Aisyah seorang gadis lembut nan ramah, dihadapkan pada kenyataan harus menikah di umur yang sangat muda. Ia terpaksa menerima lamaran dari seorang pemuda yang katanya, hanya dialah seorang pemuda yang bisa menerima dirinya apa adanya.
Padahal kenyataannya berbanding terbalik seperti yang dikatakan oleh pemuda itu.
Aisyah terlahir dari seorang wanita yang mengalami gangguan jiwa. Ia dilahirkan oleh seorang ibu yang penyakitnya tiba tiba saja kambuh, jika ada orang yang menyebutnya sebagai wanita pembawa sial.
Aisyah mengalami ketidak Adilan ketika ia masih kecil sampai ia tumbuh remaja. Belum kering luka lama yang digoreskan karena ia terlahir dari seorang wanita gangguan jiwa, kini ia dihadapkan pada kenyataan, jika dirinya harus menyandang status janda diumurnya yang masih sangat muda.
Pernikahan nya harus kandas tepat dua hari pernikahan nya.
Inilah kisahnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Melisa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mertua
Setelah ijab qobul selesai, saatnya untuk sungkeman pada kedua orang tua nya. Rani dan Fatih mendekati kedua orang tua Fatih.
Mereka berdua satu persatu bersimpuh di pangkuan keduanya.
''Ma... Fatih mohon doa restunya ya.. doakan Fatih agar selalu bahagia dalam menjalani pernikahan ini.. Fatih juga meminta sama Mama agar menerima Aisyah sebagai menantu Mama.'' Ucap Fatih, masih dengan kepala menunduk dipangkuan Mama nya.
Dengan raut wajah datar, wanita tua itu menjawab pertanyaan putranya, semarah apapun kepada putra sulungnya itu, tetaplah masih ada rasa sayang di dalam hatinya.
''Ya.. berbahagialah seperti keinginanmu. Satu pinta Mama, walaupun kau sudah menikah, jangan pernah lupakan Mama sebagai Ibu kandungmu, jangan pula karena terlalu menyayangi istrimu, kau melupakan fitrah mu sebagai putraku! itu saja. Selebihnya selamat menempuh hidup baru.'' ujarnya seraya mengusap kepala Fatih dengan sayang.
''Terimakasih Ma...'' sahut Fatih. Wanita tua itu mengangguk. Tapi tetap raut wajah datar.
Rani yang mendengar ucapan Budenya itu, hatinya sedikit tersentil. Ia merasa jika hidupnya tidak akan mudah, karena Budenya yang ternyata sudah menjadi Ibu mertuanya itu, tidak bisa menerima kehadiran nya.
Saatnya Rani yang sungkeman kepada wanita tua itu.
''Bude... terimakasih karena sudah menerima Rani sebagai menantu di dalam keluarga kalian. Rani harap, Bude bisa menerima Rani apa adanya. Doakan semoga pernikahan kami langgengnsampai maut memisahkan.'' ucap Rani.
Wanita tua itu berdehem, tidak menyahuti ucapan Rani. 'Enak saja, kau mau bahagia! Takkan pernah ku biarkan hidupmu bahagia menikah bersama putraku! Kau berharap bersama dengan putra ku sampai mati?? Heh! Aku tidak akan pernah mengijinkan nya! Aku yang akan memisahkan kalian berdua. Tunggu tanggal mainnya!' gumam wanita tua itu di dalam hatinya.
Rani tau, jika ia tidak diterima dalam keluarga itu. Tapi, demi mencari bukti tentang kecelakaan yang merenggut nyawa ayahnya, ia terpaksa masuk dalam keluarga itu.
Sekarang mereka bergantian sungkeman kepada Ayah Fatih. Pakde Rustam.
''Pa.. terimakasih karena telah menyetujui Fatih menikah dengan Rani. Yang ternyata keponakan Papa sendiri, putri dari Paman Alam. Doakan Fatih, semoga kami selalu bahagia, dan hanya maut yang dapat memisahkan kita berdua. Fatih, mohon doa restunya Pa..'' pinta Fatih, masih dengan kepala menunduk di hadapan Papanya.
''Ya.. Papa merestui kalian berdua. Selamat menempuh hidup baru. Semoga Rahmat Allah selalu menyertai kalian berdua.'' ucapnya dengan sedikit senyum smirk di bibirnya.
Senyuman itu tertangkap oleh seseorang disana yang sedang menatap mereka berdua.
'Apa yang sedang Papa dan Mama rencanakan??' bisik hati Reza.
Sekarang giliran Rani yang meminta restu.
''Pakde.. terimakasih karena telah menerima Rani. Rani berharap, pakde menerima Rani sebagaimana paman Ali menerima Rani sebagai keponakan nya. Doakan Rani agar selalu bahagia hidup dengan Bang Fatih.'' ucap Rani masih dengan menunduk di hadapan Pakde nya.
''Ya... berbahagialah,'' sahut Pakde Rustam.
Rani mengernyitkan dahinya. 'Ada apa? kenapa? Seolah seluruh keluarga Bang Fatih tidak menerima kehadiran ku?? Apakah ini hanya perasaan ku saja?' bisiknya dalam hati.
Setelah selesai, Rani bangkit dan menuju Bude Risma. Bude Risma tersenyum melihat Rani mendekati nya.
''Bude.. terimakasih karena sudah Rani merawat selama ini.. Rani minta maaf jika ada perkataan dan perbuatan Rani yang menyinggung Bude. Doakan Rani agar selalu tetap bahagia.'' ucap Rani.
Bude Risma mengangkat Rani dan memeluknya erat. ''Nggak sayang.. selama kau menjadi ponakan Bude, selama itu juga kau tidak melakukan kesalahan apapun terhadapku. Jadi jangan berkecil hati. Bude mendoakan mu semoga kalian berdua selalu bahagia, mawadah warohmah. Semoga Rahmat Allah, selalu menyertai kalian berdua.'' sahut Bude Risma.
Mereka berdua berpelukan dengan erat, Fatih yang melihat nya tersenyum bahagia. Dirinya begitu senang, karena telah menikahi Rani yang ternyata adalah sepupunya sendiri
Dan juga gadis kecil dimasa lalu, yang telah mencuri hati nya.
Rani dan Fatih masih saja sungkeman kepada seluruh keluarganya. Pakde Karwo, paman Ali, serta para tetua disana dan juga Pak penghulu yang ternyata adalah sahabat almarhum Ayah nya.
Setelah selesai, tinggal satu orang lagi yang belum yaitu Ibunya, Sarasvati. Bude Risma bangun dan masuk ke dalam kamar Ibunya Rani dan membawa beliau keluar. Untuk melakukan sungkeman kepada nya.
''Dek... ayo kita keluar? Rani sudah menikah dengan Fatih. Kamu harus ikhlas ya? Karena ini adalah suratan takdirnya Rani. Kita tidak bisa menolaknya. Kamu dengarkan, Dek?? Ayo kita keluar.'' imbuh Bude Risma.
Sedangkan ibunya Rani menatap datar padanya. Sesampainya diluar, Rani tersenyum melihat Ibunya. Demikian juga dengan Fatih.
Tapi tidak dengan dua orang disana. Mereka mematung, saat tatapan mata yang sedingin es itu menghujam jantung mereka.
''Di-dia..''
💕
Maaf ya lama updatenya.. tapi tenang hari ini othor ganti dengan tiga bab ya!
Tunggu aja!
Semoga kalian suka!
Like dan komen nya jangan lupa!
Hihihi ngarep banget ya othornya??
TBC
Assalamualaikum Thor lanjuuut...