Kanayah memeluk lututnya serta mengigit lengannya. Gadis itu tengah menahan tangisnya. Terlihat sebuah alat tes kehamilan dengan dua garis merah ia genggam dengan gemetaran. Kanayah hamil, dan lebih parahnya lagi benih dalam rahimnya itu adalah milik Jacob Garadha, putra sulung dari Keluarga Garadha yang saat ini telah memiliki tunangangan.
Kanayah menangisi dirinya yang begitu memiliki nasib mengenaskan. Hidup sebagai yatim piatu, dengan memiliki kelebihan wajah cantik bak dewi serta tubuh indah nyatanya tidak membuat hidup Kanayah beruntung. Karena kecantikannya itu Kanayah harus mengalami diskriminasi oleh warga desa dan difitnah sebagai penggoda hingga diusir dari desanya.
berharap di kota akan menemukan kebahagiaan namun nyatanya Kanayah justru harus merelakan harta wanitanya yang berharga di renggut paksa oleh Jacob Garadha.
Lalu akankah Jacob Garadha mau bertanggung jawab akan kehamilan Kanayah?
Dan bisakah hidup Kanayah berubah serta hidup bahagia? simak kisahnya di novel ini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Duyung Indahyani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 23
"Bisakah Kamu menjaga dirimu hah! Kamu ini wanita beristri bukan lagi wanita yang single bisa-bisanya dekat dengan sembarangan pria, "bentak Jacob.
"Maaf Mas, tadi Kak Mark..."
"Kak? kamu panggil dia Kak? Dia itu adik iparmu bukan kakak atau apalah itu."
"Maaf mas, "ucap Kanaya pelan.
Brak
Suara benturan gelas dan teko beling pada kerasnya lantai memekakan telinga. pecahan dua bebda itu berantakan di atas lantai, Kanaya yang sangat takut berjalan mundur hingga tubuhnya terpentok pada dinding. Wanita itu sangat takut melihat kemarahan Jacob. Pria itu baru saja membuat gelas dan teko kaca yang ada di atas meja terjatuh dan pecah berkeping -keping, bola mata pria itu tampak sangat merah dengan deru napas kasar.
"Aww, Mas sakit. "
Kanaya merintih kesakitan, karena cengkraman keras pada pergelangan tangannya oleh Jacob. Pria itu menatap penuh amarah pada Kanaya.
"Kamu itu sudah beristri. Jangan jadi murahan hah, "bentaknya.
"Mas hiks, sakit mas. "Kanaya mulai menangis karena pergelangan tangannya terasa sangat sakit.
"Akhhh. "
Jacob yang terasadar telah menyakiti Kanaya, berteriak dan melepaskan cengkaramannya kemudian berlalu begitu saja meninggalkan Kanaya. Bahkan Jacob tak mengindahkan jika lantai masih banyak pecahan gelas dan tetap menginjakkan kakinya disana membuat kaki pria itu tertusuk oleh pecahan gelas dan meninggalkan bekas merah dilantai kamar tersebut.
Sementara itu Kanaya yang masih syok dengan perbuatan Jacob, tubuhnya luruh dan bersandar pada dinding dengan tatapan menatap jejak darah kaki Jacob. Kemarahan Jacob sangat mengerikan baginya hingga membuat Kanaya sangat ketakutan olehnya. Tangan Kanaya memegang pergelangan tangannya yang beberapa waktu lalu dicengkram kuat oleh Jacob, bekas merah masih sangat jelas bahkan rasa perih serta panas masih ia rasakan.
Sampai ketika Nyonya Celine dab Mbok Ira memasuki kamar tersebut dan mendapati keadaan kamar yang berantakan serta Kanaya yang lemas dan bersandar di dinding.
"Kanaya, "pekik Nyonya Celline
Nyonya Celline tidak sendirian, ia ditemani oleh Mbok Ira. Keduanya melangkah dengan hati-hati menghindari pecahan gelas itu, setelah sampai di sisi Kanaya barulah Nyonya Celline membantu Kanaya bangun dan memapahnya duduk di kasur.
"Diisini dulu ya, biar Mbok Ira membereskan semua ini, "ucap Nyonya Celline yang mendapat anggukan dari Kanaya.
"Mbok bisakan beresin semua ini, "pinta Nyonya Celline padanya.
"Baik Nya."
Dipungutnya seluruh pecahan gelas dan teko oleh Mbok Ira, wanita itu juga mengepel membersihkan noda darah jejak kaki Jacob yang ada disana. Sementara Kanaya hanya terdiam melihat apa yang dilakukan oleh Mbok Ira hingga kamarnya kembali bersih dan rapi. Sementara Nyonya Celline masih setia duduk disamping Kanaya. Istri dari Tuan Garadha itu merasa bersalah pada menantunya karena belum memberitahu mengenai kondisi Jacob yang mengalami IED (Intemittent Explosive Disorder) Sebuah kondisi dimana pasiennya akan mengalami emosi meledak karena situasi yang menyinggungnya.
"Maafin putra Mama ya Naya,"ujar Nyonya Celline.
Kanaya tak menjawab hanya diam dengan pikirannya yang melayang. Merasa jika Kanaya tak meresponnya, Nyonya Celline menarik bahu Kanaya agar mau mendengarkan ucapannya.
"Ada satu hal yang ingin Mama ceritakan sama Naya, bisakan Kanaya dengarin Mama, "pinta Nyonya Celline mendapat anggukan dari menantunya itu.
Nyonya Celline pun mulai menceritakan masa kecil Jacob yang pernah menjadi korban penculikan. Sebagai pewaris Garadha Group tentu banyak musuh bisnis Tuan Garadha yang ingin mencelakai Jacob. Nyonya Celline menceritakan jika hampir dua minggu lamanya Jacob di culik, saat itu Tuan Garadha sudah mengerahkan segala tenaga untuk mencari keberadaan Jacob. Sampai akhirnya entah bagaimana caranya Jacob bisa kabur dari sekapan mereka. Namun entah apa saja yang sudah menimpah pada Jacob kecil saat penculikan tersebut sampai Jacob mengalami trauma mendalam. Dan rasa trauma itu menyebabkan Jacob depresi hingga tidak bisa mengontrol emosinya. Nyonya Celline juga mengatakan jika putra sulungnya itu sudah konsultasi pada psikiater dan dinyatakan mulai membaik, namun sudah lama Nyonya Celline tidak tahu apakah putranya itu masih sering mendatangi psikiater apa belum, karena selama ini Jacob terlihat baik-baik saja. Dan tidak ada pertanda jika IED pria itu akan kambuh.
"Apa dia membuatmu luka? "tanya Nyonya Celline.
Kanaya menunjukkan pergelangan tangannya pada sang mertua dan tentunya hal itu membuat Nyonya Celline tercengang.
"Ini pasti sakit, maafkan dia ya Sayang, "ujar Nyonya Celline mengelus pergelangan tangan Kanaya.
"Ma, apa ada cara untuk menyembuhkannya? "tanya Kanaya.
"Ada tentu saja ada Naya, sekarang kamu istirahat saja ya di kamar. Untuk sarapan biar pelayan yang mengantarkan kesini, Mama minta Kamu jangan terlalu menjadikan peristiwa tadi sebagai beban pikiranmu. Sekali lagi maafkan Jacob ya nak, "ujar Nyonya Celline seraya membantu membaringkan tubuh Kanaya.
"Istirahatlah, Mama keluar dulu ya."
***
TBC
