NovelToon NovelToon
Di Ujung Sesal

Di Ujung Sesal

Status: tamat
Genre:Tamat / Poligami
Popularitas:32.6k
Nilai: 5
Nama Author: Linda Pransiska Manalu

Setelah sepuluh tahun, suamiku kembali pulang ke rumah. Dia ingin kembali hidup bersama denganku, padahal dia yang telah pergi selama sepuluh tahun dan menikah lagi karena menuduhku mandul.

Namun, setelah Petra pergi aku justru hamil. Aku merahasiakan kehamilanku hingga putriku lahir. Selama sepuluh tahun aku merawat Bella seorang diri.

Apa yang akan terjadi bila Petra mengetahui kalau Bella adalah darah dagingnya. Apakah aku harus menerima kembali kehadirannnya setelah sepuluh tahun.

Yuk! ikuti kisah dan perjuangan Kayla dalam cerita, Di Ujung Sesal.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Linda Pransiska Manalu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab, 22. Ungkapan Hati Bram.

Hubunganku dengan Bram dari hari kehari semakin akrab. Persahabatan yang pernah kami jalin dulu semasa sekolah sepertinya terulang lagi. Terutama karena ada Bella dan Alicia yang menjembatani. Bahkan kedua bocil ini sepertinya punya rencana licik pada mama dan papanya.

Tidak jarang bertemunya aku dan Bram sepertinya karena ulah mereka. Dan anehnya kami orang dewasa gampang saja dikibuli. Ketika permintaan mereka dipenuhi, kok malah kami yang asyik berdua. Bukannya kami yang mengawasi kedua bocil itu. Tapi mereka yang malah mengamati kami. Apa gak kebalik itu. Bisa- bisanya mereka berdua kompak mencomblangi masing-masing papa dan mamanya.

Terlebih Bella, dia yang biasanya selektif dalam memilih teman bisa seakrab itu dengan Alicia. Apa karena sifat periang Alicia yang membuat mereka lekas akrab? Atau karena Alicia melihatku seperti melihat mendiang mamanya, sehingga Alicia juga lebih mudah beradaptasi, entahlah. Alicia memang anak yang ramah, dan rendah hati, mudah berbaur dengan siapapun. Dan sepertinya juga mereka saling melengkapi.

Bram juga sangat pandai mengambil hati Bella. Mana, Bella selalu merindukan figur seorang ayah selama ini. Sehingga dia tidak segan untuk bermanja. Sama seperti Alicia.

Kukira, setelah mengetahui siapa ayahnya, Bella akan akrab dan lebih merindukan Petra, papanya.

Namun, Bella sepertinya menjauh. Apakah dia telah bisa mengerti posisi ibunya atau dia membenci ayahnya, entahlah.

Hanya saja aku sering terharu saat Bram begitu tulus memperlakukan Bella seolah anaknya. Seperti aku juga yang mengasihi Alicia.

Tidak salah 'kan, jika aku berharap menemukan kembali kasih sayang dari seseorang yang bisa menerimaku dan Bella apa adanya. Dan sebaliknya juga menerima seseorang hadir dihatiku lagi.

Jika masih memungkinkan semua itu kumilki aku hanya berharap perasaan yang dulu pernah hadir dihatiku kembali bertumbuh, bertunas baru yang nantinya akan muncul kuncup dan mekar menebar wangi?

***

Malam ini kami tengah menikmati suasana malam mingguan di sebuah taman di puncak bukit. Pemandangan yang tersaji sungguh luar biasa. Dari puncak bukit ini jelas terlihat pusat kota dengan kelap kelip lampu yang bersinar dikejauhan.

Alicia dan Bella bersama Bi Mirah di arena bermain dalam gedung. Bram tadi mengajakku untuk berbincang di luar. Mungkin agar lebih leluasa lepas dari pandangan Bella dan Alicia.

"Bella, Om mau bicara sama Mama di luar ya. Jadi Bella dan Alicia main disini aja dulu, sama Bibi Mirah. Oke."

"Iya, Om." sahut Bella tersenyum padaku.

"Oke, Pah. Kami tidak akan nakal." timpal Alicia.

Aku merapatkan jaket ketubuhku karena angin malam yang bertiup cukup kencang di atas sini.

"Dingin ya?" ucap Bram, seraya memelukku dan merapatkan tubuhnya. Aku menoleh kesamping, mengangguk, "kita kedalam saja jika kamu terpapar dingin disini."

"Aku gak papa kok. Ntar juga terbiasa. Lebih indah menikmati pemandangan dari sini, sekalipun anginnya kencang dan dingin." ucapku dengan suara bergetar.

"Eh, jangan cari penyakit, Kay." Bram semakin memelukku erat. Terasa hangat dihatiku. Kurebahkan kepalaku dibahunya, ingin menikmati kehangatannya serta aroma tubuhnya yang membuatku merasa tenang.

Bram tidak henti merapikan rambutku yang dimainkan angin, berkali-kali dia mengusap kepalaku hanya untuk menahan rambutku.

"Kay, boleh aku tanya sesuatu?" ucapnya.

"Ya."

"Kamu masih suka menulis?" Aku melirik Bram, merasa aneh dengan pertanyaan itu. Bram masih ingat hobbyku saat remaja.

"Sudah berhenti sejak dulu."

"Lho kenapa? Terlalu sibuk atau hal lain."

"Entah, sepertinya aku kehilangan ide menulis sejak ...." Aku tidak melanjutkan kata-kataku. Selepas SMA aku memang sudah tidak menulis lagi. Selain karena sibuk kuliah juga setiap kali aku hendak menuangkan ide tulisan bayangan Bram selalu muncul dan membuyarkan ideku.

"Sejak apa?" Bram menatapku penuh selidik.

"Ah, aku sudah lupa, sejak kapan." aku menghindari tatapannya. Tidak mungkinkan mengutarakan alasan basi itu. Bram akan menertawakan kekonyolanku dulu.

"Sangat disayangkan kamu memutus bakatmu itu. Pantasan aku selalu mencari-cari tulisanmu tidak pernah ketemu lagi. Biasanya 'kan selalu ada hampir di semua tabloid."

"Eh, kamu suka berburu tulisanku ya?" ucapku heran.

"Iya, aku kliping dan simpan dalam album."

"Astaga! Bram segitunya, sama karya-karyaku." Aku berdecak heran.

"Ah sudah, gak usah ngomongin soal itu lagi. Dasar gak peka!" Bram berdiri lalu berjalan beberapa meter menuju pagar pengaman. Dimasukkannya kedua tangannya kedalam kantong jaketnya.

Aku terkejut dengan sikapnya. Bram tersinggung dengan ucapanku barusan. Astaga, apa yang salah dengan kebiasaannya itu, kenapa aku malah seolah menertawakannya. Ofs, aku menepuk jidatku. Padahal aku 'kan sudah tau sedari dulu dia suka tulisanku.

Aku menyusul langkah Bram, berdiri disisinya sambil memandang kebawah sana.

Bram cuma melirikku sekilas saat menyadari aku menyusulnya.

"Maafkan aku ya. Kalau tadi seolah menertawakanmu. Aku tidak bermaksud begitu." ucapku hilang timbul karena angin.

"Apa memang lucu ya, saat dulu aku menyukai tulisanmu. Hingga kamu tidak pernah merespon sinyal yang aku pancarkan? Atau aku memang tidak layak waktu itu bertahta dihatimu?" Bram menyergapku dengan ucapan yang sungguh membuatku terkejut.

"Maksudmu, kamu tidak hanya menyukai tulisanku saat itu." beliakku tidak percaya.

"Ya, meskipun aku menyukaimu berawal dari tulisanmu."

"Bukankah kamu bersama Emmy dan gadis- gadis itu, yang kesemuanya mengagumimu."

"Benar, aku telah melakukan satu kesalahan terbesar dalam hidupku. Aku bermaksud membuatmu cemburu. Aku ingin melihat sejauh mana aku berarti dihatimu. Kenyataannya malah membuatku kehilangan kamu. Kamu menghilang dan pergi tanpa pernah memberiku kesempatan untuk berbicara."

Deg!

Astaga! Betapa tersia-sianya waktu yang selama ini kujalani. Aku menikmati kesakitanku dalam kesalah pahaman. Apakah memang semesta tengah memberi kami izin untuk meluruskan kesalah pahaman diantara kami selama ini.

Aku kah yang naif karena selama ini hanya peduli dengan lukaku, sementara Bram juga merasakan hal yang sama. Sama-sama terluka. Saat itu semuanya aku pendam sendiri. Dan bodohnya aku hanya peduli dengan lukaku.

"Kamu tidak membaca surat yang aku selipkan di buku catatanmu waktu itu, ya. Makanya kamu tidak pernah tau apa yang aku ungkapkan padamu."

"Surat? Surat apa ?" ucapku bingung. Aku sama sekali tidak pernah menerima sepucuk surat pun darinya.

"Yah, pantasan. Makanya aku menganggap kamu telah menolakku waktu itu. Sehingga aku memutuskan ikut paman belayar. Lima tahun aku ikut paman aku selalu mencari kabar tentangmu. Suatu hari aku mencarimu dan kamu telah menikah. Harapanku pupus untuk bersamamu. Lalu aku bertemu Ibunya Alicia. Dia mengingatkan aku tentangmu karena kalian memang sangat mirip. Aku bahkan mengira awalnya kalian adalah kembar." tutur Bram panjang lebar. sebuah kisah yang sama sekali tidak aku duga.

"Bram, aku minta maaf ya. Mungkin sudah takdir kita harus seperti itu. Aku juga sangat terluka waktu itu. Melihat kamu akrab dengan Emmy, juga saat mendengar kamu pacaran dengannya waktu itu. Aku tidak pernah berani mengungkapkan perasaanku saat itu, karena begitu banyak yang memujamu. Selain itu aku tidak ingin menghianati persahabatan kita juga."

"Sekarang kamu sudah tau perasaanku, kan? Disaat aku selalu mencarimu aku tidak menemukanmu. Ketika aku melihatmu muncul di rumahku saat itu, aku sudah bertekad tidak akan melepasmu lagi." Bram merengkuh tubuhku dalam pelukannya. Sulit untuk kupercaya jika kisah seperti ini terjadi dalam kehidupanku.

Akankah bahagia akan menghampiriku, bersama Bram? ***

1
Isabela Devi
mamanya lupa plg
Isabela Devi
istri muda pergi cari lagi istri pertama, emang laki laki ga tau diri
Astrid valleria.s.
horas thor
Linda pransiska manalu: horas, apa khabar eda.
total 1 replies
Erni Kusumawati
Andai kata maaf itu mudah utk di lakukan.. bahagia sekali
Erni Kusumawati: sama-sama kk Author. ttp semangat dalam berkarya dan semoga sehat selalu.. amin
Linda pransiska manalu: makasih ya atas dukungannya.
total 4 replies
Suci Dava
Akhirnya damai semua yaa kak
Linda pransiska manalu: iya berdamai dengan luka lebih baik untuk diri sendiri.
total 1 replies
Erni Kusumawati
ya setiap perbuatan pasti akan ada akibatnya.. semoga setelah ini Rena menjadi sadar akan kesalahannya dan menjadi Rena yg lebih baik lagi
Suci Dava
turut berbelasungkawa atas meninggalnya mertua kak Author, semoga di terima di sisi Tuhan Yang Maha Esa Amien
Linda pransiska manalu: makasih doanya bun.
total 1 replies
Erni Kusumawati
turut berduka cita ya kk.. dan semoga kk dan keluarga dalam keadaan sehat amin
Erni Kusumawati: sama-sama kk
Linda pransiska manalu: makasih doanya ya dek.
total 2 replies
lindsey
bagus
lindsey
welcome back thor 👋👋 kemane aje ?
lindsey: pujiTuhan 🙏
Linda pransiska manalu: Mertua kakak meninggal sehari lebaran trus ada acara pernikahan anak kakak ipar, lanjut sakit karena kecapean. Puji Tuhan sudah pulih. sehat" kita semua dan terimakasih dukungannya.
total 2 replies
Hana Roichati
tetap semangat kak, terimakasih mulai up lagi, sukses selalu 👍👍❤❤
Linda pransiska manalu: makasih dukungsnnya bu.
total 1 replies
Erni Kusumawati
lah kenapa orang2 masa lalu Kay pada bermunculan ya☺
Erni Kusumawati
beginilah kalo orang tua jauh dr ilmu Agama dan ilmu2 lainnya.. dan msh relate sih di jaman skr.,
Erni Kusumawati
beginilah kalo punya mertua yg berfikiran kalo dia berjuang demi anaknya karena pamrih.. semua perjuangan di ungkit.. pdhl perjuangan orang tua adalah kewajiban krn diberikan amanah titipan anak..
Erni Kusumawati
najis lebih baik kau cerita ke bella kau ttg kelakuan bapaknya yg gila.. gemes aku rasanya
Cidaha (Ig @Dwie.author)
Horas, Mak. 😍😍😍
uswatun hasanah
Luar biasa
Suci Dava
Turut berbela sungkawa atas meninggalnya mertuanya kak Author 🙏, semoga di lancarkan proses pemakamannya Aamiin 🤲
Linda pransiska manalu: makasih doanya bun/Pray//Pray/
total 1 replies
Cidaha (Ig @Dwie.author)
Siapakah itu? Jeng jeng jeng. 😄
Astrid valleria.s.
selamat keyla menjemput kebahagiaan mu
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!