Kehancuran bagi seorang perempuan yang selalu menjaga kesuciannya, apabila mereka dinodai oleh seorang laki laki secara paksa.
Seorang gadis yang hidup sebatang kara adalah gadis malang yang berusaha untuk hidup hanya demi membuktikan kepada almarhum kedua orangtuanya jika dia bisa sukses.
Tapi suatu ketika, saat dia pergi untuk melamar pekerjaan tapi sayang sekali, hanya karyawan OB yang masih kurang dan Gadis tersebutpun tidak menolaknya.
Soreh hari dimana karyawan sudah pulang, Gadis tersebut masih setia disana, membersihkan satu per satu ruangan, tapi dia memasuki ruangan yang tidak ia ketahui bahwa itu adalah kamar CIO.
Gadis malang tersebut membaringkan badannya di kasur empuk tersebut hingga dia tak sengaja tertidur.
Seseorang masuk dengan keadaan mabuk berat, dia dengan nafsunya melihat wanita yang sedang tidur di tempat tidurnya, dengan mata yang sudah dipenuhi nafsu dan amarah dia memperkosa gadis tersebut dalam keadaan tidak stabil.
"Dasar pria brengsek,!" teriak gadis malang tersebut.
"Aku minta maaf, aku sungguh tidak sengaja," jawab laki-laki tersebut.
"Aku dalam keadaan mabuk berat tadi malam," lanjut pria tersebut.
apakah kisah mereka seperti apa, jika anda penasaran langsung baca.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon thalib, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Gavin kesal
Naya membuka pintu, dikagetkan oleh Ayyan yang sedang tidur ditengah kadua anak kembar yang masih nyenyak sambil memeluknya.
Naya mengambil ponselnya dan memotret mereka dan melangkah ke arah ruang tamu, dia mengerti mengapa Aila sedari tadi bingung.
Naya kembali melangkah ke ruang tamu, dengan wajah sedikit senyum manis.
“Kamu tidak jadi membangunkan kembar,?” tanya Mami Karla.
“Sepertinya mereka masih sangat nyenyak,” jawab Naya dan kembali duduk.
Aila hanya diam tidak bisa berkata apa-apa lagi, dia menatap Naya yang tersenyum kepadanya, membuat Aila langsung menghembuskan nafasnya pelan.
“Tadi malam Zean dan Dean memaksanya untuk menginap, dan dia pun ikut tertidur, jadi aku tidak membangunkannya karena mereka berdua pasti akan ikut bangun dan ngamuk,” ucap Aila membuat mereka menatap Aila bingung.
“Kak Ayyan masih tidur dengan mereka,” ucap Naya membuat mereka semua kaget bukan main kecuali Gavin yang malah kesal.
“Kenapa dia melupakanku, dia enak tidur disini sedangkan badanku sakit semua tidur di mobil,” ucap Gavin.
Seseorang datang membuat mereka mengalihkan pandangan mereka.
“Davina, kemarilah dulu,” ucap Aila dan di angguki olehnya.
Gavin menatap perempuan tersebut mengingat-ingat jika dia pernah melihatnya.
“Dia yang bersama si kembar di taman dulu bukan.?” Gumam Gavin.
“Perkenalkan, dia Davina teman kerjaku,?” ucap Aila.
“Kamu tidak diragukan dalam menemukan sahabat Aila, kamu sangat pintar mendapat sahabat yang baik,” ucap Naya.
“Hai, perkenalkan saya Naya temannya Aila,” ucap Naya.
“Davina,” ucap Davina sopan.
Merekapun saling berkenalan satu sama lain terkahir Gavin yang sangat kaku dalam berkenalan dengan wanita.
“Apa kalian tidak akan terlambat bekerja,?” tanya Mami Karla membuat Aila melihat jam tangannya.
“Pergilah duluan, kami yang akan menunggu mereka,” ucap Papi Andhra.
“Aduh, maaf merepotkan sekali lagi,” ucap Aila.
“Kenapa minta maaf, kami malahan yang berterimakasih bisa bermain dengan mereka,” ucap Mami Karla.
“Tapi mereka belum mandi, aku akan membangunkan mereka dulu dan memandikannya,” ucap Aila.
“Tidak usah, biar Mami yang memandikan mereka nanti,” ucap Mami Karla.
“Beneran tidak merepotkan kan,?” tanya Aila yang sudah sangat buru-buru.
“Tidak sama sekali,” jawab Mami Karla.
“Kalau begitu nanti suruh mereka makan saja ya, Aila sudah masak untuk mereka, jika kalian mau makan, makan saja, tadi saya memasak banyak,” ucap Aila membuat Gavin cengengesan gak jelas.
“Terimakasih Nona,” ucap Gavin yang mendapat tatapan tajam dari mereka semua.
“Kalau begitu kami permisi dulu,” ucap Aila dan di angguki oleh mereka semua.
Saat Aila dan Davina pergi, Gavin langsung berdiri ingin melangkah ke dapur tapi langsung di tahan Maminya.
“Kamu mau kemana,?” tanya Mami Karla.
“Gavin sungguh lapar Mi, Gavin mau makan duluan saja,” ucap Gavin membuat nya mendapat omelan.
“Diam lah, tunggu Cucuku habis mandi baru makan bersama mereka,” ucap Mami Karla.
Tak lama setelah itu Ayyan keluar dengan mata sipitnya menggendong kedua kembar yang masih memeluknya dengan kepala yang bersender di kedua bahu Ayyan.
Mami Karla yang melihatnya langsung melangkah kesana dengan wajah sangat senang, ingin mengambil mereka tapi kedua bocah tersebut tidak mau, masih memeluk leher Ayyan dengan erat.
“Ayo sayang, Mandi kata Mommy kalian,” ucap Mami Karla.
“Mau cama Daddy,” ucap Zean dengan suara pelan.
Ayyan menatap Maminya dengan tatapan panik, dia tidak pernah memandikan seorang anak kecil seumur hidupnya.