NovelToon NovelToon
Cintaku Ditukar Siswi Kembar

Cintaku Ditukar Siswi Kembar

Status: tamat
Genre:Tamat / Cinta Seiring Waktu / Terpaksa Menikahi Murid
Popularitas:72.4k
Nilai: 5
Nama Author: Buna Seta

"Pergi kamu dari rumah" Usir Bianca, ibu tiri Sarah. Begitulah, Sarah terpaksa pergi dari rumah sendiri. Bukan hanya Bianca yang kejam, tetapi adik tiri Sarah pun selalu mengganggu hubungan percintaan Sarah dengan Rafi sang guru SMK di sekolah.

Di tengah perjalanan, Sarah bertemu dengan gadis tengil yang bernama Salma. Wajah Sarah dengan Salma mempunyai kemiripan 100 persen. Namun, jika Sarah wajahnya glowing, Salma berwajah kusam.

Rupanya, Salma pun kabur dari rumah lantaran menolak ketika dipaksa menikah dengan guru matematika yang bernama Haris. Salma lantas mempunyai ide gila, mengajak Sarah tukar tempat. Tukar tempat, itu artinya Sarah sudah siap menggantikan Salma menikah dengan Haris.

"Bagaimana kisah selanjutnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Buna Seta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Cintaku Ditukar Siswi Kembar. Bab 22

"Aku pulang ya, semoga cepat sembuh" Ucap Rafi, menguyek rambut Salma ketika hendak kembali ke sekolah. Sebenarnya dia masih ingin belama-lama dengan Salma, tetapi sebentar lagi tiba jam pelajaran kedua. Sebab, dia datang ketika jam istirahat.

"Eeemm..." Salma tersipu malu menyembunyikan wajahnya dengan cara menunduk. Usapan tangan Rafi di kepalanya menyejukkan hati yang sejak kemarin terasa panas.

"Da, Sarah... I love you..." Rafi melambaikan tangan.

"Love you too..." Jawabnya tersipu, akan Jawabnya sendiri.

Salma menutup pintu setelah Rafi pergi. Di daun pintu tersebut, dia bersandar. Wajahnya mendongak ke atas, dengan bibir tersenyum. Salma kini benar-benar dibuat mabuk hingga tak mampu bangun karena cintanya pada sang guru. Rafi rupanya mampu mengisi ruang hatinya yang selama bertahun-tahun kosong.

Salma beranjak hendak kembali ke kamar, melanjutkan menulis notebook. "Lah... jatuh di mana buku gue?" Salma meraba saku celana pendek tetapi tidak menemukan yang dia cari.

"Mungkin jatuh" Salma kembali ke ruang tamu, memeriksa bawah bantal sofa, menarik kursi, menarik meja, tetapi tidak ada apapun di sana, selain debu tebal. Semenjak tidak ada Sarah di rumah itu, Bianca jika menyapu hanya yang kelihatan mata saja.

"Ya ampuuun... kenapa berantakan begini Sarah... dasar anak tidak mau diuntung!" tiba-tiba saja, Bianca sudah masuk tanpa Salma tahu, karena sibuk mencari buku.

"Tidak usah teriak-teriak, Tante... saya masih bisa mendangar kok, walaupun ngomong pelan," Jawab Salma lalu mengembalikan meja dan kursi di posisi semula.

"Heh, sapu dulu tuh bawahnya" Perintah Bianca dengan nada membentak.

"Yang tinggal di sini kan banyak Tante... hari minggu besok harus kerja bakti beres-beres rumah, termasuk Rania tuh. Kalau Rania tidak mau mengerjakan, sebaiknya saya juga tak usah yaw...," Jawab Salma seperti berbicara dengan teman, tentu saja membuat emosi Bianca memuncak.

"Sialan kamu!" Sarkasnya, tetapi Salma sudah naik tangga.

Di depan kaca, Salma mematut diri. "Ya ampuuun... wajah gue jelek banget sih..." Sesalnya. Jika tahu pujaan hati akan tiba walaupun tidak memakai bedak, setidaknya mandi dan menyisir rambut.

Walaupun sebenarnya masih malas, Salma memutuskan mandi. "Aahh... segar" Ucapnya ketika membuka pintu kamar mandi hanya dengan handuk yang membalut tubuhnya.

Dok dok dok.

"Saraaaah..."

Suara gedoran pintu dan teriakan keras seperti toak, memekakkan telinga Salma. Namun, dia tidak mau menjawab atau membuka pintu. Jelas ujung-ujungnya Bianca akan melanjutkan marah-marah. Setelah mengenakan baju ganti Salma membayar tidurnya tadi malam yang kurang.

Mungkin lelah dengan sendirinya, gedoran pintu dan teriakan Bianca pun berhenti dengan sendirinya.

**************

Di depan kantor guru, seorang pemuda tengah berjalan ke arah parkiran. Dia mempercepat langkahnya ingin segera tiba di apartemen. Note dalam sakunya tersebut yang membuatnya penasaran ingin segera membaca.

Bukannya lancang tetapi dengan buku ini semoga ada curhatan Sarah yang bisa dia ketahui. Semakin hari ada saja kejanggalan yang membuat sang pemuda ingin tahu. Terutama pipi bekas gambar tangan tersebut sudah tidak bisa ditolerir. "Jangan-jangan... di aniaya," Begitulah pikiran Rafi.

Bangunan bersusun tinggi banyak bertebaran burung gereja, itu artinya Rafi sudah tiba di tempat.

Setelah motor bersanding dengan sesama motor penghuni apartemen di parkiran, Rafi menekan tombol lift. Kotak kecil berjalan begitu cepat, hanya hitungan detik Rafi sudah berada di depan kamar. Dia masukkan pin apartemen yang kurang lebih tiga tahun terakhir Rafi huni.

Dia letakkan tas di meja belajar, lalu ke kamar mandi melakukan ritual di sana. Baju safari seragam sekolah yang harus dipakai hari-hari tertentu, sudah Rafi tukar dengan kaos santai.

Tidak lupa ambil note di dalam saku celana seragam tersebut, kemudian memasukkan celana kotor ke keranjang pakaian kotor. Rafi duduk di tengah tempat tidur meninggikan bantal. "Yaah... apa ini? Hanya catatan menstruasi doang," gerutu Rafi ketika membuka lembar demi lembar.

"Ini apa lagi? Hanya catatan lirik lagu," Rafi lagi-lagi kecewa. Sudah menyembunyikan buku ini agar tidak ketahuan Salma, yang dia kira catatan pribadinya tetapi tidak ada.

Lembar paling terakhir menyita perhatian Rafi, segera dia duduk tegak membacanya seksama.

"Apa ini?" Rafi tiba-tiba berteriak seorang diri, dan melempar buku tersebut ke lantai kamar. Dia mencengkeram seprai dengan kedua tangan. Marah, benci, kecewa menjadi satu. Pantas saja, selama ini merasa berbeda berhadapan dengan Sarah. Ternyata Salma hanya wanita yang tidak lebih dari seorang penipu. Pikir Rafi.

"Jadi selama ini aku bukan berkencan dengan Sarah. Bodohnya aku!" Rutuknya. Lalu turun dari tempat tidur, ambil handphone yang masih dalam tas. Niat hati ingin menghubungi Salma, tetapi buat apa?

Tidak ada yang Rafi lakukan siang itu hingga malam, selain melamun. Masih merasa bahwa dirinya orang paling bodoh sedunia, karena bisa dibodohi wanita bodoh seperti Salma.

***************

Pagi yang cerah, secerah hati Salma kini. Kehadiran Rafi tempo hari rupanya mampu merubah mood nya seketika membaik. Dengan seragam sekolah dia sudah tampil rapi.

"Papa..." ucapanya ketika menuruni tangga. Senyum mengembang di bibir Salma memandangi Aiman yang sedang menghisap rokok di meja makan. Kehadiran papa Sarah, setidaknya jika pagi-pagi begini mak lampir berhenti berteriak-teriak, tentu saja menyembunyikan keburukan mereka.

"Tumben, kamu pagi-pagi sudah rapi..." Sahut Aiman, segera menarik rokok dari mulut menyisakan asap mengebul.

"Nanti kalau aku nggak cepat-cepat, sapi mengemoh, kambing mengembek, serigala menolong," Cerocos Salma. Memajukan mulut ketika menyebut kata 'lolong' ke arah Rania dan Bianca yang sejak tadi pura-pura alim.

"Maksudnya?" Aiman tidak mengerti.

"Oh tidak Pa, hihihi..." Salma terkikik sambil menarik kursi duduk di sebelah Aiman.

Dua orang yang tak lain Bianca dan Rania marah, tetapi tentu tidak berani menjawab. Lantaran, menjaga citra baiknya di depan Aiman.

"Sudah... kita sarapan dulu, hari ini Papa mau mengantar jemput kalian," Pungkas Aiman. Pagi ini Salma pertama kali sarapan di rumah. Sebab biasanya memilih jajan di luar daripada harus ngemis makanan pada ibu tiri Sarah.

Benar saja Salma dengan Rania di antar Aiman ke sekolah. Tiba di sekolah, Salma mempercepat langkahnya, ingin segera bertemu Rafi. Dia sengaja duduk di dengan kantor. Biasanya semua guru akan melewati di depan Salma duduk termasuk Rafi. Walaupun tidak menyapa melihat pun sudah senang. Pikir Salma.

Namun, hingga bel berdering tak ada tanda-tanda Rafi datang. Dengan langkah tak semangat Salma masuk kelas. "Ngapain juga... gue galau, sebentar lagi kan Mas Rafi mengajar," Batin Salma semangatnya bangkit. Jam pelajaran pertama akan segera dimulai, tetapi Salma menelan rasa kecewa karena Rafi di gantikan guru piket.

"Sarah... kenapa loe melamun saja?" Tanya Mela, lantaran Salma tidak segera mengerjakan tugas.

"Oh iya" Walaupun dengan asal-asalan Salma mengerjakan soal yang diberikan guru piket. Pelajaran matematika telah usai, kemudian istirahat. Tetapi tidak seperti biasanya hingga tiba jam pelajaran selanjutnya, Salma tak ada semangat.

"Gue harus menyusul Mas Rafi ke apartemen," Salma keluar kelas lebih dulu, setelah bel pulang berdering.

"Sarah... loe mau ke mana..." Seru Mela berusaha mengejar sahabatnya. Namun, Salma hanya melambaikan tangan dari jarak jauh, kemudian numpang ojek ke apartemen Rafi yang sudah dia pesan sambil berjalan.

...~Bersambung~...

1
Kakak Shanuum
akhirnya buna muncul lagi...selalu semangat ya kak
Buna Seta: Cuuss karya baru kak
total 1 replies
Asih Asih
lho...lho kok sdh tamat
terimakasih kembali author
ditunggu karya selanjutnya
Buna Seta: Mampir yang baru kak
total 1 replies
Dewi Anggya
udah mampiir akuuuu😊
Buna Seta: Terimakasih
total 1 replies
Hana Roichati
lanjut kak sukses selalu 👍👍
Buna Seta: Mampir ya
total 1 replies
Eka elisa
nah.. loh. ko.. wess tamat tho mak... bru wingi bocone koyone mak..
Buna Seta: Kak aku sudah up tude karya baru, segera baca ya
Buna Seta: Aamiin
total 4 replies
Eka elisa
syukurlah lok mrasa trsindir brarti bnar kn.... kmu ibu bp egoiss..
Eka elisa
wah. autho syok tu bp ibu rafi ktika mliht ke akrabn kluarga salma... mreka akrab nya cumn marah"....aja.. 😁😁😁
Kakak Shanuum
seharusnya jangan calon menantu bu marini tapi menantu kesayangan...ya kok tamat buna.kan salma belum dilamar aa rafi
Buna Seta: Hahaha... kelamaan khawatir bosan kak
total 1 replies
Dewi Anggya
semangat selalu thooor semoga sukses selalu dlm karyanya 😘😘😘
Buna Seta: Aamiin... terimakasih. Semoga dirimu juga sehat selalu.
total 1 replies
Dewi Anggya
waaah barengan dtgnya sm emak songong nihhhh🤭
Buna Seta: Kwek kwek kwek
Aditya HP/bunda lia: banguninnya di guyur pake air satu tong yah atau masukin ajah ke dalem tongnya ... 😂😂😂
total 5 replies
Dewi Anggya
ikut senang aja klo Bianca udh sadar... tggal nunggu emaknya si raffi 🤭moga aja gk buat keributan 🤭
Eka elisa
mng... salma di luar negri tah.. mak...?
Buna Seta: Keinginan Bayu sama Beining kek nya, tapi sudah aku revisi
total 1 replies
Eka elisa
kn baron byk uang kaya rasa skarang mknya mau rujuk kmbali... 😁😁😁😁😁lok gk kaya mah mna mau... dia.. /Facepalm//Facepalm//Joyful//Joyful//Joyful//Sneer/
Buna Seta: Positif thinking heee 🤣🤣🤣
total 1 replies
Eka elisa
knpa komplen rafi ma salma tau nya kau nikh ma bp rafi juga beda jauh... kan... 😁😁😁😁malu... tu mknya lngsung trik slimut.. bobo.. /Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Buna Seta
Maafkan reader, bab ini aku nulis banyak typo dan acak-acakkan. Maklum, hari ini kurang enak badan, tetapi aku nggak mau kalian kecewa. Makanya aku paksakan menulis tetapi hasilnya nggak sesuai 😭
Inay
jakarta kali, riau jg masih Indonesia, othor nya perlu aqua 😅
Buna Seta: Oh iya, kenapa ane jadi oleng? Terimakasih kereksinya kak, otw revisi. 🤣
total 1 replies
Eka elisa
mknya lok nilai orang jgn dri luar nya bu... gilirn tau asli nya malu kn.. /Facepalm//Facepalm//Joyful//Joyful/
Buna Seta: Benar benar
total 1 replies
Eka elisa
kn skrang slma byk yg pratiin gk kyk kmrin amburadol... se enak jidat nya mo ngapain aja kn..
Dewi Anggya
jd pengen tau mpe dmn songongnya si emaknya raffi.... 🤭🤭✌
Buna Seta: Benar kak
total 1 replies
Lee
astaga sllu ngakak klakuan Salma ya Allah 🤣🤣
iklan mendarat y kak
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!