Buta sejak lahir dan diasingkan dari keluarga, Nola Neilson kehilangan sosok ibu yang mencintainya. Ayahnya menikah dengan selingkuhan dan membawa anak-anak haram ke dalam rumah. Meski mengalami kekerasan, dia tidak pernah marah sedikit pun.
Ketika Nola dibawa pergi dari lubang neraka keluarga Neilson oleh pelindung mendiang ibunya, dia dijodohkan dengan Halbert Jefford—bos mafia yang mencuci tangannya dengan darah sepanjang hidupnya.
Jangan pernah membuat gadis itu marah karena akibatnya akan fatal. Meski Nola buta, dia mampu melihat mereka dengan kemampuan Supernatural nya. Bisakah Nola hidup berdampingan dengan Halbert yang dingin dan kejam?
Halbert tidak percaya adanya keberuntungan di dunia ini tapi dia mulai mempercayai keberuntungan yang diberikan istrinya .....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Risa Jey, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mengganggu Hari Baik Bos
Apa yang dikatakan Halbert tidak salah. Dia selalu memiliki kasih sayang yang tinggi pada seseorang atau orang lain, siapapun itu. Nola berpikir, selama dirinya patuh dan tidak membuat mereka sakit kepala, kaisar sayang itu akan datang.
Tapi bukannya kasih sayang untuk mendukungnya, Chelsea bahkan ingin dirinya mati.
Halbert duduk di sampingnya dan melihat cedera di lengan kiri Nola. "Seandainya kamu tidak tertembak, aku sudah lama menidurimu," katanya.
Dia pria normal yang ingin mencoba berhubungan intim dengan wanita. Awalnya dia adalah pria yang tidak suka didekati wanita. Pernah satu kali berpacaran tapi hubungan itu dingin dan tidak terawat. Tidak ada adegan tidur atau ciuman, sangat menyedihkan. Tak lama akhirnya putus.
Halbert tidak berpengalaman memanjakan wanita jadi tidak ada satu pun wanita yang bakal betah dengannya. Kecuali jika mereka mengandalkan wajah, yang sedang kekuasaannya.
Nola menatap Halbert yang ada di sebelahnya. "Apakah kamu ingin melakukannya?" tanyanya gugup.
"Kamu sakit, lupakan saja. Tunggu kamu sembuh," jawab nya enteng. Walaupun Halbert ingin mencicipinya, belum terlambat untuk menunggu luka tembak gadis itu sembuh.
Nola terlihat gugup dan dalam pikirannya, dia khawatir Halbert akan kesal dan kecewa karena tidak bisa melayani.
Dia tanpa sadar menyentuh lengan pria itu. "Kamu ... Kamu tidak apa-apa melakukannya padaku. Ini hanya lengan kiriku yang sakit, bukan tubuhku yang lain. Aku ... Aku akan berhati-hati," katanya malu-malu.
Dia belum pernah melihat adegan seperti itu. Ning sepasang mata abu-abunya terlibat jernih.
Napas Halbert sedikit mandek. Dia tidak lagi munafik. "Jangan menyesalinya."
Halbert dengan hati-hati meletakkan gadis itu di tempat tidur. Dia mencium bibir ranum gadis itu. Awalnya lembut dan tidak terlalu memikirkan. Tapi lama kelamaan, Halbert merasa jika bibir gadis itu sangat lembut dan memiliki rasa ketagihan.
Ciuman yang awalnya lembut menjadi sedikit berapi-api. Nola tidak pernah berciuman sebelumnya dan dia jelas kaku. Namun Halbert tidak mempermasalahkannya.
Salah satu tangan pria itu menyusup ke dalam sweater tang dipakai Nola. Dan telapak tangannya yang sedikit kasar menyentuh kulit lembut Nola, menimbulkan tidak di pikirannya.
Nola sedikit mengerang kecil ketika salah satu buah berisinya diremas oleh tangan besar Halbert. Wajahnya memerah saat ini dan tubuhnya menjadi tidak nyaman.
"Kamu harus menumbuhkan sedikit daging di sini agar lebih nyaman meremasnya," bisik Halbert sedikit tak senonoh.
Nola tidak menanggapi dia menggigit bibir bawahnya.
Bibirnya sedikit kering saat ini dan jelas dia tidak haus. Tapi aroma tubuh gadis ini membuatnya nyaman. Tubuh bawahnya sedikit menegang hingga celananya sedikit ketat. Untuk pertama kalinya, Halbert merasa malu.
"Halbert, bisakah kamu menyentuh wajahmu?" pinta Nola.
"Apakah kamu ingin, aku jelek atau tidak?"
"Tidak, bukan seperti itu. Aku tahu kamu tampan. Kamu tampan dan mata birunya sangat indah," jawab Nola.
Halbert menyipitkan mata. Gadis ini bahkan tahu jika matanya berwarna biru? Bagaimana cara mengetahuinya.
"Kamu bisa menyentuhnya." Halbert mengarahkan tangan gadis itu ke wajahnya.
Nola yang berbaring perlahan menyentuh kulit wajah yang halus, kelopak mata, alis, hidung, bibir bahkan dagu yang telah dicukur halus. Bibir pria itu tipis dan terasa sangat bagus. Sekilas saat menyentuh wajahnya, Nola tahu jika Halbert sangat tampan.
"Apakah kamu puas?" bisik pria itu.
"Ya. Ini tampan," jawabnya.
Halbert tidak menimpali dan pikirannya masih tertuju pada tubuh gadis itu. Dia menciumnya kembali dan memberikan ciuman panjang di leher jenjangnya hingga meninggalkan bekas kemerahan ambigu.
Sayangnya, Halbert yang baru saja melepaskan sabuk tiba-tiba mendapatkan ketukan pintu dari luar. Wajahnya sedikit gelap dan api jahat di hatinya segera padam.
Nola juga tidak membayangkan jika seseorang akan datang saat ini.
"Halbert," katanya.
Halbert tidak berdaya. "Aku akan mengecek siapa yang datang."
Halbert turun dari tempat tidur dan membuka pintu sedikit. Ternyata itu adalah Frangky.
"Bos—" Frangky terkejut melihat ekspresi Halbert yang tidak bersahabat saat melihatnya. Seolah-olah dia baru saja menganggu perbuatan baiknya.
Awalnya Frangky semangat untuk melaporkan beberapa berita. Tapi kali ini dia mungkin bukan hanya mengganggu perbuatan baik di hari pernikahan bosnya, tapi juga kehilangan gaji.
"Lebih baik kamu memiliki informasi yang penting. Jika tidak, kemasi barang-barang mu dan terbangkan ke Afrika untuk menjaga zebra!"
Frangky ingin terjebak di hatinya. "Bos, ini ... Ini penting!" katanya sedikit pucat. "Taun muda keluarga Neilson datang untuk membawa nona Chelsea dan membuat keributan di lantai bawah ...."
"Hanya karena ini?" Halbert kesal.
Hanya untuk menyampaikan masalah ini, keluarga Neilson harus berulang kali memastikannya. Gelisah sepanjang hari membuat keluarga Neilson tidak bisa tidur dengan baik.
Meski Halbert tidak jadi melakukannya, dia masih memiliki beberapa nasihat dari kakeknya di telepon.
mampir yuk ke novel ku juga☺❤