NovelToon NovelToon
Keikhlasan Cinta

Keikhlasan Cinta

Status: sedang berlangsung
Genre:Hamil di luar nikah / Anak Yatim Piatu / Teen Angst / Angst
Popularitas:139.8k
Nilai: 5
Nama Author: mama reni

Rasa trauma karena mahkotanya direnggut paksa oleh sahabat sendiri membuat Khanza nekat bunuh diri. Namun, percobaannya digagalkan oleh seorang pria bernama Dipta. Pria itu jugalah yang memperkenalkannya kepada Vania, seorang dokter kandungan.

Khanza dan Vania jadi berteman baik. Vania menjadi tempat curhat bagi Khanza yang membuatnya sembuh dari rasa trauma.

Siapa sangka, pertemanan baik mereka tidak bertahan lama disebabkan oleh perasaan yang terbelenggu dalam memilih untuk pergi atau bertahan karena keduanya memiliki perasaan yang sama kepada Dipta. Akhirnya, Vania yang memilih mundur dari medan percintaan karena merasa tidak dicintai. Namun, Khanza merasa bersalah dan tidak sanggup menyakiti hati Vania yang telah baik padanya.

Khanza pun memilih pergi. Dalam pelariannya dia bertemu Ryan, lelaki durjana yang merenggut kesuciannya. Ryan ingin bertanggung jawab atas perbuatannya dahulu. Antara cinta dan tanggung jawab, siapakah yang akan Khanza pilih?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mama reni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab Tiga

Khanza memungut bajunya. Dia lalu memakainya. Ryan juga ikut melakukan itu. Dia mendekati gadis itu.

"Aku antar kamu pulang," ucap Ryan.

Dengan mata tajam Khanza menatap wajah pria itu. Tangannya terangkat dan langsung menampar wajah Ryan. Pria itu merasakan panas di pipinya.

"Aku tak sudi di antar oleh pria ba'jing'an seperti kamu!" seru Khanza.

Dengan langkah pelan dia berjalan keluar. Ryan menatap punggungnya dengan sedikit rasa bersalah. Baru kali ini dia merasa tak enak hati setelah tidur dengan wanita. Padahal dia sudah sering melakukan itu dengan kekasih-kekasihnya dahulu.

Sampai di ruang tamu, Khanza meraih tas miliknya yang berisi ijazah. Saat dia akan berjalan kembali, terdengar suara pintu dibuka. Tampak Fanny keluar hanya dengan menggunakan handuk.

Khanza menatapnya dengan mata menyala. Dia sudah bisa memahami apa yang terjadi, karena setelah minum dia merasakan kantuk.

"Mau kemana, Khanza?" tanya Fanny. Dia lalu berjalan mendekati tanpa tahu jika saat ini temannya itu sedang menahan emosi dan amarahnya.

"Dasar ba'jing'an ...! Kau sama saja dengan pria itu. Apakah sebagai sesama perempuan kau tak memiliki empati. Seharusnya kau melindungi jika ada pria yang akan menodai temanmu, bukannya justru mendukung! Semoga kelak kau tak akan menyesal karena telah melakukan ini padaku!"

Fanny bukannya merasa bersalah. Dia justru tersenyum. "Jangan munafik! Kau pasti senang dapat tidur dengan pria kaya dan tampan seperti Ryan. Banyak wanita di luar sana yang justru menawarkan diri untuk di tiduri. Lagi pula kalian melakukan atas dasar suka sama suka," ucap Fanny dengan santainya.

"Kau pikir aku sama sepertimu! Bisa dengan gampang menyerahkan diri pada pria. Aku tak semurah kau! Jika kau yang begitu, jangan samakan denganku!"

"Jaga ucapanmu! Siapa yang murahan? Seharusnya kau bersyukur karena Ryan mau meniduri wanita miskin sepertimu!"

"Walau aku miskin, aku tak sudi menyerahkan diriku untuk ditiduri. Semoga saja kau tak akan pernah menyesal karena telah menjebak'ku. Semoga tak dihantui rasa bersalah!

Khanza lalu berjalan keluar ruangan dengan pelan setelah mengucapkan itu. Rasa sakit masih dia rasakan. Fanny memandangi tampa ada keinginan untuk meminta maaf.

Saat Khanza telah menghilang dari balik pintu, Ryan keluar dari kamar. Begitu juga Toni.

"Apa kita tak keterlaluan? Dia masih perawan loh!" ucap Ryan.

Fanny dan Toni saling pandang. Sepertinya mereka terkejut saat mendengar pengakuan dari pria itu.

"Kamu serius, Yan?" tanya Fanny dan Toni serempak.

Mereka lalu duduk bertiga di ruang tamu. Ketiganya masih terdiam.

"Masih ada ya zaman sekarang cewek yang mempertahankan keperawanannya. Aku pikir selama ini dia hanya malu dan sok jual mahal karena banyak yang mengejar, sehingga aku dan Fanny membuat rencana ini," ucap Toni.

"Aku merasa sedikit bersalah. Apa lagi dia tak ada keluarga," ujar Ryan.

Fanny terdiam. Dia menarik napas berat. Dia tak bermaksud membuat gadis itu kehilangan keperawanannya dengan cara begini. Dia hanya sedikit kesal melihat sahabatnya Ryan selalu di tolak. Setiap pria itu mengajak jalan Khanza tak pernah merespon.

"Bagaimana kalau dia menuntut atau dia hamil? Aku melakukan tanpa pengaman karena memang tak ada rencana mau tidur dengan wanita manapun," ucap Ryan.

Selama ini setiap melakukan hubungan dia selalu menggunakan pengaman. Selain takut wanita yang ditiduri hamil, juga untuk menjaga dirinya dari penyakit.

"Kau tinggal beri uang. Dia kan miskin. Pasti lebih butuh uang dari pada tanggung jawabmu. Beri uang seratus juta aja dah tutup mulutnya," ucap Toni.

Ryan tampak terdiam. Dia ingat kata-kata makian dari Khanza uang mengatakan jika dirinya akan mendapatkan karma. Entah mengapa dia merasa sedikit takut, padahal selama ini dia tak pernah takut akan ancaman dari siapa pun.

Toni yang melihat temannya gugup, lalu menyentuh tangannya. Dia tersenyum.

"Kamu takut? Kenapa mesti takut, kamu memiliki segalanya. Lagi pula apa yang akan dia tuntut. Tak ada bukti juga jika kamu telah menodai dirinya," ucap Toni.

"Apa yang Toni katakan itu benar. Lebih baik kita siap-siap ke klub. Kau hubungi aja Dira buat temani kau. Masih mau ngamar lagi'kan?" tanya Fanny sambil tertawa.

Di tempat lain, Khanza tak bisa menyembunyikan rasa sedih dan marahnya. Dia berjalan terus sambil menangis. Tak peduli orang-orang menatapnya dengan raut wajah keheranan.

Tuhan ... Aku lelah. Ingin rasanya aku lari sejauh mungkin, teriak di sebuah tempat yang mungkin tidak ada satupun dari mereka yang tau. Menangis di bawah derasnya hujan, melepaskan semua beban didiri ini. Begitu sempurna cara engkau mendewasakan aku, tapi kenapa harus aku Tuhan? Sampai kapan aku harus belajar tegar di balik rasa sedih ini? Begitu berat skenario yang Engkau buat. Tuhan, bangunkan aku dari mimpi buruk ini.

Khanza terus berjalan dengan menahan rasa sakit yang dia rasakan. Tiba-tiba hujan turun dengan derasnya seolah turut merasakan kesedihan yang dia rasakan.

Hujan begitu derasnya turun dari langit kelabu, membasahi bumi dengan derasnya. Khanza tak peduli jika itu membasahi tubuhnya. Dia terus saja berjalan.

Seperti langit yang gelap serta mendung, begitulah hati Khanza saat ini. Dia teringat pada kenangan indah tadi saat dia wisuda. Semua seakan bertolak belakang dengan perasaannya sekarang.

Khanza mengernyitkan dahi, mencoba menahan air mata yang ingin pecah. Dia merasakan titik-titik hujan yang jatuh seakan-akan menyentuh hati yang patah. Setiap tetes hujan yang turun membasahi tubuhnya, mengingatkannya pada kesedihan yang menghantui pikirannya.

Khanza terlihat rapuh dan lemah, dia ingin meluapkan segala emosinya, namun tidak ada yang bisa dia ceritakan. Sebatang pena tidak sanggup mengungkapkan perasaan yang terpendam di dalam dirinya saat ini.

Hujan semakin deras, mengalir membasahi tubuhnya. Khanza merasakan air hujan mencium pipinya, tetes demi tetes, seolah membacakan cerita kesedihannya.

Ketika kilatan petir melintas di langit, Khanza teringat pada kejadian tadi yang telah menimpanya. Dia merasakan kekosongan mendalam, seakan-akan kebahagiaan telah meredup menjadi nyala kecil yang hampir padam. Hujan semakin menekan hatinya, seperti mencoba memadamkan cahaya itu.

Hingga akhirnya Khanza berhenti saat berada di atas jembatan. Dia tak tahu sedang berada dimana. Kakinya melangkah tanpa tujuan. Dia melihat ke aliran sungai yang tampak deras karena hujan.

Terlintas di kepalanya untuk mengakhiri saja hidupnya. Khanza menarik napas dalam.

"Maafkan aku, Tuhan. Aku tau ini salah, tapi aku tak memiliki pilihan lain. Aku sudah tak suci lagi. Aku malu. Lebih baik aku akhiri saja hidup ini," ucap Khanza.

Khanza lalu mendekati pagar pembatas jembatan tersebut. Dia memejamkan matanya. Dia sudah yakin dengan pilihannya.

Khanza mengangkat kakinya, menaiki pagar pembatas. Saat dia ingin menjatuhkan tubuhnya, tiba-tiba dia merasa tubuhnya melayang. Dalam hatinya Khanza berpikir, apakah dia telah mati.

1
Uba Muhammad Al-varo
mudah-mudahan Khanza mulai melunak hati nya ke Ryan demi mika anaknya
Sugiharti Rusli
bagus lha akhirnya Khanza mau juga dibawa ke rumah sang ibu untuk sementara sampai Mika benar" sudah pulih 100%
Sugiharti Rusli
soalnya kan Khanza masih sangat sensi terhadap kedekatan diantara mereka dan maminya
Sugiharti Rusli
memang betul sih yah saran dari bu Siti, cuma si Ryan memang ga bicara dulu ke Khanza dan hampir deh salah paham lagi
Sugiharti Rusli
memang rada effort sih kalo menghadapi orang yang masih belum bisa move on sepenuhnya dari bayang" cinta pertamanya sekaligus sahabat baiknya si Dipta
Sugiharti Rusli
terkadang perempuan tuh hanya butuh perhatian" kecil tuk mengambil hatinya sih, lagi sekarang kamu dan Vania masih belum lama kenal,,,
Sugiharti Rusli
jangan putus harapan Satria, baru ditolak satu kali kan, semoga kamu tetap baik ke Vania,,,
Teh Euis Tea
sabarin ya rian, mudah"an setelah ini rasa trauma khanza perlahan hilang dan mau menerima km demi mika
Sugiharti Rusli
walo perlahan, Khanza harus mau menerima perhatian mereka yah, kan demi masa depan si Mika juga kelak
Sugiharti Rusli
walo secara usia Mika masih bayi, tapi dia bisa merasakan kasih sayang dari ayah dan neneknya sih
Sugiharti Rusli
kalo ada ketulusan dari Ryan dan maminya, seorang bayi saja bisa peka yah
Apriyanti
munkin lama² Kanza bakal menerima kamu Riyan sebagai seorg suami,, lanjut thor 🙏
dyah EkaPratiwi
sabar Ryan sabar pelan pelan aja takut khanzanya malah menjauh
ken darsihk
slowly but slowly Ryan jangan grasa grusu , semoga setelah ini ada titik terang untuk hubungan mu dngn mami nya Mika
Apriyanti
lanjut thor 🙏
Eva Karmita
lanjut thoooorr 🔥💪🥰
🌷💚SITI.R💚🌷
tinggal nunggu episode ryan nyalain perasaan sm khanza ni,,kira2 di terima ngga ya,,klu ga ada dua laki² yg potek hatiy dan ada dua wanita yg mengharapkan satu laki²..wah pokoknya keren nih mama reni ceritay di luar predikat BMKG 🤣🤣🤣🤣🤣🤣🥰

lanjuut kan mam biarkn readers pada penasaran dan tebak² buah manggis 🥰🥰🥰🫠🫠🫠
🌷💚SITI.R💚🌷
mam perasaan buat satria atau dipta nih
ken darsihk
Vania menolak dr Satria apa karena masih mengharapkan Dipta yak
🌷💚SITI.R💚🌷
msh rindu sm dipta sepertiy..
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!