Ami terlahir dari keluarga yang miskin,diam - diam mencintai Wisnu kakak dari sahabatnya yang sudah mempunyai istri.
Gayung bersambut terjadilah hubungan terlarang di antara Ami dan Wisnu. Hubungan terlarang itu berantakan saat hubungan itu terbongkar.
Ami terpaksa mengalah dan memilih pergi menjauh. Awalnya ia tidak tahu jika di dalam rahimnya ada benih Wisnu yang telah tumbuh disana.
Beberapa tahun kemudian Ami kembali ke kota kelahirannya dengan membawa seorang anak laki - laki yang berwajah tampan. Wajah itu membuat semua orang mengira - ngira siapa ayah dari anak tersebut.
Apakah Ami akan mengakui bahwa anak laki - laki itu adalah benih yang pernah wisnu tinggalkan dulu dirahimnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ima Susanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 14
"Mas" terdengar suara memanggil Wisnu. Ia kira itu Ami ternyata istrinya yang sudah berdandan dengan membawa koper kecil disampingnya.
"Mau kemana malam - malam begini?" tanya Wisnu.
"Aku harus pulang malang mas,papa jatuh."ujar Nia sedih sudut matanya sudah berair dan bersiap jatuh.
"Tapi mas ga bisa menemanimu,besok mas ada meeting penting." ujar Wisnu ga enak hati melepas kepergian istrinya sendiri. Walau hubungan mereka renggang sejak beberapa bulan belakangan ini ,nanti apa kata mertuanya.
"Ga apa - apa mas,aku pulang bareng Tedy. Sebentar lagi ia juga sampai kok." Tedy adalah keponakan kandung papa Nia, mereka sering pulang bareng ke malang jika Wisnu tidak bisa mengantar Nia pulang kesana.
Deru suara mesin terdengar di luar,Nia dan Wisnu melangkah menuju gerbang yang sudah terbuka. Nampak Tedy turun dari mobilnya dan menyalami Wisnu.
"Ted,titip mbak Nia. Mas ga bisa nganter karna besok ada meeting penting." ujar Wisnu.
"Ga apa - apa mas,mas tenang aja mbak Nia pokoknya aman sama aku." kekeh Tedy. Kembali duduk dibelakang kemudi.
Wisnu melepas kepergian Nia dan Tedy baru kembali masuk kedalam rumah. Saat di ruang tengah ia berpapasan dengan Ami. Tanganya langsung meraih pinggang gadis itu dan langsung membawanya masuk kedalam kamarnya.
"Mas nanti ada liat." ujar Ami berusaha melepas pelukan Wisnu.
"Kamu membuat aku gila,Mi. Siapa suruh aku kamu cuekin." Wisnu semakin mempererat pelukan Ya.
"Aku ga enak sama mbak Nia."jawab Ami.
"Tapi kamu bikin mas uring - uringan tau. Kamu harus tanggung jawab." Dengan rakusnya Wisnu mengulum bibir Ami. Ami membalas pangutan Wisnu. Perlahan Wisnu membawa Ami keranjangnya.
Perlahan Wisnu merangkak menindih tubuh Ami. Ami dapat merasakan milik Wisnu dibawah sana mengeras dan mulai berkedut menghujam kemiliknya menimbulkan sensasi yang luar biasa,tanpa sadar Ami melebarkan pahanya. Memberi ruang tubuh Wisnu leluasa bermain diatas tubuhnya.
Ami merasakan celana dalamnya basah dan ada tangan kokoh mulai mengelus area sensitif miliknya. Ami menyingkirkan tangan Wisnu karna belum pernah seorang pun yang menjamah miliknya.
Wisnu tersenyum dan paham bahwa Ami belum mau di sentuh di daerah bagian sana termasuk dirinya.
Ciuman Wisnu makin terjun menjelajahi leher jenjang milik Ami. Wisnu mulai mengoyang tubuhnya,menekan tongkat saktinya tepat di area sensitif Ami yang masih terbungkus segitiga.
Tubuh mereka bergerak seirama saling menekan dengan bibir saling bertautan. Erangan dan desahan terdengar dari mulut keduanya. Untung kamar Wisnu kedap suara sehingga desakan mereka tidak ada yang mendengar.
"Ami ...enak sekali, Mi." racau Wisnu.
"Mas...oh Wisnu." teriak Ami pula.
"Kamu suka sayang." tanya Wisnu sambil terus menegakkan miliknya pada inti Ami.
"Iya mas,ini nikmat sekali." ujar Ami yang sudah berkabut gairah.
"Ada yang lebih enak dari ini sayang."
"Apa?" tanya Ami.
"Tongkatku masuk kelubang sana." jawab Wisnu.
"Mas aku mau sampai,mas." teriak Ami sambil terus bergoyang mengimbangi goyangan Wisnu.
"Kita keluar bareng - barengan sayang." tubuh Wisnu dan Ami sama - sama mengejang saat keduanya mencapai klimaks.
Wisnu masih berada diatas tubuh Ami dengan nafas yang ngos - ngosan Seperti orang yang habis berlari begitu juga dengan Ami. Keduanya sama - sama tersenyum karna sama - sama merasakan nikmatnya pergumulan mereka walau tanpa penyatuan.
kasian si raja kalau Ami SM Wisnu g bersatu....