Kesucian Yang Ternoda

Alvin yang baru pulang kerja, dia melihat istrinya yang sedang duduk di ruang keluarga sambil memainkan ponselnya.

Cantika yang menyadari kedatangan suaminya, dia menyapanya dan memintaanya untuk ikut duduk bersamanya.

''Mas, sudah pulang?'' Cantika tampak tersenyum menetap kedatangan suaminya. ''Sini duduk dulu!'' pintanya.

Alvin menghentikan langkahnya. Tadinya dia akan langsung pergi ke kamar.

''Ada apa?'' tanya Alvin.

''Sini dulu, aku mau berbicara sama Mas Alvin.''

Dengan malas Alvin menuruti permintaan istrinya. Dia duduk di sofa depan istrinya.

''Nih tadi aku lihat-lihat kereta bayi di toko online. Ini termasuk prodak bagus loh, kita beli ya.'' Cantika berusaha membujuk suaminya untuk membeli kereta bayi pilihannya.

''Mana lihat!'' pintanya.

Cantika memperlihatkan layar ponselnya kepada suaminya. Alvin terbelalak melihat nominal harga yang begitu fantastis. Hanya sekedar kereta bayi saja harganya seratus juta.

''Beli saja sendiri, aku tidak mau mengeluarkan uang untuk membeli barang semahal itu. Lagian itu hanya kereta bayi loh. Bayi lain pakai kereta bayi harga murah juga masih aman-aman saja," kata Alvin.

"Anak kita itu anak orang kaya, jadi aku mau kita beli barang-barang yang bermerek,'' ucap Cantika.

''Aku tidak mengerti cara berpikirmu, Canti. Terserah kamu mau melakukan apa pun. Namun yang pasti aku tidak akan mengeluarkan uang sebanyak itu hanya untuk membeli kereta bayi,'' Alvin beranjak dari duduknya, lalu pergi dari sana.

'Sekarang Mas Alvin jadi pelit ngeluarain uang buat istri saja tidak mau. Padahal hanya seratus juta,' gumam Cantika.

Alvin yang sudah berada di dalam kamar, dia melepas satu persatu pakaian yang melekat di tubuhnya. Lalu dia pergi ke kamar mandi. Alvin mengisi bathtub dengan air hangat, lalu dia masuk ke dalam bathtub itu dan berendam.

Setelah selesai mandi, Alvin pergi ke ruang makan. Ternyata tidak ada apa-apa disana. Isi kulkas juga kosong. Alvin menghampiri istrinya yang sedang duduk bersantai.

''Canti, kenapa kulkas masih kosong? Terus di atas meja makan juga tidak ada apa-apa.''

''Oh iya tadi siang Bibi pamit pulang ke kampung. mendadak sekali pulangnya juga. Katanya anaknya sedang sakit. Jadi tidak ada yang masak dan belanja,'' ucap Cantika.

''Baiklah kalau begitu biar aku saja yang belanja,'' Alvin hendak kembali ke kamar untuk mengambil kunci mobil, namun istrinya berbicara kepadanya sehingga dia menghentikan langkahnya.

''Mas, aku ikut ya,''  ucaap Cantika.

''Maaf, Canti. Tapi lebih baik kamu di rumah saja,'' ucap Alvin.

''Kenapa Mas Alvin melarangku ikut? Baiklah, aku akan mengadu ke papah kalau Mas Alvin tidak mau pergi bareng aku.''

''Ayo pergi!'' terpaksa Alvin membiarkan istrinya pergi bersamanya, Padahal dia sedang malas untuk pergi bersama istrinya.

Alvin dan Cantika sudah sampai di swalayan. Mereka belanja kebutuhan pokok untuk persediaan di rumah. Tak sengaja mereka bertemu dengan rekan bisnis Alvin di swalayan itu.

''Wah Pak Alvin memang suami yang perhatian. Sampai belanja kebutuhan pokok segala,'' ucap seorang rekan bisnis Alvin yang kebetulan menemani istrinya belanja.

''Iya nih saya sengaja belanja, karena pembantu di rumah sedang cuti,'' ucap Alvin.

Cantika yang berada di dekat suaminya, dia langsung saja menggandeng tangan suaminya. Seolah-olah memperlihatkan kemesraan.

''Wah kalian berdua ini memang pasangan yang cocok dan sangat serasi sekali,'' pujinya.

''Pak Rey dan istri juga serasi,'' Alvin juga memuji rekan bisnisnya.

''Kami memang selalu serasi. Sudah dulu ya, kami mau pergi dulu,'' ucapnya.

Setelah rekan bisnisnya pergi, Alvin langsung melepaskan tangannya yang di pegang oleh istrinya.

Akhirnya Alvin sudah selesai belanja. Sekarang dia dan istrinya sudah berada di dalam mobil dan hendak pulang.

Setelah cukup lama di perjalanan, mereka sampai juga di rumah.

Alvin melangkah memasuki rumah sambil menenteng keresek belanjaannya. Dia langsung pergi ke dapur dan menata barang belanjaannya itu. Sedangkan Cantika langsung pergi ke kamar.

Alvin sudah selesai menata semua barang belanjaannya. Alvin berpikiran jika istrinya tidak mungkin mau memasak walaupun banyak bahan pokok.

'Sebaiknya aku go food saja untuk Cantika, sedangkan untukku nanti biar aku pergi ke apartemen saja. Aku minta Mala memasak untukku,' batin Alvin.

Alvin mengambil ponselnya yang ada di atas meja makan. Lalu dia mulai memesan makanan untuk istrinya. Dia memilih untuk duduk bersantai sambil menunggu pesanannya datang.

Dua puluh menit kemudian, Alvin mendengar ada yang mengetuk pintu rumahnya. Lalu dia pergi untuk membukakan pintu rumahnya. Ternyata pesanannya sudah datang. Setelah membayar dia menaruh pesanannya itu ke atas meja makan. Lalu dia pergi ke kamar.

Alvin yang sudah berada di dalam kamar, dia melihat istrinya yang sedang duduk bersantai sambil memainkan ponselnya.

''Canti, itu barusan aku pesan go food, ada nasi sama ayam bakar tuh, cepat kamu makan!'' ucap Alvin kepada istrinya.

"Nanti saja makan bersama-sama saja, Mas.'' ucap Cantika.

''Tapi aku hanya membelinya satu porsi, dan itu untuk kamu.''

''Memangnya kenapa tidak pesan dua? Memangnya Mas Alvin tidak lapar?''

''Belum lapar, dan itu urusan nanti.''

Setelah selesai berbicara dengan istrinya, kini Alvin berpamitan untuk pergi.

''Aku pergi keluar sebentar, mau ngopi di kafe.'' ucap Alvin berbohong.

''Aku ikut ya,'' Cantika tampak merengek.

''Jangan! Nanti malah kecapean. Lagian kamu pasti cape, karena kita baru juga pulang.''

''Baiklah,'' Cantika menurut kepada suaminya.

Alvin langsung saja pergi menuju ke apartemen miliknya. Di perjalanan dia menelepon Nirmala dan memintanya untuk memasak. Dia juga mengatakan jika saat ini berada di perjalanan menuju ke apartemen. Setelah menelepon Nirmala, kini Alvin kembali fokus mengemudi.

Sesampainya di apartemen, dia langsung saja masuk tanpa permisi. Alvin menghirup aroma harum dari arah dapur. Dia langsung saja pergi ke dapur untuk melihatnya. Ternyata Nirmala sedang memasak.

''Mala, sedang masak apa?'' tanya Alvin, dari arah belakang.

''Aku masak soto nih. Semoga saja Kak Alvin suka.''

''Pasti suka dong, apalagi baunya sangat harum sekali. Nanti kalau sudah matanag, panggil aku ya. Aku ke depan dulu,'' pintanya.

''Baik, Kak.''

Alvin pergi ke ruang tamu dan duduk disana.

Beberapa menit kemudian Nirmala menghampiri Alvin. Kebetulan dia sudah selesai memasak soto.

''Kak Alvin, itu sotonya sudah matang,'' ucap Nirmala.

''Ayo kita makan sama-sama!'' ajaknya.

''Kak Alvin duluan saja. Mala nanti saja belakangan.''

''Makan sama-sama saja yuk!'' Alvin mendekati Nirmala yang sedang berdiri, lalu dia meraih tangannya dan menggandengnya menuju ke ruang  makan.

Alvin juga menyuruh Nirmala untuk duduk di kursi depan meja makan. Nirmala awalnya menolak, namun akhirnya dia menerimanya karena Alvin terus memaksa.

Alvin mencicipi soto buatan Nirmala. Ternyata rasanya sangat enak.

"Mala, ini enak sekali loh. Ayo kamu makan juga."

"Iya, Kak. Syukur deh kalau kakak suka."

"Setiap hari kamu harus masak ya. Nanti setiap hari saya mampir kesini."

"Mau tiga kali sehari atau sekali saja?"

"Sekali saja. Kamu masak untuk makan siang saja."

"Baik, Kak.