NovelToon NovelToon
The Miracle Exists

The Miracle Exists

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / cintapertama / Mengubah Takdir / Kebangkitan pecundang / Kaya Raya / Menyembunyikan Identitas
Popularitas:50.8k
Nilai: 5
Nama Author: ilmara

(DALAM TAHAP REVISI DARI BAB 21-40 ALUR AKAN SEDIKIT DIRUBAH DARI SEBELUMNYA)🙏
Bismillahirrohmanirrohim.
Erlang tak pernah percaya jika keajaiban itu ada, hidupnya setiap hari penuh dengan rasa sakit mendengar pertengkaran kedua orang tuanya yang tak pernah usai, menjadi anak broken home membuat Erlang jadi pribadi yang sangat dingin bahkan tak tersentuh.

Hidup Erlang mulai berubah ketika bertemu dengan seorang gadis cantik yang berhasil memikat hatinya.

Bagaimana Erlang membuat Arsyi mencintainya? dan apakah Erlang berhasil keluar dari hidup penuh kegelapan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ilmara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

TME 22

...Bismillahirrohmanirrohim....

...Sebelum baca jangan lupa bismillah dan shalawat dulu 🤗...

...بسم الله الر حمن الر حيم...

...Allahumma soli ala sayyidina Muhammad wa ala ali sayyidina Muhammad....

...اللهم صلي عل سيدن محمد و عل ال سيدن محمد...

... 🍒Selamat membaca semua🍒...

Di ruang yang Erlang lihat dari cctv.

"Ada apa? Kenapa kau menelepon papa. Apa yang papa tugaskan padamu sudah kamu kerjakan?" suara keras orang diujung telepon membuat si penelpon menjauhkan handponenya dari kuping.

"Pelan-pelan ngomongnya! Papa bisa sabar sebentar nggak sih. Aku juga butuh bantuan orang-orang papa."

Cek!

Suara decakan dari seberang telepon sangat terdengar jelas membuat laki-laki yang sedang kesal itu ingat berteriak kencang.

"Kamu memang tidak bisa diandalkan."

"Pa dengar dulu ada seorang yang menghalangi jalanku. Kita harus menyingkir orang itu dulu dari Elang group baru bisa melakukan yang kita inginkan."

"Jadi apa maumu?"

"Aku hanya butuh orang-orang papa saja. Papa inginkan aku segera mencari kelahan Elang group jadi papa harus membantu aku juga dari jarak jauh."

"Baiklah kita bahas lagi di rumah," sambungan telepon ditutup sepihak oleh orang yang dipanggil papa.

"Apapun caranya gue harus bisa mendapatkan kelemahan perusahaan ini secepat mungkin!"

Tanpa dia sadari ada seorang sejak tadi mengawasi dari cctv dia tidak tahu jika di ruangan kerjanya terpasang cctv tersembunyi.

Laki-laki yang terlihat wajah kesalnya itu duduk kembali di kuris kerjanya mulai membuka laptop walaupun dia ingin menghancurkan Elang group tetap saja dia masih bagian dari Elang group jadi harus tetap bekerja agar tidak ada yang curiga alasanya bekerja di Elang group.

Sementara di ruangan lain seorang tersenyum miring setelah melihat cctv barusan bersama dua orang lainnya.

Wajah laki-laki itu semakin datar setelah senyum miring terbit di bibirnya sorot matanya yang tajam menyorot kedepan seakan ingin membuat seorang hancur.

"Lo tahu apa yang harus lo lakuin Hasbi!" ucapnya menatap laki-laki di sebelahnya yang terlihat mengepalkan tangan dengan kuat.

Marah, kesal sekaligus tatapan tak percaya ada semua di sorot mata Hasbi. Sampai detik ini dia masih heran kenapa bosnya mempertahankan seorang pengkhianatan walaupun Hasbi tau salah satu alasnya.

"Tentu saja tuan Er."

"Ada yang ingin kamu tanya kan Hasbi?" ujar Erlang sebelum menutup laptopnya Hasbi ingin membuka mulut tapi entah kenapa tiba-tiba kepalanya menggeleng.

"Baiklah. Urus orang itu!" ucap Erlang menutup kembali laptopnya setelah itu.

"Terus gue ngapain," ucap Aji langsung mendapatkan tatapan tajam dari Erlang dan Hasbi bersama membuat Aji menelan kasar ludahnya.

"Jangan buat bos marah Aji, mending lu pikirin apa yang harus lo lakuin oke," bisik Hasbi pelan memberikan peringatan pada teman sekaligus rekan kerjanya.

Aji menatap Erlang dengan senyum kecut jangan sampai dia kena marah oleh bosnya itu setelah mengulurkan suara baru saja.

"Apa sekarang kalian berdua tidak ada pekerjaan!" Tatapan tajam Erlang mengarah pada Hasbi dan Aji.

"Galak banget ini orang sama siapa aja lagi temen sendiri pun dia tetap galak," bisik Aji pada Hasbi yang disetujui temanya itu.

"Saya mendengar apa yang kalian bicarakan! Masih betah disini?"

"Tidak!"

Sontak Aji dan Hasbi buru-buru pergi dari ruang kerja Ceo mereka sebelum kena semprot lagi jika tidak segera keluar.

"Malam nanti kita makan malam diluar," ucap Erlang sebelum Hasbi dan Aji keluar dari ruang kerjanya.

Dua laki-laki yang masih bisa mendengar perkataan Erlang saling menatap tak percaya mendengar apa yang baru saja keluar dari mulut bos mereka. Lalu Aji dan Hasbi bersama-sama menatap Erlang heran.

"Apa?"

"Gue nggak salah dengarkan barusan Elang ngajak kita makan diluar."

"Kayaknya nggak Ji, soalnya gue juga denger begitu lebih baik kita tanya aja dari pada terjadi kesalah pahaman nantinya iya nggak sih." Aji mengangguk pasrah dia akan mengikut saja.

Melihat kedua temannya yang berbisik-bisik itu Erlang berdecak sebal. "Apa mereka tuli!" Tapi saat Erlang akan kembali buka suara Hasbi lebih dulu bersuara.

"Lo nggak bercandakan Lang ngajakin kita makan malam diluar?" ujar Hasbi memastikan jika dia tidak salah dengar.

Tatapan sebal sekaligus tajam melayang pada Hasbi dan Aji dari Erlang tapi kedua orang itu sudah bisa ditatap tajam Erlang mereka tidak akan aneh lagi yang aneh jika melihat Erlang menatap lembut seorang atau tersenyum tipis dengan tulus itu baru terlihat aneh dimata kedua teman Erlang ini.

"Menurut kalian! Sudah sana pergi," kesal Erlang. "Ingat gue tidak suka menunggu.

"Siap pak bos!" setelahnya Hasbi dan Aji benar-benar pergi dari hadapan Erlang daripada mereka berdua terkenal lempar sesuatu nantinya.

Sore hari para pekerja satu persatu mulai meninggalkan kantor jam kerja untuk waktu pulang sudah tiba. Matahari masih bersinah cerah walaupun hari sudah mulai sore warna jingga di langit mulai terlihat menambahkan sore semakin terlihat indah.

Seorang gadis baru saja keluar dari ruang kerjanya dia akan pulang seperti karyawan lain, gadis dengan baju gamis panjang dan hijab berwarna navy itu sendang dengan bajunya menyapa beberap karyawan yang menyapanya pula.

"Arsyi!" panggil seorang membuat gadis bernama Arsyi itu menoleh pada sumber suara.

"Far kirain tadi udah pulang," ujar Arsyi berusaha menyembunyikan sesuatu dari sahabatnya.

"Belum aku baru kelar kerjanya, oh iya Arsyi tadi siang kok kamu nggak nyusul makan, kamu kemana nggak bisanya tidak menepati jani?" canda Farida dia tahu sahabatnya itu tidak perah mengingkari janjinya.

"Maaf tadi ada keperluan mendesak."

"Benar nggak papa, untung tadi waktu makan siang ada kak Hasbi sama kak Aji yang nemenin jadi nggak sendirian."

"Kamu makan diluar Far?"

"Iya tadikan kita janjinya makan diluar gimana sih masa kamu lupa orang kamu sendiri yang ngajakin."

"Maaf, gini deh gimana kalau entar malam kita keluar aku yang teraktir anggap aja sebagai permintaan maaf aku tadi siang kita nggak sempat makan bareng."

"Katanya kita nggak baik nolak rezeki kalau gitu ayo deh gas kita langsung cari makan diluar udah lama kita berdua nggak keluar malam buat cari makan." Arsyi mengangguk membenarkan perkataan Farida.

Mereka berdua sudah masuk ke dalam lift berbaur dengan karyawan lain yang akan pulang juga. Tanpa Arsyi sadari di dalam lift itu ada seorang yang menatap tajam dirinya, sebuah kebencian terpancar pada kedua sorot mata salah satu orang yang berada di dalam lift bersama Arsyi.

Lihat saja kau pasti akan menyesal setelah ini! gue akan membuat lo tahu siapa gue.

Ting!

Pintu lift terbuka satu persatu dari mereka keluar secara bergantian tapi seorang dari belakang berjalan cepat dan dengan sengaja dia menyenggol bahu Arsyi secara kuat.

"Astagfirullah," ucap Arsyi seraya memegangi bahunya terasa sakit.

Untung barang-barang yang Arsyi bawa tidak berjatuhan kalau saja laptop milik Arsya jatuh dia tidak tahu harus bagaimana pasalnya semua file penting kerja dan kuliah Arsyi di dalam laptop tersebut.

"Woi hati-hati dong kalau jalan, jangan asal nabrak-nabrak orang punya mata nggak sih!" maki Farida, dia hendak mengejar orang sudah menabrak Arsyi tapi lebih dulu Arsyi cegah.

"Biarkan saja Far, aku tidak apa," ucap Arsyi memegang lengan Farida.

"Tapi itu orang kurang ajar Arsyi! Asal nabrak-nabrak orang. Aku rasa dia sih sengaja tadi nyenggol kamu."

"Aku rasa begitu tapi sudahlah sekarang lebih baik kita pulang toh orangnya juga buru-buru banget tadi. Ayo pulang aja." Farida mengangguk setuju.

1
Yani
Cerita yang bagus ga bertele" singkat padat happy ending ttp semangat berkarya terus 👍👍👍💪💪💪❤❤❤🙏🙏🙏
Yani
Cerita yang bagus sayang udah tamat tapi ga thor happy ending ttp semanat thour minal Aidin walpa izin juga 🙏🙏
Yani
Selamat buat Arsyi dan Etlang semoga menjadi kelearga SAMAWA
Yani
Setelah sukses baru mengakui anaknya
Yani
Semoga lancar sampai hari H
Yani
Alhamdulillah lamarannya di terima
Yani
Jeng....... bikin tegang
Yani
Bikin deg-degan ni semoga di terima lamarannya sama ayah Alvan
Yani
Semoga di terima lamarannya Erlang
Yani
Duh senengnya tinggal bicara sama ayahnya Alvan
Yani
Kira" mau bicara apa ya Erlang
Yani
Arsyi takut dengan perasaannya takut ga berjodoh sama Erlang
Yani
Ayah Alvan menjaga putri" dengan baik
Yani
Di kantin rame kayanya gara" ada Abiyan dan Ratara
Yani
Sama" sudah jatuh cinta tu belum nyadar dua" nya
Yani
Tenang Arsyi bukan siapa" ko
Yani
Tau ga bisa di ajak becanda masih aja di candain
Yani
Abiyan baru inget punya janjo
Yani
Kasian Erlang jadi menyakiti diri sendiri karena ulah orang tuanya
Yani
Kasian Erlang butuh konsultasi
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!