( Cinta Tak Di Restui) Mengandung Anak Iparku

Belakangan ini Paula mengalami tekanan batin, dan itu tidak ada seorang pun yang mengetahuinya. Baik itu Devano maupun Vania, adik nya.

Sejak peristiwa malam itu, peristiwa dimana dia telah menyerahkan kesuciannya pada lelaki yang di cintainya itu. Perasaan cintanya pada Devano terasa hambar.

Dia sangat mencintai Devano dengan segenap hatinya, itu sudah jelas tidak bisa di bantah. Tapi Paula tahu, cinta saja tidak cukup ada banyak hal yang harus di pikirkannya.

Paula sadar siapa dirinya, dan masalah yang sedang di alaminya juga sangat rumit. Yaitu tentang kisah cintanya.

Yang menjadi pikirannya saat ini adalah tembok pemisah yang ada di antara dirinya dan lelaki yang di cintainya.

Tembok itu sangat tinggi, karena yang menjadi tembok itu sendiri adalah mama kandung Devano sendiri.

Wanita itu memandang Paula dengan sebelah mata. Dan menganggap keluarga gadis itu tidak pantas bersanding dengan keluarganya.

Sedang kan Paula sendiri juga sudah bertekat tidak mau menjadi perusak hubungan antara mama dan anak.

Apalagi kalau sampai Devano memilih dirinya dan menentang sang mama. Kalau hal itu sampai terjadi Paula tidak akan pernah bisa memaafkan dirinya sendiri.

Walaupun Devano akan memberikan kebahagiaan yang luar biasa untuknya, tapi kalau itu harus mengorbankan perasaan mamanya Devano, Paula tidak akan pernah mau menjalaninya.

Paula sangat paham arti kasih sayang seorang mama terhadap anaknya. Walaupun hubungan antara dirinya sendiri dengan ibunya tidak begitu harmonis. Paula tidak ingin menghancurkan hubungan antara Devano dan mamanya.

Apalagi selama dia bekerja di dunia hiburan malam banyak memberinya pengalaman tentang sebuah kesetiaan. Dia sering melihat banyak laki-laki beristri yang bersenang-senang dengan wanita lain dan ujung-ujungnya berselingkuh.

Paula takut menikah, dia takut akan mengalami nasib seperti istri-istri para lelaki yang sering di lihatnya datang ke diskotik tempatnya bekerja.

Karena pikiran itulah yang membuat Paula tidak ingin dirinya larut dalam perasaan cintanya terhadap Devano.

Karena itu walaupun sampai beberapa minggu sejak kejadian malam itu dia belum juga bisa mengambil keputusan.

Sekarang setelah Paula kembali dari Surabaya dirinya seakan mendapatkan kekuatan. Paula memutuskan dia harus berani berpisah dengan Devano demi kebaikan mereka berdua.

Hal pertama yang di lakukan Paula adalah tidak menghubungi lelaki itu. Walaupun dia tidak punya ponsel dia bisa saja menghubungi Devano dengan ponsel temannya karena dia hafal nomor ponsel lelaki itu. Tapi itu benar-benar tidak di lakukan oleh Paula.

Selama dua minggu lamanya Paula bekerja kembali di diskotik, memang benar Paula tidak menghubungi Devano. Namun hati kecilnya masih mengharapkan lelaki itu datang menemuinya.

Tapi walaupun hari terus berganti, Devano tidak kunjung datang menemuinya. Devano tidak pernah lagi datang ke rumahnya. Bahkan Devano juga tidak pernah muncul di diskotik tempatnya bekerja itu lagi.

Setiap malam ketika dirinya bekerja, dengan sadar Paula memperhatikan setiap sudut ruang diskotik itu. Dia mencari sosok yang di rindukannya.

Pandangan Paula menyapu seluruh ruangan diskotik tapi dia tidak pernah lagi menemukan kehadiran Devano disana. Bahkan bangku yang biasa di duduki Devano pun tak luput dari pandangan Paula.

Namun bukan Devano lagi yang duduk di bangku itu. Melainkan orang lain yang terus datang berganti-gantian.

Di balik temaram lampu diskotik dan kerlap-kerlip lampu disko serta kerasnya suara musik dj yang menggema di ruangan dan memekakkan telinga itu, Paula berputar-putar mencari keberadaan Devano.

Namun apa yang di carinya seperti bayangan yang hilang di telan gelapnya malam. Devano tidak pernah ada dan tidak pernah muncul lagi di sana.

Bahkan malam itu Paula sengaja pulang terlambat di saat temannya semua sudah pulang. Dia berdiri di depan diskotik dan berharap orang yang selalu di carinya itu tiba-tiba muncul di sampingnya. Namun ternyata semua itu hanya hayalannya saja.

Devano sudah benar-benar lenyap bak di telan bumi. Paula sudah tidak punya harapan lagi. Dia mencoba tegar menerima nasibnya.

🥀🥀🥀

Rumah kontrakan Paula dan keluarganya telah habis masa kontraknya dan pemilik rumah tidak menyewakannya lagi.

Akhirnya Paula bersama ibu dan adiknya pun terpaksa pindah ke rumah kontrakan yang baru.

Devano dari Amerika pernah mengirim surat ke rumah kontrakan Paula yang lama. Tapi karena rumah itu sudah kosong surat itu akhirnya di kirim kembali ke Amerika oleh jasa pengiriman.

Antara Devano dan Paula, tak seorang pun yang mengetahui kejadian yang sebenarnya. Paula berpikir, mungkin saja demi mamanya Devano sudah bertekat untuk tidak menemuinya lagi.

"Baiklah lah mas, mungkin ini sudah menjadi pilihanmu untuk berpisah denganku, aku iklas," lirih Paula di dalam kamarnya, sambil menyeka air mata yang menggenang di pelupuk matanya.

Dan sebaliknya Devano juga mengira kalau Paula sudah tidak meperdulikannya lagi.

Devano berpikir, mungkin Paula marah dengannya karena peristiwa malam itu. Dan mungkin juga marah karena sikap mamanya yang mengundangnya makan malam waktu itu. Ataupun alasan lainnya yang jelas Paula sudah tidak sudi berhubungan dengannya lagi.

"Ahhhhk!! tega sekali kamu Paula, ku kira kamu benar-benar mencintaiku ternyata aku salah mengira," Devano mengepalkan tangannya dan menumbuk dinding di hadapannya.

BUGH!!!

"Jahat kamu Paula!!" teriak Devano yang tampak frustasi.

Mungkin saja persoalan di antara Paula dan Devano lama-kelamaan akan berakhir dengan sendirinya. Bahkan juga hubungan mereka akan tenggelam begitu saja.

Namun ternyata tidak. Karena telah terjadi hal besar. Sesuatu hal yang tidak pernah di inginkan.

Pagi itu Paula memakan sarapan yang telah di siapkan ibunya di meja makan. Hanya nasi kemarin yang di goreng dengan kecap.

Pertama Paula memakannya biasa saja. Tapi kemudian Paula merasakan perutnya yang seperti di aduk-aduk. Hingga akhirnya makanan di mulut Paula pun menyembur ke maja makan.

Gegas Paula ke kamar mandi.

Hoeekk!

Hoekk!

Hoekk.....

Paula memuntah kan semua isi perutnya di kamar mandi.

Setelah muntah-muntah yang baru saja di alaminya Paula merasa pusing dan lemas.

Paula segera membersihkan meja makan yang kotor akibat dirinya tadi. Rumah itu selalu sepi di pagi hari. Karena saat pagi Ibu Paula akan pergi ke rumah orang kaya untuk bekerja di sana mencuci dan menyetrika, setelah siang hari nanti ibunya baru akan pulang.

Sedangkan adiknya pergi sekolah dan akan pulang saat menjelang sore hari.

Paula masuk ke kamarnya. Lalu dia melihat tampilan dirinya di dalam cermin panjang itu.

Paula menyadari banyak yang berubah pada dirinya. Badannya kelihatan agak berisi sekarang.

Baru saja Paula akan merebahkan tubuhnya di tempat tidur, ia merasakan perutnya yang kembali seperti di aduk-aduk.

Tidak tahan lagi akhirnya Paula lari ke kamar mandi dan muntah lagi disana.

"Ya Tuhan, apakah aku masuk angin? atau magh ku kumat ya, sakit banget," keluh Paula.

Paula berbaring di ranjangnya lalu mengoleskan minyak kayu putih di perutnya dan kemudian menghirup sedikit aromanya.

"Aku akan periksa ke dokter nanti sore sebelum bekerja," monolognya, sebelum akhirnya dia memejamkan matanya.

TO BE CONTINUED....

jangan lupa like dan komen🙏🙏🙏

🔥🔥🔥 ayo guys nyalakan cerita ini biar author tambah semangat💪💪💪

Terimakasih🙏🙏🙏