Mengandung benih kekasih sahabatnya sendiri, sungguh bukanlah hal yang pernah terbayangkan oleh Meisya. Akibat obat perangsang yang tanpa sengaja ia minum di acara party membuatnya terjebak melewatkan malam panas bersama Kenzo. Teman sekaligus kekasih dari sahabat baiknya.
Niat hati ingin melupakan kejadian malam panas bersama Kenzo, Meisya justru mendapatkan kenyataan pelik karena ia dinyatakan hamil tepat sebulan setelah kejadian malam kelam itu.
“Menikahlah denganku demi anak kita, setelah anak kita lahir, kita akan berpisah.” Kata Kenzo ingin bertanggung jawab.
Tak punya pilihan, Meisya menerima tawaran Kenzo. Dengan syarat menutupi pernikahan mereka dari Bianca karena Meisya tidak ingin menyakiti hati Bianca bila dia mengetahuinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SHy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MBKS 18 - Tak Mau Jauh Darinya
Meisya memilih tidak menjawab perkataan Kenzo dari pada pembicaraan mereka semakin mengarah kemana-mana nantinya. “Lebih baik kamu istirahat. Kamu pasti capek habis dari luar kota.” Kata Meisya. Meski Kenzo sama sekali tidak mengeluh kelelahan, tapi Meisya merasa jika Kenzo pasti lelah.
“Aku gak capek kok. Lagian tadi perjalanannya pake pesawat. Bukannya jalan kali dari sana.” Balas Kenzo.
Meisya berdecak sebal mendengar jawaban Kenzo yang lagi-lagi terdengar asal bunyi saja. “Mau pake pesawat atau jalan kaki, aku yakin kamu pasti capek. Jadi sekarang kamu istirahatlah. Kamu bisa pake kamar yang satu lagi untuk beristirahat.” Kata Meisya. Kali ini dia merasa tidak mungkin meminta Kenzo untuk pulang. Karena pasti akan memakan waktu cukup lama dan membuat Kenzo semakin lama beristirahat.
“Apa kamu mau makan lagi? Aku akan membuatkan makanan untuk kamu sebelum istirahat.” Kata Kenzo.
Meisya cepat menggeleng. “Aku gak lapar. Meski tadi makannya gak banyak, tapi aku tetap kenyang. Lagian aku bisa makan lagi nanti siang.”
Kenzo mengangguk. Setelah meyakinkan Meisya tidak kelaparan dan sudah lebih baik dari sebelumnya, dia akhirnya menyetujui perintah wanita itu untuk beristirahat di dalam kamar.
“Semakin hari, sikapnya kepadaku semakin membuatku merasa nyaman saja.” Gumam Meisya. Tidak dapat Meisya pungkiri jika Kenzo memang selalu pandai membuat orang di dekatnya nyaman bersamanya. Termasuk Meisya saat ini. Bukan hanya Meisya saja, tapi janinnya juga sangat nyaman bisa berdekatan dengan ayah kandungnya.
Selama Kenzo beristirahat di dalam kamar, Meisya sibuk melakukan panggilan telefon dengan manejernya yang memberitahu kegiatannya beberapa waktu ke depan.
“Apa kamu yakin mau tetap konser di sana?” Tanya Mbak Elva. Dia sedikit ragu membiarkan Meisya konser dengan kondisi hamil. Apa lagi Meisya suka sekali berjingkrak di atas panggung.
“Tentu saja, Mbak. Sudah lama sekali aku menanti konser tunggal ini. Aku gak mau melewatkan kesempatan yang ada. Lagian, aku udah terima tawaran untuk konser di sana.”
Mbak Elva merasa tidak punya daya untuk melarang. Apa lagi Meisya tetap bersikeras seperti itu.
“Baiklah. Semoga bayi kamu gak rewel dibawa konser nantinya.”
Meisya mengusap perutnya yang terasa mulai membuncit. Senyuman di wajahnya pun terbit mengingat perjuangannya dengan bayinya untuk ke depannya.
“Mama yakin kamu adalah anak yang hebat. Kamu pasti gak akan rewel saat mama manggung nanti.”
Pukul satu siang, Kenzo akhirnya terjaga dari tidurnya. Hal pertama yanh dia lakukan saat membuka mata adalah melihat ponsel untuk melihat siapa saja yang sudah menghubungi dirinya saat dia tidur.
“Bianca!” Kedua bola mata Kenzo melotot melihat nama kekasihnya itu. Buru-buru Kenzo melakukan panggilan telefon dengan Bianca. Jangan sampai Bianca khawatir dan menaruh rasa curiga kepadanya.
“Maaf, Sayang. Aku gak pegang ponsel dari tadi.” Kata Kenzo. Dia memberikan alasan yang cukup masuk akal dan pasti bisa diterima dengan baik oleh Bianca.
Dari luar kamar, Meisya dapat mendengarkan percakapan Kenzo dan Bianca. Entah mengapa Meisya merasa bersalab mendengarnya. Karena Kenzo acap kali berdusta pada Bianca sejak menikah dengan dirinya.
Tak lama setelah panggilan telefon berakhir, Kenzo nampak leliar dan menghampiri Meisya yang sedang duduk di ruangan tamu.
“Apa kamu udah makan, Mei?” Tanya Kenzo.
“Belum, aku makan bareng kamu aja. Itu aku udah beli makanan untuk kita.” Meisya menunjukkan kotak berisi makanan yang sudah ia beli.
Pandangan Kenzo tertuju pada kotak tersebut. “Apa makanannya bergizi baik untuk ibu hamil?” Tanyanya memastikan.
Meisya mengangguk mengiyakannya. “Tentu saja. Karena makanan yang aku pesan mengandung banyak nutrisi yang baik untuk aku.”
Kenzo tak serta merta percaya. Dia segera membuka kotak makanan. Kemudian menghela nafas melihat isinya. “Buahnya dikit banget dikasih. Aku potongin buah lagi untuk kamu, ya.” Tawar Kenzo.
Meisya cepat menggeleng. “Gak perlu. Aku bisa kok potong buah sendiri nanti. Lebih baik kita langsung makan saja.”
Kenzo tak mengiyakannya. Dia justru melakukan niatnya memotong buah untuk Meisya. Tak lupa membuatkan susu untuk Meisya juga. Lagi, sikap Kenzo yang begitu perhatian pada Meisya membuat Meisya tertegun. Meisya merasa jika Kenzo sangat menghargai statusnya sebagai seorang istri dan menyayangi anak mereka dengan sepenuh hati.
Kini, Meisya dan Kenzo sudah menikmati makanan bersama di meja makan sembari bercerita. Meisya yang sudah berusaha untuk bersikap santai saat berbicara dengan Kenzo pun nampak santai menjawab setiap pertanyaan yang keluar dari mulut Kenzo.
“Jadi, apa aja jadwal kamu minggu ini, Mei tanya Kenzo.
Meisya langsung saja menjawabnya. Memberitahu apa saja jadwalnya minggu itu termasuk jadwal konser yang tadi Mbak Elva bicarakan.
“Kamu yakin mau konser minggu ini, Mei? Kamu kan lagi hamil. Apa gak bahaya kamu konser dalam kondisi hamil gini?” Kenzo kelihatan khawatir. Dia sebenarnya ingin sekali melarang jika tak mengingat perjanjian yang sudah ia sepakati.
”Gak kok. Semua pasti bakalan baik-baik aja. Lagian nanti aku bukannya atraksi yang aneh-aneh di sana. Cuma nyanyi aja.” Balas Meisya.
Kenzo terdiam beberapa saat. Berusaha untuk tidak terlalu bersikap over pada Meisya meski rasanya cukup sulit.
“Aku khawatir kamu dan anak kita kenapa-napa nanti, Mei. Jadi—“ belum selesai Kenzo berbicara, Meisya sudah lebih dulu memotongnya.
“Konser di Sulawesi adalah hal yang aku nantikan sejak lama. Jadi aku harap kamu gak menggagalkan pencapaian yang sudah ada di depan mataku, Ken.” Tegas Meisya. Untuk masalah karir, Meisya sangat tidak ingin diatur oleh siapapun.
Kenzo mengangguk. Kali ini dia tak dapat melarang. Kenzo hanya berharap jika Meisya dan bayinya baik-baik saja nantinya.
“Aku pulang dulu. Kabari aku kalau kamu butuh bantuan apapun itu.” Pamit Kenzo setelah tak lama mereka selesai makan. Meski sebenarnya dia ingin berlama-lama di sana, tapi Kenzo tak mungkin melakukannya. Karena Meisya pasti tidak nyaman dengan kehadirannya terlalu lama di sana.
Meisya mengangguk. Wajahnya sedikit bersedih melepaskan kepergian Kenzo. Meisya merasa tidak rela pria itu pulang meski sudah cukup lama berada di apartemennya.
“Nanti sore jangan lupa makan buah dan vitamin, ya. Kalau kamu masih mual, besok pagi kita pergi periksa ke dokter. Aku gak mau kamu tersiksa terus kayak gini.” Sambung Kenzo.
“Baiklah.” Balas Meisya seadanya. Dia tidak ingin memperpanjang lagi percakapan di antara mereka.
Kenzo akhirnya melangkah pergi dari hadapan Meisya. Sebelum masuk ke dalam lift, sesekali Kenzo menoleh menatap Meisya yang masih berdiri di depan pintu melihat kepergiannya.
“Kenapa aku merasa berat banget mau ninggalin Meisya. Aku ingin sekali tetap bersamanya dan menjaga anak kami di dalam rahimnya bersama-sama.” Gumam Kenzo dalam hati.
“Kenapa hatiku berkata ingin sekali Kenzo tetap ada di sini. Tapi aku gak mungkin memintanya untuk tetap tinggal terlalu lama. Aku harus membatasi jarak di antara kami sebelum terjadi hal yang gak diinginkan terjadi nantinya.” Meisya ikut bergumam dalam hati sembari menatap nanar pungguh kokok Kenzo yang semakin menjauh dari pandangannya.
***
Jika teman-teman suka dengan cerita Meisya dan Kenzo, tinggalkan komentar dan klik tombol suka sebelum meninggalkan halaman ini. Satu lagi, jangan lupa kasih rate bintang 5 ⭐️⭐️⭐️⭐️⭐️ seperti biasanya.
Untuk seputar info karya, teman-teman bisa follos akun instaggram @shy1210 yaaa
Terima kasih🌺
bagaimanapun meisya adalah istrimu yang harus kamu lindungi..ingat ada anak yang dikandungannya dan anak itu g salah
ada juga ke adaan selanjutnya makin buruk, masa depan anak yg tdk memiliki keluarga lengkap
Nasi sudah jadi bubur biarkan semua berjalan, biarkan Bianca sendiri dulu meisya,bianca menenangkan diri dulu...
Bianca msh blm menerima apa yg terjadi, seharusnya dr awal jujur meisya dan kenzo tidak menyembunyikannya....