NovelToon NovelToon
Dibuang Sersan Dipinang CEO

Dibuang Sersan Dipinang CEO

Status: sedang berlangsung
Genre:Single Mom / Hamil di luar nikah / Konflik etika / Ayah Darurat
Popularitas:64.6k
Nilai: 5
Nama Author: mama reni

Aisyah yang mendampingi Ammar dari nol dan membantu ekonominya, malah wanita lain yang dia nikahi.

Aisyah yang enam tahun membantu Ammar sampai berpangkat dicampakkan saat calon mertuanya menginginkan menantu yang bergelar. Kecewa, karena Ammar tak membelanya justru menerima perjodohan itu, Aisyah memutuskan pergi ke kota lain.

Aisyah akhirnya diterima bekerja pada suatu perusahaan. Sebulan bekerja, dia baru tahu ternyata hamil anaknya Ammar.

CEO tempatnya bekerja menjadi simpatik dan penuh perhatian karena kasihan melihat dia hamil tanpa ada keluarga. Mereka menjadi dekat.

Saat usia sang anak berusia dua tahun, tanpa sengaja Aisyah kembali bertemu dengan Ammar. Pria itu terkejut melihat wajah anaknya Aisyah yang begitu mirip dengannya.

Apa yang akan terjadi selanjutnya? Apakah Ammar akan mencari tahu siapa ayah dari anak Aisyah?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mama reni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 1. Memutuskan Hubungan

Aisyah mematut dirinya di cermin. Hari ini dia akan makan malam dengan kekasih hatinya. Gadis itu ingin menanyakan tentang persiapan pertunangan mereka.

Ammar, sang kekasih berjanji akan menikahinya setelah dia berpangkat Sersan. Dan itu telah dia raih sejak enam bulan lalu. Seharusnya mereka telah menikah. Apa lagi hubungan mereka sudah terlalu jauh.

"Sebentar lagi aku akan menyandang gelar sebagai nyonya Ammar. Kami tak harus melakukan hal terlarang lagi," ucap Aisyah dalam hatinya.

Seminggu yang lalu, lagi-lagi mereka melakukan hubungan suami istri. Ammar selalu berkata jika dia akan bertanggung jawab dengan menikahi gadis itu.

Setelah merasa pantas, gadis itu bersiap-siap menunggu jemputan pria itu. Ammar baru saja membeli mobil. Walau hanya mobil second. Sebagai calon istrinya, Aisyah membantu dengan memberikan uang tabungannya sebanyak lima puluh juta.

Aisyah mengambil gawai miliknya dari dalam tas dan mencoba menghubungi sang kekasih. Beberapa kali mencoba, barulah tersambung.

"Ammar, kenapa belum juga menjemput'ku?" tanya Aisyah begitu telepon genggamnya tersambung.

Ammar yang berada di seberang sana tidak juga menjawab pertanyaan Aisyah. Dia menarik napas dalam, sepertinya sedang mencari alasan yang tepat agar bisa mengatakan kalau dia tak bisa menjemputnya.

"Maaf, Aisyah. Aku sekalian mengantar Mama. Apa kamu bisa datang sendiri ke kafe itu?" tanya Ammar dengan suara pelan. Sepertinya agak ragu untuk mengatakan itu.

"Kalau begitu, tak apa. Aku pakai taksi saja," jawab Aisyah.

"Sekali lagi maaf ya, Aisyah," ucap Ammar.

"Tak apa, Ammar. Jangan merasa sungkan begitu," balas Aisyah.

Walau dia membantu dengan menambah lima puluh juta untuk membeli mobil tersebut, tapi Aisyah tak mau memaksa Ammar agar menjemput dan mengantar kemana dia pergi. Gadis itu dapat memahami kesibukan sang kekasih.

Pasti banyak yang bertanya dari mana Aisyah mendapatkan uang. Setelah kepergian kedua orang tuanya, dia menjual salah satu rumah peninggalan mereka. Ayahnya meninggal lima tahun lalu dan menyusul sang ibu dua tahun kemudian.

Aisyah sendiri belum memiliki pekerjaan tetap. Dia baru saja di wisuda. Pendapatannya selama ini berasal dari hasil dia menulis novel online di beberapa platform. Dia juga memiliki usaha penjualan kosmetik secara online.

Aisyah lalu menekan nomor taksi. Setelah melakukan pemesanan, dia menutup pintu rumah dan menunggu di teras. Gadis itu tak memiliki mobil, hanya ada motor sebagai transportasi kemana pun dia pergi.

Taksi datang sekitar sepuluh menit kemudian. Aisyah langsung masuk dan meminta supir menuju kafe yang dia tuju.

Setengah jam kemudian, Aisyah telah sampai di tempat tujuan. Gadis itu keluar dari taksi setelah membayarnya. Dia masuk ke dalam kafe dan langsung menuju ruang VIP, seperti janjinya dengan Ammar.

Ammar ternyata telah menunggu. Kekasihnya itu sedang memainkan gawai, sehingga tak menyadari kedatangan Aisyah.

Aisyah sengaja berjalan pelan menuju kekasihnya. Dia ingin mengejutkan pria itu. Saat dia ingin melakukan hal itu, dia melihat Ammar sedang chat dengan seseorang yang foto Profil-nya jelas-jelas seorang gadis.

"Lagi chat dengan siapa? Serius banget," ucap Aisyah dengan nada sedikit ketus karena rasa cemburu.

Ammar tampak terkejut. Dia langsung menghentikan kegiatannya. Tersenyum ke arah gadis itu.

"Kamu lagi chat siapa sih?" Aisyah kembali mengajukan pertanyaan. Dia penasaran siapa yang membuat calon suaminya itu jadi fokus begitu, sehingga tak menyadari kehadirannya.

"Duduklah ...," perintah Ammar.

Aisyah memilih duduk di seberang pria itu. Dia masih marah karena pria itu tak mengatakan siapa yang dia chat.

"Kamu mau pesan apa?" tanya Ammar.

"Terserah saja," jawab Aisyah.

"Tak ada makanan yang namanya terserah. Kamu tinggal bilang saja maunya apa, jangan ada kata terserah. Aku tak tau!" seru Ammar dengan nada ketus.

Dahi Aisyah tampak berkerut memandangi pria itu. Sepertinya dia kesal. Hal itu membuat dia jadi keheranan. Yang seharusnya marah itu dirinya, kenapa jadi Ammar, tanya gadis itu dalam hatinya.

"Kenapa kamu jadi emosi?" tanya Aisyah heran.

Ammar tampak menarik napas dalam. Dia sepertinya baru sadar dengan ucapannya.

"Maaf, aku hanya lagi banyak pikiran. Aku hanya ingin kamu segera memesan makanan, takut kamu nya lapar," ucap Ammar.

"Kalau begitu, aku pesan makanan dulu," ucap Aisyah.

Aisyah lalu memanggil pelayan kafe, dan memesan makanan kesukaannya. Namun, di dalam hatinya masih saja berpikir. Melihat wajah kekasihnya itu yang seperti tertekan.

"Kamu sudah pesan makanan?" tanya Aisyah.

Ammar menjawab dengan menganggukkan kepalanya. Dia lalu menarik napas dalam, dan membuangnya. Itu dilakukan berulang kali. Dalam diam Aisyah melirik, dia heran melihat kekasihnya yang tampak sangat gugup.

"Kamu sebenarnya ada masalah apa?" tanya Aisyah. Dia menatap sang kekasih dengan tatapan yang penuh cinta. "Dari tadi aku memperhatikan kamu, tampak sangat gugup."

"Kita bicarakan setelah makan aja, Aisyah," balas Ammar.

Ammar melihat pelayan membawa pesanan makanan mereka sehingga menunda obrolan. Aisyah semakin melihat sikap pria itu yang agak berbeda, tapi dia tak mau mendesak agar bicara. Lebih baik tunggu setelah makan seperti yang dia katakan tadi.

Mereka makan dalam diam. Tak ada yang bersuara. Aisyah yang memang lapar, menyantap makanan hingga habis tak tersisa, berbeda dengan Ammar, pria itu belum juga menyentuh makanannya.

Setelah selesai makan, Aisyah yang melihat Ammar masih belum menyentuh makanannya, akhirnya bertanya juga. Dia semakin penasaran dengan sang kekasih.

"Ammar, sebenarnya ada masalah apa? Kenapa kamu seperti banyak pikiran?" tanya Aisyah sekali lagi.

Ammar meletakan sendok makan ke piring. Dia memandangi wajah Aisyah dengan tatapan sendu.

"Aisyah, sebelumnya aku minta maaf jika apa yang akan aku katakan ini akan membuat kamu marah, terluka dan kecewa. Tapi satu yang perlu kamu ingat, jika aku tak pernah bermaksud begini. Namun, keadaan yang membuat aku mengambil keputusan ini," ucap Ammar.

Aisyah memandang Ammar dengan tatapan yang penuh penasaran dan sedikit khawatir. "Apa yang kamu maksudkan, Ammar? Apa yang terjadi?" tanya Aisyah dengan suara yang sedikit gugup. Entah mengapa pikirannya menjadi tak enak.

Ammar menarik napas dalam-dalam sebelum melanjutkan. "Aisyah, aku rasa kita perlu berbicara tentang masa depan kita. Aku telah memikirkan banyak hal, dan aku merasa bahwa kita perlu membuat keputusan yang tepat untuk diri kita sendiri."

Aisyah merasa hatinya semakin berdebar-debar mendengar kata-kata Ammar. Dia tidak tahu apa yang akan Ammar katakan selanjutnya, tapi dia merasa bahwa sesuatu yang besar akan terjadi. "Apa yang kamu ingin katakan, Ammar? Tolong jelaskan apa yang terjadi," kata Aisyah dengan suara yang penuh harap.

"Aisyah, aku ... aku tidak tahu bagaimana cara mengatakannya. Tapi aku rasa kita perlu berbicara tentang hubungan kita. Aku tak bisa meneruskan rencana pertunangan kita. Aku ingin kita mengakhiri semua," ucap Ammar.

Sendok yang sedang di pegang Aisyah terjatuh. Dia tak mempercayai pendengarannya. Pasti semua tak benar, ucap gadis itu dalam hatinya.

1
emma
sll terbaik
Hafifah Hafifah
lebih baik sih begitu dari pada ada fitnah
ken darsihk
Kamu di campak kan Ammar Aisyah tapi kamu akan di ratu kan oleh Alby Aisyah 👏👏👏
Nar Sih
alhamdulilah ,ahir nya lamaran alby di terima aisyah ,moga acara nya lancar
Bunda HB
hamil luar nikah ,gk boleh nikah to dlm hukum islam.sama aja zina.sbb ada ank dlm kandungan ,klo mau nikah nunggu bayi lahir dulu baru sah, klo kita bersetubuh halal/ sah dlm hukum islam.maaf iya yg saya tau...
Rohmi Yatun: setau saya jg begitu bun..
total 1 replies
Apriyanti
Aisyah beruntung bgt alby terima die apa. ada nya
🌷💚SITI.R💚🌷
Alhamdulillah..smg lancar dan di mudahkn semuay
Cindy
lanjut kak
Ilfa Yarni
semoga aja alby laki2 yg baik dan bertanggung jwb soalnya aisyah blom mengenal alby dan jg masa lalunya bagaimana
Patrick Khan
aku padamu bang alby🥰
☠ᵏᵋᶜᶟբɾҽҽթαlҽsԵíղαKᵝ⃟ᴸ𒈒⃟ʟʙᴄ🍉
gk sia² aisyah ditinggal mokondo klo dpt nya alby yg lebih dr segalanya
☠ᵏᵋᶜᶟբɾҽҽթαlҽsԵíղαKᵝ⃟ᴸ𒈒⃟ʟʙᴄ🍉
gk sia² aisyah ditinggal mokondo klo dpt nya alby yg lebih dr segalanya
Tri Handayani
semoga ketulusan cinta alby terhadap aisyah bisa membawa kebahagiaan buat keduanya.
Aisyah Ranni
Wahh gercep banget Mas Alby si boss tampanku ....
🌷Vnyjkb🌷
alby keren,, bijak, tertata, tdk lihat buruknya org krn tiap org psti pya sisi baik,,, tdk terpengaruh masalalu,, menatap masadepan,,, bljar menerima dan memahami
🌷💚SITI.R💚🌷
lanjuut mam
Teh Euis Tea
nah gitu dong sat set alby keren deh kamu
Teh Euis Tea
ua udah sih aisyah demi kebaikkan km dan anakmu lebih baik menikah sj
Wicih Rasmita
Alby gercep juga semoga semuanya lancar 🤲🥰🥰
mbok Darmi
semoga niat baik kalian berdua dilancarkan dan dimudahkan sampai sah
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!