“Kak, ada yang ingin saya omongin,” Alisha sengaja menunggu Arkana agar tak ada kesalahpahaman di kemudian hari. Biarlah dijalan ia sedikit ngebut agar tidak telat ikut ujian.
“Lain kali aja, aku ada meeting pagi-pagi. Lakukan saja apa yang menurutmu baik aku setuju,” Arkana tak sarapan dan hanya meminum juice yang disiapkan oleh bi Sona.
Kepoin yuk cerita seru mereka. Kisah Faisal Arkana Kaif dan Alisha Mahalini yang dikemas dalam kisah "CINTA BERBALUT EGO"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Roslaniar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
CBE # 22 》》AKU YANG NYETIR !
Alex terhenyak setelah selesai membaca surat yang ditulis oleh Alisha. Ia hanya bisa menatap iba sahabatnya. Lantaran tidak peka dan terlalu sibuk hingga semua ini terjadi. Alisha tak bisa disalahkan dalam hal ini karena Arkana sendiri yang tak peduli bahkan saat Alisha ingin berbicara serius pria itu mengabaikannya.
“Apa yang akan kita lakukan ? Aku juga sudah putus asa, Alisha atau seseorang sengaja memblokir semua akses dan informasi tentang Alisha,” Alex menyugar kasar rambutnya. Ia benar-benar menemui jalan buntu. Entah siapa orang hebat dibelakang Alisha.
“Ke rumah papa mertuaku, hanya itu jalan satu-satunya untuk mengetahui dimana Alisha saat ini.” Untuk pertama kalinya telinga Alex mendengar Arkana menyebut pak Ahmad sebagai mertuanya. Alex pada akhirnya terkikik geli.
“Gak salah kamu masih menyebutnya mertua ? Akte cerai sudah ditanganmu bro, artinya pak Ahmad hanya mantan mertuamu karena putrinya sudah menceraikanmu.” Terdengar sadis dan tak berperasaan memang namun Alex harus menyadarkan sahabatnya itu. Ada rasa kesal juga melihat kelakuan Arkana selama ini.
“Aku gak terima perceraian ini. Enak saja Alisha menceraikanku dengan cara seperti ini. “ Meskipun Arkana sedikit menyadari kesalahannya namun sebagai pria sejati dan merupakan slah satu pria yang digandrungi wanita, ia merasa harga dirinya ternoda.
Alex hanya bisa menarik napas panjang. Menjelaskan hingga mulut berbusa pun tak ada gunanya. Jika sedang emosi seperti saat ini maka Arkana tak akan bisa mencerna setiap kata dengan baik. Alex memutuskan untuk sementara ia akan menuruti keinginan Arkana. Untuk menghindari perdebatan yang tak berguna.
Tanpa menunggu Alex, Arkana bergegas menuju garasi untuk mengambil mobilnya. Diikuti oleh Alex di belakangnya. Alex tak mungkin membiarkan Arkana seorang diri berkunjung ke rumah pak Ahmad apalagi dalam situasi emosinya yang tak stabil.
“Aku yang menyetir !” Alex mendahului Arkana duduk di belakang kemudi lalu meminta kunci mobil. Melihat keadaan Arkana yang jauh dari kata baik membuat Alex waspada.
“Jangan menyetir kayak keong,” Arkana terpaksa memberikan kunci mobilnya namun tak urung ia memperingatkan Alex agar menyetir diatas rata-rata. Ia tak sabar ingin segera bertemu dengan pak Ahmad. Hanya pria paruh baya itu harapan Arkana saat ini.
Setelah kunci mobil berada ditangannya, Alex segera menyalakan kendaraan roda empat milik Arkana. Lalu menginjak gas agar mobil tersebut segera melaju menuju jalan raya untuk bergabung dengan para pengguna jalan raya lainnya.
Suasana dalam mobil benar-benar sunyi, tak ada yang bersuara hanya suara musik yang sengaja Alex putar agar suasana sedikit lebih ramai. Wajah serius Arkana melebihi saat sedang menghadapi lawan yang memuakkan.
Satu jam dua puluh menit akhirnya tujuan mereka di depan mata. Alex melambatkan laju mobilnya lalu berbelok memasuki halaman rumah pak Ahmad. Belum juga mobil berhenti dengan sempurna, Arkana sudah keluar terlebih dahulu.
Ting tong
Arkana menekan bel rumah mantan mertuanya dengan tak sabar. Untuk pertama kali dalam hidupnya Alex melihat sahabatnya tak terkendali. Padahal selama mereka bersama, persoalan seberat apapun Arkana tetap cool dan tenang.
“Assalamualaikum, pak Ahmad ada ?!” Arkana mengucap salam dan langsung melancarkan pertanyaan pada ART yang membukakan pintu tanpa menunggu sang ART membalas salamnya.
“Waalaikumsalam, ada pak silahkan masuk, “ Dengan senyum menghiasi wajah keriputnya, wanita itu mempersilahkan dengan sopan.
ART tersebut menghilang dibalik guci besar yang menjadi salah satu hiasan ruang tamu rumah keluarga pak Ahmad dan mama Alice. Tak lama kemudian pasangan suami istri itu keluar dan menyambut Arkana dan Alex.
“Apa kabar pa, ma,” Arkana berdiri dan mencium punggung pasangan tersebut secara bergantian diikuti oleh Alex.
“Alhamdulillah nak, seperti yang kalian lihat,” Pak Ahmad menjawab dengan senyuman menghiasi wajahnya yang masih menampakkan garis-garis ketampanannya kala masih muda.
“Tumben kalian berkunjung jam seginj,” Mama Alice menatap Arkana dengan heran. Menantunya memang hanya sekali-sekali mengunjunginya namun tak pernah di jam seperti ini.
Mendengar pertanyaan mama Alice membuat Arkana seketika gugup. Padahal sebelum bertemu bahkan saat dalam perjalanan, pria itu sangat bersemangat untuk bertemu dengan pak Ahmad dan mama Alice.
“Alisha menghilang pak, bu,” Bukan Arkana yang menjawab melainkan Alex. Sang asisten tak membiarkan sahabat sekaligus bosnya itu gugup dalam waktu yang cukup lama. Sejujurnya iapun penasaran dengan keberadaan Alisha.
Bukannya terkejut, pasangan suami istri itu malah memperlihatkan wajah yang biasa saja bahkan terkesan tanpa ekspresi. Bukan tanpa alasan pak Ahmad dan mama Alice seperti itu. Mereka pun menerima surat dari Alisha dan memaklumi sikap yang diambil oleh putrinya. Baik mama Alice maupun pak Ahmad menyadari kesalahan menikahkan Alisha dan Arkana.
Alasan mereka saat itu memang sangat kekanak-kanakan. Hingga pasangan suami istri itu melupakan siapa putri mereka.
“Gak usah dicari, papa yakin Alisha sudah menyelesaikan semua urusannya di tanah air sebelum pergi,” Pak Ahmad berkata dengan penuh keyakinan. Putrinya sangat bertanggung jawab dan tak pernah meninggalkan masalah yang akan menyusahkan siapapun.
“Tapi pa, dia mengambil keputusan tanpa melibatkan diriku. Aku hanya ingin bertemu dengannya dan meminta agar kembali memulai dari awal,” Mendengar ucapan Arkana yang penuh dengan keyakinan membuat Alex mendecih. Kenapa baru sekarang ?
“Papa pun gak tahu dimana Alisha saat ini nak, jika bukan kemauannya ditemukan maka sampai kapanpun kita tak akan bisa menemukannya,” Pak Ahmad memang benar, Alisha menguasai teknologi sejak usia remaja.
“Maksud Papa?!” Arkana bertanya dengan wajah frustasi. Entah mengapa rasa kehilangan semakin menguasai hatinya padahal diantara mereka tak ada rasa cinta meskipun pernikahan mereka sudah cukup lama.
Pak Ahmad lalu bercerita tentang Alisha tanpa ada yang ia sembunyikan. Menurutnya Arkana harus mengetahui siapa sebenarnya gadis yang dinikahinya. Pak Ahmad yakin selama ini Arkana tak mengetahui apapun tentang Alisha.
Arkana hanya bisa menganga tak percaya mendengar penuturan sang papa mertua. Pantas saja selama ini Alisha tak pernah membutuhkan uang darinya. Sama halnya dengan Alex yang tak menyangka jika gadis yang terlihat biasa-biasa saja bahkan teramat cuek ternyata sangat cerdas.
‘Betul-betul gadis sempurna,’ Batin Alex kagum.
“Tapi gak mungkin aku hanya tinggal diam menunggu pa, apa tidak ada tempat yang bisa papa tebak sebagai tempat buat Alisha ?” Arkana masih berusaha membujuk sang papa mertua. Menurutnya tak mungkin seorang papa tak mengetahui keberadaan putrinya.
“Kemungkinan besar Alisha bukannya bersembunyi nak, papa yakin gadis itu melanjutkan pendidikannya. Grandpa Jonathan adalah orang Inggris tapi kemungkinan Alisha berada disana hanya 20% karena dia bisa menebak jika papa atau mama akan mencarinya di sana. Sementara dia tak ingin diganggu. Alisha selalu bercita-cita ingin melanjutkan pendidikannya namun entah dimana.” Pak Ahmad berkata sejujurnya. Alisha sangat sulit untuk ditebak. Gadis itu terkadang berkelakuan random, entah mamanya ngidam apa saat Alisha berada dalam kandungannya.
“Jadi aku harus gimana, pa ? Aku gak mungkin hanya menunggu tanpa kepastian,” Wajah Arkana terlihat sendu dan suaranya pun terdengar serak.
Satu hal yang harus Arkana syukuri adalah karena pak Ahmad sama sekali tidak murka mendengar kepergian sang putri yang susah payah ia kembalikan ke tanah air.
cinta berbalut ego🤭🤭🤭🤭
walaupun kamu hebat kayak apapun tentu masih membutuhkan orang lain.terimalah dengan ikhlas Arkana.
itulah yg terbaik bagimu
sy suka dgn cerita2 nya.