NovelToon NovelToon
Pelangi Berselimut Awan

Pelangi Berselimut Awan

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Badboy / Perjodohan / Cintamanis / Patahhati
Popularitas:35.8M
Nilai: 4.9
Nama Author: Kolom langit

Siapkan kanebo kering untuk menyeka air mata!

"Aku kecewa karena suamiku sendiri berniat menjandakan aku demi membahagiakan wanita lain."

Pelangi Faranisa, seorang gadis taat agama yang dijodohkan dengan pria brutal. Di malam resepsi pernikahan, ia dipermalukan oleh suaminya sendiri yang pergi tanpa permisi dan lebih memilih mabuk-mabukan.

Pemberontak, pembangkang, pembuat onar dan pemabuk berat. Itulah gambaran sosok Awan Wisnu Dewanto.

"Kamu tidak usah terlalu percaya diri! Aku tidak akan pernah tertarik denganmu, meskipun kamu tidak memakai apa-apa di hadapanku!" ~ Awan

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kolom langit, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Memperbaiki Kesalahan

Tubuh Awan seperti membeku. Untuk pertama kali, Pelangi mengungkapkan rasa sakit yang selama ini terpendam. Tiada sepatah kata pun yang dapat terucap dari mulut Awan. Bahkan untuk menatap mata Pelangi pun, ia merasa malu. 

“Pelangi, Aku—” 

“Tadi pagi aku juga menemukan noda lipstik dan aroma parfum wanita di pakaianmu.” 

Awan semakin terkejut. Ternyata kebohongannya semalam telah diketahui Pelangi. Maksud hati berbohong agar tak semakin menyakiti Pelangi. Tetapi justru hanya menambah deretan luka yang pernah ia ciptakan. 

Pelangi menjatuhkan tubuhnya di tepi tempat tidur, membuat Awan memilih berjongkok di hadapannya. “Kalau itu aku bisa jelaskan. Ini tidak seperti yang kamu pikirkan.” 

“Apa yang perlu kamu jelaskan, Mas? Bahwa kamu meninggalkan istrimu di malam hari untuk bersama wanita lain?” 

“Aku hanya mengantar Priska pulang ke apartemennya karena dia mabuk. Setelah itu aku langsung pulang ke rumah.” 

“Priska? Wanita yang fotonya kamu pajang di rumah? Bukankah kamu pernah bilang bahwa dia adalah satu-satunya wanita yang kamu cintai?” Sebuah pertanyaan yang membuat Awan merasa malu untuk menjawabnya. “Dan semalam kamu bersamanya?” 

Hati Awan mencelos. Haruskan ia jelaskan bahwa semalam dirinya hampir saja jatuh ke dalam lubang dosa yang dalam karena rayuan Priska? Awan menunduk seraya menghela napas panjang. 

“Aku memang pernah berkata begitu. Tapi aku bersumpah, semalam tidak terjadi apapun antara aku dan Priska.”

Senyum Pelangi terlihat pahit. “Tidak apa-apa. Lagi pula terjadi apa-apa atau tidak, bukankah pada akhirnya kamu tetap akan meninggalkan aku?” 

Awan semakin malu rasanya. 

“Apa yang bisa kulakukan untuk memperbaikinya?” 

“Tanyakanlah kepada dirimu sendiri, Mas. Orang yang benar-benar sadar akan kesalahannya sendiri tahu apa yang harus dilakukan untuk memperbaikinya.” 

..........

Awan berdebar saat membaringkan tubuhnya di samping Pelangi. Sejak menikah, ini adalah pertama kalinya mereka tidur seranjang.

Sebenarnya tadi Awan ingin tidur di lantai dengan beralaskan karpet, namun Pelangi melarang karena khawatir suaminya akan sakit jika tidur di lantai. Alhasil, mereka pun tidur di ranjang yang sama, meskipun ada bantal guling yang menjadi penengah. 

Awan menatap dalam wajah polos yang telah lelap dalam tidurnya itu. Ia seperti terhanyut. Wajah Pelangi tampak sangat damai tanpa beban meskipun Awan tahu ia terluka dengan sangat dalam. Istri mana yang akan tahan dengan suami yang mencintai wanita lain? 

“Maafkan aku, Pelangi. Aku akan berusaha memperbaiki semuanya dan menebus kesalahanku. Agar aku bisa menjadi layak untuk kamu.” 

Awan melamun menatap langit-langit kamar. Memikirkan ucapan Pelangi tadi. Tidak ada lagi kebimbangan di dalam hatinya.

..........

"Mas, bangun!"

Sayup-sayup Awan dapat mendengar suara lembut yang membangunkannya. Pria itu menggeliat pelan dalam balutan selimut, lalu kemudian perlahan membuka mata. Sosok yang terbalut pakaian serba putih dalam pencahayaan kamar temaram berhasil mengejutkannya.

"Aaa!" teriak Awan langsung bangkit dan bersandar di tempat tidur. Ia menatap sosok yang berdiri di hadapannya yang ternyata adalah Pelangi. Awan bernapas lega, ia baru ingat sedang menginap di rumah sang mertua.

"Maaf, aku terkejut. Aku pikir ...."

"Hantu? Waktunya shalat subuh. Ayah menanyakan Mas," ucap Pelangi.

Awan mengusap wajahnya kasar. Padahal matanya masih sangat mengantuk, tetapi harus terbangun untuk menjalankan ibadah subuh bersama, yang mana adalah kebiasaan di rumah mertuanya.

"Iya, aku akan bangun."

Seperti semalam, untuk ke dua kalinya Awan shalat berjamaah dengan Zidan sebagai imam. Lagi-lagi sang adik ipar menyelamatkan harga dirinya di hadapan mertua. Karena Ayah Ahmad sempat memintanya menjadi imam.

_

"Makan yang banyak Nak Awan. Maaf, makanannya sederhana," ucap Ibu Humairah.

Awan melahap menu sarapan dengan nikmat. Suasana hangat di rumah itu membuat selera makannya meningkat.

"Enak, Bu."

"Itu Pelangi yang masak."

Awan melirik Pelangi dengan seulas senyum tipis. Masakan Pelangi diakuinya memang selalu enak.

Selepas sarapan, Awan kembali ke kamar. Ia harus segera mandi dan berangkat ke kantor. Untungnya tak perlu kembali ke rumah untuk berganti pakaian, karena dirinya selalu menyediakan pakaian ganti di mobil.

"Pelangi!" panggil Awan dari arah kamar mandi.

Pelangi yang sedang menyapu di ruang tamu langsung masuk ketika mendengar panggilan suaminya.

"Ada apa, Mas?" tanyanya sambil berdiri memegang sapu di depan pintu kamar mandi.

"Aku lupa bawa handuk! Bisa tolong ambilkan?"

Satu hal yang merepotkannya, kamar mandi di rumah Pelangi hanya ada satu, yaitu di dekat dapur. Dan sudah merupakan kebiasaan Awan yang selalu lupa membawa handuk ke kamar mandi.

"Iya, sebentar aku ambilkan."

Pelangi pun kembali ke kamar mengambilkan handuk untuk sang suami. Ketika Awan keluar, Pelangi menunduk malu saat melihat bentuk tubuh suaminya yang hanya terbalut handuk.

Awan bergegas kembali ke kamar Pelangi yang letaknya paling ujung. Melewati ruang keluarga, di mana Ayah Ahmad sedang menikmati secangkir kopi dengan sebuah koran di tangannya.

Sontak pria paruh baya itu terkejut melihat punggung sang menantu yang dipenuhi dengan tato.

"Astaghfirullahaladzim," gumamnya dalam batin. Ia hanya melirik Zidan, namun tak memberi komentar apapun.

Berbeda dengan Zidan yang sudah tak heran lagi. Pemuda itu pun berusaha bersikap santai di hadapan sang ayah.

"Jangan dipikirkan, Ayah! Ingat, Ayah punya riwayat jantung."

Zidan yang tadinya ingin mengadukan kondisi rumah tangga kakaknya mengurungkan niatnya mengingat sang ayah yang memiliki riwayat jantung.

Ayah Ahmad menatap Zidan. "Apa kamu tahu sesuatu yang ayah tidak tahu?"

...........

1
Surati
bagus
Nuri Nurazizah
nanti jga di bkin bucin tuh si awan sma pelangi
Nuri Nurazizah
awan nya sedang kelabu
Andreas Affandi
Luar biasa
Janah Selaluinginsetia
Kecewa
Dinarkasih1205
Luar biasa
Dinarkasih1205
Lumayan
Marlianna Siregar
lanjutnya mana ya..?
Nurul Fatma wati
guntur beledek ni kyny
Laila Umroh
Luar biasa
fasalina 123
menarik
Nur Inayah
alurnya bagus dan banyak pelajaran yg bisa diambil
Julia Vanka
Luar biasa
nene Situmorang
mundur bangg
nene Situmorang
nyesel kan lo?
nene Situmorang
ngedumel trusss
nene Situmorang
tempur nih
nene Situmorang
kesindir dong
nene Situmorang
mission failed
nene Situmorang
beneran pernah kena sambar petir sih kek nya si guntur
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!