NovelToon NovelToon
ISTRI UNTUK PAMAN ADRAS

ISTRI UNTUK PAMAN ADRAS

Status: tamat
Genre:Pernikahan Kilat / Tamat
Popularitas:1M
Nilai: 4.9
Nama Author: Henny

Demi tetap bertahan di universitas idolanya, dan demi terbebas dari penderitaan akibat kekejaman paman dan bibinya, Jelena nekat menerima permintaan dari dua orang kakak beradik yang ingin mencarikan jodoh bagi paman mereka yang bernama Adras Rianto Permana, seorang pilot yang dingin dan dianggap sebagai penyuka sejenis di kalangan teman-temannya.

Jelena pun bekerja sama dengan kedua gadis itu, untuk menjebak Adras dan membuatnya harus menikahi Jelena. Namun kenyataan yang harus Jelena hadapi saat menikah adalah, bukan hanya sikap dingin Adras, melainkan juga kekejaman sepasang suami istri, paman dari Adras yang ingin menguasai harta lelaki itu. Jelena ingin pergi dan mengahiri pernikahannya, namun ia kembali saat menyadari bahwa ada sesuatu yang mulai mengusik hatinya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Henny, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Mencari

Entah sudah berapa kali ponsel Adras berbunyi dengan nama Mike dan Adam yang saling bergantian memanggilnya. Namun Adras sama sekali tak mau mengangkatnya. Tujuannya hanya satu. Ia harus segera membawa kedua ponakannya pulang dari tempat Surya.

Adras menghentikan mobilnya di depan sebuah klinik tempat praktek Surya. Ia segera turun dan masuk ke dalamnya.

"Eh, pak masih ada pasien di dalam." ujar perawat yang berjaga di bagian pendaftaran.

Adras tak peduli. Ia langsung menerobos masuk dan melihat kalau Surya sedang menuliskan resep untuk pasiennya yang adalah seorang wanita berusia sekitar 50an.

Surya menahan senyumnya. Ia menyelesaikan tugasnya memberikan resep itu pada sang pasien.

"Semoga cepat sembuh ya, Bu."

"Terima kasih dokter." ibu itu pamit dan sempat menengok ke arah Adras yang masih menggunakan seragam pilotnya.

"Anda sakit tuan pilot?" tanya Surya dengan senyum meremehkannya.

"Di mana kedua ponakanku?" tanya Adras dengan nada dingin.

"Aku bukan paman mereka jadi jangan tanyakan padaku."

"Jangan main-main dengan aku brengsek! kamu pasti tahu kalau mereka pergi dari rumah bersama Jelena. Aku melihat postingan mereka tadi siang saat makan denganmu."

"Oh, jadi mereka sudah meninggalkanmu? Pantas saja Jelena mau saat ku ajak untuk makan siang. Walaupun harus ditemani oleh Santi dan Sofia, sih."

"Aku tak mau basa basi denganmu, katakan dimana mereka?"

"Aku tak tahu, Adras. Aku hanya mengajak Nana makan siang dan dia mengatakan kalau dia mau asalkan bersama Sofia dan Santi. Aku pikir tentu saja itu adalah hal yang menyenangkan saat bisa makan siang dengan 3 gadis cantik."

"Aku tidak main-main, Surya."

"Aku tidak sedang mempermainkan dirimu. Aku hanya mengatakan yang sebenernya. Namun, jika benar ketiga gadis cantik itu sudah kabur darimu, bolehkah aku mengejar Nana alias Jelena?"

"Kampungan kamu, Surya!" Adras meninggalkan ruang praktek Surya. Hatinya panas. Apalagi saat mendengar Surya menyebut nama Jelena dengan kata Nana. Seolah-olah ia sudah sangat akrab dengan Jelena.

Masa bodoh dengan Jelena! Aku hanya ingin menjauhkan kedua ponakanku dari pria seperti Surya.

Adras menghubungi nomor Sant. Namun gadis itu tak mengangkatnya. Ia sekarang menghubungi nomor Sofia, dan Sofia menerimanya.

"Ada apa uncle?" tanya Sofia terdengar dingin.

"Di mana kalian? Uncle akan menjemputmu dan Santi."

"Tidak mau! Bukankah Uncle sudah mengusir kami?"

"Aku tak mengusir kalian, hanya Jelena."

"Mengusir aunty Nana berarti juga mengusir kami."

"Sofia, cukup main-mainnya! Katakan saja kalian di mana dan uncle akan menjemput kalian!"

"Kami akan pulang kalau aunty Nana juga bisa pulang."

"Aku akan menceraikan dia."

"Kalau begitu jangan mengharapkan kami untuk pulang." Sofia langsung memutuskan sambungan telepon.

"Ah....!" Adras dengan kesal memukul stir mobilnya. Ia kesal dengan sikap pembangkang Sofia. Ia takut kalau Jelena yang membuat kedua gadis itu bersikap keras kepala seperti ini. Adras pun menelepon pihak bank dan membekukan rekening Sofia dan Santi.

**********

"Ada apa sayang?" tanya Agung yang melihat Sofia menjadi bingung saat akan membayar belanjaannya di sebuah minimarket dekat apartemen.

"Semua kartuku tak bisa lagi digunakan. Kenapa ya?"

"Pakai punyaku, saja." Agung langsung mengambil dompetnya dan mengeluarkan kartunya.

"Nggak, ah."

"Sayang, pakai dulu punyaku. Lagi pula belanjaan mu nggak banyak, kok."

Sofia terlihat tak enak. Namun ia tak punya uang lagi di dompetnya. Ia pun menerima kartu milik Agung lalu membayar belanjaannya.

Saat mereka tiba di apartemen, Santi hanya sendiri. Ia sementara mengerjakan PR nya.

"Aunty kemana?"

"Katanya ada panggilan kerja. Aunty pergi untuk diwawancara." jawab Santi.

"Kasihan jika aunty harus kerja. Pada hal dia istri Adras Permana. Oh ya, ketiga kartu milikku nggak bisa digunakan lagi."

"Punya ku juga. Tadi aku sudah telepon pihak bank. Katanya rekening kita dibekukan."

"Ini pasti perbuatan uncle. Aku telepon paman Rian dulu." Sofia menghubungi pengacara mereka.

"Soal keuangan kalian, jika dibekukan oleh pak Adras, paman nggak bisa melakukan apa-apa. Dia punya kuasa untuk mengatur keuangan kalian sampai kalian berusia 21 tahun. Kalian ada dimana?"

"Di tempat yang aman, paman. Kami baik-baik saja."

"Kenapa nggak datang ke rumah paman?"

"Percuma. Uncle Adras pasti akan menemukan kami."

"Kalian mengalah saja. Biarkan Jelena dengan kehidupannya. Adras mengatakan kalau mereka bercerai maka Adras akan memberikan Jelena rumah dan uang bulanan yang cukup sampai ia selesai kuliah dan mendapatkan pekerjaan di salah satu cabang perusahaannya."

"Bukan masalah uang, paman. Tapi uncle Adras harus benar-benar sembuh. Dia sudah menyentuh Aunty Nana dan ternyata dia bisa berhubungan dengan perempuan."

Rian terdengar menarik napas panjang. "Nak, kalian sudah berusaha, sekarang biarkan saja Adras dengan pilihan hidupnya."

"Aku dan Santi akan terus berusaha sampai uncle benar-benar sembuh."

"Ya sudah. Di mana kalian, biar paman memberikan uang cash sama kalian."

"Besok saja aku menghubungi paman. Selamat malam." Sofia meletakan ponselnya. Ia menatap adiknya. "Belajar yang baik, ya? kakak juga akan mencari pekerjaan paruh waktu."

"Jangan! Aku masih bisa membiayai kehidupan kalian." ujar Agung.

"Agung, kita kan belum menikah. Bagaimana mungkin kamu akan membiayai kehidupan kami?"

"Sayang, tahun depan kontrakku akan selesai. Aku sudah bisa menikah. Dan aku serius ingin menikah denganmu."

Sofia menjadi tersipu.

"Cie....cie....." Santi meledek kakaknya. Sofia langsung melotot ke arah Agung membuat pria itu tersenyum dan langsung mengacak rambut kekasihnya.

"Aku serius dengan kamu, sayang." Kata Agung lalu segera menuju ke dapur dan menyiapkan makan malam untuk mereka.

********

Hari ini Adras akan ke sekolah Santi. Ia akan bicara dengan gadis itu. Namun ia mampir dulu di sebuah cafe untuk minum kopi. Tadi pagi saat minum kopi yang disiapkan Marlisa untuknya, Adras tak bisa menikmatinya. Ia merasa kopi itu sangat pahit. Apakah karena selama 3 bulan ini ia sudah terbiasa minum kopi yang disiapkan Jelena untuknya?

Adras menggelengkan kepalanya. Ia tak mungkin akan terbiasa dengan apa yang dibuat oleh gadis itu padanya. Adras justru merasa kalau ia membenci Jelena.

Setelah memarkir mobilnya di sebuah cafe, Adras turun sambil menggunakan kacamata hitamnya. Ia sedikit menjadi pusat perhatian saat memasuki cafe itu karena memang penampilannya yang menarik perhatian kaum hawa.

Adras memilih tempat duduk di sudut ruangan sambil menunggu pelayan yang akan melayaninya.

"Selamat pagi tuan. Anda mau pesan apa?"

Adras terkejut mendengar suara itu. Ia membuka kacamatanya dan menoleh ke samping.

Jelena pun nampak terkejut. Ia mendekap daftar menu ke dadanya. Entah kenapa jantungnya berdetak sangat cepat. Terbayang kembali peristiwa malam itu saat ia kehilangan kesuciannya.

"Aku pesan kopi hitam. Tanpa gula." Adras bicara sangat dingin. Seolah ia tak mengenal Jelena.

"Baik." Jelena pun langsung berlalu dari hadapan Adras. Gadis itu merasakan matanya menjadi panas. Hei...Jelena, kamu nggak mungkin menangis kan?

Jelena menyampaikan pesanan Adras pada pembuat kopi. Ia juga meminta temannya untuk menggantikan dia karena dia ingin ke toilet.

Ya Tuhan, kenapa aku harus menangis. Kenapa hatimu sakit melihat Adras sangat cuek dan seolah tak mengenaliku?

Jelena menghapus air matanya. Ia memilih berdiam cukup lama di toilet. Setelah itu dia keluar namun belum kembali ke ruang kerja. Ia mengintip dan melihat Adras masih ada di sana. Setelah ia melihat Adras pergi, Jelena pun akhirnya masuk kembali.

*********

Selesai kuliah, Jelena kembali ke cafe. Ia akan bekerja sampai jam 11 malam, menggantikan temannya yang tak bisa masuk karena sedang sakit.

Setelah menyelesaikan pekerjaannya, Jelena pun pulang. Namun alangkah terkejutnya dia saat melihat kalau ada Adras yang sedang menunggunya.

"Naik....!" kata Adras sambil membuka pintu mobilnya.

"Tidak!" tolak Jelena.

Adras terlihat kesal. Ia tadi ke sekolah Santi namun gadis itu ternyata tak masuk karena kelasnya sedang libur. Ia juga mencari Sofia di kampus namun entah mengapa Sofia sangat sulit ditemui. Makanya ia kembali ke cafe ini.

"Jelena, cukup sudah kamu mempermainkan aku. Jangan mempengaruhi Sofia dan Santi agar kamu bisa kembali ke rumah."

Plak!

Jelena dengan cepat menampar Adras. "Aku tidak pernah mempengaruhi Santi dan Sofia untuk bisa kembali ke rumahmu. Mereka saja yang tak mau pulang."

"Kalau begitu, antar aku ke tempat Santi dan Sofia berada."

Jelena diam sejenak. Jika dia membawa Adras, maka Agung pasti dalam masalah. Adras bisa melarang hubungan Sofia dan Agung.

"Bertanyalah pada mereka apakah aku bisa mengantarkan mu ke sana." ujar Jelena dan langsung menghentikan bis yang lewat.

"Jelena!" Adras menahan tangan Jelena. Ia menatap sang sopir bis. "Jalan pak!"

"Adras! Itu adalah bis terakhir yang lewat." Jelena menjadi kesal. Ia menarik tangannya dari genggaman Adras namun pria itu justru semakin kuat menahannya.

Entah kenapa Adras merasa tak nyaman saat Jelena manggilnya tanpa embel-embel 'mas'.

"Lepaskan, Adras! Jangan menyakiti perempuan."

Jelena dan Adras sama-sama menoleh ke arah sumber suara itu. Nampak Surya ada di sana. Bersandar pada mobil merahnya sambil melipat kedua tangannya di depan dada.

Adras menatap Surya dengan mata yang menyala. "Kamu selalu mau ikut campur." Adras membuka pintu mobilnya tanpa melepaskan tangan Jelena. Ia mendorong gadis itu untuk masuk ke dalam mobil lalu segera menutup pintu mobil itu. Jelena berusaha membuka pintu itu namun tak bisa. Adras pun masuk ke dalam mobil lalu menatap Surya dengan tatapan tajam. "Jangan campuri urusan ku lagi." Lalu ia langsung menjalankan mobilnya dengan kecepatan tinggi.

"Adras.....biarkan aku turun. Adras...!" teriak Jelena merasa ketakutan saat Adras bagaiman orang kesetanan saat mengendarai mobilnya. Namun Adras seperti tak mendengar. Ia terus menjalankan mobilnya sampai mereka tiba di rumah. Adras menarik Jelena turun dari mobil. Ia menyeret gadis itu sampai ke dalam rumah. Mereka menaiki tangga tanpa Adras memperdulikan teriakan Jelena yang memintanya untuk melepaskan dia.

Marlisa dan Jeff yang berusaha mencegah mereka pun justru terkena teriakan Adras yang meminta mereka untuk tak menganggu dirinya.

Adras menarik Jelena masuk dalam kamar. Ia segera menutup pintu kamar dari dalam lalu mendorong Jelena ke atas tempat tidur.

"Adras, kamu mau apa?" tanya Jelena saat melihat Adras yang membuka sabuk celananya.

"Kamu akan tahu siapa aku yang sebenarnya." kata Adras lalu mulai membuka kancing kemejanya.

*********

Oh em Ji....

Adras mau apa ya?

Dukung emak terus ya guys

1
erviana erastus
yaela adras sadar diri lu ..
erviana erastus
tak mungkin
erviana erastus
udahlah adras mundur aza jd pilot mendingan kamu urus perusahaan drpd ribut mulut ... anita ini gatal minta digaruk sama anto kekx 😂
erviana erastus
misi berhasil /Facepalm//Facepalm//Facepalm/
erviana erastus
yaela obat ..... ????? 😂
erviana erastus
plin plan lain dimulut lain dihati udah lah jelena jodohmu memang adras
erviana erastus
cinta gila ckckck
erviana erastus
cinta bilang boss
erviana erastus
ih bilang aza nafsu sama ketagihan 😂😂😂
Triana Oktafiani
keren sekali ceritanya 👍
Ana Supriyanto
mike
gia nasgia
Nggak papa cerita uncle dan Nana end karena mereka sdh sangat bahagia dgn ke empat anaknya 😍🥰🥰terimakasih kak Hen untuk semua karya mu, apalagi cerita bule si pemaksa dan Ben si Casanova karena Alurnya sdh di luar kepala, sebab sdh tamat beberapa kali🤭😘👍💪
gia nasgia
klau aku punya anak kembar 2 dan semuanya cowok yg sdh remaja 😍
gia nasgia
kepo dgn omongan Aerly🤭
gia nasgia
wets opa jeff nggak ada lobet nya🤭
gia nasgia
oppa jun gentleman juga
gia nasgia
Aku dulu pengen punya pasangan yg terpaut jauh dari usianya tapi nyatanya hanya terpaut 2 thn 🤭
gia nasgia
ciee uncle serasa ada kembang api yg meletup"😍🥰🥰🥰
gia nasgia
ujian uncle Adras ternyata nyesak juga 🥺🥺🥺
gia nasgia
Asli penuh dgn drama
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!