NovelToon NovelToon
Bosku Playboy Bucin

Bosku Playboy Bucin

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Playboy / Beda Usia / Cinta Seiring Waktu / Kehidupan di Kantor / Office Romance
Popularitas:412.2k
Nilai: 4.9
Nama Author: dtyas

Moza merasakan hari pertama magang seperti sebuah bencana karena harus berurusan dengan atasannya. Tugas yang dia terima terkadang tidak masuk akal dan logika membuatnya emosi jiwa. Sadewa, produser Go TV. Dikenal sebagai playboy karena pesonanya membuat banyak wanita berada di sekitar hidupnya.

===

“Jangan suka mengumpat di belakangku, mana tahu besok malah jatuh cinta.” Sadewa Putra Yasa.

=====
Kelanjutan dari Bosku Duda Arogan dan Bosku Perawan Tua.
Follow IG : dtyas-dtyas

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dtyas, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

22 ~ Langsung Halal

“Sayang, sudahlah,” ujar Sarah lirih karena tidak ingin membuat Moza terpojok.

Untuk seusia Mada ataupun Moza, mungkin mengenal lawan jenis dengan status berpacaran dianggap wajar bagi Sarah. Namun, Arya terlihat tidak biasa ditambah ulah Mada seakan memprovokasi.

“Kalau memang kalian saling suka, minta temui Papa. Apalagi sudah mengantar, apa susahnya untuk mampir.”

“Pak Dewa mau mampir, tapi aku yang larang,”  sahut Moza.

“Kenapa begitu?” tanya Sarah dan menunjuk sofa kosong agar Moza segera duduk.

“Aku takut Pak Dewa bicara yang aneh-aneh malah bikin runyam. Lagi pula Papa dan Mada tidak akan setuju ngapain juga aku anggap serius,” jawab Moza dengan wajah cemberut.

“Siapa bilang Papa tidak setuju?”

“Aku memang tidak setuju, umur mereka jauh banget Pah. Sama Kak Gilang aja masih lebih dewasa Pak Dewa,” ungkap Mada.

“Sudah, jangan debatkan hal yang masih jauh. Kita bukan bicarakan Sadewa yang melamar Moza, hanya masalah mengantar saja.” Sarah menengahi karena melihat Moza mulai berkaca-kaca dengan raut wajah sendu. Bisa dipastikan tidak lama lagi dia akan menangis. ia pun berkesimpulan kalau Moza memang menyukai Dewa, tapi tertekan atau menahan karena takut tidak akan diizinkan oleh keluarga.

“Sayang, kamu boleh ke kamar!” titah Sarah.

Moza hanya mengangguk lalu meninggalkan ruangan masih dengan raut wajah sendu bahkan mengabaikan Mada.

“Heh, lo gak kangen gue?” tanya Mada yang merasa diabaikan oleh saudaranya.

“Mada,” tegur Sarah.

“Nggak biasanya dia gitu Mah.”

Sayup-sayup Moza masih mendengar obrolan Mada dengan orangtuanya saat menaiki anak tangga. Segera ia mengunci pintu kamar agar Mada tidak masuk tiba-tiba dan duduk di karpet bersandar pada tepi ranjang dan terisak.

Di saat hatinya sudah gundah karena tidak yakin dengan keseriusan Dewa sedangkan di hatinya mulai ada rasa, ulah Mada yang terlalu protektif begitupun dengan Arya membuatnya merasa sendiri dan butuh dukungan.

Terdengar ketukan pintu.

“Moza, ngapain pakai dikunci sih. Moza!”

Moza menghapus air mata. “Kenapa cengeng begini,” ujarnya lalu beranjak menuju toilet dan mengabaikan Mada.

Saat makan malam ia tidak banyak bicara dan makannya pun hanya sedikit. Sungguh hal yang tidak biasa, karena di rumah itu hanya Gita yang terlihat lebih kalem walaupun agak manja. Sarah yang menyadari dan memperhatikan, akhirnya membuka suara.

“Moza, makanannya tidak selera? Mama bisa buatkan ….”

“Ah tidak Mah. Aku masih agak kenyang jadi sedikit saja dari pada nggak habis.”

“Diet ya? Badan udah kayak yang kena tipes masih pengen diet,” ejek Mada dan Moza hanya menghela pelan mendengar ejekan itu.

Setelah selesai, Moza pamit ke kamar dan tidak bergabung dengan orangtuanya berbincang seperti yang biasa mereka lakukan. Begitu pun Mada dengan alasan banyak tugas kuliah.

“Za, lo kenapa?” tanya Mada mensejajarkan langkahnya menaiki anak tangga.

“Nggak apa-apa, memang aku terlihat kenapa?”

“Kayak yang ngambek. Kenapa tadi lo kunci kamar?”

“Lagi nggak mau diganggu,” sahut Moza dan menahan Mada yang ingin masuk ke kamarnya.

“Memang gue ganggu?”

“Iya nggak tahu, tapi aku mau sendiri jadi jangan ganggu.”

Brak

Pintu ditutup dan langsung dikunci, Mada hanya bisa menggaruk kepalanya melihat sikap sang adik.

“Moza kenapa kali, apa dia marah sama gue ya. Ini pasti ada hubungannya sama bosnya itu.”

***

Sudah hampir jam sepuluh malam, tapi Moza masih berada di balkon. Padahal agak berangin dan tadi sempat gerimis. Terkadang melamun, kadang fokus pada ponsel dan berselancar di dunia maya atau mengecek media sosialnya. Bahkan mengintip media sosial milik Sadewa.

“Loh, ini ‘kan … aku.”

Diunggah beberapa jam lalu, berisi foto Moza yang diambil dari belakang. Sepertinya saat mereka tiba di cafe. Wajah Moza merona dan tersenyum membaca caption yang tertera.

‘Cintaku, tidak lama lagi. aku pasti bisa membuatmu jatuh cinta, calon nyonya Sadewa’

“Pacaran aja belum tentu boleh, ini udah sesumbar calon nyonya.”

Jari Moza bergulir ke bawah menuju komentar-komentar. Sebagian penasaran dengan sosok dan identitas unggahan Dewa, ada juga yang kecewa karena patah hati. Sepertinya hanya candaan karena ada balasan dari Dewa di komen tersebut. Namun, yang membuat Moza geram adalah komentar yang mempertanyakan hubungan Dewa dengan Mahalina. Yang paling parah adalah komentar akun bernama April_24, “Kita lihat saja siapa yang jadi juaranya.”

“Ini maksudnya apaan, emang lagi balap karung pake nunggu juara,” gumam Moza.

Sedangkan di tempat berbeda, tepatnya di kediaman Gentala. Ajeng merasa aneh dengan putranya yang sering pulang ke rumah, padahal sebelumnya malah jarang pulang karena tinggal di apartemen.

“Dewa, kamu nggak ada acara? Bukannya ini malam minggu ya,” tanya Ajeng melihat putranya ada di paviliun, merokok dan ada gelas kopi yang sudah kosong. Mirip seperti orang yang gabut tidak jelas.

“Lagi malas Mam. Pengennya keluar, tapi yang diajak belum luluh.”

“Maksudnya, Moza? Memang kamu suka sama dia?”

“Ya gitu, tapi susah Mom.”

“Usaha dong, katanya player,” ejek Ajeng pada putranya.

“Aku maunya langsung halalin aja Mom, gimana?”

“Siapa yang mau kamu halalin?” Gentala ikut bergabung, tapi masih berdiri dan mengusap pundak Ajeng.

“Anakmu Mas, lagi kasmaran. Kalau dulu kamu sat set nikah denganku, tapi dia susah katanya,” ungkap Ajeng dan Gentala hanya berdeham. “Ingat Moza ‘kan? Asistennya Dewa yang pernah ke sini.”

“Lemah. Buktikan kalau kamu memang serius, ngapain ngumpet di sini. Bikin malu keluarga Yasa saja." Gentala tidak ingin ikut campur, melihat kegalauan Dewa ia pun buka suara.

“Bukan gitu Dad, keluarga Moza ternyata calon investor di Go TV. Bukan hanya anaknya yang harus luluh, orang tuanya juga.”

“Ayo sayang, biarkan saja dia mikir. Gimana bisa masa depan Go Tv aku serahkan ke dia, kalau menentukan masa depan diri sendiri aja nggak becus,” ajak Gentala lalu meraih tangan istrinya.

“Mommy, bantu aku dong,” teriak Dewa  dan hanya dibalas oleh Ajeng dengan lambaian tangan.

Dewa membuka ponselnya, mencari kontak Moza dan mengetik pesan dan mengirimkannya.

[Moza, sudah tidur?]

Tidak lama pesan pun terbaca dan dibalas.

[belum] balasan pesan dari Moza.

Dewa tersenyum dan melakukan panggilan.

“halo,” sapa Moza di ujung Sana.

“Halo, cinta. Kok belum tidur, pasti kangen aku ya? Aku juga kangen,” ujar Dewa dan terdengar suara Moza yang terkekeh.

“Pede amat sih, siapa juga yang kangen.”

“Yakin nggak kangen? Eh, aku ke rumah kamu ya,” pinta Dewa.

“Jangan Pak, ini sudah malam. Nanti Papa marah, aku terima tamu malam-malam.”

“Nah bagus itu, ada Papa kamu. Sekalian aja aku mau lamar kamu, syukur-syukur langsung nikah malam ini juga.”

“Pak Dewa!!!”

1
Rose 19
ternyata dugaanku salah, maaf mahalina kirain kamu dalangnya
Rose 19
wah kayanya si mahalina cari perkara,
Rose 19
dikira sampo pake sachet....
Rose 19
klo sama malaikat maut,mati dong.
Rose 19
wah ada seneng Moza jomlo, gas ken lah pak Dewa jangan lama2 takut di Tikung orang
Rose 19
Sadewa lah????
Dewi Oktavia
seperti ke 2 y lah,,,kan laki kebanyakan gitu,,,,heheheh
Dewi Oktavia
bagus Pak jika suka langsung di halalkan seperti aku ma suami jumpa 1 x di anter langsung di lamar 😁
Dewi Oktavia
i ..jadi cowok tak peka
Dewi Oktavia
klo sudah tahu baru suka Jika Lum tahu Lum tentu mau Pak,,,,, 😁
Dewi Oktavia
waduh,,,,ne yang bikin cenat cenut
Dewi Oktavia
asyik, lanjutkan
Dewi Oktavia
siapa kah itu
Rinisa
Best....👍🏻🤗
Henym
Luar biasa
Dewi Oktavia
maksud y pa y Pak
Dewi Oktavia
bencana di mulai,asyik seru ne
3n1 Rhy
sabar wa sabarrrr 😂😂😂
Hearty💕💕
Ya bener Za
Hearty💕💕
Ampun deh
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!