokho
saya nyari season 2 ko ngk ketemu ya judulnya apa
Tieka yaacob: pijo tu di mana yer
Eka Dewi: Season 2 di Pijo kak 😁
total 2 replies
Siti Yuliatin
moga jesi dah berdamai ma luna..
Eka Dewi: Aamiin 😁
total 1 replies
Vahrysa
Luar biasa
Febriani Nazularahmatika
anggap az dah ashar berarti ya?
Eka Dewi: Iya dah 😁
total 1 replies
Retno Palupi
banyak banget yang pengen rumah tangga bara hancur
Eka Dewi: emang juga 😂
total 1 replies
Retno Palupi
bara pernah ditinggal wanita ya?
Eka Dewi: betul
total 1 replies
erinatan
sungguh kelakuan barra menjijikkan
Eka Dewi: ho oh 😁
total 1 replies
Febriani Nazularahmatika
halangan ke musholla
mau ngapain?
erinatan
sahabat yg kompak
Eka Dewi: 😊😊😊😊😊
total 1 replies
erinatan
lanjuuuuuttt
Eka Dewi: 👌👌👌👌👌
total 1 replies
Paijem Yu
Luar biasa
Fadill Palevii
asyik, ceritanya santai seperti kehidupan keseharian yg nyata.../Chuckle//Chuckle//Chuckle/
Eka Dewi: Thanks, Kak 🙏
total 1 replies
Marsina Lindra
ternyata bara bukan lelaki yang baik, menjijikan
Eka Dewi: Iya awalnya 😁
total 1 replies
Retno Palupi
wah bara mulai cinta sama istrinya
Eka Dewi: Ho oh 😁
total 1 replies
Zahra Aisyah
lumayan menarik
Eka Dewi: 🙏🙏🙏🙏🙏
total 1 replies
Reza Muna
Luar biasa
Dwi Estuning
lu lu gue gue...geli bacanya
Eka Dewi: Karena untuk dialog menggunakan bahasa gaul/tidak baku/bahasa sehari-hari, kecuali narasi menggunakan kata baku.
total 1 replies
Sulainiothman Sulainiothman
Luar biasa
Sulainiothman Sulainiothman
Lumayan
Mlly Ferli
ak membayangkan diriku seperti karakter luna.....
Eka Dewi: Keren 🥰
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!