Alensky seorang pria dingin tidak sengaja di selamatkan oleh Anastasia seorang wanita malam. Diam-diam Alensky menyukai Anastasia meskipun ia sudah memiliki kekasih, Alula. Selain itu, keluarga Alensky tidak mungkin akan menerima Anastasia karena status wanita malamnya.
Kedua orang tua Alensky juga telah menjodohkan Alensky dengan Cindy yang merupakan putri sahabatnya.
Siapakah yang akan di pilih oleh Alensky dari ketiga wanita itu ?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gadis Scorpio, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ch. 22
Waktu berlalu, bulan berganti. Ana baru saja pulang kerja pukul lima sore. Selama satu tahun tinggal bersama orang tua angkatnya, Ana bekerja sebagai pelayan di sebuah cafe.
"Baru pulang, sayang ?" sapa Helena begitu melihat Ana melewati ruang keluarga.
"Iya, ma." Ana kini memanggil Helena dengan sebutan mama dan Marcellino dengan sebutan papa atas permintaan Helena.
Ana mendudukkan tubuhnya di samping Helena dan memeluk wanita yang sudah ia anggap seperti ibu kandungnya sendiri. Gaya dan sifat Helena persis seperti ibunya. Ana juga sangat menyayangi Helena seperti menyayangi ibunya.
"Capek ya ?" tanya Helena mengusap rambut Ana dengan
penuh rasa sayang.
"Tidak ma, cuma lelah." Hehehe, Ana menjawab sambil bercanda.
Ana sebenarnya merupakan seorang gadis yang periang dan manja sebelum ibunya meninggal. Tapi setelah papanya menikah dengan Anita, Ana selalu di marahi dan di buli oleh ibu dan saudara tirinya itu. Membuat Ana tidak bisa lagi bersikap manja.
Tapi sekarang, sejak bertemu dengan Helena yang begitu menyayanginya seperti anak sendiri, Ana kembali menjadi sosok periang dan manja.
"Ada sesuatu yang ingin mama katakan." kata Helena yang membuat Ana melepaskan pelukannya dan menatap penasaran mendengar Helena mulai bicara dengan nada serius.
"Ada apa, ma ?" tanya Ana tidak sabar dan melihat itu Helena sengaja tidak langsung menjawab. Membuat Ana semakin penasaran.
"Mama." teriak Ana dengan manja ketika menyadari Helena sengaja mengerjainya.
"Nanti saja, biar papa yang sampaikan."
"Ah, mama." teriak Ana semakin frustasi karena penasaran.
Setelah selesai makan malam, Marcelino dan Helena memberi tahukan kepada Ana jika mereka akan segera kembali ke tanah air dan menatap di sana. Ana sangat bahagia mendengar hal itu. Sky dan Melvin juga sudah mengetahui tentang kepulangan Marcelino dan Helena.
*
Dua bulan kemudian.
Ana tersenyum lebar ketika kakinya kembali menginjak tanah air tercinta. Selama satu tahun pergi ke luar negeri membuatnya Ana sangat merindukan suasana di kota kelahirannya ini. Ia pun masih akan tinggal bersama Helena, meskipun sebenarnya ia ingin tinggal sendiri dan hidup mandiri, tapi Marcelino tidak mengizinkan. Apa lagi Helena yang tentu saja tidak setuju karena wanita itu sangat mengkhawatirkan keselamatan Ana jika tinggal sendiri.
Helena sudah meminta Sky pulang dan tinggal bersama di rumah keluarga Hendrawan, tapi Sky yang tidak suka dengan keberadaan adik angkatnya itu sengaja menyibukkan diri di rumah sakit dan baru pulang setelah hampir pukul sepuluh malam. Sky sengaja untuk menghindari makan malam bersama di rumah. Malas melihat Cindy yang selalu mencari perhatiannya.
"Baru pulang, Al." sapa Helena yang masih duduk di ruang keluarga bersama dengan sang suami. Sengaja untuk menunggu putranya.
"Iya, ma." Sky mendudukkan tubuhnya. Melonggarkan simpulan dasi di kerah kemejanya.
"Apa besok kau sibuk ?" tanya Helena yang sedang memikirkan sesuatu di kepalanya.
"Tidak juga. Ada apa ma ?"
"Jika tidak ada kesibukan, mama ingin kau mengantarkan Ana pergi ke makam orang tuanya besok pagi."
"Maaf, ma. Aku tidak bisa." Sky menolak dengan cepat. Ia tahu mamanya sengaja ingin mendekatkan ia dengan wanita itu. Wanita genit yang selalu ingin menggodanya. Jujur saja Sky sangat tidak suka dengan sosok Cindy.
Sky yang terlalu cuek tidak menyadari jika Helena tadi menyebut nama Ana bukan Cindy.
"Mama minta supir saja yang mengantarkannya. Lagi pula dia sudah dewasa. Tidak perlu di temani." kemudian Sky bangkit dari duduknya setelah mengatakan itu. Sebaiknya ia cepat pergi meninggalkan pembicaraan yang sangat ia benci.
Ana yang berada di balik tembok tidak sengaja mendengar pembicaraan itu. Mendengar penolakan dari Sky, Ana tahu jika ia tidak di sukai oleh putra orang tua angkatnya. Ana kemudian bergegas kembali ke kamarnya. Ia akan menganggap seolah-olah tidak pernah mendengarkan apa pun malam ini. Meskipun hatinya sudah terlanjur sedih.
"Jangan terlalu memaksa Al, ma. Nanti dia tidak mau pulang ke sini lagi, bagaimana ?" Marcelino mengingatkan.
Helena menghela napasnya. Karena begitu ingin menjodohkan Ana dan Sky, Helena terkadang lupa dengan sifat putranya itu yang tidak suka di paksa dan di jodohkan.