NovelToon NovelToon
Dewa Setan Perbatasan Utara

Dewa Setan Perbatasan Utara

Status: sedang berlangsung
Genre:Raja Tentara/Dewa Perang / Menyembunyikan Identitas
Popularitas:28.2k
Nilai: 5
Nama Author: Jibril Ibrahim

Muda, tampan, kaya, tidak berguna! Itulah kata yang tepat untuk menggambarkan sosok Huan Wenzhao. Namun…

Siapa sebenarnya Huan Wenzhao tak ada yang tahu.

Mau tahu identitas lain Huan Wenzhao?

Ikuti kisahnya di sini!
Hanya di: Noveltoon/Mangatoon.

~Selamat membaca~

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jibril Ibrahim, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode⁴

Aula utama Xieyuanyuan meledak oleh tepuk tangan meriah.

Kedua penari di atas panggung itu mengakhiri tarian mereka dengan bungkukan anggun dan bermartabat. Lalu berbalik memunggungi semua orang, bersiap meninggalkan panggung.

“Tunggu!” A Nuo menginterupsi.

Kedua penari itu spontan berhenti dan membeku. Kemudian bertukar pandang.

Para tamu tersentak ketika sekonyong-konyong A Nuo dan Yue'er melesat ke atas panggung dengan teknik aerokinesis---ilmu meringankan tubuh. Lalu menyergap pergelangan tangan kedua penari itu.

“Kalian mau apa?” Pekik kedua penari itu ketakutan.

“Tuan Muda kami ingin memberi kalian hadiah,” kata Yue'er.

“Ikut kami!” Desak A Nuo.

“Lepaskan!” Sergah salah satu penari itu sembari menyentakkan tangannya dari genggaman Yue'er. “Kami hanya menari. Tidak menemani tamu! Kalian tak tahu peraturan Xieyuanyuan?”

“Peraturan?” Dengus Yue'er tak peduli. “Tuan Muda kamilah Sang Aturan di sini!” Tandasnya sambil menyergap pergelangan tangan penari itu sekali lagi.

Huan Wenzhao menyeringai tipis di tempat duduknya.

Si pembawa pesan sudah menghilang.

“Lepaskan!” Kedua penari itu menjerit dan memberontak.

Para tamu serentak berdiri dari tempat duduknya masing-masing.

Suasana berubah gaduh.

Dua pengawal menghambur ke arah panggung.

“Hentikan!” Salah satu dari pengawal itu meneriaki A Nuo dan Yue'er.

“Lepaskan mereka!” Hardik pengawal satunya lagi.

“Orang yang ingin ditemui Tuan Muda kami, kalian berani halangi?” Gertak A Nuo sambil menudingkan telunjuk ke arah para pengawal itu.

“Aku mau lihat siapa yang berani ikut campur!” Timpal Yue'er sembari menarik keluar pisau berburu dari ikat pinggangnya.

“Yu’er dan Mao'er hanya menjual bakat,” teriak salah satu pengawal. “Tidak menjual tubuh! Langsung pergi setelah selesai.”

“Benar!” Timpal pengawal lainnya. “Siapa pun tuan kalian, tak ada pengaruhnya. Mereka tak pernah menemani tamu mana pun tanpa terkecuali. Itu sudah menjadi peraturan di sini!”

“Maka hari ini kami akan melanggar peraturan kalian!” Sanggah A Nuo sambil melepas cengkeramannya. Lalu membungkuk memasang kuda-kuda. Kedua tangannya terentang di sisi tubuhnya, sejumlah belati kecil tanpa gagang berbentuk sabit terselip di sela-sela jemari tangannya seperti kipas.

Semua orang serentak terperangah.

“Lancang!” Hardik salah satu pengawal. Lalu melesat ke arah A Nuo.

Perkelahian pun tak terelakkan.

Mata Huan Wenzhao berkilat penuh semangat. Ia beranjak dari tempat duduknya, kemudian menghambur keluar menuju lantai bawah. Menuruni tangga hanya dengan berlari.

A Nuo melejit dan berputar di udara seperti sedang menari balet.

Yue'er menyerampang di bawahnya sembari menghunus pisau.

Kedua pengawal itu menusukkan tombak mereka ke arah Yue'er secara bersamaan.

Pada waktu yang sama, A Nuo melontarkan sejumlah belati ke arah para pengawal itu.

Kedua pengawal itu terpental dari atas panggung, lalu jatuh terjengkang dan terseret di lantai hingga beberapa meter ke belakang.

Para pengunjung terpekik dan menahan napas.

Yu'er dan Mao'er memanfaatkan kesempatan itu untuk melarikan diri.

Huan Wenzhao menyentakkan jemari tangannya membentuk cakar, hampir mengeluarkan kekuatannya untuk menangkap kedua siluman itu. Tapi lalu teringat identitasnya tak boleh terungkap.

Buru-buru ia mengepalkan tangannya lagi dan melipatnya ke belakang, sementara tangan lainnya menyentakkan kipasnya di depan wajah dan mulai mengipasi dirinya dengan gerakan pelan.

Seorang pengawal tamu di lantai atas menghambur ke dalam kamar tuannya---Pangeran ketujuh.

“Yang Mulia!” pengawal itu membungkuk dengan hormat tentara. “Di bawah ada perkelahian!” Ia melaporkan.

“Siapa begitu berani membuat onar di Xieyuanyuan?” Desis Pangeran Ketujuh. “Pergi lihat!” Titahnya dengan suara datar.

“Baik!” Pengawal itu menjawab bersemangat. Lalu berbalik dan melesat melompati balkon, diikuti rekannya yang menunggu di beranda. Lalu keduanya mendarat bersamaan di depan panggung.

Huan Wenzhao tersenyum samar di belakang mereka sembari bersedekap. Pertunjukan yang sebenarnya baru dimulai, katanya dalam hati.

“Siapa kalian berani membuat onar di Xieyuanyuan?” Salah satu pengawal pangeran itu menegur A Nuo dan Yue'er sembari berkacak pinggang.

Kedua gadis itu melayang turun dari atas panggung dan mendarat di depan pengawal itu dengan sikap menantang.

“Kau yang siapa?” Balas A Nuo sembari berkacak pinggang juga. “Berani bersikap arogan di depan kami!”

“Ternyata hanya anjing kampung!” Dengus pengawal satunya lagi sambil melangkah pelan ke sisi rekannya.

“Siapa yang kau bilang anjing kampung?” A Nuo dan Yue'er menggertak sembari menudingkan telunjuk ke wajah pengawal itu bersamaan.

“Dari aksen bicaramu…” Pengawal yang baru bergabung itu melipat kedua tangannya di depan dada dan menyeringai. “Kau pasti datang dari luar daerah,” katanya bernada mencemooh. “Biar kuberitahu, ini ibu kota!”

“Benar!” Rekannya menimpali. “Ibu kota punya aturan sendiri. Xieyuanyuan juga punya aturan sendiri. Yu'er dan Mao'er, juga punya aturannya sendiri. Dan peraturan mereka, tidak menemani tamu mana pun!”

“Maka kami juga punya aturan sendiri!” A Nuo memukulkan tinjunya di telapak tangan satunya. “Dan peraturan kami…” Ia menggantung kalimatnya sembari menggerak-gerakkan kepalanya ke kiri dan ke kanan untuk meregangkan otot lehernya. “Siapa yang melanggar aturan kami harus mati!” Tandasnya sambil membungkuk memasang kuda-kuda.

Sejurus kemudian, A Nuo sudah menerjang ke arah salah satu pengawal, disusul Yue'er menerjang pengawal satunya.

Kedua pengawal itu spontan melejit dan menangkis serangan mereka.

Suasana kembali gaduh.

Perkelahian berlangsung sengit.

Dan di tengah kegaduhan itu, kemunculan seorang pria berparas memukau mengalihkan sebagian besar perhatian para pengunjung.

Huan Wenzhao mengerling melewati bahunya dan memicingkan mata. Aura ini…

Pria itu berhenti tak jauh di sampingnya. Raut wajah dan pembawaan sikapnya yang tenang memancarkan wibawa dan ketampanan seorang raja.

Seulas seringai samar tersungging di sudut bibir Huan Wenzhao.

Dia belum tahu siapa pria di sampingnya, tapi dia tahu pria yang tampaknya tak jauh lebih tua darinya itu punya pengaruh yang cukup besar di kota ini.

“Eh!” Huan Wenzhao menyikut lengan pria di sampingnya dengan gaya sok akrab. “Kau lihat dua gadis yang jago berkelahi itu?” Katanya sembari mencondongkan tubuhnya ke samping dan mendekatkan mulutnya ke telinga pria itu. “Mereka milikku!” Bisiknya.

Pria itu tetap bergeming tanpa ekspresi. Melirik saja tidak!

Huan Wenzhao melengak dengan raut wajah kecewa. Lalu berpaling dan meluruskan tubuhnya lagi sembari misuh-misuh.

“Cih!” Dengusnya. “Kau takkan berani angkuh kalau tahu siapa aku,” rutuknya pura-pura menggumam sendiri. “Di perbatasan utara, tidak ada yang berani bersikap angkuh padaku!”

Perbatasan utara? Pria di sampingnya spontan mengerling.

Huan Wenzhao pura-pura tidak menyadarinya. Tatapannya lurus ke depan memperhatikan perkelahian.

Kedua pengawal cantiknya sudah mulai terdesak ketika tiba-tiba pria itu menyela.

“Hentikan!”

Perkelahian spontan terhenti.

Semua mata serentak mengerling ke arah pria itu dengan tatapan takjub.

Diam-diam Huan Wenzhao menyapu sekeliling dengan ekor matanya.

Menunggu reaksi untuk sekadar mencari petunjuk…

Siapa pria ini?

1
Gonggitsune
span.ram
n rangka kayu yang digunakan untuk melekatkan kanvas sebagai media lukis atau fotografi (KBBI)
Gonggitsune
Kata "berdecih" juga tdk ada dlm KBBI. Ini kata bahasa apa ya?
Gonggitsune
"hanfu" terbelalak? Hanfunya punya mata rupanya.
Gonggitsune
membuncah = mengeluhkan, menggelisahkan (KBBI). Tdk cocok dgn penggunaan di sini.
Gonggitsune
Apa artinya "keredap"? Tdk ada juga dlm Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Oe Din
Setan memang hanya bisa berkumpul dengan setan...😈👿👿
Oe Din
Wow....
@ᴛᴇᴘᴀsᴀʟɪʀᴀ ✿◉●•◦
Hehehehe
@ᴛᴇᴘᴀsᴀʟɪʀᴀ ✿◉●•◦
Waooow
@ᴛᴇᴘᴀsᴀʟɪʀᴀ ✿◉●•◦
Iyeeeees
Oe Din
Tetap semangat menghibur pembaca...
Semoga dilancarkan rezekinya, Thor...
Oe Din
Merongos...?
Apa itu...? 😱😱😱
Oe Din
Benar2 dianggap "mati" 😅😅😅
Oe Din
Sama dong dengan cerita dari tiga agama samawi...
Oe Din
Baru paham,Dewa setan adalah dewa yg berasal dari ras manusia,bukan Dewa Asli/murni...
Derajat
Awal yang menarik.... ikut hadir Tor 🙏
༄ᴳᵃცʳ𝔦εᒪ࿐: Makasih kak apresiasinya 🙏
total 1 replies
Oe Din
Cerita imajinasi tentang fantasi timur yg agak berbeda, terkadang perlu mencerna baru paham.
Tapi aku suka, keren buat Author 👍👍👍
༄ᴳᵃცʳ𝔦εᒪ࿐: Makasih, Kak apresiasinya!
Semoga gak mengecewakan.
Btw kakak bacanya cepet banget 🤭
total 1 replies
Oe Din
Jangan2...
Pelangi itu berasal dari Li Asoka ...?
༄ᴳᵃცʳ𝔦εᒪ࿐: Hahahaha 🤣🤣🤣
total 1 replies
Oe Din
singgasana tercinta...?
mungkin maksudnya "tercipta"...
༄ᴳᵃცʳ𝔦εᒪ࿐: Mana dia, mana?
Selalu begitu emang. Mesti aja ada yang typo. Dasar Penulis Keparat 🤣
total 1 replies
Jimmy Avolution
gaskeun
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!