Sintia janda malang yang ditinggal suami begitu saja, Sintia bangkit dari keterpurukannya dengan merubah penampilannya supaya tidak ada lagi laki-laki yang seenaknya sama Sintia, Mampukah Sintia membalas sakit hatinya pada mantan yang seenaknya meninggalkan dirinya karena culun.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon maya ps, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 22
Sintia setelah pulang kerja ajak Kiki jalan-jalan, tujuan Sintia supaya Winda merasakan bagaimana Kiki pulang kerja sampai tengah malam.
"Kalian sudah menikah?" tanya Sintia sambil bawa mobil.
"Belum Dek, Abang kan baru kerja jadi tidak enak kalo harus ijin selama seminggu kan, Dek apa mau kasih ridho Mas menikahi Winda dan kasih tanda tangan Dek Sintia supaya pernikahan kita resmi dimata agama dan negara." bujuk Kiki yang ingin Sintia menerima kehadiran Winda sebagai istrinya juga.
"Maaf tidak bisa, sampai kapan pun aku menolak kehadiran Winda sebagai istri Abang, aku mau mempertahankan pernikahan kita seperti ini Bang, kita jalan diam-diam tanpa sepengetahuan Winda maupun orang tua Mas yang sekarang tinggal bareng sama Mas!" tegas Sintia berusaha kasih wajah serius, Sintia akan mempermainkan Kiki sampai waktunya tiba untuk mempermalukan Kiki.
"Kenapa kita yang diam-diam Dek pernikahan kita kan resmi, apa lagi sekarang Dek Sintia jauh lebih cantik dan seksi, tidak ada alasan menyembunyikan status pernikahan kita?" tanya Kiki tidak mengerti sama pernikahan Sintia barusan.
"Maaf Mas itu keputusan aku, kalo Mas masih mau jadi suami aku turutin keinginan aku Mas, kalian boleh menikah sirih tapi tidak ada tanda tangan aku bahkan aku tidak akan datang ke pernikahan kalian!" tegas Sintia sambil melihat Kiki.
Sintia senyum sinis melihat Kiki terlihat pusing sama keputusannya, Sintia tidak peduli apapun yang dirasakan sama Kiki sekarang.
Kiki tidak menyangka kalo istrinya bisa berubah tegas seperti sekarang, Kiki ingat dulu istrinya perempuan lemah dan selalu turutin apapun yang diucapkannya.
**
Wulan mendengar beberapa karyawan di kantor, membicarakan Sintia jalan bareng Kiki merasa kasihan sama Sintia sekaligus ini lah resikonya, menjadikan Kiki sebagai OB yang akhirnya diajak jalan bareng pasti jadi bahan gosip karyawan.
"Kalian jangan bicarakan karyawan disini mengerti, apa lagi Sintia itu atasan kalian semua loh, kalian tidak tahu apapun jangan asal bicara apa lagi merendahkan orang lain cuman karena jalan sama Sintia mengerti kalian semua!" tegas Wulan menatap beberapa karyawan, yang lagi gosip di lobi kantor.
"Maafkan kami Bu, iya sudah kami permisi mau pulang Bu." ucap Sisil takut melihat Wulan marah, Sisil jalan duluan keluar dari kantor dari pada melihat big bosnya marah.
"Saya juga permisi Bu." ucap Iin yang takut melihat bosnya marah, karena gosipin sahabatnya.
Wulan menarik nafas kasar melihat karyawannya, satu persatu keluar dari kantor dengan perasaan takut.
**
Winda pelan-pelan angkat cucian dibelakang rumah, Winda kesal sekali karena sudah cuci baju banyak sekarang harus angkat baju yang cukup banyak seorang diri, Winda harus menahan sakit dikedua kakinya karena dipaksa berdiri.
"Mas Kiki kemana sih dia, kenapa belum sampai juga dirumah, iya Tuhan rasanya sakit sekali ini badan seharian beberes, masak, cuci baju, dan sekarang angkat baju sebanyak ini sendirian!" protes Winda yang sudah tidak kuat berdiri, tapi Winda sadar tidak ada yang bisa diminta bantuan sama sekali karena calon mertuanya tidak peduli apapun yang Winda lakukan.
Winda pasrah tidak kuat lagi berdiri, akhirnya duduk juga dikursi roda setelah angkat beberapa baju karena kakinya sudah gemetaran.
**
Kiki bujuk Sintia malam ini nginep di hotel, karena Kiki rindu sekali sama Sintia juga mau minta haknya sebagai seorang suami, juga ingin merasakan nginep di hotel mahal apa lagi sekarang jabatan Sintia lebih tinggi dari pada jabatan Kiki sekarang.
"Mau iya Dek, kita sudah lama kan tidak bersamaan Dek." bujuk Kiki melihat istrinya yang fokus bawa mobil.
"Maaf Mas tidak bisa, anggap saja ini hukuman Mas sudah mengecewakan aku Mas karena penghianatan Mas, aku tidak akan kasih hak Mas!" tegas Sintia, Sintia sudah tidak sudi menjalankan haknya untuk Kiki, karena merasa jijik dengan suaminya yang sudah ketahuan selingkuh.
"Sampai kapan Dek hukumannya Dek, jangan lama-lama iya Dek soalnya Mas rindu hahahihihohoho bareng Adek lagi." rayuan Kiki sengaja, Kiki berusaha merayu Sintia supaya mau olahraga bareng.
"Entah lah sampai kapan, jika sudah waktunya pasti kita bisa seperti itu lagi Mas tenang saja, buat sekarang nikmati saja dulu hukuman yang ada iya suami ku paling ganteng." lanjut Sintia sambil melihat Kiki.
Sintia akan mengulur waktu, sampai proses perceraian selesai dan puncak balas dendamnya tiba baru kasih tahu Kiki alasan menolak untuk diajak olahraga.
Kiki cuman bisa diam saja mendengar keputusan istrinya, sama sekali tidak bisa dibujuk sama sekali Kiki berusaha tidak memaksa dan berusaha menghargai keputusan Sintia supaya istrinya tidak marah lagi.