NovelToon NovelToon
Menantu Yang Disembunyikan

Menantu Yang Disembunyikan

Status: tamat
Genre:Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Diam-Diam Cinta / Tamat
Popularitas:780.5k
Nilai: 4.8
Nama Author: Dewi Risnawati

Lima tahun menikah belum diberikan keturunan. Namun tak membuat kadar cinta Pria yang bernama Abian Rahardian itu berkurang pada istrinya.

Suatu hari Abi diminta oleh orangtuanya untuk datang, maka disela kesibukan ia menyempatkan diri untuk memenuhi permintaan orangtuanya. Sedikit penasaran, ada hal penting apa yang ingin mereka bicarakan.

"Tidak, Ma! Aku tidak bisa menduakan Diana, tolong Ma, jangan membuat hubungan aku dan Diana hancur. Kami bahagia, anak itu hanya masalah waktu saja, aku yakin suatu saat nanti Diana pasti bisa Hamil," ujar Pria itu meyakinkan sang Mama.

Tak mempunyai pilihan lain selain mengikuti kemauan kedua orangtuanya yang menginginkan kehadiran seorang cucu. Apalagi kondisi Mama yang sedang sakit membuat Abi tak bisa menolak.

"Dengar! Aku menikahimu bukan karena cinta, tapi karena Ibuku!" Abian Rahardian.

"Tenang saja, Tuan, Tujuan kita sama. Aku menerima tawaran ini juga karena Ibuku!" Sharena Husman.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dewi Risnawati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 22

Sore sekitar jam tiga, Sha dan Abi meninggalkan kantor menuju RS Malik Saputra, pasangan itu sudah boking jadwal dari pagi.

"Kenapa ke poli kandungan, Sha?" tanya Abi saat mendengar Sha menyebutkan nama Dokter yang di inginkan pada Security yang mencetak SEP.

"Iya, Bapak harus konsultasi dengan Dr Khanza," jawab Sha datar.

"Kenapa harus begitu?" tanya Abi

"Karena sakit Bapak ada sangkut pautnya dengan kehamilan saya," jelasnya kembali.

"Maksud kamu?" tanya Pria itu masih belum paham sama sekali.

"Udah, nanti saja jelaskan semua keluhan Bapak pada Dokter."

Abi tak menanggapi lagi, ia mencoba untuk mengerti, dan akan menanyakan semuanya pada dokter kandungan itu.

Sepuluh menit duduk mengantri, akhirnya nama Sharena diserukan, ia memang sengaja menggunakan namanya saja, tak mungkin juga nama suaminya.

Abi dan Sha duduk menghadap pada Dokter muda nan sangat cantik itu. Khanza dan Sha sudah tampak begitu akrab. Terlihat mereka sudah seperti teman dan leluasa untuk bertanya tanpa sungkan.

"Mbak Khanza, sebenarnya yang ingin konsultasi bukan aku, tapi Pak Abi," ujar gadis itu pada sang dokter.

"Pak Abi? Kamu panggil suami kamu dengan panggilan Bapak?" tanya Khanza tak langsung ke topik pembahasan.

"Ah, iya, tapi..."

"Itu karena terbawa-bawa saat panggilan di kantor, biasanya kalau dirumah dia selalu panggil saya dengan panggilan "Sayang" Benar "Kan, Dek?" ujar Abi memotong ucapan sang istri, berlagak bagaikan suami yang mempunyai kasih sayang seluas samudera.

Sha menatap tajam, wajahnya memerah seketika. Gemas sekali dengan pria yang ada disampingnya, bukan bersikap jutek saja, tapi dia juga sangat pandai bersandiwara dan bermanis mulut. Hah, dasar modus.

"Oh, begitu. Ya biasa itu, namanya kita lebih lama menghabiskan waktu bersama di kantor, ya, jadinya terbawa-bawa. Kamu sangat bersyukur, Sha, karena suami kamu selalu bersamamu selama dua puluh empat jam. Pasti dia sangat perhatian dan menyayangi kamu. Beda sama aku yang sering ditinggal paksu," ungkap Khanza seperti sedang curhat.

"Suami Dokter Khanza kerja dimana?" tanya Abi sedikit tertarik dengan kehidupan dokter cantik berlesung pipi sama seperti istrinya.

"Suami aku abdi negara, Mas, sering tugas keluar kota," jelasnya.

"Oh, abdi negara, kerjaan yang mulia. Apa itu, loreng, coklat?" tanya Abi yang benar-benar kepo.

"Coklat, Mas. Hehe... Yasudah, ayo kita periksa sekarang," ujar wanita itu ingin mengakhiri obrolan yang bukan pada tempatnya itu, namun karena asyik jadinya kalap hingga curhat sedikit.

Sha hanya menjadi pendengar saat suami dan dokternya terlibat obrolan ringan. Tanpa sadar ia begitu dalam menatap wajah suaminya yang tampak begitu tampan saat ngobrol serius. Jantungnya tetiba berdenyut tak menentu. Seketika ia beristighfar untuk keamanan perasaannya.

"Apa itu keluhannya Mas Abi?" tanya Khanza sudah tak terlalu formal. Karena ia sudah menganggap Sha sebagai sahabat, jadi ia juga harus bersikap ramah dengan suaminya.

""Begini, akhir-akhir ini aku sering merasa mual dan juga muntah. Aku juga sering merasa pusing, selera makanku terganggu. Kira-kira aku sakit apa ya?" tanya Abi ingin tahu.

"Apakah Sha merasakan hal yang sama?" tanya Dr Khanza.

"Tidak, Mbak, aku tidak merasakan apa-apa, semua masih terasa normal, hanya saja nafsu makan aku yang semakin bertambah," jelas wanita hamil itu dengan jujur apa yang ia rasakan.

"Apakah Mas Abi, begitu mencemaskan istri dan janinnya?" tanya Khanza memastikan.

"Ah, ya, aku sangat mencemaskan mereka," jawab Abi begitu jujur.

"Kalau begitu Fix Mas Abi mengalami Couvade syndrom," jelas Dr Khanza.

"Apa itu, Dok?" tanya Abi belum mengerti.

"Yaitu hamil simpatik, karena rasa cinta yang begitu besar, dan juga mencemaskan istri yang berlebihan maka suamilah yang akan merasakan setiap perubahan dan bawaan dari kehamilan sang istri," jelas Khanza.

Seketika Abi dan Khanza saling pandang. Mana mungkin Pria itu menyimpan perasaan cinta yang begitu besar, bahkan jika Khanza tahu bagaimana sikap Pria itu pada Sha setiap hari, namun tak juga dipungkiri setelah Sha hamil sikapnya memang sedikit berubah, dia lebih sering mengalah.

Abi hanya diam masih belum percaya dengan penyakitnya itu. Apakah benar dirinya begitu mencemaskan keadaan Sha? Ya, memang tak bisa dipungkiri bahwa akhir-akhir ini dirinya sering sekali memikirkan keadaan istri keduanya itu.

"Berapa lama aku harus mengalami hal seperti ini, Dok?" tanya Abi sudah eneg dengan penyakit yang menurutnya aneh.

"Tidak akan lama, Mas, nanti jika kandungan Sha sudah genap tiga bulan, maka hal seperti itu akan hilang dengan sendirinya," jelas Dr kandungan itu.

Abi mengangguk paham dengan segala penjelasan Khanza, sementara Sha hanya diam mendengarkan penjelasan Dr Khanza, tak tahu harus bagaimana menyikapi keadaan Abi saat ini.

Setelah mendapatkan vitamin dan obat mual, pasangan itu kembali ke kantor. Abi menggunakan driver kantor untuk antar jemput mereka. Diperjalanan mereka hanya diam, tak ada yang mau membuka percakapan.

Suara ponsel Abi mencuri atensi mereka, Pria itu segera menerimanya. Samar terdengar suara wanita, sudah pasti itu adalah Diana.

"Ya, Sayang, ada apa?" tanya Abi dengan mesra.

"Kamu dimana, Mas?" tanya Diana diujung telpon.

"Ini baru pulang dari RS, maaf ya aku harus ke RS tanpa menunggu kamu dulu," ujar Abi merasa tak enak hati karena telah tak tepat janji.

"Iya tidak apa-apa, Mas, lagian aku juga tidak bisa menemani kamu, karena hari ini ada saudara aku yang sedang sakit parah di luar kota, jadi aku dan keluargaku harus berangkat sekarang, kamu tidak apa-apa jika aku tinggal 'kan?" ungkap Diana meminta izin.

"Loh, kenapa kamu kasih kabar mendadak seperti ini? Seharusnya aku ikut, aku jadi tidak enak sama orangtua kamu."

"Tidak apa-apa, Mas, aku sudah beritahu keluarga aku bahwa kamu sedang tak enak badan, udah, kamu istirahat saja ya."

"Kamu serius tidak apa-apa jika aku tidak pergi?"

"Iya, Mas, udah nggak usah mikirin hal itu, kamu fokus saja dengan penyakit kamu. Yaudah, aku berangkat sekarang ya. Bye."

Diana memutuskan panggilannya tanpa mengucapkan salam. Abi tercenung dengan ponsel masih dalam genggaman. Sesaat ia menghela nafas dalam. Entah kenapa merasa Diana begitu semangat saat pergi tanpa dirinya membersamai.

Tak berselang lama mobil yang dikendarai oleh driver sudah berhenti di di basement kantor. Abi dan Sha segera turun dan kembali ke ruangan mereka.

"Sha, tolong cancel jadwal meeting hari ini semuanya, aku hanya ingin istirahat," jelas pria itu sebelum beranjak masuk kedalam kamar istirahatnya.

"Jika Bapak mencancel semua jadwal meeting, lebih baik Bapak pulang saja istirahat," jawab Sha tak tega melihat kondisi Pria itu.

"Tidak apa-apa, aku istirahat disini saja."

"Baiklah kalau begitu, jika Bapak perlu sesuatu beritahu saya, apakah sudah makan?" tanya Sha menatap ragu, dan juga takut dikatakan sok perhatian.

"Sejak kapan aku makan? Bukankah seharian ini aku bersama kamu?" tanya Pria itu membuat Sha kikuk sendiri.

"Ya, mana tahu tadi pagi saat ke kantor Bapak sudah makan."

Abi tak menanggapi lagi, ia segera melenggang masuk kedalam kamar untuk istirahat. Sha memukul jidatnya dengan pelan. "Kenapa aku jadi sok-sok perhatian seperti ini? Tentu saja dia tidak menyukai perhatianku ini." Gumam gadis itu dalam hati mengutuk kebodohannya sendiri.

Bersambung....

Happy reading 🥰

1
Irni Yusnita
bagus ceritanya 👍
dd'arhie
Luar biasa, bagus alur ceritanya gampang di mengerti...
Langit Jingga
jijay bgtt dahhh itu si Diana zina sama akik" selama 3 thun kasian kmu abi
Sweet Girl
Sejak hari ini i
Sweet Girl
Tanyakan aja Bi... jangan terus aja percaya sama Diana...
Sweet Girl
Jarno ae Sha...
Sweet Girl
Pinter Papa... jangan Sampek deh Pa... percaya Diana.
Sweet Girl
What this
degil...?
Sweet Girl
Akhirnya Abi banyak belajar sama Diana.
pandai berbohong.
Sweet Girl
Cemburu juga kali Sha...???
cuma belum menyadari...
Sweet Girl
Ndak bo'ong tuuuu???
Sweet Girl
Maksudnya, Abi sudah tau... kelakuan buruk suaminya?
memaafkan, terus sekarang di ulang lagi.
Sweet Girl
Lagi cencitip
Sweet Girl
❓❓❓❓❓
Sweet Girl
Naaaa akhirnya, ada yg tau aslinya Diana.
Sweet Girl
Yakin Ndak cinta...???
Sweet Girl
Ndak ada keberatan tu Din...
Sweet Girl
Istri tak berakhlak udah tauuu suami baru pulang, kasih minum dulu kek...
Sweet Girl
Lhaaa kamu Khan masih punya Wali Sha...
mana boleh pakek Wali Hakim?
Sweet Girl
Terus klo kamu hamil, bakal bikin drama apa kamu ke keluarga mu...???
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!