Menikah tanpa cinta, tidak pernah ada dalam agenda ku. Tapi aku kalah dengan kekuasaan Omah, sehingga terpaksa menikahi Aisyah, gadis bercadar pilihan nya.
Amira kekasih hati ku, tidak bisa terima itu. Ia melakukan percobaan Bu Nuh diri namun bisa diselamatkan.
Aku tidak ingin kehilangan Amira, sehingga ku putuskan untuk menikahi nya bersamaan dengan malam inai di rumah ku.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon L-viie Ann, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
ILFIL
Aku beranjak untuk mengakhiri percakapan yang sudah ku tahu endingnya.
" Kau mau kemana Yu? Oma belum selesai bicara "
Aku diam berdiri memandang ke satu sudut dinding. Helaan nafas panjang mengorek asa yang menyesakkan dada.
" Wahyu tidak bisa Oma, maafkan Wahyu. Jika Oma ingin Wahyu pergi? Wahyu akan pergi "
Ku langkahkan kaki tanpa menoleh, tidak tahu bagaimana ekspresi dan tanggapan Oma serta kedua orang tua ku mengenai ketegasan ku ini. Dan aku tidak perduli apa sanksi yang akan ku dapat kan.
Biarlah... Aku tidak ingin mengkhianati Aisyah. Selamanya cinta ini hanya untuk nya.
~•~
Esok paginya aku keluar untuk sarapan bersama dengan keluarga ku. Karena dalam menjalani puasa Daud, sehari puasa dan sehari tidak puasa.
Mereka nampak biasa saja menyambut kedatangan ku. Seolah-olah tadi malam tidak terjadi apa-apa.
Apakah ini pertanda baik untuk ku??
Tapi ternyata aku salah duga, disaat aku duduk diantara mereka. Tiba-tiba Nabila muncul dari arah dapur. Dia membantu menyiapkan sarapan pagi ini.
Dan semua yang dia lakukan sama dengan yang Aisyah lakukan. Aku tercengang, lidah ku jadi kelu untuk berkata-kata.
" Nabila, Ayo duduk.. Sarapan sama kami" Oma memberikan perintah, Nabila mengangguk sambil tersenyum. Kemudian ia mengambil tempat duduk tepat di hadapan ku.
Tanpa sengaja pandangan kami bertemu, Nabila tersenyum sambil menganggukkan kepalanya.
Oma memang sangat keras kepala, dan jika aku tidak bertindak tegas. Maka selamanya perasaan ku di manipulasi oleh Oma.
Aku bangkit dari dudukku, Sembari mencomot roti yang sudah diusap selai.
" Wahyu keluar dulu " Pamit ku.
" Mau kemana ?" Tanya Mama.
" Ke Toko " Jawab ku pendek dan berlalu pergi.
Hampir seharian aku tinggal di lantai dua Toko milik Aisyah. Dua gadis yang katanya ahli waris, tidak ada datang ke tempat ini. Syukurlah, setidaknya waktu libur ku tidak terganggu.
Namun menjelang sore, Arumi datang. Dia menyapaku sembari membawa makanan.
" Untuk siapa?" tanyaku.
" Nabila sama Soma"
Oh jadi gadis yang satunya bernama Soma. Aku mengangguk mengerti.
Arumi menghempaskan bobot tubuhnya di atas sofa, pandangan nya menyapu ke seluruh penjuru kamar.
" Sudah tiga tahun Aisyah pergi, dan kamar ini sama sekali tidak berubah "
Aku tersenyum kelat.
" Sudah tiga tahun kamu hidup tanpa Aisyah, Apa kamu tidak bosan?" Arumi melirik ku.
" Bosan kenapa ?"
" Semua orang ingin punya pasangan Wahyu, dan kamu pasti juga demikian bukan ?"
Aku menatap Arumi penuh selidik, kemana kah arah jalur pembicaraan Arumi? Tumben- tumbenan dia mengorek masalah pribadi ku.
" Kau di telfon Oma?" Tanyaku, Arumi mengedikkan kedua bahunya.
" Semua orang tua ingin yang terbaik untuk anak-anaknya "
Sepertinya jawaban Arumi membenarkan dugaan ku.
" Tumben kamu mau ikut campur masalah ku"
Arumi tersenyum simpul.
" Karena masalah mu ada hubungannya dengan sahabat ku. Aisyah pasti sedih melihat mu terus-terusan terpuruk seperti ini Yu"
" Kalau dia sedih melihat ku seperti ini ? Maka datanglah.. Kemari!! Karena hanya dia obat dari segala keterpurukan ku"
" Yu!!! Kau harus paham tentang takdir, ini semua sudah kehendak NYA!!"
Sekali lagi ada orang yang mengatakan hal demikian. Dan mereka ku nilai sebagai orang bo-doh yang tidak tahu apa-apa.
" Sudahlah... Aku pulang dulu " Segera aku beranjak, malas rasanya menjelaskan sesuatu yang sebenarnya mudah dipahami. Tapi mereka sama sekali tidak berani mencoba mengerti.
" Yu!!!"
Langkah kakiku terhenti seketika, tapi bukan karena panggilan Arumi. Melainkan kehadiran Nabila di depan ku bersamamu Soma.
" Kita bahas lain kali saja Mi" Ucapku sebagai tanda perpisahan.
Ku ambil langkah meskipun harus melewati dua adik sepupu Aisyah.
" Hey!!!"
Tiba-tiba sebuah seruan terdengar lantang, membuat aku berhenti dan membalikkan badan.
" Jangan kau pikir aku juga mau menikah sama kamu ya!! Aku juga ogah mempunyai suami pengecut seperti kamu". Nabila berucap tegas sembari menunjuk ke arah ku.
" Heran! Kenapa Kak Aisyah bisa cinta mati sama laki-laki yang tidak ada apa-apa nya ini" Dia tidak berhenti merendahkan aku.
" Baguslah " Tanggapku seraya berbalik pergi.
" Hey!!! Aku belum selesai bicara !!" Dia masih berteriak keras namun ku abaikan.
" Tidak sopan kau!!!"
Teriakan nya semakin keras, meskipun aku sudah berada di lantai bawah. Masih terdengar dengan jelas.
Entah dia kerasukan atau emang temperamen nya begitu. Hiii mengerikan... Kata Oma dia seperti Aisyah, Masa perempuan seperti itu disamakan sama Aisyah. Ya beda jauh lah.
Aisyah itu anggun, marahnya pun dia diam namun tindakan nya mampu menusuk orang.
Tapi dia??? Hemmmm
Aku pulang ke rumah hampir tengah malam, karena ku menghabiskan sisa weekend ku dengan ngopi di Cafe favorit sambil lalu memeriksa pekerjaan melalui telepon pintar.
" Yu... "
Aku kaget tiba-tiba Mama muncul dari kegelapan, seperti nya beliau memang sedang menunggu ku.
" Mama .. Mama belum tidur ?"
Mama menggelengkan kepalanya, dia menarik ku kembali ke teras rumah lalu menutup pintu rapat-rapat.
" Ada apa Ma?" Aku penasaran dengan sikap Mama yang aneh.
" Tadi Oma dapet laporan katanya kamu tengkar sama Nabila? " Meskipun kami sudah di luar, tapi Mama tetap merendahkan suaranya.
" Nggak " jawab ku cepat.
" Jangan bohong Wahyu "
" Beneran Ma, tapi memang sih gadis itu teriak-teriak nggak jelas sama Wahyu " Aku kembali teringat kejadian sore tadi yang sedikit merasa ilfil.
" Tuh berarti bener "
" Ya nggak bener lah Ma, kami nggak tengkar, tapi si Nabila sendiri tiba-tiba begitu. Mungkin lagi PMS " Tukasku sekenanya.
" Hus.. Ngawur kamu"
" Emang kenapa sih Ma?"
" Oma murka, dia mengira kamu sengaja mengajak Nabila ribut "
" Ah nggak Ma, Nabila nya aja yang kerasukan " Selorohku.
Mama menatap ku tidak percaya, helaan nafasnya terdengar berat sekali.
" Ya sudah... Cepat kamu istirahat. Besok kan kamu kerja "
Ku iyakan ucapan Mama, lalu aku melanjutkan langkah menuju kamar.
aisyah msih hidup lh kk author...
dy pasti gk jd ke yaman. soalnya pas di bandara ktmu sm amira. dy gk mau wahyu tau kmna dy pergi. jd ngerubah tmpt tujuan dy. pasti bgitu...🥺🥺🥺
masih penasaran author 😊😊
kapan kamu balik
disuruh nikah sini nikah situ
pudar nya pesona cleopatra
aku baca nya/Cry//Cry//Scowl/