Bermain games memang sangat menyenangkan, terutama permainan truth or dare. Namun, bagaimana jika permainan itu justru menyebabkan kamu terperangkap dalam lembah cinta si mafia kejam?
Itulah yang dialami Quennara Azwa Walters, gadis cantik berusia 20 tahun yang merupakan putri dari Salman Walters, pimpinan Walters group yang dikenal hebat.
Queen harus menghadapi masalah besar, dimana dia menjadi incaran mafia kelas kakap yang tak lain ialah Bryce Jeevan Ivander, atau yang biasa orang kenal sebagai 'mister Jeevan'.
Semuanya terjadi akibat Queen mengikuti permainan truth or dare bersama teman-temannya, dia harus melakukan dare yakni mencium pria tampan di dalam cafe yang mana pria itu adalah Jeevan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon patrickgansuwu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 22. Permainan Tom
Jeevan masih bersikeras untuk mendapat jawaban dari Queen terkait pembicaraan nya dengan sang mama sebelum ini, Jeevan sangat penasaran dan ingin tahu apa yang dikatakan wanita itu.
Queen sendiri sudah mengalah dan memilih ingin mengatakan semuanya, ia tak mempunyai pilihan lain setelah Jeevan mengancam akan menyiksa dirinya perlahan-lahan jika ia tidak mau menceritakan yang sejujurnya.
Saat ini Queen masih berada dalam dekapan Jeevan, pria itu juga mengusap punggung nya perlahan sambil sesekali mengecupnya.
"Jadi bagaimana Queen? Kamu bicara apa sama mama saya tadi?" tanya Jeevan.
"Maaf Jev! Bukan maksud gue buat khianati lu, tapi nyokap lu yang maksa gue buat ngaku. Gue gak punya pilihan, soalnya nyokap lu terus maksa gue. Tolong lu jangan marah sama gue, gue terpaksa ngaku!" jelas Queen.
"Berarti benar dugaan saya, kamu sudah menceritakan semuanya pada mama saya? Lalu, apa reaksi mama saya setelah tahu kalau saya culik kamu?" tanya Jeevan.
"Gue sebenarnya gak bilang kalo lu culik gue, sampe sekarang nyokap lu belum tau soal itu. Ya walau tadi nyokap lu terus tebak-tebak begitu, tapi gue tetap ngelak," jawab Queen.
"Bagus! Jadi, apa saja yang kamu ceritakan ke mama saya tadi?" tanya Jeevan.
"Cuma soal kebohongan lu yang udah sewa orang buat jadi orang tua gue, dan juga soal lu paksa gue buat nikah sama lu," jawab Queen.
"Itu aja?" tanya Jeevan menelisik.
"Iya Jev, gue gak berani cerita banyak hal ke nyokap lu. Gue juga takut kali sama ancaman lu, nanti yang ada lu bisa perkosa gue dua puluh empat jam full lagi," jawab Queen.
"Bagus! Tapi, awas aja ya kalau kamu bohong sama saya! Saya pastikan hidup kamu akan lebih menderita dari ini Queen!" ujar Jeevan.
"Ya, lu bisa percaya sama gue. Mana mungkin gue bohong?" ucap Queen.
"Oke, kalo gitu sekarang kamu ikut saya ke kamar! Saya mau kasih hadiah buat kamu karena kamu ternyata masih setia sama saya," ucap Jeevan.
"Hadiah? Hadiah apa?" tanya Queen dengan sedikit bingung dan penasaran.
"Nanti kamu juga tau," jawab Jeevan.
"Lo gausah macam-macam deh! Gue tau akal bulus lu itu, pasti lu pengen berbuat mesum kan sama gue? Dengar ya, gue udah gak mau kayak gitu lagi! gue ini bukan la-cur!" sentak Queen.
"Pikiran kamu kok itu terus sih? Saya mau kasih hadiah yang lain buat kamu, udah yuk ikut aja sama saya!" paksa Jeevan sambil tersenyum.
Queen langsung menepis tangan Jeevan yang hendak menggenggamnya, bahkan ia juga menjauh dari lelaki itu karena tak mau diperlakukan seperti seorang pela-cur lagi.
"Gue gak mau ikut sama lu! Gue pengen keluar dari sini, tolong lu lepasin gue!" pinta Queen.
"Queen, saya sudah bersikap baik loh sama kamu. Kenapa sih kamu malah tolak saya? Padahal saya udah bilang, saya cuma mau kasih hadiah ke kamu karena kamu gak ceritain semuanya ke mama saya," ujar Jeevan.
"Gue gak percaya sama omongan lo! Gue tau yang ada di pikiran lu, karena lu itu cowok mesum!" ucap Queen kesal.
"Terserah kamu lah, intinya ayo kamu ikut sama aku!" Jeevan terus memaksanya.
Pria itu mencengkeram dan menahan kedua tangan Queen sehingga Queen tidak dapat melakukan perlawanan.
Jeevan pun membawa paksa Queen menuju kamarnya, ia sengaja melakukannya agar Queen bisa diamankan.
•
•
Sementara itu, Tom dan para teman Queen telah tiba di depan rumah Jeevan. Mereka masih berada di dalam mobil untuk menyusun strategi.
Tom terlihat tersenyum saat menatap satu persatu wajah gadis di dekatnya, sedangkan Aulia serta yang lain tampak sangat tegang kali ini.
"Kalian gak perlu tegang gitu, gue yakin kok kita pasti berhasil!" ucap Tom.
"Lo yakin Tom? Emang rencana lu apa?" tanya Aulia.
"Kalian bertiga masuk ke dalam lewat pintu samping, disitu penjagaannya kurang ketat jadi kalian bisa aman lewat situ. Dan gue bakal awasin kalian dari sini, karena gue udah retas semua cctv di dalam rumah ini," jelas Tom.
"Masa gitu sih Tom? Harusnya lu ikut dong sama kita ke dalam, gimana kalau kita ketahuan dan ketangkap? Siapa yang bakal tolongin kita Tom?" protes Aulia.
"Iya, lu jangan mau enaknya aja dong Tom!" sahut Lova.
"Loh mau enaknya gimana? Gue disini kan mantau kalian lewat cctv, jadi gue bisa kasih tau kalian kalau ada bahaya nanti," ucap Tom.
"Gimana caranya lu kasih tahu kita coba?" tanya Aulia.
"Pake alat komunikasi lah, gue kan udah kasih alatnya ke kalian tadi. Itu dipake buat dengerin info dari gue, ngerti gak kalian semua?" jawab Tom.
"Kita ngerti kok, tapi tetep aja lu curang. Harusnya lu yang masuk ke dalam, terus gue yang disini mantau keadaan," ucap Aulia.
"Emang lu ngerti soal IT? Kalau ada masalah nanti, apa lu bisa betulin?" tanya Tom.
"Eee hehe iya sih gak bisa," kekeh Aulia.
"Bener juga sih yang dibilang Tom, disini cuma dia yang paling ngerti. Udah lah guys kita nurut dan percaya aja sama dia, kita pasti bisa kok bebasin Queen dari dalam sana!" ucap Nina.
"Betul tuh kata Nina! Gue demen nih yang begini, emang cerdas!" puji Tom.
"Dih, jadi sebenarnya lu demen sama Dinda apa sama gue?" ujar Nina.
"Kalo bisa dua kenapa harus satu?" sarkas Tom.
"Hih najis!"
"Udah udah, ayolah guys kita gak punya banyak waktu! Semakin siang makin bahaya juga buat kita, jadi kita harus manfaatin waktu pagi ini!" ujar Lova.
"Nah iya tuh, buruan dah kalian pada turun sana!" timpal Tom.
"Oke, tapi jangan lupa ya lu pantau keadaan dan kasih tau kita kalo ada bahaya!" ujar Aulia.
"Santai aja Aulia! Lo gak percayaan banget kayaknya sama gue, apa kurangnya gue sih di mata lo?" ucap Tom.
"Ah banyak omong lu! Ayo guys kita turun, tapi sebelum itu kita sama-sama berdoa dulu supaya rencana kita kali ini berhasil!" ujar Aulia.
"Aamiin!" ucap mereka serentak.
Lalu, mereka pun memulai berdoa untuk diberi kelancaran dalam melaksanakan rencana pembebasan Queen dari dalam sana.
Setelahnya, barulah ketiga gadis itu turun dari mobil dengan sangat bersemangat dan antusias karena mereka ingin menyelamatkan Queen.
Tom mengeluarkan seringainya begitu Aulia dan yang lain masuk ke dalam rumah itu, ia mengambil ponselnya dan menghubungi sang bos.
📞"Halo bos! Sesuai rencana, mereka udah masuk perangkap. Sekarang gadis-gadis itu sedang menuju ke dalam, bos bisa lakukan apapun yang bos mau sama mereka!" ucap Tom.
📞"Maksudnya apa? Gadis-gadis siapa yang lu maksud??" Tom tersentak mendengarnya, itu bukanlah suara bosnya, melainkan Queen yang kebetulan mengangkat telpon itu.
...~Bersambung~...
...JANGAN LUPA LIKE+KOMEN YA GES YA!!!...
tapi si Fritzy apa mengenal Queen 🤔
SEMANGAT Thor 🤗
SEMANGAT Thor 🤗
SEMANGAT Thor 🤗
SEMANGAT Thor 🤗
SEMANGAT Thor 🤗