"Lepaskan aku, dasar pemaksa!" Nayla.
"Seharusnya kau senang karena menikah dengan pria tampan, kaya dan mapan sepertiku!" Reinhard.
Nayla, gadis polos dari desa yang terpaksa menikah dengan seorang mafia kejam, psikopat dan menyebalkan demi membayar hutang kedua orangtuanya.
Namun siapa sangka di balik sikap kejam Reinhard, pria itu menyembunyikan banyak luka?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Senja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 22
Krek!
Entah sejak kapan tangan Rein sudah berada di leher Mia. Mencekiknya dengan kuat, sampai wanita itu kesulitan bernafas.
"Lepas..kan, Rein..." ucap Mia dengan wajah yang mulai pucat dan hampir kehabisan nafas. Ini adalah resiko karena sudah berani menyentuh pria kejam seperti Reinhard.
"Berani sekali kau menyentuhku, hum?! Apa kau sudah tidak menyayangi kedua tanganmu ini?" Rein menatap tajam Mia. Ia bahkan sama sekali tidak berniat untuk melepaskan cengkraman nya tersebut.
"Seharusnya, kau tahu dimana batasan mu! Kalau kau bukan istri tua bangka itu, aku pasti sudah menghabisi mu!" ucapnya seraya mendorong Mia menjauh darinya.
Sungguh, Rein benar-benar muak melihat ibu tirinya tersebut. Ia tahu, kalau Mia menikahi papanya karena harta dan juga untuk mendekatinya.
Namun, Rein sama sekali tidak tergoda pada wanita ular itu.
"Kenapa kau selalu menolak ku, Rein. Aku mencintaimu, bahkan selama ini aku sudah mengorbankan hidupku demi menikah dengan papamu yang penyakitan!" teriak Mia membuat langkah kaki Rein terhenti.
Jauh di dalam lubuk hatinya, ia tersenyum puas karena sudah membuat Rein luluh kali ini dan pasti akan menerima dirinya.
Mia selalu membayangkan, saat ia berada di bawah kungkungan Rein, pria dingin yang tak bisa tersentuh.
"Kau pikir aku peduli? Lakukan apa yang kau inginkan!" setelah mengatakan itu, Rein dan Mark meninggalkan Mia.
Tanpa menghiraukan ucapan wanita itu.
"Arghh! Lihat saja, ku pastikan kau akan bertekuk lutut padaku Rein!" teriak Mia mengacak-acak rambutnya frustasi.
Prok-prok-prok!
Terdengar suara tepuk tangan yang mendekat ke arah Mia. Ya, sebuah tepuk tangan ejekan yang seseorang lakukan agar Mia bertambah kesal.
"Sampai kapan kau akan terus mengejar cinta kakak ku, Mia?" ucap pria tersebut.
Sontak Mia langsung menoleh ke belakang saat mendengar suara pira yang sangat ia kenali, Leon. Putra tiri sekaligus pria yang pernah menghangatkan ranjangnya.
"Jangan mendekat, Leon!" Mia mencoba menghindar, tapi Leon sudah terlebih dahulu menahan pergelangan tangan Mia agar wanita itu tidak kabur dari sana. "Lepaskan, aku ibu mu sekarang! Dan jangan macam-macam atau aku akan berteriak!"
Hahaha.
Leon tertawa mendengar kalimat ancaman yang sama sekali tidak membuatnya takut dan malah semakin tertarik untuk mendekatinya.
"Itu hanya status dan aku tidak pernah mempermasalahkan itu." Leon menarik pinggang Mia. Mengikis jarak diantara mereka berdua. "Kartu as mu ada di genggaman tanganku, Mia." bisik nya lirih seraya menjilat cuping telinga Mia.
"Kau benar-benar tidak waras!"
Bukan Leon namanya kalau tidak bisa menaklukan seorang wanita. Apalagi hanya seorang Mia yang notaben nya adalah wanita ular licik dan sejak dulu sudah menjadi incaran Leon, jauh setelah ia menjadi kekasih Nayla.
Tapi sayangnya, wanita itu lebih menginginkan kakaknya, Reinhard!
Bahkan meski sudah menikah dengan Federick sekalipun, Mia tetap mengincar kakaknya.
"Berhentilah mengejar cintanya berlabuh lah padaku." Leon mengusap wajah Mia, lalu memberikan rangsangan lembut di leher jenjang wanita itu.
"Sampai kapanpun, aku tidak akan pernah melakukan itumph--" saking sudah tidak tahan nya, Leon membungkam bibir Mia dengan bibirnya.
Inilah yang tidak pernah ia dapatkan dari Nayla. Dia selalu menolak saat Leon ingin mencium dan menyentuhnya. Berbeda dengan Mia, meski memberontak tubuhnya selalu menginginkan sentuhan lebih dari itu.
Plak!
"Sinting! Ini mansion bukan hotel atau apartemen pribadi, Leon!" bentak Mia saat mendaratkan pukulan tepat di pipi kanan Leon. Bahkan pria itu hampir melecehkannya di tempat terbuka seperti ini.
"Jadi jika bukan disini kau akan melayani ku, begitu? Baiklah, kita lakukan di tempat yang kau bisa sepuasnya memanggil namaku!" ucap Mark.
Ia langsung membopong Mia, membawa wanita itu masuk. Dan tentu saja tujuan mereka adalah kamar milik Leon.