ini adalah sebuah divisi rahasia yang menyelidiki hal-hal yang tak masuk di akal. Ki sarma aji sebagai pemimpin divisi ini akan menguak tabir gelap kasus-kasus mistis
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ihsan halomoan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bayi satu suro bag 4
Mahendra hanya bisa melihat tanpa berbuat apa-apa. kejadian itu sangat cepat hingga mahendra tak mampu berbuat banyak. ia pun mendesah kecewa. Sementara itu bel lift berbunyi lagi. seroang kakek tua berlari mendekati mahendra.
"Siapa kau bung? apa yang terjadi disini?".
Mahendra hanya bisa diam saja karena ia juga bingung dengan siapa dia berbicara. akan tetapi ketika kakek tua itu melihat anak buahnya terkapar bersimbah darah. maka ia pun mulai mencurigai mahendra dan segera mengeluarkan pistol dari jaketnya.
"Angkat tanganmu anak muda. cepat". mahendra pun kaget.
"Hey siapa kau kakek tiba-tiba menodongku? apa salahku?".
"Jangan berpura-pura. kau pasti yang telah menghabisi anak buahku ini. mengakulah". mahendra mengerutkan kening dan memasang wajah keheranan.
"Apa maksudmu kek? kenal pun tidak dengan mereka. lalu apa keperluanku untuk menghabisi mereka?".
"Tidak ada orang lain lagi disini. dan mana bayi itu hah? kau pasti mencurinya". sambil menekan pelatuk pistolnya.
Sesaat lagi pistol itu berbunyi. maka dari arah aula terdengar suara wanita berteriak denga seraknya.
"Kakek wana. jangan kau salah sasaran. bukan ia pencurinya. hentikan kek".
Mendengar suara wanita yang ia kenal sebagai anak buahnya itu, kakek itu pun berlari ke aula dan menghampirinya.
"Kirana apa yang terjadi??".
"Pemuda itu bukan pencurinya kek. ia tadi justru membantuku untuk menangkap pencurinya. tapi sayang tak sempat".
"Jadi..apa maksudmu? apa cucuku telah di renggut pencuri itu?". Kirana pun hanya bisa menganggukkan kepalanya.
"Ohh tidak mungkin. ini tidak mungkin terjadi". kakek itu mulai terlihat sedih. ia tak menyangka rencananya telah gagal.
"Maaf kek. kami sudah berusaha. tapi pencuri itu mempunyai ilmu yang sakti. ilmunya bisa membuat gempa lalu seperti ada perisai tak kasat mata yang membuat peluru tak bisa menembusnya. aku pun berusaha memburunya. tapi beginilah akupun bersimbah darah. kalau saja tak ada pemuda itu yang menolong. mungkin aku sudah mati".
Mahendra yang melihat wanita itu kepayahan dalam berbicara akhirnya menghampiri.
"Maaf kek. bukan maksudku mengganggu. tapi wanita ini harus dibawa ke igd untuk perawatan". kakek itu menoleh ke mahendra.
"Baiklah anak muda. aku juga minta maaf sebelumnya. aku telah salah duga. maafkan aku". mahendra pun tersenyum
"Sudahlah kek. kakek tak usah merisaukan nya. yang terpenting wanita ini di selamatkan dulu".
Lalu mahendra segera melangkah untuk mengambil kursi roda yang ada di dekat situ. lalu mendorongnya dan memapah wania itu ke kursi roda di bantu dengan kakek wana. dalam perjalanan ke lantai bawah kakek wana pun bertanya ke mahendra.
"Siapa namamu anak muda?".
"Ohh. namaku mahendra kek?".
"hmmm mahendra. aku sangat bersedih telah kehilangan cucu ku. padahal aku sudah di peringatkan oleh seorang dukun bahwa aku harus waspada dengan kelahiran cucuku. karena ada seseorang yang akan mencurinya". Mahendra mengerutkan keningnya.
"Mengapa ada orang yang ingin mencurinya kek?". kakek itu mendesah dalam-dalam
"Cucuku lahir pada tanggal 1 suro. dukun itu juga mengatakan bahwa sebelumnya sudah ada 2 bayi yang dicuri dengan waktu kelahiran yang juga sama. maka aku bersama anak buahku merencanakan untuk menggagalkan pencurian itu sekaligus menangkapnya. tapi nasib berkata lain". lalu kakek itu pun menundukkan kepalanya.
Mahendra merenung sejenak mengingat-ingat sesuatu. seperti ada yang melintas di pikiran nya. maka ia pun berkata.
"Kek. aku boleh minta no hape mu?. mungkin esok atau lusa aku akan memberitahukan hal penting padamu. dan kau jangan bersedih dulu kek. aku punya firasat bahwa kakek masih punya kesempatan untuk bertemu cucu kakek lagi dalam keadaan selamat".
"Apa maksudmu mahendra?".
"Maaf kek aku tak bisa memberitahumu sekarang. tapi aku dan guruku akan berusaha untuk menemukan bayimu". kakek itu memandang mahendra dengan serius sejenak.
"Baiklah mahendra. tapi aku akan tetap melaporkan ini ke polisi".
Lalu kakek itu pun memberikan no hapenya ke mahendra.
gua baca selanjutnya
who dewi?
Yo bahayaaa