Bella Cintia?" Gumam Eric. Dia seolah tidak asing dengan nama itu. Bahkan ketika menyebutnya namanya saja membuat hati Eric berdesir menghangat.
"Kenapa harus designer ini?" Tanya Eric.
"Karena hanya dia yang cocok untuk mode produk kita pak."
"Apalagi yang kau ketahui tentang designer ini?" Tanya Eric kembali.
"Dia adalah salah satu designer terkenal di dunia. Dia sering berpindah dari negara satu ke negara lain. Karena dia memiliki cabang butiknya hampir di setiap negara yang dia tinggali. Namanya Bell's Boutique. Tapi untuk rumah mode utama nya, dia hanya memilikinya di negara ini. Nama rumah mode itu adalah Bellaric."
Eric terkesiap kala manager produksi itu menyebutkan kata Bellaric.
"Bellaric?"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon LidyaMin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Karena Semalam
Sesampainya di rumah, Eric langsung masuk ke kamarnya. Dia senyum-senyum sendiri kala mengingat kejadian di rumah Bella tadi. Dia menyentuh bibirnya, mengingat lagi dia mencium singa betina.
"Gue gak nyangka lo tomboy di luar tapi aslinya penakut." Eric terkekeh.
"Gue akan gunakan kesempatan ini untuk menjahili si singa betina." Gumamnya lagi.
Sementara Bella belum bisa memejamkan matanya. Padahal sudah hampir tengah malam, tapi matanya masih saja terjaga. Berkali-kali dia memejamkan matanya. Tapi saat mata terpejam, bayangan dia dan Eric berciuman muncul lagi.
"Haaaaaaiiiisssssshhh!! Kenapa jadi gini sih?" Ujar Bella frustasi.
"Kenapa jadi upil anoa yang dapat first kiss gue?" Bella membenamkan wajahnya di bantal sambil menggulingkan tubuhnya kesana kemari di tempat tidur. Membuat sprei tempat tidurnya tidak rapi lagi.
"Pasti si upil anoa itu seneng banget ledekin gue besok." Bella menjambak rambutnya sendiri.
"Mending besok gue ijin kagak masuk aja dengan alasan sakit. Gue malas ketemu si upil anoa." Tiba-tiba saja Bella mendapatkan ide cemerlang di otaknya. Setelah yakin dengan keputusannya, Bella akhirnya memilih tidur saja.
***
Eric rasanya sangat bersemangat pagi ini ke sekolah. Dia tidak sabar ingin bertemu Bella si singa betina. Dia sudah mempersiapkan berbagai macam hal untuk menjahili Bella hari ini. Selesai sarapan Eric pamit pada keluarganya dan bergegas pergi ke sekolah.
"Tumben itu anak semangat ke sekolahnya." Ujar Eno yang baru datang bergabung di meja makan.
"Jatuh cinta kali." Ujar Edo sembarang sambil menikmati sarapannya.
Di lain tempat Bella justru uring-uringan di tempat tidur. Mendengar bunyi ketukan
Pintu kamarnya, dengan malas Bella bangun dan membuka pintu kamarnya lalu kembali lagi berbaring di tempat tidur.
"Lho kamu gak sekolah?" Tanya mamahnya heran. Karena sudah setengah 7 Bella belum siap.
"Bella malas masuk sekolah. Lagi gak enak badan." Jawab Bella malas.
Mamahnya mendekat dan menyentuh dahi Bella. Sesaat kemudian mamahnya mengernyitkan dahinya "Gak panas koq. Sakit di mananya?" Tanya mamahnya heran.
"Di hati mah." Suara tawa mamahnya membuat Bella cemberut.
"Kamu ini ada-ada aja. Ya sudah kalau kamu ga mau sekolah hari ini. Kamu di rumah aja jangan kemana-mana. Mamah sudah siapin sarapan. Mamah berangkat kerja dulu." Mamah Bella mengecup puncak kepala Bella dan berlalu pergi.
"Iya mah."
Bella mengambil ponselnya dan mengirim pesan untuk seseorang.
Bella
Sil, gue gak sekolah hari ini
**Sisil**
Kenapa lo gak sekolah?
Bella
Bilang aja gue sakit.
***
Eric terlihat gelisah. Duduknya gak bisa
diam. Matanya sekali-kali melihat arah pintu kelas. Tapi yang dia harapkan belum muncul juga. David menyenggol lengan Eric.
"Lo kenapa? Dari tadi gue perhatiin lo kaya nunggu seseorang." Ujar David penasaran.
"Kata siapa? Perasaan lo doang." Jawab Eric asal.
Hingga bel masuk berbunyi, Bella tidak datang. Eric bingung karena tidak seperti biasanya Bella tidak turun sekolah. Karena dia tahu gadis itu tidak pernah absen sekolah. Hari ini adalah pertama kalinya Bella absen.
"Apa karena semalam ya?" Tanya Eric dalam hati.
Sapaan selamat pagi dari guru matematika yang masuk kelas mereka, membuat Eric terkesiap. Bu Lastri mengabsen siswanya satu persatu. Tiba giliran Bella, Eric menajamkan pendengarannya.
"Bella Cintia" Bu Lastri menyebutkan nama Bella sambil mencari keberadaan siswinya tersebut.
"Sakit Bu." Ucap Sisil sambil mengangkat tangannya.
Eric mengerjapkan matanya saat mendengar kalau Bella sakit. Ini aneh, pikir Eric.
.
.
.
Daniel, David, Ardi, dan Eric sudah berada di kantin. Daniel memperhatikan Eric yang kelihatannya tidak semangat. Pandangannya kosong. Kadang dia pegang ponselnya, habis itu dia lepas lagi.
Daniel menyenggol lengan David yang duduk tepat di sebelahnya. David menolehkan kepalanya melihat Daniel. Daniel menunjuk Eric dengan dagunya. Hanya di balas David dengan mengangkat kedua bahunya, tanda dia pun tidak tahu Eric kenapa.
Ardi menepuk bahu Eric, membuat Eric memberikan tatapan kesalnya pada Ardi.
"Melamun aja lo dari tadi."
"Mikirin apa sih?" Tanya Ardi.
"Bukan urusan lo." Jawab Eric.
"Eh tumben musuh lo absen hari ini. Bisa sakit juga dia." Kekeh Daniel.
"Ya mana gue tau. Emang gue pacarnya." Ujar Eric.
"Sekarang sih belum. Tapi nanti bakal jadian." Ucap David menggoda Eric dengan senyuman khasnya.
Eric menanggapinya dengan diam walau sebenarnya dia tersenyum dalam hati mengingat kejadian semalam. Dia jadi penasaran Bella sedang sakit apa. Sejak kejadian semalam, pikiran Eric terus memikirkan Bella.
"Gak mungkin gue suka dia gara-gara semalam." Batin Eric.
"Ssstttt..lo lihat cewe rambut kepang dua yang barusan masuk kantin." Ujar Ardi.
Sontak ketiganya mengalihkan pandangannya pada cewe yang di maksud Ardi.
"Kenapa dengan si culun?" Tanya Daniel.
"Kita buat taruhan buat dapetin itu cewe." Ucap Ardi semangat.
"Gak ada cewe lain apa." Eric menimpali.
"Justru itu tantangannya." Ujar Ardi sambil tersenyum licik.
"Dapat apa nih kalau menang taruhan?" Suara David menyapa telinga mereka bertiga sambil melipat tangannya di meja.
"Kalau menang, bakal dapat mobil terbaru gue. Tapi kalau kalah, gue minta di beliin motor sport terbaru dari lo semua." Ujar Ardi.
"Deal." Ucap mereka bertiga kompak.
"Aturan mainnya gimana?"
"Gampang. Tinggal kocok nama kita berempat. nama yang keluar lebih dulu, berarti dia yang bakal menjalani taruhannya. Gimana?"
"Ok. Gue setuju."
"Bentar gue ke Mang Kokom dulu." Ardi beranjak dari tempat duduknya dan menghampiri Mang Kokom.
"Mang, minta kertas sama pinjam pulpen bentar." Setelah dapat pulpen dan kertas, Ardi menulis nama mereka, merobek rapi kertas yang ada namanya, lalu menggulungnya.
Kemudian dia masukkan ke dalam gelas kosong. Menggoyang-goyang gelas itu kesana kemari. Lalu dengan sangat hati-hati dia menjatuhkan satu gulungan kertas di atas meja. Dengan tersenyum lebar Ardi membuka gulungan kertas itu perlahan dan memperlihatkan nama siapa yang tertulis di sana.
Eric dan David bersorak gembira karena bukan nama mereka. Tapi berbeda dengan Daniel. Mukanya seketika berubah seperti tidak menerimanya.
"Kenapa harus nama gue sih?" Ucap Daniel kesal.
"Sesuai kesepakatan lo harus jalanin tantangan dari kita bro." Ujar Ardi sambil tersenyum.
"Tantangannya apa?"
"Pertama lo harus cium dia di depan kita bertiga. Lebih baik lagi kalau di depan anak-anak lain. Kedua, lo harus bisa buat dia jatuh cinta sama lo. Kita kasih waktu sebulan buat lo." Ujar Ardi mantap.
"Selamat bertugas bro." Ujar David kemudian ber tos ria dengan Eric dan di akhiri dengan tertawa.
Daniel hanya mendesah pasrah dengan nasibnya. Gimana caranya gue deketin itu cewe, pikir Daniel.
"Tantangan lo di mulai dari besok." Ardi menambahkan dan di setujui oleh Eric dan David.
Mereka berempat kembali ke kelas. Saat Eric masuk ke dalam kelasnya, tidak sengaja matanya melihat bangku kosong milik Bella di pojok kelasnya. Dia mengambil ponsel dari saku bajunya, lalu mencari nama singa betina di kontaknya dan mengirim pesan padanya.
Eric
Lo sakit apaan? Jangan bilang karena semalam lo gak masuk.
**Singa Betina**🦁
Jangan Ge eR Lo!!
Eric
Apa perlu gue ke rumah Lo?
Singa Betina🦁
Ngapain elo ke rumah gue? Gue gak terima tamu!
Eric
Supaya elo cepat sembuh
**Singa Betina**🦁
Gue udah minum obat
Eric
Gue punya obat lebih manjur dari obat yang lo punya. Gue jamin lo bakal ketagihan
**Singa Betina**🦁
Apaan? GaJe lo
Eric
Ciuman gue😂😂😂
Eric senyum sendiri saat bertukar pesan dengan Bella. Setelah tidak mendapatkan balasan dari Bella dia menyimpan ponselnya kembali ke dalam tas.