NovelToon NovelToon
Garang

Garang

Status: tamat
Genre:Tamat / Mafia / Dendam Kesumat
Popularitas:2.9k
Nilai: 5
Nama Author: Galla Neo

Evan dan via adalah sepasang suami istri yang belum lama menikah.
karena keadaan ekonomi yang kurang mampu mereka mencoba bertahan hidup d jakarta.
dengan bermodalkan uang yang sedikit mereka membuka usaha dagang yang bertempat d sebuah terminal.
usaha tersebut perlahan mulai membuahkan hasil yang cukup lebih, namun ketentraman mereka sering terganggu oleh pemalakan preman sekitar.
Evan membawa adiknya yang bernama Galla untuk ikut berjualan, karena pada saat itu Galla baru lulus sekolah dan belum punya pekerjaan d kampung
sampai suatu malam terjadilah keributan hingga menewaskan adiknya hingga menimbulkan rasa dendam bagi Evan untuk membalasnya.
akankah Evan mampu membalaskan dendam itu..... dan apa yang terjadi selanjutnya..

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Galla Neo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 22 tertangkapnya bos mafia

Evan di antar masuk ke dalam ruangan yang sangat megah dan mewah, ia di persilahkan duduk lalu security itu pergi meninggalkannya, setelah beberapa menit datanglah seorang wanita cantik dengan membawa minuman dan makanan untuk di suguhkan ke pada Evan, dengan gaya lenggak-lenggoknya wanita itu menghampiri Evan, sepertinya dia sangat tertarik ke pada Evan yang rupawan dan tampan, setelah ia menaruh semuanya di atas meja, wanita itu duduk di pangkuan Evan, sementara tangan nakalnya berulangkali meraba wajah sampai ke dada Evan, Evan tak begitu menikmatinya, ia malah segan dan menepis, "tolong jangan begini.." ucap Evan menolaknya, wanita itu pun bangkit dari duduknya, ia pergi meninggalkan Evan sambil melambaikan tangannya. setelah ia tak tampak lalu muncul seorang pria dengan gagahnya, ia nampak memandangi Evan yang tengah duduk di sofa, "kenapa malu malu...?" ucap pria tadi yang tak lain adalah bos Danial, mendengar itu Evan hanya melayangkan senyum, Danial tak menyangka sosok Evan ini benar-benar lugu dan keyakinannya pun berkurang dengan melihat sikapnya, apakah benar orang ini adalah anak buah kohar alias Boby?, lalu Danial menghampiri Evan dan duduk di depannya, lalu ia melontarkan pertanyaan yang membuat Evan terkejut "benar kau Boby??...", sontak saja Evan merasa tercengang, dan tanpa di ketahui ia langsung menghilangkan kecemasan itu dengan menarik nafas panjang, "benar juragan.." jawab Evan yang perlahan lahan mampu menenangkan diri, " jangan panggil aku juragan, panggil saja bos" ucap Danial sambil menatap tajam ke Evan, "kenapa kau terlambat dan tak bersama si kohar?.." ucap Danial melontarkan lagi satu pertanyaan yang cukup sulit bagi Evan, karena sesungguhnya Evan tak pernah lihai untuk berbohong kepada siapapun, namun fikiran Evan yang cerdas ia mampu menjawabnya dengan tegas dan tenang, "saya di kejar polisi bos, makanya saya terlambat.." sebuah jawaban yang masuk akal bagi Danial, Danial mengangguk pelan.

Ternyata semenjak tadi dalam perbincangan mereka, ada sepasang mata yang sangat tajam memerhatikan Evan dari atas balkon, ia berdiri tegap dengan kokohnya. Dan Evan tak menyadari kehadirannya yang semenjak tadi memandanginya.

Sementara Danial menilai Evan bukan orang sembarangan juga cerdas, itu tergambar di raut wajah dan perawakannya, karena semasa hidupnya, Danial sudah puluhan kali bahkan ratusan kali melihat karakter seperti yang Evan miliki, Danial pun berfikir untuk mengetes Evan dengan suatu cara agar ia mengetahuinya.

"Boby... Kau akan ku jamu dengan makan malam bersama ku, aku tahu kau sedang kelaparan saat ini.. tapi sebelum itu Pergilah ke belakang, di sana ada yang banyak sekali benda benda yang aku sukai dan tolong temukan sebuah benda di dalam benda yang sangat aku sukai .." ucap Danial memberi teka teki dan tantangan ke pada Evan, "dalam setengah jam kalau belum kau temukan benda itu jangan menemui aku", sambungnya, Lalu Danial pun beranjak pergi dengan tawa.

Evan yang masih terduduk merasa kebingungan, dengan tingkah dan perlakuan aneh Danial, jika Evan tak melakukan tantangan ini ia takkan pernah tau siapa sesungguhnya Danial dan takkan pernah tau apa yang sebenarnya terjadi. "....aku harus bisa menghadapi apapun.. Tolonglah aku ya Allah...." ucap Evan dalam hati, ia pun berdiri dan mulai melangkah pergi ke tempat itu.

Rumah yang bagai istana, hampir Evan tak menemukan apa yang di maksud danial karena terlalu besarnya tempat itu, namun dengan terus melangkah akhirnya ia menemukan sebuah garasi mobil dengan begitu banyak aneka rupa mobil mewah, ia pun membuka sebuah pintu yang pintu itu terbuat dari kaca besar, dan setelah melaluinya Evan tertegun melihat semuanya, ternyata banyak sekali mobil-mobil mewah di ruangan itu, mungkin inilah yang di maksud *benda-benda yang di sukai Danial*, tapi apa maksud dari carilah benda yang dia sukai.. Evan terus berfikir dan berfikir, "..…..mungkin di dalam salah satu mobil ini ada sesuatu yang harus aku temukan...." ucap Evan dalam hati, lalu ia pun mulai beraksi.

Evan fikir jika ia membuka satu demi satu kendaraan tersebut pasti akan memakan waktu yang lama sedangkan waktu yang di berikan hanya setengah jam, lantas Evan mencari lebih dahulu di dalam mobil-mobil yang terbuka, dan baru saja dua mobil mewah yang ia periksa Evan telah menemukan sepucuk senjata api di dalam sebuah loker di salah satu mobil terbuka itu, "..... Mungkin ini yang di maksud danial..." ucap Evan sambil memandangi senjata itu, namun baru saja Evan melangkah hendak menemui Danial tiba-tiba ia di tendang dari belakang oleh seseorang, Evan pun langsung tersungkur di buatnya dan sementara senjata api yang merupakan sebuah pistol itu jatuh terlempar, Evan lalu bangkit perlahan, lalu ia melihat sosok yang sedang berdiri tegap di hadapannya, orang itu tersenyum tapi senyuman itu mengandung sebuah ejekan, setelah Evan sudah benar-benar bangkit, orang itu tiba-tiba menyerang lagi dengan beberapa tendangan dan pukulan yang sangat keras, Evan terus mengelak dan belum memberi perlawanan, sedangkan lawannya terus membabi-buta menghajarnya, tak lama Evan pun terjatuh kembali setelah sebuah tendangan mendarat di wajahnya hingga bibirnya pecah dan mengeluarkan darah, di situlah perubahan terjadi, Evan bangkit lagi dan berdiri dengan sorotan mata yang menyala, sangat terlihat GARANG, dan orang itu pun mulai gugup, tapi rasa itu tetap ia hindari agar tak terlihat oleh lawannya, kini suasana semakin memanas, lalu pria itu berlari menerjang Evan, dan terjangannya itu langsung di sambut dengan satu pukulan yang dahsyat, pukulan itu tepat mengenai telapak kaki si penyerang, dan orang itu pun jatuh.

Evan masih di posisinya, sementara pria itu bangkit dengan perlahan sambil terus menatap Evan, lalu dari kejauhan terdengar satu suara tepukan tangan yang meriah, tepukan tangan itu berasal dari orang yang baru saja datang dan ternyata dia adalah Danial. Danial melangkah menghampiri ke dua orang itu sambil tersenyum lebar, "hebat.. Hebat.. Ternyata dugaan ku benar.. Kau Boby bukan orang sembarangan.. Hebat.. Bagus..." ucap Danial ke Evan yang masih menyangka Evan adalah Boby anak buah si kohar, Danial lalu berdiri di samping orang yang menyerang Evan, "perkenalan.. Ini adalah Marcel tangan kanan ku.." ucap Danial sambil menepuk bahu Marcel,. Evan yang mendengar itu lalu merubah posisi berdirinya menjadi biasa, lalu ia mengulurkan tangannya kepada Marcel untuk berjabat tangan, tapi itu tak di hiraukan oleh Marcel, ia malah seperti orang yang dengki dan masih dendam atas kekalahannya barusan, "sudahlah Marcel.. Cukup.. Pergilah ke tempat mu.." ucap Danial kepada Marcel, Marcel pun menuruti perintah dari Danial dan pergi tanpa permisi.

"hahahha.... sangat hebat kau Boby.. Apakah kau sudah menemukan benda kesayangan ku??.." tanya Danial kepada Evan, "sudah bos.." jawab Evan sambil memungut pistol yang tadi terjatuh, "bagus.. Bagus.. Sekarang ayo ikut dengan ku kita makan malam.. Dan pistol itu, itu anggap saja hadiah dari aku.." kata Danial sambil menunjuk ke arah pistol itu, " benarkan bos.?..." tanya Evan terkejut karena baru kali pertama ia memegang sebuah pistol sungguhan, "iya.. Buat kamu... Simpan saja.." ucap Danial lagi sambil mengajak Evan pergi dari tempat itu.

Evan di bawa ke suatu tempat, di mana tempat itu adalah sebuah ruangan tempat menjamu para tamu, tampak beberapa meja makan kecil juga meja makan paling besar dan panjang yang di atasnya sudah tersedia beraneka makanan orang-orang kaya. Danial pun mempersilahkan Evan untuk duduk dan menikmati hidangannya, Dan Evan pun menikmatinya dengan lahap, melihat itu Danial yang juga sedang menikmati makanannya tersenyum melihat Evan yang seperti orang kelaparan.

Tak lama kemudian, Danial menyuruh salah satu pembantunya untuk mengantarkan Evan ke tempat peristirahatan yang di khususkan untuk tamu.

Sungguh malam itu Evan merasa di specialkan oleh Danial, tetapi rasa penasaran yang amat kuat ia pun masih mencurigai Danial, selain seorang bos besar, apa lagi yang sedang di dalami orang itu, dan apa profesinya.

Evan yang semenjak tadi berada di dalam kamar tamu sengaja tak tidur, ia berniat akan mengintip aktifitas Danial saat larut malam nanti, tapi karena banyaknya sang penjaga jadi Evan harus sangat berhati-hati. Untuk itu Evan harus mempunyai strategi yang akan membuat alasan sekiranya ada orang yang melihatnya nanti, lalu ia menyelipkan pistol pemberian Danial di belakang punggungnya.

Setelah jam dua belas malam, Evan mencoba keluar dangan membuka pintu itu, dengan perlahan ia melangkah mencari keberadaan Danial saat itu.

Sesampai nya Evan di suatu tempat Evan mendengar suara orang yang sedang berbincang yang keluar dari suatu ruangan, semula Evan hanya mencoba mendekatkan kupingnya ke pintu ruangan itu, namun karena penasaran ia coba membuka sedikit pintunya agar lebih jelas sekaligus akan bisa melihat aktifitas yang ada di dalamnya, lalu terlihat saat itu ternyata yang sedang berbincang itu adalah Danial dan Marcel si tangan kanannya, "bos... Barang yang di bagasi mobil merah itu apa mesti besok di kirim ke Malaysia??.." tanya Marcel kepada Danial, "jangan dulu.. Saat ini kepolisian Malaysia sudah mengetahui rencana ku, nanti akan ku atur lagi lokasi transaksinya, sepulang dari pertemuan besok di ujungjaya..", Evan pun terkejut setelah mendengar itu, dengan perlahan ia segera menutup kembali pintu itu dengan perlahan, lalu ia bergegas kembali ke garasi yang pernah ia datangi di awal tadi.

Evan pun sampai di sebuah garasi itu, ia langsung mencari sebuah mobil yang berwarna merah seperti yang di katakan Marcel tadi. dengan langkah yang sangat berhati-hati, Evan mendekati sebuah kendaraan yang berwarna merah, mobil itu berada di tengah-tengah di antara kendaraan lainya, dan setelah tiba, Evan pun dengan perlahan membuka bagasi mobil itu dengan perlahan, dan "Astagfirullah... " ucap Evan terkejut dengan apa yang di lihatnya, ternyata itu adalah beberapa bungkusan besar yang berisi narkoba, lalu ia membuka salah satu bungkusan itu dan benar saja, itu adalah narkoba jenis morfin yang berupa serbuk seperti tepung, dengan cepat Evan mengeluarkan handphone yang terselip di saku celananya, lalu ia mencari nomor polisi dan langsung menelfonnya.

Untung saja panggilan telfon itu sudah selesai, tiba-tiba datang lah anak buah Danial yang sedang berjaga-jaga di tempat itu dan penjaga itu langsung berteriak "hei!!!!...siapa kamu!!.." sontak saja teriakannya itu mengundang masa yang kalau berdatangan seketika itu juga, mereka langsung menyerang Evan, "....aduh... gagal rencana ku..." ucap Evan dalam hatinya, "tapi ga apa-apa aku harus siap menghadapi apapun.." sambungnya.

Evan yang sudah bersiap juga melawan penyerbuan itu, dan terjadilah perkelahian yang sengit, satu demi satu anak buah Danial di jatuhkan dan di lumpuhkan, sampai semuanya terkapar, tiba-tiba datanglah Marcel yang langsung memukul Evan dari belakang, namun kali ini serangan itu dapat di tangkis dengan mudahnya, saling adu kekuatan pun tak ter elakan saat itu, sementara Danial yang berdiri dari kejauhan mencoba membidik Evan dengan sebuah senapan Laras panjang, tapi sasarannya terlalu sulit karena Evan yang sedang berkelahi selalu berpindah-pindah tempat.

Setelah sekian lama bertarung dengan susah payah akhirnya Marcel dapat di lumpuhkan. Dan saat Evan lengah kesempatan itu tak di sia-siakan oleh Danial, ia langsung menembak Evan, "dorr!!!" bunyi letusan itu, dan Evan pun terjatuh di buatnya.

Namun saat Danial hendak melangkah menghampiri Evan, tiba-tiba di belakang dia di todong pistol oleh para polisi yang baru tiba di tempat itu.

Evan tersadar saat itu, lalu ia meraba samping kepalanya yang tengah berdarah, "Alhamdulillah... Ternyata tembakannya meleset.." ucap Evan dalam hati, dan benar saja, lukanya itu tak terlalu parah, karena peluru tadi cuma mengenai kulit rambutnya saja.

Di karenakan saat itu banyak polisi yang berdatangan, Evan yang sudah berdiri lagi mengambil kesempatan dalam ke ramaian itu, ia sembunyi dan lari ke luar. Sementara di luar rumah itu, sudah banyak warga yang berdatangan ingin menyaksikan kejadian itu, dan menjadi kesempatan pula untuk Evan pergi dari tempat itu. Saat itu di parkiran luar samping pos tempat satpam, tampak motor yang terparkir milik salah satu anak buahnya Danial, ke betulan salah satunya terdapat kunci motor tersebut, lalu Evan pun tancap gas seketika lalu pergi meninggalkan semuanya.

1
Galla Neo
semoga menambah inspirasi/Pray/
Namgildaero
Keren 👍, lanjut
Galla Neo: makasih
total 1 replies
Celeste Banegas
Siap ngeselin tapi lucu.
Galla Neo: maksih
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!