NovelToon NovelToon
Sang Pembangkit Gairah

Sang Pembangkit Gairah

Status: sedang berlangsung
Genre:One Night Stand / Hamil di luar nikah / Ibu Pengganti / Pelakor / Diam-Diam Cinta / Kaya Raya
Popularitas:21.3k
Nilai: 5
Nama Author: JackRow

Hana Deborah, putri angkat dari mendiang seorang mucikari ternama di kota Camelot! yang mencoba untuk tetap kuat menjalani pahit nya kehidupan pasca ditinggal sang ibu! ketidaktahuan Hana perihal pekerjaan sang ibu angkat membuat gadis itu selalu di pandang rendah oleh orang-orang sekitar bahkan sahabat nya sendiri.

'Wanita mana yang rela menyakiti hati perempuan lain?'

Hal itu terus saja berputar di pikiran Hana, namun Raya meyakinkan bahwa semua akan baik-baik saja!

Keberuntungan yang berpihak pada Raya membuat Hana akhirnya tunduk dan menuruti keinginan sahabatnya untuk menjadi wanita penggoda bagi Edward.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon JackRow, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

SPG-35

'Bangunlah Tuan! saya sudah menyiapkan pesanan hidangan untuk bekal makan siang Tuan di kantor hari ini! semua sesuai dengan keinginan Tuan! ayolah, saya mohon! lekas bersihkan dirimu Tuan Edward!'

'Kau tersenyum padaku?'

'Tentu saja! apa saya harus menangis lebih dulu supaya Tuan bersedia membuka mata?'

'Tidak-, tidak sweetheart! aku tak ingin melihat mu menangis, sungguh -, tapi! benarkah ini dirimu ...,'

"Hana!!!!"

Edward tersentak hingga membuka mata, nafasnya memburu perlahan buliran air mata kembali luruh membasahi pipinya,

Hana ..., kau dimana Hana? kenapa kau meninggalkan ku dengan cara seperti ini, sweetheart? kenapa?

Edward Jaden Nicholas! pria itu kembali merasakan sesak yang luar biasa saat terbangun dari tidur, kepalanya kembali terasa berat namun ia memaksakan diri untuk beranjak! menyambar jas hitam yang tergeletak di sofa dan melangkah meninggalkan ruangan.

Bertha? dengan siapa dia beradu mulut?

Suara Bertha yang terdengar meninggi membuat Edward semakin berusaha untuk memperhalus langkah kakinya, sebelum akhirnya ia menangkap sosok William yang berdiri berhadapan dengan sang istri.

Pria ingusan itu? apa sebenarnya yang tengah mereka bahas? apa ada sesuatu yang lagi-lagi tak ku ketahui dari istri ku sendiri?

Edward termenung ia akhirnya mengurungkan niat untuk meninggalkan kediaman nya dan kembali melangkah memasuki ruang kamar.

Bertha merupakan wanita yang keras kepala! obsesi nya juga begitu besar, aku harus bisa membuat nya meninggalkan ku atas kemauannya sendiri.

Tapi Hana? bagaimana caraku menjaganya?

Edward kembali merebahkan diri, pikiran pria tampan dengan rambut hitam pekat itu lagi-lagi melayang karena mengingat sosok Hana.

Lima belas menit berlalu,

Langkah kaki seseorang kembali terdengar di telinga Edward,

"Honey! kau harus bangun dan mengisi perut terlebih dahulu!"

Guncangan perlahan dari tangan Bertha seketika membuat Edward membuka mata.

"Makan lah! aku sudah membuat sup jahe hangat untuk mu, honey!"

"Aku tak ingin sup jahe! aku ingin makanan lain!" Edward memalingkan wajah saat harus bertemu pandang dengan Bertha.

"Makanan lain? katakan honey! aku akan membuatkannya untuk mu!"

Alis Edward menukik tajam, ia kembali menatap sang istri dengan keraguan sebelum akhirnya kembali bersuara.

"Apa kau yakin?"

"Tentu! aku akan mencoba untuk menjadi istri yang baik untukmu! lagipula-, ku dengar Hana sudah meninggalkan kota ini bukan?" Bertha tersenyum lembut sembari mengusap pipi sang suami.

Edward kembali hening, perlahan jemari berurat itu melerai kasar telapak tangan Bertha dari pipinya.

"Ed-, apa kau tak ingin memberikan kesempatan padaku untuk memperbaiki semuanya? aku-, aku sungguh minta maaf atas kelakuan buruk ku padamu di masa lalu! karena besarnya rasa cinta mu, aku jadi berbuat semau ku dan meremehkan semua kasih sayang yang kau berikan! tapi sungguh, aku tak ingin kehilanganmu Edward! aku janji akan berubah demi keberlangsungan rumah tangga kita! aku janji Edward!"

"Apa kau bisa seperti Hana? diriku terlanjur bersandar padanya! dia bukan hanya menemani untuk menyembuhkan luka juga kesehatan pada diriku! Hana memberikan semuanya! perhatian, waktu dan juga cinta kasih! apa kau bisa melakukan itu semua, Bertha?"

Bertha nampak bungkam, matanya berkaca-kaca sembari memperhatikan paras sang suami yang kini menatap dirinya dengan tatapan sinis.

"Kau tak bisa memberikan jawaban?"

"Aku akan melakukannya! aku akan menjadi tulus seperti Hana! aku akan menjadi seperti wanita yang kau inginkan Edward!" Bertha berucap tegas, ia mencoba meyakinkan Edward atas kemauan keras dari dalam dirinya.

"Segera sediakan tumis udang brokoli, kentang rebus tumbuk beserta saus vinaigrette untuk ku! aku menginginkan makanan itu!"

Apa ini? tak bisakah ia mengkonsumsi baguette dengan bacon saja? kenapa menu makanan Edward jadi rumit seperti ini?

"Ada apa Bertha? apa kau tak mampu melakukan nya? bukankah-,"

Bertha kembali tersadar, raut wajahnya juga tampak canggung nan gagap, namun wanita itu tetap mencoba untuk bersuara demi bisa kembali meraih hati Edward.

"Baiklah! aku akan membuka cooking books untuk memenuhi permintaan mu, honey! it's okay! i love you!"

"Jangan katakan kalimat itu sebelum kau bisa membuktikan semuanya! kau tahu kan, diriku paling benci dengan seorang pembual?!!"

Edward yang lagi-lagi menampilkan wajah dingin serta kalimat ketus seketika membuat Bertha mengangguk-angguk kan kepala.

"Baiklah honey! beri aku waktu setidaknya 30 menit untuk membuat menu yang kau inginkan! sebelumnya, apa kau ingin mengkonsumsi sereal? untuk mengisi perut kosong mu,"

"Sudah berapa kali ku katakan? aku tak ingin yang lain! Hana selalu menyajikan makanan yang telah ku sebut sebelumnya selama satu tahun! jadi aku hanya menginginkan makanan itu sekarang!"

"A-aku-, aku mengerti!"

Sudut bibir Edward pun seketika tertarik ke atas saat Bertha melangkah kikuk meninggalkan ruangan.

Kita lihat saja Bertha! berapa lama kau akan bertahan untuk melayani ku sebagaimana Hana melakukan nya?

****

Matahari semakin meninggi, hal itu membuat pergelangan tangan juga wajah Hana sedikit memerah karena terik.

"Huuufffftt!!! sepertinya tak akan bisa selesai dalam satu hari! aku harus melanjutkannya nanti sore!"

Hana kembali berdiri tegak, ia memperhatikan sekeliling sebelum akhirnya kembali cekatan dalam meraih dan membereskan peralatan berkebun usang miliknya.

Gadis itu selalu menyukai tanaman, meskipun Tuan Gilbert juga Nyonya Deborah mendiang sang ibu angkat sama sekali tak pernah mengajarkan Hana untuk menyentuh apalagi bermain dengan tanah! namun Nyonya Deborah yang menyayangi Hana membuat wanita itu selalu memberikan fasilitas untuk hobi sang putri.

'Hana, ibu harus berangkat ke Camelot sekarang! kau jaga diri baik-baik! ayahmu mungkin akan kembali beberapa jam lagi! ibu menyayangimu Nak!'

💜'Tak bisakah ibu di rumah saja? kenapa ibu selalu pergi di saat senja dan pulang menjelang pagi? ibu juga selalu tertidur seharian, padahal aku ingin bisa berkebun dan menanam anggur seperti anak-anak lain di daerah ini,'

'Oh my sweetie! ibu harus bekerja demi masa depan kita, sayang! ibu janji akan menyempatkan waktu untuk mu! maaf ibu sudah di jemput sekarang! ibu menyayangimu, Hana!'

Sepenggal ingatan masa lalu yang menghampiri dalam benaknya kembali membuat Hana mematung beku, ia menatap kosong ke beranda rumah peninggalan mendiang Nyonya Deborah.

Seorang gadis kecil yang selalu berdiri di ambang pintu, berharap mendapat kehangatan kasih sayang dari kedua orang tua angkatnya yang selalu sibuk datang dan pergi secara silih berganti di rumah ini,

Ibu ..., gadis kecil itu selalu kesepian hingga saat ini! dimana tanggung jawab kalian? padahal kalian telah berjanji pada ibu panti untuk merawat ku dengan baik! kenapa rasanya diriku selalu disia-siakan? apa sebenarnya kesalahan yang telah ku perbuat? aku ingin menjadi anak yang baik! tapi bagaimana bisa? siapa yang akan mengajariku untuk menjadi manusia yang baik? manusia baik itu seperti apa? diriku selalu mencoba menurut dan bersikap baik pada orang-orang juga teman ku sendiri! tapi kenapa kebaikan ku justru dimanfaatkan? sebenarnya apa itu kebaikan?

Hana kembali tertunduk sendu, lagi-lagi buliran air mata membuat ia terisak seorang diri.

"Permisi! maaf-,"

"Euclid?" Hana seketika berbalik badan setelah ia mengusap kasar buliran air mata di pipi.

"Hana??"

Seorang gadis dengan rambut di kepang dua tampak menubruk tubuh Hana meski tangannya tampak goyah dalam memegang piring yang berisikan beberapa potong kue.

"Kau benar-benar telah kembali?" senyum Euclid mengembang lebar.

"Aku tak tahu harus kemana lagi? jadi diriku memutuskan untuk kembali ke tempat ini! bagaimana kabar bibi Yasmine?"

"Ibu baik-baik saja, dia juga sempat menanyakan tentang keberadaan mu beberapa bulan lalu! tapi aku sengaja tak memberi tahu apapun! kau tahu bukan bagaimana ibu menyayangimu?"

"Aku minta maaf! karena tak memberi kabar apapun selepas keluar dari kota ini, aku-,"

"Raya mengancam mu?"

"Lebih baik kita tak membahas hal itu sekarang! aku-, aku hanya ingin melupakan semuanya! aku ingin hidup sederhana di rumah peninggalan ibu!"

"Baiklah! aku sengaja membawa beberapa potong kue! ibu yang membuatnya! dia mendengar berita kedatangan mu dari Nyonya Fed! dia bilang dia yang menyerahkan kunci rumah milik mendiang ibu mu," Euclid berbicara sembari menggandeng Hana untuk memasuki teras.

"Terima kasih! aku beruntung karena memiliki dirimu juga bibi Yasmine! mungkin aku akan berkunjung besok pagi!" Hana tersenyum lembut sembari meraih sepotong kue yang di sodorkan oleh Euclid.

"Kau terlihat kurus, Hana! makan lah dengan benar! jika kau masih sibuk berbenah, biarkan aku meminta pada ibu supaya memasak untuk mu!"

"Tidak! jangan! tolong jangan membuat bibi Yasmine kerepotan seperti itu!"

"Hana! mendiang ibumu sangat lah dermawan pada keluarga ku! rasanya sungguh bahagia jika kami bisa membalas semua budi baik nya!"

"Jangan berkata seperti itu! lagipula ibu selalu meminta pertolongan pada keluarga mu, Euclid! kau masih ingat siapa yang menghadiri acara kelulusan sekolah ku dulu? bibi Yasmine, bukan? ibu selalu sibuk dengan aktivitasnya!"

Hana menghela nafas dalam, pergerakan rahang nya dalam mengunyah kue pun perlahan terhenti.

Hana ..., aku tahu kau sangat menyayangi ibu mu! meski ia seorang wanita penghibur, tapi kau selalu berbakti bahkan selalu mengkhawatirkan mendiang Nyonya Deborah.

1
Bunda HB
Itu lah yg krn ninggalkn Edward,skrg msk mulit singa.gk ada yg bisa nolong skrg nikmati aja hana.keras kepala.
Bunda HB
Terllu PD bgt km betha,kata Cerai udah di ucapkan tinggal nunggu minggat dri rmh newah itu.tunggu tgl main nya.
Bunda HB
Pindah apertenen biar bertha gk dtg lgi Edward.kasian hana jdi korban mu dan istri mu.
Kasniwati Kasni
sangat bagus/Proud/
Parnadi
kelanjutannya gimana nih,hadehhhh lagi asik baca 😭
Vika Amalia Oktavia
dan mak lampirpun mulai tersadar..👀
@Biru791
semangatt up yok
Bunda HB
Emang enk di abaiksn bertha...😁😁
Bunda HB
Lho....lho.....skrg tau rasanya kesepian ditinggal suami mu.slma ini kemana aja km istri durjakim.SUAMI juga ada kalanya lelah cri yg lbih bsa mengerti dan bisa menjaga.km istri durjakim hya foya2 ,senang2.Edward buta,tpi skrg dikit2 udah sadar...😁😁
Vika Amalia Oktavia
makin penasaran...
Bunda HB
Sebenarnya burung nya Edward gk berkicau sama istrinya to kak thor,tpi sama hana sll on trs...😂😂
Siti Ariani: 🤣🤣🤣🤭 bisa banget di othor jawabnya
JackRow: kalau untuk jenisnya, akan lebih baik jika menyesuaikan dengan selera para pembaca saja kak, enaknya jenis burung apa 😌
total 4 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!