NovelToon NovelToon
Love Journey In September

Love Journey In September

Status: tamat
Genre:Tamat / cintapertama / Bullying dan Balas Dendam
Popularitas:2.1k
Nilai: 5
Nama Author: Putri Nabila

Dikala kehidupan yang kamu jalani tidak berjalan dengan apa yang kamu mau, hanya bisa berharap bahwa ada keajaiban untuk memberikan kebahagiaan. namun siapa sangka bahwa ada kejutan di hari-hari yang kamu jalani, di awali masa sekolah yang berwarna dengan masalah percintaan yang membuat menjadi gundah. akankah mereka bisa kembali bersama???

*Pantengin keseruan mereka dengan para tokoh yang emosional.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Putri Nabila, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bad dream

~ Ketidakrelaan masih terselimuti batin seseorang.

Selepas kejadian kemarin kasus ini masih berlangsung, sebelum menemukan titik jalannya semua korban harus mendapatkan keadilan bagi semua orang yang telah di rugikan.

"Hei! bagaimana apa kau masih ingin mengelaknya?"

Maverick yang mendengar peruturan Juwon langsung menatap sengit, "Apa yang kau lakukan pada adikku!"

Pembicaraan sukses membuat Jourell dan Frisil yang memantau dari belakang mendesah pelan, kalo begini pasti Juwon akan tersalut emosi membuat dirinya terkena masalah.

Selepas tugas dari Jourell untuk memata-matai Adik perempuannya hingga tempat ayah nya bekerja di salah satu rumah sakit Melbourne Membuat mereka bisa menyudutkan Maverick untuk membuka suara. namun sepertinya Maverick masih pada pendiriannya, apakah rencana kali ini akan gagal?

"Mari kita lihat seberapa kuat dirimu?" Juwon langsung bangkit dari kursi dan berjalan mendekat dengan senyuman seringai membuat Maverick meneguk ludahnya kasar.

"Menjauh! sebelum pengacaraku akan menuntutmu!"

Juwon menulikan pendengaran dari ancaman Maverick baginya itu tidak penting, hingga Maverick mengatakan sesuatu.

"Baiklah! aku akan menjawab pertanyaanmu."

Mendengar pelaku sudah membuka suara Juwon langsung mundur membuat Maverick menghela nafas lega.

"Jadi apa benar kau pelaku penghapusan berita?" cakap Juwon sambil duduk di meja yang deket dengan kursi Maverick.

"Benar aku yang menghapus berita itu." jujur Maverick.

Jourell dan Frisil langsung menatap satu sama lain mendegar Maverick memberi pengakuan,

"Jadi benar kau pelaku penggelapan dana?" sambung Juwon kepada Maverick.

Maverick menjawab singkat, "Tidak."

Juwon pun menggeram kesal, apa susahnya memberikan kejelasan, tatapan Juwon membuat Maverick mendesah kasar,

"Aku hanya di perintahkan untuk menghapusnya."

Juwon langsung mengerutkan dahinya, "Siapa yang menyuruhmu?"

"Aku hanya diperintahkan lewat ponsel." balas acuh Maverick.

Juwon langsung memajukan wajahnya ke arah Maverick, "Katakan yang lebih jelas!" Dengan menekan setiap kalimatnya.

Maverick hanya berekspresi santai, "Itu tugasmu sekarang, aku sudah mengatakan semuanya padamu."

Jourell dan Frisil yang berada di belakang segera masuk ke dalam ruang introgasi saat Juwon tengah memukul Maverick. selepas acara introgasi dan sedikit kegaduhan, mereka berlima sedang berdiskusi pendapat tentang bukti yang Juwon dapatkan.

Maikel dan Tia sedang mencari siapa pengirim pesan dari ponsel Maverick yang di dapatkan oleh Jourell saat Juwon memukulinya, namun mereka tidak mendapatkan nama pengirimnya.

"Ini no yang dipakai luar negeri, sepertinya no ini sudah mati." kata Tia yang saat mencari informasi di komputer.

Frisil pun langsung mengerutkan dahinya, "Apa dia tahu kita akan melacaknya?"

"Pasti mereka sudah merancangnya sudah dari lama," Perkataan Jourell sukses membuat mereka berpikiran hal yang sama.

Juwon sedikit berpikir dan berceletuk kepada semua rekannya, "Bukan kah kita bisa melacak ponselnya?"

Maikel pun langsung membuka suara, "Itu sangat sulit jika ponselnya sudah di matikan."

Lalu Juwon yang masih penasaran dengan terhadap calon tersangkanya lalu bertanya lagi, "Lalu masalah Serga?"

"Serga bukan pelakunya melainkan Serga menjadikan kecohan untuk kita." tutur Frisil membuat Juwon terdiam.

Frisil pun bertanya ke arah Tia, "Kira-kira berapa nominal yang dikirimkan?"

Tia yang masih menghadap monitor langsung menatap Frisil, "Sekitar 500 juta."

Gila ini bahkan kurang dengan hasil yang di rugikan lalu di mana sisa duit yang lainnya? mereka berlima berpikir satu sama lain, sama halnya Jourell sedetik kemudian dirinya mendapat badai otak.

"Dektektif Ju! kirimkan alamat Serga bekerja kepadaku."

Saat meminta alamat tempat keberadaan Serga Jourell langsung meluncur hingga mobilnya sudah di parkiran di pinggir. bergegas masuk ke dalam clinik perawatan wajah dirinya tidak melihat Serga di mana pun melainkan harus bertanya tentang keberadaanya.

"Permisi!" sapa Jourell kepada perempuan tengah melayani pelanggan. perempuan itu terkejut melihat keberadaan Jourell.

"Apa kau tahu di mana Serga?"

Perempuan itu langsung membalas, "Beberapa hari ini Pak Serga tidak datang."

Jourell pun bertanya lagi, "Kau tahu alamat rumahnya?"

Perempuan itu menggeleng patah, "A-Aku tidak tahu."

Jourell langsung terdiam lalu mengucapkan terimakasih sambil tersenyum. dan pergi keluar di tempat mobilnya berada dan terus mencari keberadaannya. Berapa jam berkeliling tidak menemukannya, apa mungkin Serga udah pergi ke kota lain? pikir Jourell.

Saat sedang berpikir dirinya tidak sengaja melihat sosok mirip dengan Serga, langsung bergegas menghampirinya sebelum dirinya pergi.

Serga yang sudah masuk ke dalam mobil di kagetkan dengan seseorang yang sudah berdiri luar mobilnya dengan mengetuk pelan kaca mobil. Serga langsung menekan tombol buka kaca lalu memandang datar ke arah sang pelaku.

Jourell melihat kebingungan Serga langsung memperlihatkan kartu pengenal yang menggantung di lehernya di hadapan Serga. Apa-apaan lagi ini sekarang? pikir Serga.

****

"Pak ini berkas yang Bapak minta." Melihat wakil manager nya sedang sibuk langsung menyerahkan berkas diatas meja. berpamit keruangan malah Pak Ahza memanggil namaku, dengan cepat aku menatap dengan senyuman kaku di wajah.

"Iya Pak?"

Ahza yang tengah melihat dokumen langsung menatap ke arah Nayesha, "Tolong buka kontak blokiran saya."

Akupun menyerengit alisku, apa bos ku ini sedang mengigau?

"Tapi saya sudah mengganti card ponsel." jawaban Nayesha membuat Ahza terkejut pelan mendengarnya. Tak lama Nayesha melihat bos nya sedang berjalan mendekat membuat aku terdiam bingung saat wajahnya mendekat ke arahku hingga pandangan ku tidak sengaja bertemu bola mata coklat miliknya, ini salah seorang pegawai tidak boleh membawa perasaan apalagi masalalu

"Saya...." perkataan Ahza terputus saat terdengar suara seseorang dari luar ruangan yang hendak masuk membuat kami berdua tersentak. Pak Ahza langsung membuang pandangan ke arah tempat sedangkan aku menunduk pandanganku lalu berjalan cepat untuk keluar dari ruangan pribadinya. kami seperti ketangkap basah saat menjalin asmara di kantor, namun nampaknya rencana Ahza kali ini gagal lagi haha.

Kedua pemuda saling berbincang membuat suasa menjadi panas, padahal udaranya sangat dingin sampai-sampai semua orang keluar memakai jacket tebal untuk menutupi tubuhnya.

Setelah Serga dan Jourell berbincang...

"Apa kau tidak memikirkan eksekusi ucapanmu itu?" cakap Serga kepada Jourell

"Aku tahu tentangmu, kau juga temannya Maverick bukan?"

Serga tertawa renyah mendengar Jourell mengatakan Maverick. Maverick dan Serga berteman tapi tidak lama saat sudah tumbuh dewasa Serga iri terhadap dunia sempurna milik Maverick. hingga hubungan keduanya tidak berjalan seperti teman pada umumnya, Serga sangat ambisius untuk mengalahkan Maverick dan ingin dirinya lebih unggul dibanding Maverick. memang musuh terbesar kita adalah teman terdekat.

"Kau yakin bisa mempercayaiku? bagaimana kalo aku juga ikut terlibat?" lontar Serga untuk menggoyangkan keputusannya.

"Memang kau sudah terlibat karena bagian dari temannya, justru itu apa kau tidak ingin membersihkan namamu?" jelas Jourell.

Serga langsung tersenyum remeh, "Aku tidak ingin bergabung dengan kalian yang bodoh."

Serga bingung saat melihat Jourell mengambil ponselnya namun tak lama mendengar suara dirinya dan juga Jourell yang tengah pembicaraan kasus ini.

"Rekaman ini akan booming jika aku mengungahnya bagaimana?" Serga menggertakan giginya, bisa-bisanya diriku dijebak oleh mereka.

Namun lumayan juga kalo aku membantu Maverick ke penjara dengan begitu ayahnya akan mengetahui anak yang sering di banggakan masuk jeruji, batin Serga.

Malam hari, Di ruangan pribadi Ahza sangat pusing di kepalanya, entah efek kurangnya istirahat karena sering semalaman. memikirkan tentang pendapatan yang menurun membuatnya memikirkan sepanjang hari. keluar dari ruangan sambil berkeliling setiap ruangan untuk melihat apa pegawai di sini bekerja secara deep work?

Diruangan 2 semua pegawai masih semangat bekerja hingga overtime, ya ternyata tidak hanya kompak melainkan mereka juga memiliki absurd masing-masing, tidak percaya? mari kita kupas secara silent....eits tapi boong hehe.

Krik! Krik! Krik!

Ryman yang sedang fokus pada kerjanya terlonjat kaget saat melihat sosok menyeramkan di hadapanya,

"Astaga! hantu panda."

Inez yang mendengarnya mendelik tidak menerima, "Gue minta permen coffe."

Ryman yang selalu membawa sebungkus kotak permen coffe di tempat kerja buat persiapan jika ada serangan mata kantuk di malam hari. Ryman segera memberikan beberapa permen coffe untuknya, "Terimakasih."

Sedetik kemudian Inez bertanya kepada Ryman, "Apa kantung mata ku membesar?"

Ryman pun memandang perempuan cantik namun ada koyo di sekitar pelipisnya,

"Tentu, seperti hantu panda."

Inez mengangguk benar, pasti di wajah ku sudah ada lingkaran hitam di bawah kelopak mata.

"Iya karena aku begadang beberapa hari ini." Dengan segera Inez kembali ke arah kursinya dan juga menguap pelan lalu membuka bungkus permen untuk menghilangkan rasa kantuk. pemandangan itu tak luput Ahza melihatnya tanpa sepengetahuan mereka. dirinya menggeleng pelan melihat kelakuan mereka, ternyata tidak hanya diriku saja yang mempertahankan kantor yang sedang memburuk. melenggang pergi untuk melanjutkan melihat keadaan yang lain.

Karan yang habis ke kamar mandi tak sengaja bertemu Pak Wakil, mereka berdua berbincang sebentar lalu Karan meluncur ke toko Coffe untuk membeli sesuatu pada teman-temannya. bergegas kembali untuk masuk ke ruangan yang sudah di suguhkan dengan pemandangan kehebohan dari dalam.

"Zanna! apa yang kau lakukan pada kursi ku?!"

Teriakan Rafdar sukses membuat Zanna mendengus, "Kenapa? aku hanya menggesernya sedikit."

Sambil menggelar karpet sedang begambar hello kitty di lantai. semua pegawai yang melihat Zanna yang duduk di bawah menatapnya dengan heran,

"Apa kau bisulan? sampai kau membawa karpet," Zanna menatap tajam ke arah Ryman namun tidak menggubrisnya.

Tiba-tiba muncul suara gas hijau membuat semuanya pada menatap satu sama lain.

Hoek!

"Siapa ini yang buang angin!" teriak Elvina.

Sontak membuat semuanya pada menutup hidungnya sambil saling menuduh satu sama lain.

"Ryman! pasti ini lo kan yang buang angin?" tukas Inez.

Ryman langsung membalas, "Tidak! memangnya kau mendengar dari arahku?"

"Terus siapa? astaga!"

Semuanya pada lari berhamburan hingga sedikit ricuh yang tak tahan dengan aromanya namun tidak untuk Haikal yang masih terdiam di tempat,

"Yaampun bau jengkol yang menggoda." Rafdar mendengar konyolan darinya langsung menyeret bahu Haikal untuk segera keluar dari gas asap di hidungnya.

Semua yang berdiri di luar langsung menatap Karan yang tengah menatap mereka dengan kaku. dengan cepat Karan masuk ke dalam ruangan yang sudah wangi akibat Nayesha yang sudah menyemprot pewangi ruangan semuanya langsung mengikuti ke dalam yang penasaran apa yang dibawa oleh Karan.

"Buat kalian dari Pak Wakil." Mereka semua memandang Karan dengan tidak percaya,

"Sungguh ini bukan tipuankan?" tuding Zanna.

"Tidak." balas Karan singkat.

Lalu Karan yang tengah bingung melihat tingkah semuanya yang belum bergeming langsung bertanya dengan hati-hati,

"Apa ada yang salah?"

Mereka semua bukan menjawab lontaran Karan Justru langsung menggerubungi paperbag yang ada di atas meja. Karan melihat tidak di hiraukan oleh mereka seketika memutar kedua bola matanya malas,

"Woah! pas sekali tahu saja kalo aku sedang menggidam coffe." papar Zanna sambil mencium cup coffe berulang kali dengan senang. berbalik badan untuk kembali pada karpet kesayanganya justru melihat Ryman, Haikal dan Rafdar sudah duduk di karpet dengan santai.

"Hei! tempatku kenapa kalian duduki!" jerit Zanna sambil menarik satu persatu tubuh mereka. kami para perempuan melihat aksi Zanna menyeret ketiga lelaki langsung tertawa pelan. di mana ketiga lelaki itu di tarik oleh Zanna hanya terdiam pasrah sambil memakan snack yang Karan belikan.

Aku melihat ke arah jendela ternyata turun hujan lebat di serta suara getaran arus kilat(petir) seketika kami langsung kaget tidak bergeming sama sekali, apalagi Zanna yang selalu berceloteh keluar dari bibirnya kini tertutup rapat membuat keadaan menjadi sunyi.

"Tidak usah khawatir, sebaiknya malam ini kita bermalam di sini."

****

Seorang pemuda sedang duduk di atas halamanya menatap gedung-gedung sambil menikmati hembusan angin yang menerpa pemandangannya, entah apa yang dirinya pikirkan melainkan sosok seorang datang menghampirinya,

"Apa yang kau lakukan di sini?" Jourell langsung menatap pelaku yang ada di samping dengan senyuman paksa di wajahnya.

"Tidak ada." Perempuan yang bernama Frisil hanya menanggapi dengan anggukan.

"Owh iya, Jourell komandan menyuruh kita memberhentikan kasus ini." ungkap Frisil membuat Jourell menatap Frisil dengan ekspresi bingung,

"Kenapa?"

"Sepertinya masalah penangkapan Maverick." sahut Frisil sambil membuang nafas pelan saat ingatanya terjadi saat di kantor.

Setelah berapa jam berlalu....

Seseorang yang sedang membaca surat dari direktur rumah sakit membuat dirinya kesal saat mengetahui jika seseorang masih melanjutkan kasus itu.

"Siapa yang berani membangkang arahanku?!" berang komandan membuat pemuda yang mendengarnya langsung menjawab,

"Jaksa Jourell dan rekannya komandan." Sambil menundukkan kepalanya.

Sontak komandan langsung bergumam pelan, "Jourell Arvind?"

Kemudian komandan langsung berseru, "Bawa Jourell dan rekannya masuk ke ruanganku!"

Tak berselang lama hanya Frisil yang datang keruangan Komandan sedangkan Jourell sedang menemui Serga. hingga mau tak mau komandan tetap berbicara kepada Frisil di ruangan pribadinya, Frisil bingung saat komandan memanggilnya dan sedikit membungkuk hormat.

"Apa yang kalian lakukan Diam-diam di belakang ku?"

Frisil langsung menyerengit bingung dengan pertanyaan ambigu, lalu komandan menyodorkan surat membuat Frisil membacanya.

"Bukan kah aku menyuruh kalian untuk menangani kasus lain?!"

Ternyata komandan sudah tahu kalo kami menjalankan kasus ini secara sembunyi, membuat Frisil bingung mengatakan apa.

"Bilang pada Jourell untuk bubar kan kasus itu bersama rekan-rekanmu!"

Frisil langsung membuka suara, "Tapi komandan--"

Komandan dengan murka langsung mencelak Frisil, "Keluar dari ruangan saya."

Jourell yang melihat ekspresi termengu Frisil membuat dirinya berpikir, pasti ayahnya Maverick sudah mendengar putranya di tangkap, ayahnya seorang direktur terkenal sedangkan anaknya menjadi jurnalis pasti ayahnya tidak rela melihat putranya mendekam di penjara.

"Kita sudah menyelidikinya tidak mungkin kita tutup paksa kasus ini." lontaran Jourell membuat Frisil ikut menimpali,

"Aku juga sebenarnya juga ingin melanjutkannya tetapi ini terlalu berisiko Jo, yang ada kita kehilangan pekerjaan."

Jourell dengan segera membalas dengan santai, "Iya lebih baik begitu."

Frisil langsung dibuat bingung olehnya, pekerjaan dan juga jabatan yang diraih selama study akan menghilang begitu saja, namun dirinya santai menanggapi hal seperti itu?

Jourell dengan wajah datar langsung melanjutkan perkataan, "Besok kita akan temui Komandan."

Di lain tempat di ruangan yang gelap dengan sosok perempuan yang tengah menatap bingkai foto tidak sadar bahwa air matanya ikut menetes satu persatu dari kelopak matanya, sudah sekitar 5 tahun kehilangan salah satu dari keluarganya.

Memory yang terus berputar saat dirinya memikirkan kejadian waktu silam, mimpinya untuk selalu melindunginya malah sebaliknya. tidak kebayang jika orang tua kami masih hidup pasti mereka juga akan menyalahkan diriku yang tidak bisa melindunginya.

Bahkan saat kenangan tertawa saat bersamanya membuat hatiku menahan sakit, tangisanku terhenti saat ponsel ku berbunyi menandakan pesan masuk. perempuan tersebut merubahkan ekspresinya seolah-olah melupakan kesedihannya dan tersenyum sinis menatap sebuah foto yang dikirimkan oleh seseorang. entah apa yang membuatnya bisa merubahkan ekspresinya dalam sekejap, tapi tunggu? senyuman itu bukan senyuman seperti mendapatkan pesan dari seorang kekasih tetapi malah sebaliknya, namun hanya dirinya saja yang tahu.

1
➳βC᭄☠Agatha☠ ᴹᴿ᭄°ℛᵉˣ
ayo saling dukung kak ..gantian mampir ya....
butterfly.bloom: Siap 🔥
total 1 replies
Naruto Uzumaki
Kurang tidur hanya untuk baca cerita ini, sekarang tolong cepat update
butterfly.bloom: Terimakasih sudah mampir🙏,,,,Bab selanjutnya sudah ada ya kak
total 1 replies
Marii Buratei
Bagus banget ceritanya, thor jangan berhenti menulis ya!
butterfly.bloom: siap🔥
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!