Sekuat apapun kita berjanji, selama apapun kita bersama, itu tidak akan menjadi alasan tuhan tidak akan memisahkan kita walaupun dengan cara tersakit sekalipun_Agatha
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Qr_smi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
AA_22
Haloooooo, gimana kabarnya?
Kita ketemu lagi sama bapak Alva yg dingin kek kulkas ini, yeayyyyy
Ok lanjut baca aja ya
HAPPY READING
.....
Pagi-pagi sekali mereka sudah siap dengan tugas yg telah dibagi tadi malam, seperti sekarang Agatha yg mendapatkan kelompok dari kelas lain itu terbagi menjadi kelompok yg bertugas untuk berkunjung kesekolah menengah atas yg ada di sama, di desa ini memag hanya ada 3 sekolah yaitu, SD, SMP dan SMA jadi sekarang mereka tengah berjalan menuju ke sekolahan tersebut, di sini rata-rata semua penduduknya lebih memilih untuk berjalan kaki, jadi sangat jarang jika menemukan masyarakat yg berlalu lalang dengan kendaraan, palingan itu hanya bapak-bapak yg akan pergi ke kebunnya jadi ia harus menggunakan motor, lagian jarak sekolah yg akan dituju oleh mereka terbilang cukup dekat hanya perlu waktu 20 menit jika berjalan dengan pelan, kelompok itu terdiri dari, Agatha, Adi, Gebi dan juga Angel, mereka terbagi menjadi beberapa kelompok yg memiliki tugas berbeda, ada yg mendapat tugas untuk berkunjung ke salah satu peternakan yg sedikit besar disini, mereka memang total di acak semuanya, tidak ada yg bisa memilh anggota kelompoknya, seperti Agatha yg mendapatkan anggota dari kelas lain
"duh panas banget sih, kenapa kita gak naik kendaraan aja kesana?" keluh Angel yg memang terkenal sangat rempong kalo masalah kecantikannya, padahal ini masih pagi sekitaran jam stengah 8 pagi dan sudah pasti sinar mataharinya sangat bagus untuk kesehatan tapi lihatlah gadis satu ini yg terus mengeluh merasakan kulitnya terbakar
"ck diem deh lo berisik aja" dengus Gebi yg sudah lelah dengan keluhan Angel yg sedari rumah tadi sudah bacot
"apaan sih lo, mulut gue juga"
"sialan" guman Gebi berusaha untuk sabar menghadapi anggota kelompoknya yg seperti ini
sepanjang perjalanan mereka selalu menyapa ibu-ibu yg bertemu atau berselisih saat berjalan, berusaha untuk membuat warga merasa nyaman atas kedatangan mereka, sesampainya di sekolah menengah atas itu, mereka sudah disambut oleh beberapa guru yg memang sudah mengetahui kedatangan mereka, mereka langsung menyalimi satu persatu guru disana dan mereka dibawa menuju ke ruangan kepsek
setibanya disana Agatha langsung mengutarakan maksud kedatangan mereka untuk sosialisasi mengenai beberapa materi yg memang sudah ditentukan oleh guru pembimbing setelah sebelumnya mengatakan bahwa ini adalah tugas akhir semester mereka
"jadi begini pak, kedatangan kami kesini untuk melakukan sedikit sosialisasi mengenai pergaulan yg kerap kali disalah artikan oleh remaja seusia kami, kita kebetulan diberikan tugas penelitian ini untuk tugas akhir semester kami, jadi mohon bantuannya pak" jelas Agatha yg memang terpilih untuk menjadi ketua dari kelompok ini, setelah mendapatkan sedikit arahan dari kepala sekolah mereka langsung menuju lapangan yg ternyata sudah dipenuhi oleh anak-anak kelas 11 dan 10, kalo anak kls 12 kn udah lulus jadi mereka tidak ikut untuk berkontribusi
Setelah menjelaskan dan berdiskusi dengan beberapa siswa yg berpengaruh dan juga ketua osisnya, sekarang mereka telah menyelesaikan kegiatan di sekolahan tersebut, waktunya pulang karena hari sudah sore jadi mereka malas untuk berlama-lama diluar
...
Tidak terasa sudah sekitar 15 hari mereka berada disini untuk melakukan penelitian itu, sudah banyak yg mereka lalukan selama disini, dan karena tidak ada hambatan selama mereka disini jadi waktu yg ditetapkan selama 1 bulan itu dikurangi mengjadi 20 hari saja, karena sekarang mereka sudah menyelesaikan tugas-tugas yg diberikan, itu juga atas bantuan dan partisipasi dari masyarakat sana yg mau membantu memudahkan pekerjaan mereka
sekarang banyak yg memilih untuk menikmati keindahan alam desa itu, memilih untuk jalan- jalan dan sebagainya, seperti yg dilakukan oleh Agatha dan Alva saat ini, kedua sejoli itu menikmati pemandangan yg ada disekitar pedesaan itu, seperti salah satu sungai yg terihat sangat asri itu, dimana sekeliling atau tepi-tepi sungai itu merupakan lapangan yg dipenuhi rumput hijau, sepertinya tempat ini bagus untuk melakukan piknik.
"indah banget ya disini"ujar Agatha sambil menutup mata dan menghirup udara yg terasa sangat segar walaupun ini sudah sore
"hmm, sayang banget kita bentar lagi harus pulang"
"hmm, kapan-kapan kesini lagi deh buat liburan"
"hmm"
*hmm terus perasaan|🙄
setelahnya mereka memilih untuk duduk si pinggiran sungai dengan kaki yg dicelupkan kedalam air yg dingin itu, tersenyum kecil melihat anak-anak yg ada disana bermain dan berenang bersama tak jauh dari tempat mereka duduk, lihatlah tawa melengking dari anak- anak itu terlihat sangat indah bukan?
setelah merasa puas mereka memilih untuk kembali kerumah karena langit juga sudah terlihat jingga, mereka berjalan dengan pelan sambil melihat-lihat sekitar, terhenti karena melihat beberapa orang yg tengah berkelompok seperti tengah mengerumuni sesuatu, melihat hal itu mereka memutuskan untuk menghampiri gerombolan itu, dan ternyata disana mereka tengah melihat seorang wanita yg terbaring lemah tanpa ada yg berniat menolongnya
"ini kenapa bu" tanya Agatha menanyakan apa yg terjadi kepada ibu-ibu yg sada disana, Agatha membalikkan tubuh yg tengah tergeletak itu dan betapa terkejutnya ia melihat bahwa wanita itu tengah berbadan dua, ya wanita yg tergeletak itu tengah hamil dan tidak ada yg berniat untuk menolongnya, ok kalo mereka tak bisa untuk mengangkatnya karena tidak ada lelaki disana, namun apa salahnya memperbaiki posisi wanita yg tak diketahui namanya itu
"kenapa gak ditolong sih bu?"
"cih gak guna juga nolong perempuan kayak dia" jawab seorang ibu-ibu yg tengah berdiri sambil sedikit bergidik melihat wanita yg sekarang tengah dipangku kepalanya oleh Agatha, perempuan kayak gitu, maksudnya apa sih
"bagus kamu balik aja keruah, nanti nolongin cewek murahan kayak dia kamu kena masalah loh" imbuh ibu-ibu lain yg berhasil membuat Agatha dan Alva terkejut mendengarnya
"ibu-ibu ada yg tau rumahnya dimana?"
"tuh, rumahnya yg ditengah itu, emang kenapa sih kamu nanya, mau nolong?"
"lebih bagus menyelamatkan nyawa orang lain daripada hanya melihatnya seperti barang tak berharga, sebelumnya terima kasih untuk jawabannya" jawab Agatha sarkas, dan ia meminta tolong kepada Alva untuk menggendong wanita ini menuju rumahnya yg memang tidak jauh dari sana
bukannya Agatha tidak sopan kepada ibu-ibu itu namun melihat perlakuannya kepada wanita yg tengah tergeletak itu apalagi dalam kondisi hamil apakah tidak bisa mengenyampingkan egonya sedikit untuk menolong sesama manusia, melihat keadaan wanita di dalam gendongan Alva itu membuat hati Agatha perih, hey dia juga wanita mommynya juga wanita apakah tidak akan sakit hati melihat wanita lain diperlakukan seperti ini
sesampainya di rumah Alva langsung membaringkan wanita itu diranjang kamarnya, sedangkan Agatha langsung mengganti pakaian lusuhnya yg ternodai karena terjatuh di jalan yg sedikit berlumpur, Alva langsung berjalan keluar sambil menelfon Jasmine untuk datang kesini sambil membawakan obat-obatan dan sedikit makanan
...
sekarang sudah sangat larut dan lingkungan sekitar sudah sangat gelap karena di desa ini jalan yg memiliki penerangan hanya beberapa tempat saja, Agatha dan Alva terus berada dirumah wanita tersebut, karena setelah Jasmine memeriksanya ternyata ia harus ditangani langsung oleh dokter atau tenaga medis yg lebih berpengalaman, jadi setelah memanggil perawat yg ada disekitar itu, wanita tersebut ternyata kelelahan dan kekurangan nutrisi, jadi hanya diresepkan dan besok sudah boleh diminum obatnya karena sekarang sudah malam jadi tidak ada apotek yg buka, setelahnya Jasmine pergi untuk mengantarkan perawat sekaligus kembali kerumah untuk istirahat.
setelah beberapa jam tak membuka matanya, akhirnya mereka mulai mendengar lenguhan lirih dari bibir pucat wanita itu, Agatha mulai mendekat saat melihat pergerakan kecil dari tubuh yg terbaring dikasur tersebut
"mbak udah baikan?"tanya Agatha sambil membantu perempuan itu untuk duduk sambil memberikannya segelas air untuk diminumnya
"hmm, kamu siapa?"
"em kita siswa yg datang buat penelitian disini mbak, tadi kebetulan kita berdua dari tepi sungai, waktu mau pulang ngeliat mbak pingsan di jalan" jelas agatha
" terima kasih ya udah nolongin saya"
"iya mbak, ini makan dulu ya"ujar Agatha sambil menyodorkan semangkuk bubur kepadanya, setelah mengabiskan bubur itu, mereka mulai berbincang kembali, dengan pandangan perempuan itu yg tak lepas dari Agatha
"kamu cantik, baik lagi"
"sesama manusia kan harus tolong menolong mbak"
"selama ini mbak gak pernah diperlakukan kayak gitu sama orang-orang sini"
"emangnya kenapa mbak?"
"kamu pasti udah tau dari ibu-ibu yg ada disekitar sini, mbak hamil sama cowok yg gak bertanggung jawab"
"maksudnya gimana mbak?"
"laki-laki itu gak mau bertanggung jawab, dan masyarakat sini selalu bilang mbak pelacur karena hamil tapi tidak ada suami" kekehan lirih keluar dari bibir pucat itu, membuat hati Agatha perih mendengarnya, dengan lembut Agatha memeluk tubuh ringkih itu dengan erat, sambil mengucapkan kata-kata penenang agar wanita dipelukannya ini tenang, dan setelah dirasa kondisi memungkinkan mereka berpamitan untuk kembali kerumah agar bisa beristirahat
...
sudah lewat beberapa hari semenjak kejadian di tepi sungai itu, kini mereka tengah bersiap- siap untuk kembali pulang karena tugas mereka sudah selesai, banyak yg menghadiri perpisahan mereka termasuk mbak Luna, wanita tempo hari yg Agatha selamatkan
setelah berpamitan dengan beberapa warga, kini Agatha melagkah menuju Luna yg tengah tersenyum kepadanya dengan mata yg berlinang " mbak gak boleh nangis, nanti Thata ikutan nangis" ujar Agatha sambil menghapus air mata yg telah mengalir, melewati pipi tirus itu Luna membawa tangan Agatha menuju perutnya "mbak hamil 9 bulan, besok kalo bayinya lahir dan mbak gak bisa tetap disisinya, kamu bisa ngejaganya untuk mbak kan Tha?" tanya Luna membuat Agatha mengangguk, gadis itu entah kenapa sudah merasa sangat dekat dengan Luna walaupun mereka kenal belum lama tapi seperti ada ikatan kuat di antara mereka yg membuat Agatha menyanggupi permintaan perempuan itu
"mbak harus kuat, biat baby nya kita rawat baik-baik besok"
"kalo mbak mampu bertahan ya Tha" lirihnya, setelah itu Agatha memeluk
dan mereka mulai menaiki bus dan meninggalkan desa tersebut dengan berat hati
setelah menjalani hari-hari di sini rasanya sangat berat untuk meninggalkan tempat yg memiliki kenangannya tersendiri
.....
sampe sini dulu ya say
Aduhhh akhirnya selesai juga😭
Jangan lupa voment ya😚😚